Type 054A
Pada tanggal 3 Februari tahun 2020 lalu pesawat intai maritim CN-235 MPA Puspenerbal TNI AL berhasil mendeteksi sebuah kapal Patroli Penjaga Pantai China (China Coast Guard/CCG), secara dimensi tidak ada yang menarik dari kapal ini. Hampir rata-rata kapal Coast Guard China berukuran besar, layaknya sebuah korvet atau frigate. Namun, ada yang berbeda dari pantauan pesawat intai maritim CN-235 MPA TNI AL tahun lalu, dari hasil pantauan tampak ada satu kapal ‘patroli’ yang catnya tak lazim diantara kapal penjaga pantai China.
Dilihat dari unggahan foto Puspenerbal pada tahun lalu, kapal dengan cat abu-abu ini diduga kuat sebagai frigate Type 054A (Jiangkai II, nama kesayangan dari NATO). Meski bukan kekuatan penggebuk utama, namun Type 054A tergolong jenis kapal perang yang disegani di kawasan. Masuk dinas Angkatan Laut China sejak bulan Juni tahun 2007 dan dibuat oleh Hudong-Zhonghua Shipyard, saat ini ada 30 kapal yang beroperasi secara penuh. Selain China, kapal ini sudah dioperasikan oleh Pakistan sebanyak 2 unit dan Thailand sebanyak 3 unit.
Type 054A saat terdeteksi oleh pesawat CN-235 MPA TNI AL.
Foto: Dokumentasi Puspenerbal TNI AL
Foto: Dokumentasi Puspenerbal TNI AL
Dari aspek persenjataan mulai dari kemampuan dan daya gempur, frigate ini berada jauh di atas kapal kombatan milik TNI AL. Type 054A membawa bekal rudal hanud jarak sedang HQ-16 yang diuncurkan secara VLS (Vertical Launching System). Rudal ditempatkan ke dalam 32 cell peluncur yang terletak pada haluan. Sementara untuk rudal anti kapal, dipercayakan pada 2×4 C-803 anti ship missile.
Pada haluan terdapat meriam PJ26 kaliber 76 mm, sedangkan untuk menghalau serangan udara jarak dekat, tersedia dua pucuk meriam CIWS (Close In Weapon System) Type 730 kaliber 30 mm.
Tak hanya bisa meladeni perang diatas permukaan, untuk meladeni peperangan bawah air Type 054A dibekali Yu-8 anti submarine rocket launcher, 2 × triple tube 324 mm Yu-7 ASW torpedo launchers dan 2 × Type 726-4 18-tube decoy rocket launchers. Dibekali dengan fasilitas hangar, kapal Type 054A dapat membawa satu unit helikopter anti kapal selam sekelas Kamov Ka-28 ‘Helix’ atau Harbin Z-9C.
Type 054A, Yiyang 569.
HQ-16 VLS pada Type 054A.
Type 054A dilengkapi dengan helikopter AKS Harbin Z-9C.
Ilustrasi: militarywikia.org
Frigate Type 054A ditenagai mesin diesel jenis CODAD (Combined Diesel And Diesel) 4x Shaanxi 16 PA6 STC diesel, dengan kekuatan tiap mesin mencapai 7.600 horse power. Kecepatan maksimumnya bisa mencapai 27 knots dan mampu berlayar sejauh 14.862 km. Frigate ini memiliki panjang 134,1 meter dan lebar 16 meter serta punya bobot penuh 4.053 ton.
Type 054A merupakan kapal perang China yang banyak melakukan tugas internasional. Sejak bulan April 2009, beberapa kali Type 054A dilibatkan China dalam Satuan Tugas anti pembajakan di Teluk Aden guna mengatasi perompak Somalia. Menjelang pecahnya Perang Sipil di Libya, Type 054A (Xuzhou 530) mendapat penugasan dalam misi evakuasi warga China dari area konflik. Dari 30 unit yang beroperasi, saat ini 5 unit masuk arsenal Armada Laut Selatan yang bertugas meronda kawasan Laut China Selatan.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Ilustrasi: military-today.com
Persenjataan: rudal hanud HQ-16 VLS (Vertical Launching System),2×4 C-803 anti ship missile, meriam PJ26 kaliber 76 mm, CIWS (Close In Weapon System) Type 730 kaliber 30 mm, Yu-8 anti submarine rocket launcher, 2 × triple tube 324mm Yu-7 ASW torpedo launchers dan 2 × Type 726-4 18-tube decoy rocket launchers
Mesin: CODAD (Combined Diesel And Diesel) 4x Shaanxi 16 PA6 STC diesels (7.600 horse power setiap mesin)
Kecepatan maksimum: 27 knots
Daya Jelajah: 14.862 km
Dimensi Kapal: panjang 134,1 meter dan lebar 16 meter
Bobot Penuh: 4.053 ton
Kru: 165 orang
Helikopter: Kamov Ka-28 ‘Helix’ atau Harbin Z-9C
Negara Pengguna: China, Pakistan, Thailand
People’s Liberation Army Navy (PLAN) telah menyiagakan armada kapal korvet miliknya di kawasan Laut China Selatan. Dikutip dari Janes.com (14/1/2020), AL China pada 10 Januari tahun 2020 lalu telah menerima dua korvet terbaru dari Type 056A (Jiangdao Class). Kedua korvet tersebut adalah Ganzhou 620 dan Panzhihua 621. Sampai saat ini, Angkatan Laut China telah menerima sekitar enam unit korvet Type 056A.
Demi meladeni kapal Angkatan Laut negara di kawasan Laut China Selatan termasuk Indonesia, spesifikasi korvet ini dipandang ideal dan ekonomis bagi China. Type 056A dari desain dan spesifikasi sangat identik dengan korvet Diponegoro Class (Sigma 9113 Class) milik TNI AL. Punya desain kompak serta modern dengan persenjataan mumpuni, menjadikan Type 056A cukup laris dalam pemasaran. Selain China, korvet ini telah digunakan oleh Bangladesh dan Nigeria.
Kemiripan dengan Diponegoro Class TNI AL dapat dilihat dari panjang kapal yang tak terpaut jauh, Type 056A punya panjang 90 meter sementara Diponegoro Class punya panjang 90,7 meter. Bobot penuh Diponegoro Class 1.692 ton, sementara Type 056A bobot penuhnya adalah 1.500 ton.
Kedua korvet ini juga sama-sama tidak dilengkapi fasilitas hangar, namun keduanya dapat didarati helikopter AKS sekelas AS56MBe Panther. Seolah kebetulan, Type 056A juga bisa didarati helikopter AKS varian Panther buatan China yang bernama Harbin Z-9.
Type 056A PLAN
Ilustrasi: navyecognition.com.
Diponegoro Class TNI AL.
Ilustrasi: helis.com
Dari spesifikasi persenjataan, korvet Type 056A dibekali meriam utama AK-176 76 mm pada haluan. Kelebihan Type 056A dibanding Diponegoro Class yaitu sudah dilengkapi dua pucuk meriam CIWS (Close In Weapon System) 30 mm. Untuk rudal anti kapal yang dibawa adalah 4 x JY-83.
Pada kapal Diponegoro Class TNI AL mengandalkan rudal hanud Mistral Tetral, maka Type 056A milik PLAN dilengkapi rudal hanud jarak pendek FL-3000N dengan delapan cell launcher. Untuk sitem senjata anti kapal selam, Type 056A menggunakan torpedo ringan dengan standar NATO 324 mm, ada 2 × triple 324 mm torpedo tubes di korvet ini.
Pada sektor mesin, tenaga korvet Type 056A disokong 2 x SEMT Pielstick PA6-STC diesel motors, membuat korvet ini dapat melesat hingga kecepatan maksimum 25 knots. Untuk daya jelajahnya, Type 056A dapat menjelajah sejauh 6.482 km. Korvet ini diawaki oleh 78 personel, dilengkapi radar Type 347G dan towed array serta variable depth sonar.
JY-83 ASM.
FL-3000N SAM.
Konfigurasi radar pada Type 056A.
Ilustrasi: wikipedia.org
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Rencananya China akan membangun sampai 90 unit kapal korvet tersebut, untuk pengerjaannya diserahkan ke berbagai galangan kapal. Beberapa galangan kapal yang terlibat mulai dari Hudong-Zhonghua Shipbuilding, CSSC Huangpu Wenchong Shipbuilding, Wuchang Shipyard dan Liaonan Shipyard.
Dari pemberitaan South China Morning Post (15/1/20120), ada kemungkinan program korvet Type 056 akan dihentikan, sebagai gantinya, anggaran yang ada akan difokuskan untuk membuat kapal perang dengan ukuran yang lebih besar.
Kehadiran kapal tipe frigate dan korvet tersebut selain untuk patroli laut juga berperan melindungi kapal nelayan China, meski hanya sekadar lewat di zona ZEE. Akan tetapi kapal perang milk China tersebut kerap kali mematikan transponder, membuatnya sulit dideteksi oleh perangkat AIS (Automatic Identification System) receiver, namun kapal tidak dapat sembunyi dari pantauan radar pesawat milik TNI AL. Dengan semakin maraknya kapal perang China yang seliweran di Natuna Utara, sudah seharusnya pemerintah dan TNI AL meningkatkan kewaspadaan di wilayah tersebut.
Saat Type 054A berhasil dideteksi oleh pesawat CN-235 MPA TNI AL.
Foto: Dokumentasi Puspenerbal TNI AL
Perenjataan: meriam AK-176 76 mm, 2 x meriam CIWS (Close In Weapon System) 30 mm, rudal anti kapal 4 x JY-83, rudal hanud FL-3000N, 2 × triple 324 mm torpedo tubes
Mesin: 2 x SEMT Pielstick PA6-STC diesel motors
Kecepatan Maksimum: 25 knots
Daya Jelajah: 6.482 km
Dimensi Kapal: panjang 90 meter, lebar 11.5 meter
Bobot Penuh: 1500 ton
Kru: 78 personel
Helikopter: Harbin Z-9
Negara Pengguna: China, Bangladesh, Nigeria
Nah demikian sedikit bedah alutsista milik Negeri Panda, sudah seharusnya Indonesia sebagai negara maritim juga harus memperkuat pertahanan lautnya. Karena untuk menghadapi negara seperti China, tidak mungkin persoenl TNI AL hanya mengandalkan semangat dan yel-yel saja.
Semangat dan yel-yel tersebut harus diikuti dengan penambahan alutsista yang memadai demi menjaga kedaulatan NKRI, namun dengan masih tingginya kasus korupsi di negeri ini mungkin pengadaan alutsista yang memadai bagi TNI AL hanya akan menjadi mimpi di siang hari.
Ilustrasi: military-today.com
Type 054A
Persenjataan: rudal hanud HQ-16 VLS (Vertical Launching System),2×4 C-803 anti ship missile, meriam PJ26 kaliber 76 mm, CIWS (Close In Weapon System) Type 730 kaliber 30 mm, Yu-8 anti submarine rocket launcher, 2 × triple tube 324mm Yu-7 ASW torpedo launchers dan 2 × Type 726-4 18-tube decoy rocket launchers
Mesin: CODAD (Combined Diesel And Diesel) 4x Shaanxi 16 PA6 STC diesels (7.600 horse power setiap mesin)
Kecepatan maksimum: 27 knots
Daya Jelajah: 14.862 km
Dimensi Kapal: panjang 134,1 meter dan lebar 16 meter
Bobot Penuh: 4.053 ton
Kru: 165 orang
Helikopter: Kamov Ka-28 ‘Helix’ atau Harbin Z-9C
Negara Pengguna: China, Pakistan, Thailand
Type 056A
People’s Liberation Army Navy (PLAN) telah menyiagakan armada kapal korvet miliknya di kawasan Laut China Selatan. Dikutip dari Janes.com (14/1/2020), AL China pada 10 Januari tahun 2020 lalu telah menerima dua korvet terbaru dari Type 056A (Jiangdao Class). Kedua korvet tersebut adalah Ganzhou 620 dan Panzhihua 621. Sampai saat ini, Angkatan Laut China telah menerima sekitar enam unit korvet Type 056A.
Demi meladeni kapal Angkatan Laut negara di kawasan Laut China Selatan termasuk Indonesia, spesifikasi korvet ini dipandang ideal dan ekonomis bagi China. Type 056A dari desain dan spesifikasi sangat identik dengan korvet Diponegoro Class (Sigma 9113 Class) milik TNI AL. Punya desain kompak serta modern dengan persenjataan mumpuni, menjadikan Type 056A cukup laris dalam pemasaran. Selain China, korvet ini telah digunakan oleh Bangladesh dan Nigeria.
Kemiripan dengan Diponegoro Class TNI AL dapat dilihat dari panjang kapal yang tak terpaut jauh, Type 056A punya panjang 90 meter sementara Diponegoro Class punya panjang 90,7 meter. Bobot penuh Diponegoro Class 1.692 ton, sementara Type 056A bobot penuhnya adalah 1.500 ton.
Kedua korvet ini juga sama-sama tidak dilengkapi fasilitas hangar, namun keduanya dapat didarati helikopter AKS sekelas AS56MBe Panther. Seolah kebetulan, Type 056A juga bisa didarati helikopter AKS varian Panther buatan China yang bernama Harbin Z-9.
Type 056A PLAN
Ilustrasi: navyecognition.com.
Diponegoro Class TNI AL.
Ilustrasi: helis.com
Dari spesifikasi persenjataan, korvet Type 056A dibekali meriam utama AK-176 76 mm pada haluan. Kelebihan Type 056A dibanding Diponegoro Class yaitu sudah dilengkapi dua pucuk meriam CIWS (Close In Weapon System) 30 mm. Untuk rudal anti kapal yang dibawa adalah 4 x JY-83.
Pada kapal Diponegoro Class TNI AL mengandalkan rudal hanud Mistral Tetral, maka Type 056A milik PLAN dilengkapi rudal hanud jarak pendek FL-3000N dengan delapan cell launcher. Untuk sitem senjata anti kapal selam, Type 056A menggunakan torpedo ringan dengan standar NATO 324 mm, ada 2 × triple 324 mm torpedo tubes di korvet ini.
Pada sektor mesin, tenaga korvet Type 056A disokong 2 x SEMT Pielstick PA6-STC diesel motors, membuat korvet ini dapat melesat hingga kecepatan maksimum 25 knots. Untuk daya jelajahnya, Type 056A dapat menjelajah sejauh 6.482 km. Korvet ini diawaki oleh 78 personel, dilengkapi radar Type 347G dan towed array serta variable depth sonar.
JY-83 ASM.
FL-3000N SAM.
Konfigurasi radar pada Type 056A.
Ilustrasi: wikipedia.org
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Rencananya China akan membangun sampai 90 unit kapal korvet tersebut, untuk pengerjaannya diserahkan ke berbagai galangan kapal. Beberapa galangan kapal yang terlibat mulai dari Hudong-Zhonghua Shipbuilding, CSSC Huangpu Wenchong Shipbuilding, Wuchang Shipyard dan Liaonan Shipyard.
Dari pemberitaan South China Morning Post (15/1/20120), ada kemungkinan program korvet Type 056 akan dihentikan, sebagai gantinya, anggaran yang ada akan difokuskan untuk membuat kapal perang dengan ukuran yang lebih besar.
Kehadiran kapal tipe frigate dan korvet tersebut selain untuk patroli laut juga berperan melindungi kapal nelayan China, meski hanya sekadar lewat di zona ZEE. Akan tetapi kapal perang milk China tersebut kerap kali mematikan transponder, membuatnya sulit dideteksi oleh perangkat AIS (Automatic Identification System) receiver, namun kapal tidak dapat sembunyi dari pantauan radar pesawat milik TNI AL. Dengan semakin maraknya kapal perang China yang seliweran di Natuna Utara, sudah seharusnya pemerintah dan TNI AL meningkatkan kewaspadaan di wilayah tersebut.
Saat Type 054A berhasil dideteksi oleh pesawat CN-235 MPA TNI AL.
Foto: Dokumentasi Puspenerbal TNI AL
Type O56A
Perenjataan: meriam AK-176 76 mm, 2 x meriam CIWS (Close In Weapon System) 30 mm, rudal anti kapal 4 x JY-83, rudal hanud FL-3000N, 2 × triple 324 mm torpedo tubes
Mesin: 2 x SEMT Pielstick PA6-STC diesel motors
Kecepatan Maksimum: 25 knots
Daya Jelajah: 6.482 km
Dimensi Kapal: panjang 90 meter, lebar 11.5 meter
Bobot Penuh: 1500 ton
Kru: 78 personel
Helikopter: Harbin Z-9
Negara Pengguna: China, Bangladesh, Nigeria
Nah demikian sedikit bedah alutsista milik Negeri Panda, sudah seharusnya Indonesia sebagai negara maritim juga harus memperkuat pertahanan lautnya. Karena untuk menghadapi negara seperti China, tidak mungkin persoenl TNI AL hanya mengandalkan semangat dan yel-yel saja.
Semangat dan yel-yel tersebut harus diikuti dengan penambahan alutsista yang memadai demi menjaga kedaulatan NKRI, namun dengan masih tingginya kasus korupsi di negeri ini mungkin pengadaan alutsista yang memadai bagi TNI AL hanya akan menjadi mimpi di siang hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar