Rabu, 10 Maret 2021

Insiden Sakai : Ketika Para Pelaut Perancis Dibantai oleh Samurai Jepang

 Insiden Sakai : Ketika Para Pelaut Perancis Dibantai oleh Samurai Jepang


Kala itu di pelabuhan Sakai, Osaka, Jepang pada tanggal 8 Maret 1868, para prajurit Samurai yang tengah berjaga di pelabuhan melihat sebuah kapal asing berlabuh di sana. Dari kapal tersebut, datanglah sekelompok orang asing menaiki sebuah perahu untuk naik ke daratan. Karena saat itu di Jepang tengah menerapkan slogan politik Sonno joi(yang artinya “Hormati Kaisar, Usir Orang Barbar”), mereka sangat anti terhadap kedatangan orang-orang asing. Alhasil, para Samurai itu langsung melompat ke atas perahu dan membantai 11 orang asing tersebut.

Kejadian tersebut berhasil diredakan tak lama setelahnya. Rupanya, kapal yang berlabuh di dekat pelabuhan itu adalah kapal Dupleix, sebuah kapal perang milik armada laut Perancis. Kedatangan mereka ke Jepang sama sekali bukan untuk berniat buruk, mereka hanya datang untuk mampir saja, sembari membeli perbekalan yang sudah menipis. Melihat anak buahnya dibantai, Kapten kapal tersebut yang bernama Abel-Nicolas Bergasse du Petit-Thouars murka. Ia tidak terima kalau anak buahnya dibunuh tanpa sebab yang jelas.

Insiden Sakai : Ketika Para Pelaut Perancis Dibantai oleh Samurai Jepang

Kapal Dupleix

Insiden Sakai : Ketika Para Pelaut Perancis Dibantai oleh Samurai Jepang

Abel-Nicolas Bergasse du Petit-Thouars

Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, pemerintah Jepang pun langsung bertindak tegas dengan menangkap 29 orang prajurit Samurai yang rupanya berasal dari klan Tosa. Dari 29 orang pelaku, 9 orang dimaafkan, baik oleh pihak Pemerintah Jepang maupun armada laut Perancis, sehingga jumlahnya menjadi 20 orang. Nah, 20 orang ini dihukum oleh pemerintah Jepang untuk melakukan ritual Seppuku/Harakiri di depan umum. Singkat cerita, hari eksekusi pun digelar di depan kuil Myokoku-ji. Dalam ritual tersebut, pihak Perancis turut hadir untuk menyaksikan jalannya ritual Seppuku/Harakiri untuk pertama kalinya. Satu per satu pelaku pun mulai membelah perutnya sendiri di depan umum. Pihak Perancis mengaku terkejut dan jijik dengan cara para Samurai melakukan Seppuku/Harakiri tersebut. Saat pelaku ke-12 hendak menghabisi nyawanya sendiri, pihak Perancis langsung meminta para petinggi Jepang untuk menghentikan jalannya eksekusi. Mereka juga meminta untuk memaafkan dan membebaskan 9 orang pelaku yang tersisa, karena menurut mereka, jumlah korban dari pihak Jepang sudah impas dengan jumlah korban dari pihak Perancis. Dari 20 orang pelaku, hanya 11 orang yang mati dan 9 orang lainnya dibebaskan. Selain menangkap para Samurai, pemerintah Jepang juga memberikan biaya ganti rugi kepada Perancis sebesar $150.000.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Insiden Sakai : Ketika Para Pelaut Perancis Dibantai oleh Samurai Jepang

Kuil Myokoku-ji

Dari salah satu sumber yang Ane baca, konon katanya kunjungan para pelaut Perancis tersebut ada yang sampai melanggar tata tertib yang berlaku di sana. Katanya mereka bersikap seenaknya dengan masuk ke kuil dan rumah warga sembarangan, bahkan sampai menggoda para wanita yang berlalu lalang. Intinya kehadiran para pelaut itu membuat resah para warga. Namun, pihak Perancis membantah tersebut. Mereka berbuat seperti itu sebetulnya bermaksud untuk mencari informasi tentang tempat yang mereka kunjungi itu, namun karena keterbatasan bahasa, terjadilah kesalahpahaman antara pihak Perancis dan Jepang. Dan terjadilah peristiwa tersebut.

Sumber lain mengatakan kalau kedatangan armada laut Perancis ke Jepang adalah dengan maksud untuk membangun hubungan diplomatik antara kedua belah pihak. Namun, diduga karena slogan yang Ane sebutkan tadi, maka proses berjalannya hubungan diplomatik tadi terganggu. Di tengah-tengah negosiasi, kejadian pembantaian yang dilakukan oleh para Samurai pun terjadi. Konon katanya, jauh sebelum kedatangan Perancis ke Jepang, sempat ada perselisihan internal antara para petinggi Jepang. Ada yang menolak dengan keras hubungan kerja sama antara Jepang dengan negara asing dan ada yang ingin menjalin hubungan diplomatik dengan negara asing. Keputusan untuk menjadikan negara Jepang sebagai negara yang terbuka dengan negara-negara asing pun dipilih, namun mereka yang tidak suka dengan pilihan tersebut, memutuskan untuk merekrut para Samurai untuk menghabisi nyawa siapapun orang asing yang datang ke Jepang. 

Faktanya, kejadian serupa juga dialami oleh 2 orang asing yang datang ke Jepang. Yang pertama adalah seorang diplomat asal Amerika Serikat bernama Henry Heusken. Ia dibunuh oleh tentara Jepang di wilayah Edo pada tahun 1860. Pada tahun 1862, seorang pedagang asal Inggris bernama Charles Richardson juga tewas dibunuh saat mengunjungi Pulau Kyushu. Konon katanya, Charles dibunuh karena sikapnya yang tidak sopan dengan warga setempat, namun pernyataan tersebut masih belum diketahui kebenarannya. 

Insiden Sakai : Ketika Para Pelaut Perancis Dibantai oleh Samurai Jepang

Mercusuar Paling Bersejarah di Sakai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar