Suasana pagi yang tenang, kehidupan di kota itu baru sahaja menggeliatRakyat jogja sedang mempersiapkan diri untuk aktivitasnya hari ini 19 desember 1948Tepat jam 5 pagi tiba tiba tanpa diduga duga rakyat dikejutkan dengan deru belasan pesawat tempur di atas langit yogya disusul suara ledakan keras di lapangan udara maguwoAlert....! Ibukota diserangDari angkasa terlihat titik titik hitamPasukan musuh menyerbu maguwo2 kompi speciale tropen diterjunkan dari puluhan pesawat dakotaOperatie kraai oleh tentara penjajah dimulai di pagi yang tenang itu, menjadi kelam seketikaOperasi militer terhadap wilayah negara yang syah, melanggar perjanjian yang dibuat oleh penjajah sendiri di perjanjian renville 17 januari 1948Yang dimana belanda mengakui sepenuhnya wilayah Indonesia meliputi jawa tengah, yogya dan sumatera (itu kecil sekali jika dibanding sekarang gan)"Als ik een Nederlander was"Mereka yang pada dasarnya penjajah bahkan tak malu malu untuk menyerang negara medeka dalam tempo beberapa bulan setelah dibebaskan dari jajahan nazi Jerman, mereka lupa akan pahitnya dijajah negara lainNamun sangat disayangkan ternyata kita terlalu sangat percaya akan perjanjian, dan tidak menyangka serangan itu akan terjadi.....sebagai sejarah dan nasehat serta peringatan supaya negara menguatkan ketahanan negri dibidang apapun, terutama militernya dan tak pedulikan janji manis di perjanjian apapunKita merdeka bukan diatas janji janjiDari 150 tentara angkatan udara kita yang menjaga lapangan udara maguwo 40 tentara kita itu tewas, jangan lupakan ituPengkhianatan besar belanda terhadap janjinya di renvilleTentara kita yang menjaga ibukota sebenarnya lebih banyak dari para penyerang namun mereka masih gagap dalam menghadapi serangan pasukan komando yang menyerang secara dadakan dan sangat cepatTanpa perlawanan berarti belum sampai sore hari tentara belanda menguasai kota, kemudian ditengah tengah perkumpulan para tentara agresor itu, sang jenderal pemimpin operasi jenderal spoor mengacungkan jempol ke para tentaranya dan berteriak" Republik tinggal cerita! "Jenderal,ini justru awal perjuangan!Tiga abad lebih berjuang melawan penjajahan, tiga abad lebih kita berjuang melawan penindasan bangsa asing terhadap bangsa kitaSangat patutlah untuk kita sebagai warga dari salah satu bangsa di dunia yang memiliki sejarah paling panjang dalam meraih kemerdekaannyaBahwa kita harus senantiasa menghargai jerih payah perjuangan para pahlawan kita, bapak bapak dan ibu moyang kitaImam bonjol, martha tiahahu, patimura, cut nyak dien, diponegoro, sisingamangaraja dan yang lainSampai di era revolusi puncak menuju kemerdekaan, masa masa era genting akan bisa mempertahankan kemerdekaan kita atau hilang ditelan sejarahPara bapak pembela bangsa ir soekarno, bung hatta, soedirman, supriyadi, i gusti ngurah rai dan ribuan bapak pahlawan kita termasuk bapak soeharto jangan pernah lupakan jerih payah mereka ganTanpa mereka tak ada negara bernama Indonesia, negeri yang sudah 100% dilumpuhkan penjajah, wajar aja jika mereka menyerah kalah daan tundukMaka hari ini 19 desember pemerintah menetapkan sebagai hari bela negara Indonesia yang didasari atas terjadinya agresi militer belanda 2Hari ini, 74 tahun yang lalu19 desember 1948Muram menyelimuti seluruh negeriSetelah pertempuran demi pertempuran dari tahun 1945, ibukota Jakarta lepas dan ibukota Yogyakarta ditundukkan penjajah yang sangat menginginkan kembali berkuasa di tanah ibu pertiwi iniNamun semangat untuk tetap merdeka tetap bergeloraBung karno tak mau mengungsi ke negara lainPak dirman tak mau menyerah walau sakit parahBapak bapak kita tangguhTak lari berlindung seperti de gaulleTak menyerah seperti petainPerlawanan akan terus bergulirWe will not go down
Peringati Hari Bela Negara yang jatuh pada 19 Desember 2021 lalu, Kanwil Kemenkumham NTB melangsungkan Upacara pada Senin (20/12) diikuti oleh seluruh jajaran Kantor Wilayah dan jajaran Satuan Kerja se-kota Mataram.
Upacara diawali dengan mengheningkan cipta yang dipimpin oleh Inspektur Upacara, Haris Sukamto selaku Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham NTB. Dibacakan juga Pancasila serta pembukaan UUD 1945 dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar Bela Negara.
Dalam upacara ini, Haris juga membacakan amanat dari Presiden RI, Joko Widodo.
"Semangat Bela Negaraku, Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh, tema tersebut mengisyaratkan kita untuk terus mengobarkan dan mengimplementasikan sikap rela berkorban demi bangsa dan negara," buka Haris dalam amanatnya.
Haris juga menyampaikan bahwa tugas bela negara ini bukan hanya tugas TNI dan Polri semata namun juga seluruh warga negara, apapun pendidikan, profesi, dan pekerjaanya. Semua punya hak, semua punya kewajiban dan kesempatan yang sama untuk bela negara. Membela negara tidak hanya dilakukan dengan kekuatan senjata dan berperang, namun juga dengan upaya politik maupun diplomasi.
"Jadikan momentum hari bela negara untuk meningkatkan semangat dalam membela negara dan membangun bangsa. Mari kita tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang kuat, tidak hanya mampu menghadapi perang terhadap COVID-19 tetapi bangsa yang mampu memanfaatkan kesulitan menjadi sebuah lompatan kemajuan," tutup Haris.
Perlu diketahui "Hari Bela Negara" yang ditetapkan pada tanggal 19 Desember, didasari atas adanya peristiwa sejarah 73 tahun lalu, yakni Agresi Militer Belanda II yang terjadi pada 19 September 1948.
Berdasarkan amanat Presiden Soekarno, maka dibentuklah Pemerintah Darurat Republik Indonesia "PDRI" di Padang, Sumatera Barat dan tampuk kekuasaan pun didelegasikan ke Syafruddin Prawiranegara, saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran RI. Dengan adanya PDRI tersebut, Indonesia berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia masih ada, eksis dan berdaulat. PDRI menjadi salah satu tonggak sejarah penting bagi Republik Indonesia yang perlu dikenang dan diperingati.
Copyright © 2022 Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia