Senin, 31 Agustus 2020

Kalau Ada Orang Ingin Meminjam Uang Padamu, Jawablah Seperti Ini…!

Orang yang mau meminjamimu uang, adalah pahlawanmu.

Apabila orang tersebut memberimu pinjaman tanpa syarat, maka ia adalah pahlawan tertinggi di antara pahlawan- pahlawanmu yang lain.

Sampai saat ini, pahlawan seperti ini tidak banyak.
Jika kamu sampai menemukan mereka, hargailah seumur hidupmu!

Orang yang bisa bersedia meminjamkan uang ketika kamu kesulitan, bukanlah karena ia punya banyak uang, tapi karena ia ingin menarikmu saat jatuh.

Yang dipinjamkannya kepadamu juga bukanlah uang, melainkan ketulusan, kepercayaan, dukungan dan kesempatan untuk kamu berinvestasi di masa depan.

Saya sangat berharap sobat- sobat sekalian jangan sekali- kali menginjak "kepercayaan", sekali orang lain kehilangan kepercayaan padamu, maka hidupmu pasti hancur!
Ingat, kepercayaan orang lain adalah harta seumur hidup!

Selain itu, tolong kamu catat perkataan di bawah ini:

1. Orang yang suka inisiatif mentraktir, bukanlah karena ia punya banyak uang, tapi karena ia memandang "pertemanan lebih penting" dari pada hartanya.

2. Orang yang suka mengalah saat bekerja sama, bukanlah karena ia takut, melainkan tahu apa artinya "berbagi".

3. Orang yang bersedia bekerja lebih keras dari orang lain, bukanlah karena ia bodoh, tapi karena mengerti apa artinya "bertanggung jawab".

4. Orang yang terlebih dulu minta maaf saat berdebat, bukanlah karena mengaku salah, melainkan tahu artinya "menghargai".

5. Orang bersedia membantumu, bukan karena berhutang, tapi karena menganggapmu sebagai "teman".

Sudah berapa banyak orang yang tidak memperhatikan logika ini? Sudah berapa banyak orang yang menganggap pengorbanan orang lain adalah "hal yang semestinya"?

Bila orang tulus berjalan, ia akan jalan sampai ke dalam hati.
Bila orang munafik berjalan, cepat atau lambat ia akan ditendang sampai keluar dari pandangan orang lain!

Bila pertemuan di antara manusia adalah jodoh, maka hal yang diandalkan hanyalah ketulusan dan kepercayaan!

Kamu mau menjadi orang seperti apa, semuanya adalah pilihanmu.

Percayalah, hubungan antar manusia harus mengandalkan kepercayaan!
Terserah kamu mau pinjam uang atau tidak, yang terpenting kamu harus memberikan kepercayaan👌


#Remindersrlf

Sabtu, 29 Agustus 2020

Bintang Film 'Black Panther' Chadwick Boseman Meninggal Dunia Karena Kanker

Kabar duka kembali datang dari industri film, Chadwick Boseman yang dikenal sebagai bintang film Black Panther baru saja menutup usianya pada 43 tahun karena kanker.

Boseman meninggal pada rumahnya di Los Angeles dengan istri dan keluarganya di sisinya. Boseman ternyata sudah mengidap kanker usus besar sejak 4 tahun lalu.

Bintang Film 'Black Panther' Chadwick Boseman Meninggal Dunia Karena Kanker

"Seorang pejuang yang hebat, Chadwick bertahan melewati itu semua dan membawa banyak film yang kalian semua suka," ujar keluarganya lewat pernyataan yang disampaikan pada akun Twitter resmi Chadwick Boseman.

"Sebuah penghargaan dalam kariernya membawa King T'Challa hidup dalam Black Panther. Keluarganya berterima kasih atas kasih dan doanya serta meminta untuk tetap menghormati privasi mereka dalam keadaan duka," tutup mereka pada pernyataan tersebut.

https://m.kumparan.com/playstoprewat...5uomMaDBP/full

90% Pasien Covid-19 di RSUD Klungkung tak bisa mencium bau

90% Pasien Covid-19 di RSUD Klungkung tak bisa mencium bau


KONTAN.CO.ID - KLUNGKUNG. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung, Bali, I Nyoman Kesuma mengatakan, hampir 90% pasien positif Covid-19 yang dirawat bergejala anosmia atau kehilangan indra penciuman. Pihaknya saat ini tengah merawat 39 pasien positif Covid-19.

Sementara 24 pasien suspek dan tiga orang dinyatakan sembuh dari Covid-19. "Kalau ada gejala penciuman menurun setelah diswab itu lebih 90% terkonfirmasi positif Covid-19. Tapi belum tentu semua yang positif penciuman hilang, tapi gejala penciuman hilang itu 90% positif yang ada di RSUD Klungkung ini," kata Kesuma, Sabtu (29/8).

Sementara gejala awal pasien Covid-19, biasanya lemas, sakit kepala, demam, batuk, dan rasa penciumannya kurang. Menurutnya, penciuman hilang karena Covid-19 menyerang saluran pernapasan khususnya di nasofaring. "Di sana ada saraf-saraf penciuman barangkali virus di situ berkembang biak kemudian juga reaksi dari tubuh terjadi peradangan sehingga saraf-saraf di situ jadi terganggu fungsinya," ujarnya.


Dia menjelaskan, rata-rata pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Klungkung Bali para lansia dan mempunyai penyakit penyerta (komorbid). "Itu banyak sesak nafas, kemudian batuk kering, nafsu makan (menurun) dan lemas. Yang paling banyak memang di atas (umur) 40 dan 50 ke atas (terpapar Covid-19)," ungkap Kesuma.

Karena itu, kepada masyarakat yang melakukan kontak erat dengan orang pasien terkonfirmasi positif Covid-19 agar menjalani isolasi mandiri. Kemudian, bila memiliki gejala agar segera ke rumah sakit dan puskesmas agar untuk tes Covid-19.

Jangan sampai terlambat ke rumah sakit jika mulai alami sesak nafas. "Kalau sesak, sudah gejala paru-paru kurang oksigen. Jadi, itu harus diberikan oksigen karena oksigen di udara itu tidak mencukupi untuk menurunkan sesak," ujar Kesuma.



Penulis: Kontributor Bali, Imam Rosidin

Editor: Dony Aprian 



Sumber : https://regional.kontan.co.id/news/9...-mencium-bau 

Berkenalan Dengan Panther, 'Si Pemburu Kapal Selam' Dari Skuadron Udara 400 TNI AL

Skuadron Udara 400 TNI AL merupakan Skuadron yang mulai aktif kembali, setelah lama tidak terdengar gaungnya. Selain matra darat, matra laut juga memiliki alutsista berupa helikopter dan pesawat terbang dibawah naungan Puspenerbal (Pusat Penerbangan Angkatan Laut). Skuadron ini biasanya melacak keberadaan kapal selam milik musuh. Untuk membantu tugas tersebut, maka akhir 2014 kemarin, TNI AL mendapatkan alutsista baru berupa 11 helikopter AKS (Anti Kapal Selam). Seperti judul tulisan ini, nama helikopternya sendiri adalah Panther. Mari kita simak pembahasannya bersama.



AS 565 MB Panther


Untuk menjaga wilayah laut Indonesia yang cukup luas, maka TNI AL tidak hanya mengandalkan kapal saja. Namun mereka juga melakukan patroli keamanan dengan menggunakan helikopter, sejak tahun 2007 TNI AL sudah mendapat kapal Sigma class. Namun helikopter yang diandalkan dari deknya hanya jenis NBO-105 yang biasa digunakan untuk misi intai jarak dekat dan juga SAR.


Melihat hal itu pada awal tahun 2014, menjelang akhir masa kepemimpinan Pak SBY. TNI AL mendapat alutsista baru berwujud helikopter yang bernama AS 565 MBe Panther. Helikopter multi peran yang bisa digunakan untuk memburu kapal selam, selama ini Skuadron 400 masih tertidur, karena tidak memiliki helikopter jenis AKS (Anti Kapal Selam).


Waktu itu TNI AL berencana membeli 11 unit helikopter, untuk menghidupkan kembali Skuadron 400. Helikopter pertama diperlihatkan didepan Presiden SBY pada hari Rabu (12/03/2014) di Komando Armada Timur, Dermaga Ujung, Surabaya. PT DI bekerjasama dengan Eurocopter dari Perancis dalam pengembangan rancangan helikopter ini, dimana keseluruham perakitan dan pemasangan senjatanya dilakukan di Bandung. Pengiriman helikopter akan dilangsungkan secara bertahap, dan selesai dikirimkan sekitar akhir tahun 2019 kemarin.


Berkenalan Dengan Panther, 'Si Pemburu Kapal Selam' Dari Skuadron Udara 400 TNI AL

Ilustrasi helikopter Panther menggunakan sonar HELRAS.

Sumber


AS 565 Panther adalah versi militer dari AS 365 N3 Dauphin, AS 365 merupakan jenis helikopter SAR yang kerap kali muncul diserial TV Baywatch. Sebagai versi militer, Panther mendapat beberapa perubahan, salah satunya pada bagian body menggunakan material komposit yang lebih kuat dan mampu meredam pancaran gelombang radar. Cat bodynya juga menggunakan cat khusus yang mampu mengurangi endusan sinar infrared.


Bagian ruang mesin mendapat perlindungan yang maksimal, seperti dilengkapi lapisan anti peluru. Bila terjadi konslet, Panther dilengkapi sistem pemotong kabel, sehingga mencegah terjadinya kebakaran yang fatal.


Heli ini mampu membawa 10 pasukan, dengan 2 kru sebagai pilot dan co pilot. Memiliki panjang mencapai 13,68 m dan tinggi 3,79 m serra berat kosongnya mencapai 2,3 ton. Panther memiliki berat lepas landas mencapai 4,3 ton. Body helikopternya selain menggunakan material komposit juga menggunakan glass fiber dan Nomex. Untuk menambah daya tahan sekaligus mengurangi berat helikopternya.


Berkenalan Dengan Panther, 'Si Pemburu Kapal Selam' Dari Skuadron Udara 400 TNI AL

Panther hendak mendarat di helideck KRI Sultan Iskandar Muda.

Sumber


Eurocopter AS 565 Panther merupakan helikopter kelas menengah-berat yang dirancang multifungsi untuk angkut pasukan, pendukung logistik, dan evakuasi medis. Versi angkatan darat disebut AS-56UB dan versi naval disebut AS 565 MB (tidak bersenjata) serta AS 565 SB (bersenjata). Pertama kali terbang pada tahun 1984 dan masuk masa produksi dua tahun kemudian, sebanyak 259 unit AS 565 Panther dipesan berdasarkan versi darat (181) dan versi naval (78) pada awal kemunculannya.


Selain membawa 10 pasukan, untuk evakuasi medis, Panther dapat membawa empat pasien dan satu dokter. Untuk angkut muatan berat, Panther dilengkapi dengan tali (sling) dengan kapasitas 1.600 kg. Sementara untuk menunjang misi SAR, dan menurunkan personel lewat tali, Panther dilengkapi perangkat penarik elektrik (electrical hoist) sepanjang 90 meter.


Berkenalan Dengan Panther, 'Si Pemburu Kapal Selam' Dari Skuadron Udara 400 TNI AL

Helikopter Dauphin milik Basarnas.

Sumber


Sebagai helikopter untuk TNI AL, bilah baling-baling utama Panther dapat dilipat secara manual dan dilengkapi dengan pin yang dapat dilepas dengan cepat. Baling-baling pada rotor utama terbuat dari serat karbon yang diperkuat dengan plastik berisi material Nomex. Sementara baling-baling pada ekor menggunakan teknologi Fenestron (fantail), dengan 11 blade yang memberi keselematan lebih tinggi bagi awak di darat, awak helikopter, maupun penumpang.




Sistem, Mesin dan Senjata yang Digunakan


Untuk navigasi, helikopter Panther menggunakan Thales Avionics. Sistem pengaman komunikasi militer dapat dipasang sesuai kebutuhan operator suatu negara. Untuk kelengkapan tempur elektronik, Panther dilengkapi antara lain: Thales TMV 011 Sherlock receiver, infrared jammer, serta flare decoy dispensers.


AS 565 Panther mengusung 2 buah mesin turboshaft Arriel 2N buatan Turbomeca, masing-masing menghasilkan daya mencapai 1.129 shp. Kecepatan terbang maksimum AS 565 MB Panther mencapai 278 km/jam dengan ketinggian terbang maksimum mencapai 5.865 m, dan hovering (melayang diam) hingga ketinggian 2.548 m. Kendali mesin dengan sistem digital memungkinkan starter mesin secara otomatis, menjamin operasional mesin sesuai batas akselerasi, torque dan suhu.


Berkenalan Dengan Panther, 'Si Pemburu Kapal Selam' Dari Skuadron Udara 400 TNI AL

Sumber Ilustrasi


Dngan empat tangki dibawah lantai dan satu di tengah fuselage, Panther memiliki kapasitas bahan bakar total 1.130 liter. Untuk jangkauan lebih luas, Panther dapat dilengkapi dengan auxiliary fuel tank dan ferry tank. Dapat menjalankan misi hingga jarak 820 km dengan bahan bakar standar, Panther bisa terbang selama 4 jam. Varian naval AS 565 Panther dioperasikan oleh Irlandia, Uni Emirate Arab, Islandia, Saudi Arabia, Israel, Meksiko, China, dan tentunya Perancis. Versi bersenjata dan tidak bersenjata dioperasikan oleh AD Brazil.


Varian helikopter Naval Warfare dari Panther ini tidak hanya digunakan untuk misi tempur antikapal selam(ASW/Anti Submarine Warfare), namun dapat digunakan menghadapi kapal perang permukaan (ASuW/Anti Surface Warfare). Untuk misi menghancurkan kapal selam, Panther dapat dibekali dengan torpedo ringan MK46 buatan Amerika Serikat atau jenis A.244/S Whitehead buatan Italia. Sedangkan jenis rudal antikapal permukaan yang dapat dibawanya adalah AS 15 TT buatan Perancis.


Berkenalan Dengan Panther, 'Si Pemburu Kapal Selam' Dari Skuadron Udara 400 TNI AL

Panther TNI AL dengan torpedo MK 46.

Sumber


Dari 11 unit helikopter, baru satu heli yang sudah dibekali sistem AKS (Anti Kapal Selam). Sementara awal tahun ini, TNI AL meminta upgrade 5 helikopter untuk dibekali sistem AKS. Dimana upgrade tersebut bisa dilakukan langsung oleh PT DI di Bandung. Salah satu sistem pemburu kapal selam yang dimiliki Panther adalah menggunakan dipping sonar buatan L-3 Ocean Systems, alat itu bernama DS-100 HELRAS (Helicopter Long Range Active Sonar).


Dalam sistem AKS di helikopter negara anggota NATO, sonar ini dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam. HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pada sistem Doppler dan rentang gelombang panjang, untuk mendeteksi keberadaan kapal selam dari jarak jauh. Perangkat ini dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan laut dalam dan dangkal.


Berkenalan Dengan Panther, 'Si Pemburu Kapal Selam' Dari Skuadron Udara 400 TNI AL

Ilustrasi sistem HELRAS.

Sumber


Untuk operasi sistem HELRAS DS-100 adalah dengan menurunkan sonarnya dari helikopter hingga masuk ke permukaan air (bahasa gampangnya, dicelup ke dalam laut). HELRAS DS-100 terdiri dari tujuh elemen proyektor dan delapan lengan hidrolik yang dapat dibentangkan hingga mencapai 2,6 meter saat akan dicelupkan ke laut. HELRAS mampu beroperasi di kedalaman 500 meter, serta memiliki Figure Of Merit (FOM) untuk memudahkan titik zona deteksi.


Sonar ini bekerja dengan frekuensi rendah, yakni 1.38 Khz menggunakan transduser eksklusif, mengurangi kontaminasi gema dari sinyal yang diterima. Dengan kemampuan deteksi milik kapal perang yang masih terbatas, kehadiran sistem HELRAS bisa membantu melacak sebuah kapal selam dengan cakupan wilayah yang lebih luas.


Berkenalan Dengan Panther, 'Si Pemburu Kapal Selam' Dari Skuadron Udara 400 TNI AL

Ilustrasi HELRAS saat sudah mengembang.

Sumber



Untuk memasang sistem AKS ini, PT DI bekerjasama dengan Airbus Helicopters, Rotorcraft Services Group (RSG), serta L-3 Aerospace Systems. Salah satu mitra PT DI yakni RSG, yang berbasis di FortWorth (Texas, AS) sudah mendapat pengakuan dari beberapa manufaktur helikopter dunia untuk melakukan instalasi sistem AKS pada Panther.


Diantara mitra RSG adalah Agusta Aerospace Corporation, Eurocopter Group, Enstrom Helicopter Corporation, Hafei Aviation Industry Co, Korea Aerospace Industries, MD Helicopters, PT Dirgantara Indonesia, Safran USA, Inc., Sikorsky Aircraft Corporation serta Sikorsky global Helicopters.


Selain HELRAS, Panther juga dilengkapi kamera intai bernama Trakka Cam TC300. Merupakan generasi terbaru dari single LRU multi sensor surveillance system, yang punya standar baru dalam rancangan industri dan inovasi. TRC-300 terdiri dari memiliki berat sekitar 19 kg dan mampu berputar 360 derajat. Kamera ini dibuat oleh Trakka System yang berbasis di Australia.


Berkenalan Dengan Panther, 'Si Pemburu Kapal Selam' Dari Skuadron Udara 400 TNI AL

Wujud kameranya.

Sumber


TC-300 dilengkapi fitur high performance fully digital 4 axis gyro stabilization dan payload suite yang terdiri dari MWIR (Midwave Infrared) thermal imager dengan continuous zoom, colour HDTV CMOS 3.2 MPixels (1080p) dengancontinuous zoom dan varian sensor laser.


Modul kamera TC-300 terintegrasi penuh dengan GPS yang menyediakanGeolocation dan Moving Map. Awak helikopter Panther TNI AL nantinya dapat menggunakan advanced HD video engine, yang mencakup kemampuan Automatic Target Tracking, Scene Hold, Image Blending dan Haze Reduction. Kemampaun yang disebut terakhir sangat penting bagi tugas pengintaian di lautan.


Berkenalan Dengan Panther, 'Si Pemburu Kapal Selam' Dari Skuadron Udara 400 TNI AL

Ilustrasi pemasangan pada kokpit.

Sumber


Dengan kehadiran unit helikopter Panther ini, tentu akan kembali menajamkan tentakel Si Gurita. Skuadron Udara 400 TNI AL memang menggunakan logo gurita yang sedang menghancurkan kapal selam, Skuadron ini lebih sering disebut sebagai Skuadron Gurita karena logo mereka yang identik dengan hewan bertentakel tersebut. Kini Si Gurita kembali bangun dari tidur panjangnya untuk kembali menjaga wilayah laut Indonesia. Panther sendiri saat ini dipasangkan dengan KRI Diponegoro Sigma Class, sebagai mata dan telinga tambahan bagi kapal tersebut.


Saat ini Skuadron Udara 400 bermarkas di Pangkalan Udara Waru, Sidoarjo, Jawa Timur. Selain digunakan oleh Skuadron 400, helikopter ini juga dioperasikan oleh Basarnas dengan nama Dauphin. Keseluruhan helikopter dirakit di Indonesia oleh PT DI, bagi TNI AL, jika menginginkan upgrade sistem AKS untuk Panther. PT DI siap melakukannya kapan pun sesuai permintaaan.


Berkenalan Dengan Panther, 'Si Pemburu Kapal Selam' Dari Skuadron Udara 400 TNI AL

Logo Skuadron Udara 400.

Sumber

Jumat, 28 Agustus 2020

SHOKUSHINBUTSU RITUAL MUMMIFIKASI DIRI SENDIRI PARA BIKHSU DI JEPANG


Jika kita mendengar kata 'Mummi', mungkin yang akan terpintas di pikiran kita adalah seonggok mayat yang dililit dengan kain putih dan berasal dari Mesir. Sebagian dari kita mungkin juga sudah mengetahui bagaimana proses panjang membuat mummi pada masa Mesir kuno. 

Tapi tahukah kalian jika di Negeri matahari terbit juga ditemukan Mummi, tapi berbeda dengan yang ada di Mesir, mummi di Jepang memmifikasi dirinya sendiri alias dilakukan ketika orang tersebut masih hidup. バーン。。。. RITUAL ini disebut Sokushinbutsu, ritual yang dilakukan oleh para biksu sekte Shingon, sekte Buddha, yang merupakan sekte yang muncul dengan ide pencerahan melalui hukuman fisik. 

Konon, seorang biksu yang melakukan tradisi Sokushinbutso memiliki tujuan agar sang biksu mencapai kesempurnaan dan memperoleh kedudukan yang tinggi di surga.

Perjalanan ini dimulai pada tahun 804 M. Kūkai, seorang biksu Buddha yang terkenal, pergi ke Tang, Tiongkok untuk mempelajari agama Buddhisme Esoterik. Kemudian, pada 806 M, setelah diinisiasi sebagai penguasa garis keturunan esoterik, Kūkai kembali ke tempat asalnya dengan membawa banyak teks Buddhisme Esoterik, yang sebagian besar baru di Jepang.  

Kūkai dengan tekun merumuskan ajaran Buddhisme Esoterik berdasarkan dengan pengetahuan yang diperolehnya di Tiongkok. Sejak saat itu, ia menjadi penyebar ajaran Buddhisme Esoterik di Jepang dan mendirikan sekolahnya sendiri bernama Shingon.

Praktik-praktik mengenai Buddhisme Esoterik yang dibawanya dari Tiongkok adalah ajaran tantra dan praktik asketik yang dikenal sebagai sokushinjōbutsu,  "mencapai Kebuddhaan dalam daging" (Mencapai Nirwana dengan pengorbanan Fisik).

Para praktisi mengatakan bagi biksu yang berhasil memumikan tubuh mereka, maka dianggap telah mencapai Kebuddhaan dalam kedagingan.

Kūkai dan pengikutnya pun mempraktikan Sokuhhinbutsu. Menjelang akhir hayatnya, Kūkai melakukan mediasi dan menolak semua makanan dan air. Ketika meninggal, ia dimakamkan di Gunung Koya, Prefektur Wakayama.

Setelah beberapa lama, makam tersebut dibuka dan Kūkai terlihat seperti sedang tertidur. Kulitnya tidak berubah dan rambutnya terlihat sehat dan kuat.

Untuk menjadi Sokushinbutsu tidaklah mudah dan merupakan tugas yang berat nan sulit. Dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk menjadi Sokushinbutsu. Ratusan bahkan ribuan biksu berusaha untuk menjadi Sokushinbutsu. Namun, pada abad 11 hingga 19 hanya 24 yang diketahui berhasil, sebagian besar di pegunungan Jepang utara.

Ketika ingin memulai praktik ini, para biksu harus menanggung penyiksaan diri selama 2000 hingga 3000 hari. Selama seribu hari pertama, mereka harus melakukan pertapaan dan diet ketat yang disebut mokujikigyo atau makan pohon dengan mengonsumsi kacang-kacangan, biji-bijian, dan buah beri, hal ini mereka lakukan untuk melucuti semua lemak didalam tubuh mereka. Asupan air juga akan dikurangi untuk mengeringkan tubuh dan membuat organ menyusut. 

Setelah seribu hari "makan pohon", para biksu akan mulai minum teh beracun yang terbuat dari getah pohon Urushi. Biasanya, getah Urushi digunakan untuk pernis peralatan makan. Dengan mengonsumsi teh tersebut maka tubuh akan mengandung racun, sehingga dagingnya tidak akan dimakan oleh belatung dan parasit lainnya. Racun tersebut juga akan membuat biksu muntah dan kehilangan cairan tubuh lebih cepat.

Ketika biksu merasa sebentar lagi akan tiba waktunya untuk meninggal, maka ia akan mencari sebuah tempat untuk mengurung dirinya. Tempat tersebut seperti kuburan dan biasanya di ruang bawah tanah dengan ukuran sempit yang hanya bisa memuat sang biksu seorang. Sehingga biksu harus berada dalam posisi duduk seperti sedang meditasi. 

Dalam kuburannya akan dipasang sebuah tabung menggunakan bambu panjang yang berfungsi sebagai ventilasi udara agar biksu tetap dapat bernafas. Selain itu, di dalamnya akan diletakan sebuah lonceng yang akan dibunyikan setiap hari yang menandakan bahwa dirinya masih hidup. Bila lonceng tersebut sudah tidak berdering, berarti biksu tersebut telah meninggal.

Makam tersebut akan disegel selama tiga tahun. Bila proses mumifikasi tersebut berhasil, maka jasadnya akan diabadikan sebagai "Buddha Hidup" di sebuah kuil. Mereka akan diperlakukan seolah-olah masih hidup dan dihormati oleh umat Buddha sebagai Buddha yang hidup dan bernapas.

Keberhasilan mumifikasi diri dianggap sebagai tanda pahala spiritual yang tinggi. Bagi para biksu yang gagal, akan dimakamkan kembali setelah proses eksorsisme dilakukan.

Praktik sokushinjobutsu tidak dilihat sebagai tindakan bunuh diri, melainkan sebagai bentuk pencerahan untuk memberikan kesaksian, dedikasi, dan kemandirian. Mumifikasi adalah tindakan dengan mengorbanan diri demi kepentingan semua makhluk hidup. Mumifikasi diri juga dianggap sebagai jalan menuju keabadian.

Pada tahun 1879, praktek ini dilarang oleh pemerintah Meiji. Saat itu negara tengah melakukan upaya modernisasi. Sejak saat itu, tidak ada lagi kasus mumifikasi yang terjadi.

Hingga saat ini, Sokushinbutsu masih diabadikan di berbagai kuil, di mana mereka disembah sebagai peninggalan dan sebagai Buddha hidup. Orang-orang yang menganut keyakinan eskatologis mempercayai bila di masa depan ketika akhir zaman tiba, para sokushinbutsu akan bangun dan membantu umat manusia.

Bagaimana ada yang tertarik melakukan Ritual ini?...... 

S.C: 

~Nathionalgeoraphic
~Berbagai Sumbe

50 GB untuk Mahasiswa, 35 GB untuk Siswa. Gratis!


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim akan memberikan kuota gratis untuk melancarkan proses Pembelajaran Jarak Jauh. Ia akan memberikan kuota gratis untuk siswa sebesar 35 GB per bulan, mahasiswa sebesar 50 GB per bulan, guru 45 GB per bulan dan dosen 50 GB per bulan. Total anggaran yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 7,2 trilyun. 

Di tengah pandemi covid-19 ini mengharuskan siswa dan mahasiswa di Indonesia melaksanakan PJJ untuk mengurangi penyebaran virus corona. Namun banyak kendala yang dialami oleh siswa dan guru. Yang paling sering adalah keterbatasan kuota untuk mengakses internet. Apalagi banyak siswa yang kurang mampu sehingga sangat sulit untuk mendapat hasil yang maksimal selama PJJ. 

Karena itu, Nadiem Makarim akan memberikan kuota internet gratis untuk 3-4 bulan ke depan. 
Nadiem menyampaikan hal itu saat rapat bersama komisi X di gedung Jakarta, Kamis (26/8) Ia akan menggunakan dana 7,2 trilyun untuk membelikan kuota bagi siswa, mahasiswa, guru, dan juga dosen. Selain itu, ada juga dana untuk tunjangan profesi pelajar sebesar 1,7 triliun, sehingga totalnya menjadi 9 triliun. 

Nadiem mengatakan anggaran ini ia perjuangkan selama beberapa minggu ke belakang di internal pemerintah pusat. Ia berkeras meminta anggaran khusus untuk bantuan PJJ karena mendengar banyaknya keluhan pembiayaan kuota internet dari siswa dan guru.

"Kecemasan masyarakat nomor satu di saat ini dari semua kecemasan sudah jelas nomor satu itu apa? Pulsa, pulsa, pulsa. Data, data, data," ujarnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani mengatakan pemberian kuota internet diprioritaskan bagi siswa dan mahasiswa dengan latar ekonomi kurang mampu.

"Prioritas utama [siswa dan mahasiswa] yang kurang mampu. Jadi teman-teman penerima Bidikmisi, KIP, dan mahasiswa semester 3, 5, 7, 9 yang terdampak covid. Akan divalidasi oleh teman-teman perguruan tinggi negeri maupun swasta," ujarnya.

Waa, semoga ga PHP ya teman-teman. Jadi gaada lagi deh alasan yang bolos atau telat ngumpulin tugas karena gapunya kuota. Semoga cepat terealisasikan. 
Semoga pandemi covid-19 segera berakhir dan kita bisa memulai pembelajaran luring lagi ya. aamiin. 

Stay safe teman-teman~

Sumber:
https:// m.cnnindonesia.com /nasional/20200827133510-20-539932/nadiem-akan-beri-kuota-internet-siswa-35-gb-mahasiswa-50-gb

https://www. google.com/ amp/s/amp.suara. com /news/2020/08/27/163446/nadiem-siswa-dapat-kuota-internet-35-gb-mahasiswa-50-gb-gratis

Kamis, 27 Agustus 2020

Tragedi Sampit, Perang Brutal antara Dayak vs Madura, 18 Februari 2001


Disclaimer : Sekali lagi kita ingatkan, tragedi di masa lampau kita ceritakan kembali bukan untuk menyinggung kelompok tertentu atau mengembalikan dendam lama. Hal ini kita niatkan sebagai pelajaran, sehingga kejadian yang sama bisa kita hindari di masa depan. 
Suku dayak adalah suku yang mendiami pulau kalimantan. Masyarakat Dayak memiliki tali saudara dengan Suku Banjar. Keduanya konon berasal dari kakak beradik, dimana sang adik tinggal di keramaian dan menjadi suku Banjar, sementara sang kakak hidup dengan alam, menjadi sukuDayak.

Masyarakat dayak sebenarnya merupakan penduduk yang cukup pemalu dan ramah. Banyak orang dari daerah lain diterima di tanah kalimantan dengan baik oleh Dayak selama mereka tidak membuat onar dan melanggar budaya turun temurun disana.

Kekacauan yang terjadi adalah buntut dari beberapa konflik lebih 20 tahun sebelum tahun pecahnya peperangan ini. Dari data yg gw himpun, ada beberapa kejadian yang memang selalu berhubungan antara suku Madura dan suku Dayak. Diantaranya bersifat ekonomi, kekerasa dan asusila.

Namun selama waktu itu pula konflik dapat diselesaikan dengan kesepakatan adat, namun dari trend yg terlihat sering kali korban jatuh dari sisi suku dayak, sementara pihak kepolisian dirasa tidak serius dan sering kasusnya menghilang saja tanpa ada kejelasan.

Lambat laun, jumlah suku Madura yang berada di tanah Kalimantam bertambah pesat. Bahkan jajaran dewan dan pimpinan kota saat itu umumnya memiliki darah keturunan Madura. Dominasi madura mulai terasa setelah beberapa hukuman dinilai selalu menguntungkan pihak suku madura. . 
Contohnya adalah.

Tahun 2000, di Pangkut, Kotawaringin Barat, 1 keluarga Dayak tewas dibantai oleh orang Madura, pelaku pembantaian lari, tanpa ada sama sekali penyelesaian hukum. 
Tahun 2000, di Palangka Raya, 1 orang suku Dayak tewas oleh pengeroyok suku Madura di depan gedung Gereja Imanuel, Jalan Bangka. Para pelaku lari, tetapi tidak ada tindak lanjut polisi.

Suku Madura yang berperawakan keras beberapa diantaranya mulai menekan suku Dayak kala itu. Baik dari segi pekerjaan dan pemerasan.. pepohonan dan hutan suku dayak ditebang, dibuka demi kepentingan bisnis dan dibangun bangunan oleh para pendatang. 

 
Suku Banjar pun mengalami hal demikian, namun suku Banjar masih melawan, berbeda dengan suku Dayak yang memilih mengalah dan memang seperti itulah sifat aslinya.Mereka mengalah sampai akhirnya terus terhimpit hingga hampir ke hutan. 
Serangkaian kejadian yg tidak bisa gw sebutkan satu satu itu akhirnya menjadi pupuk kemarahan di hati Suku Dayak. Puncaknya adalah ketika ada isu bahwa Suku Madura hendak menjadikan tanah kalimantan sebagai "Sampang Kedua". Dan menekan dan menindas suku asli tanah tersebut 
Selain itu terdapat pula kabar bahwa salah satu anak kepala suku Dayak mengalami perlakuan tidak menyenangkan (pemerkosaan) oleh sejumlah orang yg berasal dari suku Madura. Hal ini yg tidak bisa lagi diterima masyarakat Dayak kala itu.

Akibat hal itu, suku Dayak yang tadinya tertekan dan jumlahnya sedikit jika dibandingkan dengan pendatang, akhirnya bersatu, merapatkan barisannya bersama suku Banjar. Mereka akhirnya melakukan perlawanan atas apa yang terjadi pada saudara2 mereka Saat itu bagi suku Dayak, Suku Madura sudah tidak pantas lagi berada di tanah kalimantan dan tidak sesuai dengan nilai nilai yang selama ini mereka jaga.

Dan dari momen inilah, desas desus mengenai kemampuan magis masyarakat Dayak akhirnya dimunculkan ke permukaan. Iya, hanya dalam keadaan terdesak dan demi membela sukunya.

Berbagai senjata diacungkan di udara hari itu. Masyarakat suku dayak memanas. Mereka yg selama ini ramah dan diam, mulai menunjukkan sisi tegas dan keras. Dengan berkelompok, mereka menyisir pemukiman,mencari para pelaku pengeroyokan, pembunuhan dan segalanya yg selama ini bebas. Konon, suku Madura dapat dikenali dari aromanya oleh Suku Dayak. Mereka dapat membedakan mana pendatang dari daerah lain, dan mana pendatang dari suku Madura. Terlebih adalah siapa yg selama ini berbuat onar di tanah mereka. 

Menurut beberapa orang, suku dayak melihat suku madura saat itu kepalanya menyerupai sapi dan berbau sapi. Itulah tanda orang Madura. Peperangan tak dapat dihindarkan. Suku Madura yang selama ini mengira suku Dayak lemah ternyata menjadi pemberani dan tegas

Pertempuran pecah dan Sampit menjadi arena perang yang mengerikan. Suku Madura bisa dibilang menjadi "buronan" di satu wilayah tanah Kalimantan.

Mendengar saudaranya melakukan perlawanan, Suku Dayak yang selama ini berpencar dan menyebar ke Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat bahkan Malaysia akhirnya "pulang", 
Selain itu Suku Dayak dalam yg selama ini bermukim di dalam hutan pun ikut dan bergabung dengan Suku Dayak dan Suku Banjar di Sampit saat itu.Kini suku Dayak kembali menjadi dominasi di tanah nenek moyangnya.

Beberapa orang Suku Madura mencoba melawan. Namun gagal. Karena Suku Dayak bukanlah suku "biasa". Mereka memiliki keahlian dalam menggunakan mandau (sejenis pedang khas Dayak) dan sumpit.. mereka berjalan dengan tombak, panah dan senjata tajam di genggaman mereka. 
Begitu mereka merasakan keberadaan orang Madura, maka mereka akan mengejar dan menghabisinya.

Pengungsian besar besaran terjadi. Konflik pecah dengan sangat mengerikan. Namun suku Dayak tetaplah suku dayak yang mengetahui nilai luhurnya. Data mencatat, serangan hanya dilakukan pada mereka, Suku Madura yang berada di jalan dan melawan. Tidak ada serangan lain.

Bahkan suku Dayak sama sekali tidak melakukan perusakan pada rumah ibadah agama lain, mereka bahkan tidak menyerang suku Madura yang berlindung di Gereja atau Mesjid.

Pemandangan hari itu di jalan jalan sangat mengerikan. Jenazah bergelimpangan di mana mana, kepala kepala manusia ditancapkan diujung tombak dan diarak. Sebagian lainnya, tubuhnya diikat dan digeret menggunakan motor. Jalanan basah oleh darah dan gelimpangan mayat.

Kepala kepala itu diangkat dan dibawa keliling daerah. Beberapa lagi dibiarkan menggelinding di jalanan. Menurut kabar yg beredar, air sungaipun berubah menjadi warna merah akibat darah dari para korban yg dibuang ke sungai. Beberapa diantaranya dikeluarkan dahulu isi perutnya

Suku Madura jelas kalah jumlah dan kalah tanding saat itu, yang mereka hadapi adalah orang2 yg bahkan tidak dapat dilukai dengan senjata tajam dan mampu mendeteksi keberadaan mereka hanya dari bau. 
Pihak kepolisian tidak bisa berlaku banyak. Konflik pecah dan tersebar secara merata. Diantara para polisi juga merupakan keturunan suku Madura dan membuat mereka harus mengungsi.

Kerusuhan ini terus berlanjut hingga 20 Februari. Kota sampit lumpuh. Segala kegiatan dihentikan baik itu sekolah, pekerja kantoran, pns dan bahkan banyak pemilik warung menutup tokonya dan mengungsi. 
Setiap ada orang yg berani melewati titik perkumpulan orang diperiksa, jika logatnya madura atau memiliki bau sapi, maka akan dicegat dan dihabisi. Sebaliknya, suku lain hanya akan diperintahkan untuk berbalik dan pulang tanpa mengalami kekerasan atau intimidasi apapun. 

Malam harinya, listrik padam. Kengerian bertambah dengan kondisi yang gelap gulita. Beberapa komplek perumahan diadakan jaga malam. Suku suku lain selain Madura dan Dayak berrahan perkampungannya dan berjaga jaga agar tidak ada orang luar yg bersembunyi 
Disaat chaos seperti ini dengan konflik yang masih berkecamuk, muncul kabar menghebohkan lainnya. Ketika Suku Dayak Dalam masuk ke Sampit, konon bersamanya masuk sosok legenda Dayak yakni Panglima Burung dan Panglima Kumbang.

Panglima burung menjadi salah satu nama yg merebak di kalangan masyarakat Dayak dan ditakuti warga Madura kala itu. 
Menurut kabar yg beredar, Panglima Burung sejatinya adalah orang pendiam dan pemalu. Ia sangat ramah dan jarang berinteraksi dengan orang lain. Namun saat perang ini meletus, ia menjadi salah satu yg membantu serangan dengan cara "membunuh tanpa terlihat".

Mandau mandau berterbangan di udara dan langsung menyerang leher para musuh hingga terputus. Banyak saksi yang membenarkan keberadaan mandau terbang ini selama konflik Sampit berlangsung. Tanda Panglima Burung telah bergabung dalam pertempuran besar besaran ini..

Ditengah ketakutan dan gelap itu pula, sirine pemadam kebakaran terus berbunyi. Kebakaran dan asap membumbung tinggi di langit. Asalnya darimana lagi kalau bukan dari rumah rumah warga madura yang dibakar. "Kalau tidak dibakar, mereka akan kembali!" Ucap salah seorang suku dayak

Para pengungsi berfokus pada instansi pemerintahan. Tidak ada dari mereka berani kembali ke rumah masing masing saat itu walaupun diantara mereka ada dari suku lain. 
Mereka diperintahkan memasang kain kuning atau kunyit di depan rumah mereka sebelum mengungsi agar dikenali bahwa itu bukanlah rumah suku Madura. Perang ini juga terjadi di luar Sampit.. menyebar ke Kota Sambas, Palangkaraya dan Pontianak, walau episentrum perang tetap tertinggi di Sampit. 

Tercatat setidaknya 500 orang tewas kala itu, walaupun banyak yg yakin jumlah sebenarnya adalah mendekati seribu dikarenakan banyaknya jenazah yang dibuang atau (maaf) dimakan hati dan organnya. Tidak ada data pasti berapa jumlah orang yg meregang nyawa saat itu.

Sementara dari sisi suku Dayak, tidak diketahui data pasti berapa jumlah korban.

Pada 23 Februari, kondisi sudah bisa dikatakan pulih. Walaupun kewaspadaan masih tinggi kala itu. Air PAM masih berwarna merah, konon dikarenakan oleh darah. Sementara itu para penduduk Suku Dayak Dalam kembali ke hutan, dan orang2 Dayak dari berbagai daerah kembali ke daerahnya.

Suku suku selain Madura juga kembali ke rumah. Dan mendapati rumahnya dalam keadaan utuh. Tidak dijarah, dan tidak dibakar. 
Sementara masyarakat Madura saat itu memilih pulang ke Madura karena takut dan khawatir akan terjadinya konflik susulan, selain itu harta benda dan rumah mereka pun sudah habis terbakar.

Beberapa tahun lalu, konflik serupa hampir saja terulang namun tindakan cepat polisi berhasil meredakan konflik tersebut sehingga tidak meluas.

Semoga ini jadi pelajaran berharga bagi kita semua. "Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung" dimana saja kita berada, maka hormati dan hargai segala adat disana. Kejadian ini tidak akan terjadi jika tiap2 etnis hidup berdampingan dengan saling menghargai antar manusia 
Dan satu lagi, jangan pernah membangunkan harimau tidur...

Semoga kejadian yang sama tidak terulang lagi, dan kita sebagai bangsa Indonesia adalah satu kesatuan.

Suku Dayak dan Suku Madura akhirnya berdamai. Dan hal itu disimboliskan dengan sebuah tugu/tiang berukir dari kayu yang cukup tinggi. Tujuannya agar semua orang disetiap penjuru dapat melihat dan tau bahwa perdamaian dan keamanan ada diatas segalanya.

Pada 2015, didirikan sebuah monumen yang lebih megah dan besar (bisa dilihat di slide 2) dan di tengah monumen tersebut, monumen lama berupa ukiran kayu tadi tetap dipertahankan.

Tamat.

Referensi: dari berbagai Sumber
https://twitter.com/mwv_mystic/status/1253680141420474369?s=19