Rabu, 29 April 2020

Bubarkan Salat Jumat karena Corona, Camat di Pare-pare Dilaporkan Penodaan Agama

Seorang oknum camat berinisial AH dilaporkan warga Kel. Ujung Sabbang, Kec. Ujung Kota, Parepare, Sulawesi Selatan. AH dilaporkan ke Polres Parepare, Senin (27/4) atas dugaan penodaan agama.
Bubarkan Salat Jumat karena Corona, Camat di Pare-pare Dilaporkan Penodaan Agama
gambarnya emang ini dari sumbernya, Wakapolda Sulsel Brigjen Pol Adnas (kiri) dan Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo (tengah)

Laporan tersebut diterima SPKT Polres Parepare dengan nomor LP/74/IV/7.1.3/2020/SPKT. Terlapor dijerat perkara dugaan tindak pidana penodaan agama.  
Dari informasi yang dihimpun kumparan, kasus tersebut berawal saat camat membubarkan salat Jumat di Masjid Ar Rahma pada 17 April karena khawatir penularan virus corona. 

Saat itu, camat tersebut menyebut ‘bubar’ berulang kali. Hal itu pun memancing emosi warga hingga akhirnya melaporkannya ke polisi. 
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo membenarkan insiden tersebut. Namun, polisi masih mendalami kasus tersebut.

“Benar ada laporannya, namun kita masih mendalami apakah terpenuhi unsur pidananya atau tidak karena hasil interview awal disampaikan bahwa tujuannya adalah untuk melindungi warga dari penyebaran COVID-19,” kata Ibrahim kepada kumparan, Rabu (29/4).

Ibrahim menuturkan, hingga saat ini kondisi kedua boleh telah kondusif. 
Warga sendiri saat itu tetap melanjutkan ibadah.

Mudik Naik Travel ke Cilacap, Semua Penumpangnya Terkena Corona

Mudik Naik Travel ke Cilacap, Semua Penumpangnya Terkena Corona

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut masih ada pemudik yang nekat sembunyi-sembunyi agar bisa masuk Jawa Tengah meski sudah ada larangan mudik. Ganjar lalu menyinggung soal insiden tujuh penumpang travel positif Corona di Cilacap.

"Masih ada yang bocor di beberapa tempat. Tolong masyarakat ikuti aturan dengan baik, bahaya betul kalau ngumpet-ngumpet," kata Ganjar di kantornya, Selasa (28/4/2020).

Ganjar menyebut mudik menjadi berbahaya jika ternyata membawa virus Corona atau menjadi carrier. Lalu tanpa disadari menularkan virus tersebut ke orang lain.

"Saya kontak Bupati Cilacap, ada tujuh naik travel dan ketujuhnya itu positif semua," ujar Ganjar mencontohkan.

Ganjar pun meminta jika memang ada kondisi mendesak harus pulang ke tempat asal maka wajib mengurus izin ke pemerintahan. Dia memastikan Pemda setempat bisa lebih mengambil langkah bijaksana.

"Saya ingatkan, bahaya sudahlah. Blak-blakan saja kalau mau mudik. Kalau memang harus pulang, uruslah surat minta izin dan sebagainya. Urus saja izinnya, saya kira pemerintah juga akan bijaksana," tegasnya.

Ganjar kembali meminta agar warganya menahan diri untuk tidak mudik supaya memutus rantai penularan Corona. Ia pun menjanjikan upaya agar warganya di perantauan terurus.

"Kalau anda bisa bertahan, tolong tetap bertahan. Nanti kami urus kok. Jangan khawatir, nanti kami urus. Setiap hari saya membalas WA, telepon, DM bahkan DM soal itu. Ada mekanisme yang dapat ditempuh untuk itu, tolong patuhi peraturan pemerintah," pintanya.

Ganjar menjelaskan bupati, wali kota bahkan kepala desa sudah memberikan respons positif terkait masalah mudik. Sejumlah tempat karantina bagi pemudik juga sudah disiapkan.

"Bupati, wali kota dan kades sudah bagus responnya, kalau ada pemudik langsung dikarantina dengan baik. Mudah-mudahan ini bisa menanggulangi," jelasnya.

Dibilangin kok ngeyel, nurutlah sama pemerintah. Bertahan aja di rantau, nanti dijanjikan bantuan kok.


Minggu, 26 April 2020

3 Pemudik Menangis Ketakutan saat Jalani Karantina Mandiri di Rumah Hantu


3 Pemudik Menangis Ketakutan saat Jalani Karantina Mandiri di Rumah Hantu

Tiga orang pemudik di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah, tidak tahan saat menjalani karantina di rumah ‘hantu’ di desa setempat.

Alasannya, ketika menjalani karantina di rumah tersebut mereka seringkali diganggu dengan makhluk tak kasat mata.

“Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu,” kata Kepala Desa Sepat, Mulyono, Sabtu (25/4/2020).

Karena tidak tega dengan kondisi anaknya itu, bahkan orangtua mereka meminta agar anaknya kembali diberi kesempatan agar dapat melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.

Ketiga pemudik tersebut akhirnya diizinkan pulang untuk menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing setelah ada komitmen untuk melakukan pengawasan dari orangtua mereka.

“Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu,” ujar dia.

Mulyono mengatakan, ketiga pemudik yang menjalani karantina mandiri di rumah hantu tersebut masing-masing diketahui baru pulang dari Jakarta, Lampung, dan Kalimantan.

Sebelumnya, mereka sudah diminta menjalani karantina mandiri di rumah.
Namun karena tidak tertib, mereka akhirnya dijemput paksa tim Satgas Covid-19 Desa Sepat untuk menjalani karantina di rumah hantu tersebut. 


sumber: http://www.wartaregional.com/2020/04...rumah-hantu/ 



Dilarang Salat Tarawih di Masjid, Warga Blokade Jalan Trans Sulawesi


Dilarang Salat Tarawih di Masjid, Warga Blokade Jalan Trans Sulawesi

Suara.com - Meski pemerintah mengimbau agar warga tidak menggelar Salat Tarawih berjemaah di tengah Pandemi Covid-19, namun hal tersebut nampaknya tak mempan disampaikan bagi warga di kawasan Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo, Kota/Provinsi Gorontalo.

Pasalnya, pada Jumat (24/4/2020) malam, ratusan warga di sekitar Masjid Darul Muhaidin Kelurahan Talumolo memblokade jalan sebagai bentuk protes, lantaran tak diizinkan menggelar Salat Tarawih berjemaah di masjid tersebut.

Dari pantauan Gopos.id-jaringan Suara.com, blokade jalan tersebut mulai dilakukan sejak Pukul 20.00 WITA. Ratusan warga yang berkumpul di tengah Jalan Mayor Dullah menempatkan penghalang dan memblokade jalan akses ke Pelabuhan Gorontalo, serta Tans Sulawesi Gorontalo-Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).

Menurut informasi yang dirangkum Gopos.id, aksi protes warga bermula ketika warga sedang bersiap melaksanakan Salat Tarawih berjemaah. Namun keinginan tersebut batal terjadi karena adanya larangan menggelar Salat Tarawih berjemaah.

Akibat larangan tersebut, warga lantas keluar dari masjid dan melakukan aksi blokade Jalan Mayor Dullah. Warga menilai, larangan tersebut tidak adil karena mereka masih ada masjid di kelurahan lain yang tetap menjalankan Salat Tarawih berjemaah.

“Sebenarnya ini adalah keinginan besar dari masyarakat. Awalnya kami sudah memberitahukan kepada pemerintah kecamatan dan kelurahan bahwa Masjid Darul Muhaidin akan melaksanakan Salat Tarawih,” ucap Ketua Takmir Masjid Darul Muhaidin Thaib Usman seperti dilansir Gopos.id-jaringan Suara.com pada Jumat (24/4/2020) malam.

Dia mengemukakan, saat siang hari mereka setelah Salat Zuhur dan Salat Jumat, mereka tidak melaksanakan salat. Namun kenyataannya, masih ada beberapa masjid yang melaksanakan salat berjemaah. Lantaran itu, Thaib memprotesnya karena seharusnya aturan ini diberlakukan merata.

“Saya sampaikan kepada imam bahwa malam ini kita hanya melaksanakan Salat Isya. sesuai dengan pernyataan saya pada pemerintah kecamatan, bahwa malam ini kita tidak akan sholat tarawih. Setelah diumumkan oleh imam, terjadilah seperti ini reaksi jamaah,” katanya.

Lantaran aksi pemblokiran ini, arus lalu lintas menjadi macet. Bahkan, nampak terlihat kerumunan warga. Namun setelah memblokir jalan beberapa jam, aparat kepolisian dibantu TNI mendatangi lokasi dan membubarkan aksi warga warga.

https://www.suara.com/news/2020/04/2...trans-sulawesi


Jumat, 24 April 2020

HOAX Anies Baswedan Dipuji Dunia karena Dapat Menyelamatkan Indonesia dari Virus Korona? Ini Faktanya






Beredar kabar di media sosial yang menyebutkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat pujian dari dunia internasional. Pujian itu diberikan karena Anies diklaim dapat melawan pandemi virus Korona tipe baru alias covid-19.

Informasi tersebut berawal dari kanal Youtube Rakyat Merdeka yang mengunggah video berjudul "JAKARTA MELAWAN ! Langkah SIGAP & CERDAS Anies Baswedan SELAMATKAN JAKARTA" pada Senin, 16 Maret 2020. Video berdurasi 15 menit 11 detik itu diunggah dengan thumbnail yang memperlihatkan foto Anies dengan narasi bertuliskan:

“KETAJAMAN MATA HATI ANIES BASWEDAN MENGAMBIL ALIH KOMANDO PERANG MELAWAN CORONA SELAMATKAN INDONESIA"

Penelusuran:
Dari hasil penelusuran, klaim bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat pujian dari dunia internasional karena dapat melawan pandemi covid-19 adalah salah. Tidak ada pemberitaan dari media arus utama terkait klaim tersebut.

Isi video berdurasi 15 menit 11 detik yang diunggah kanal Youtube Rakyat Merdeka adalah konferensi pers Anies di Balai Kota pada Minggu, 15 Maret 2020. Pada konferensi tersebut Anies mengatakan Pemrov DKI Jakarta mengambil kebijakan memangkas rute bus TransJakarta, seperti dimuat Medcom.id melalui artikel berjudul "Rute dan Operasional Transportasi Massal di DKI Dipangkas". Video tersebut sama sekali tidak menyinggung informasi bahwa adanya pujian yang diberikan dunia internasional kepada Anies terkait penanganan covid-19.

Pula, tak ada pemberitaan terkait Anies mengambil komando dalam perang melawan covid-19. Dilansir katadata.co.id, melalui artikel berjudul "Jokowi Bentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19" disebutkan bahwa Presiden Joko Widodo membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia. Gugus tugas tersebut diketuai oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo.

Pembentukan gugus tugas tersebut berdasaan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 yang ditandatangani pada 13 Maret 2020. Gugus tugas itu berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

"Tim reaksi cepat telah dibentuk dan dikomandani oleh kepala BNPB dan disiapkan di rumah sakit tipe A," kata Jokowi di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat 13 Maret 2020.



Sementara itu, total kasus covid-19 di Indonesia hingga saat ini terus bertambah. Kasus paling banyak terjadi di Jakarta. Dilansir Medcom.id, total kasus aktif covid-19 di Indonesia sebanyak 5.423 kasus, dengan jumlah pasien sembuh 747 dan 590 meninggal. Untuk di Jakarta, total kasus sebanyak 3097 kasus, dengan jumlah pasien sembuh 230 dan 287 meninggal.

Kesimpulan:
Klaim bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat pujian dari dunia internasional karena dapat melawan pandemi covid-19 adalah salah. Tidak ada pernyataan resmi dari dunia internasional yang memuji Anies terkait klaim tersebut.

Informasi tersebut masuk dalam kategori hoaks jenis false connection (koneksi yang salah).
Ciri paling gamblang dalam mengamati konten jenis ini adalah ditemukannya judul yang berbeda dengan isi berita. Konten jenis ini biasanya diunggah demi memperoleh keuntungan berupa profit atau publikasi berlebih dari konten sensasional.

Kamis, 23 April 2020

Tips Aman Parkir Mobil di Rumah Dalam Waktu yang Lama

Himbauan untuk lebih banyak berkativitas di rumah membuat mobil lebih lama terparkir dirumah. Kondisi ini tentunya berdampak tidak baik, jika mobil diparkir dengan sembarangan tanpa pertimbangan – pertimbangan tertentu. Berikut ini ada beberapa tips GanSis, supaya mobil terparkir dengan aman dalam waktu yang lama:

Parkir di tempat beratap

Tips Aman Parkir Mobil di Rumah Dalam Waktu yang Lama

Supaya terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan, mobil harus di parkir di tempat beratap. Hal ini untuk memastikan mobil terlindung dari cuaca ekstrem, gangguan dan kotoran ham liar yang bisa merusak mobil. Selain itu, parkir di tempat beratap juga melindungi mobil dari cahaya matahari langsung. Dan juga bergunan untuk membuat suhu di dalam mobil tetap rendah sehingga sirkulasi udara di dalam kabin jadi tetap segar dan komponen interior jadi terjaga.

Posisi transmisi

Untuk mobil matik, pastikan transmisi berada pada posisi P. Hal ini bertujuan untuk mencegah mobil bergerak ketika parkir (tanpa menggunakan rem). Sementara untuk mobil manual, cukup posisikan transmisinya pada posisi netral.

Panaskan mesin dan AC mobil secukupnya

Usahakan untuk memanaskan mesin mobil di ruang terbuka dua kali dalam seminggu selama 20 menit sambil menginjak pedal gas agar putaran mesin minimal 2000 RPM. Sambil memanaskan mesin buka jendela mobil dan menyalakan AC kendaraan agar terjadi sirkulasi oli pada sistem AC dan udara di dalam kabin, sehingga fungsi kerja AC selalu prima.

Aktifkan rem tangan

Tips Aman Parkir Mobil di Rumah Dalam Waktu yang Lama

Untuk alasan keamanan lebih baik tetap gunakan rem tangan ketika mobil terparkir. Jika hanya mengganjal ban mobil, dikhawatirkan akan berbahaya bagi orang disekitar mobil. Kalian jangan takut komponen lain dari mobil rusak karena memarkir mobil dengan menggunakan rem tangan. Kalaupun nanti pada saat digunakan ada suara – suara aneh, itu normal dan akan hilang dengan sendirinya.

Angkat wiper atau ganjel dengan busa

Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya penumpukan debu atau partikel lain yang bisa merusak karet wiper. Selain itu, mengangkat wiper atau mengganjel dengan busa juga bisa menghindari karet dari kerusakan akibat suhu panas.

Anies Bayar Commitment Fee Formula E 2021 Saat Krisis Corona, PSI: Bisa untuk Sembako


Anies Bayar Commitment Fee Formula E 2021 Saat Krisis Corona, PSI: Bisa untuk Sembako

 Jakarta, Beritasatu.com - Berdasarkan informasi dari laman dashboard-bpkd.jakarta.go.id, Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta telah membayarkan commitment fee Formula E tahun 2021. Commitment fee sebesar Rp 200 miliar dari total tagihan Rp 396 miliar telah dibayarkan DKI di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang tengah terjadi pada saat ini. Menyikapi hal tersebut, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta menilai Pemprov tidak memiliki keberpihakan terhadap penderitaan rakyat.

“Balapan tahun 2020 ini saja belum jelas apakah akan dilaksanakan, kok malah sudah bayar commitment fee untuk balapan tahun depan 2021. Zaman susah begini rakyat butuh sembako, bukan balapan mobil,” kata Anggara Wicitra Sastroamidjojo, Wakil Ketua Komisi E dari Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, Rabu (22/4/2020).

Baca juga: Distribusi Bansos Amburadul, DPRD DKI Minta Anies Evaluasi Dirut Pasar Jaya

Apalagi, Anggara menjelaskan, dampak negatif Covid-19 terhadap keuangan daerah saat ini tidak main-main. Penutupan berbagai kegiatan ekonomi dalam rangka Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengakibatkan realisasi pendapatan daerah dalam APBD tahun 2020 akan defisit sekitar Rp 40 triliun.


“Yang saya heran, di tengah ancaman defisit anggaran dan krisis , bisa-bisanya Pemprov malah memprioritaskan bayar commitment fee padahal bisa ditinjau ulang bahkan dibatalkan karena krisis kemanusiaan global akibat bencana corona. Padahal, dengan harga sembako Rp 149.500 per paket, duit commitment fee Rp 200 miliar itu bisa dipakai beli tambahan sembako untuk 1,3 juta keluarga,” ujar Anggara.

Baca juga: Salah Sasaran, Warga Kembalikan Bansos

Anggara mempertanyakan sikap Pemprov DKI Jakarta yang lebih mengistimewakan pembayaran ke Formula E Operations Limited (FEO) selaku pemilik lisensi ajang balap Formula E, ketimbang memenuhi komitmen bantuan sosial (bansos) kepada warga Jakarta.

“Saya menilai komitmen Pemprov DKI terhadap bansos tidak sekuat komitmennya terhadap balap Formula E. Ini terlihat dari nilai bansos yang terus turun. Awalnya, Pak Gubernur berjanji tiap keluarga miskin akan dapat Rp 1 juta per bulan. Tidak berapa lama, angkanya turun jadi Rp 600 ribu per bulan. Belakangan, realisasinya cuma Rp 299 ribu per bulan. Saya ingatkan, Pemprov DKI bekerja untuk warga Jakarta, bukan ke panitia balapan mobil,” ucap Anggara.

Baca juga: Anies & Riza Diminta Alihkan Dana Operasionalnya Rp63 M/Bulan Buat Dana Corona Agar Jadi Contoh Kepala Daerah Lain

Anggara menduga nilai bansos yang terus berkurang ini disebabkan oleh realisasi pendapatan daerah yang jauh dari target. Sejauh ini, realisasinya baru Rp 11,8 triliun atau sekitar 14,4 persen dari target.

“Saat anggaran pemerintah terbatas, seharusnya uang yang sedikit itu dipakai untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Jangan sampai untuk balapan mobil uangnya ada, tapi giliran bansos uang tidak ada. Saya dapat laporan sampai sekarang masih ada ratusan ribu warga Jakarta tidak dapat bansos,” tutur Anggara.

Anggara memperkirakan pihak Pemprov DKI nanti akan membela diri dengan menyebut bahwa skema pembayaran sudah diatur di dalam kontrak, oleh karena itu harus dipenuhi.

“Kontrak itu bukan kitab suci. Kontrak bisa diubah dan dibicarakan ulang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apalagi saat ini statusnya bencana nasional pandemi Covid-19. Pemprov DKI punya alasan kuat untuk negosiasi kontrak Formula E. Bahkan menurut saya seharusnya Pemprov membatalkan kontrak dan meminta kembali commitment fee tersebut dikembalikan. Di masa sulit seperti ini rakyat tidak butuh tontonan balapan mobil,” tutup Anggara.

https://www.google.com/amp/s/amp.ber...-untuk-sembako

Buruh: Kalau Demo Tidak Boleh, Larang Juga Pabrik Beroperasi


Buruh: Kalau Demo Tidak Boleh, Larang Juga Pabrik Beroperasi

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Departemen Komunikasi dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Kahar S. Cahyono menegaskan buruh tetap akan menggelar aksi unjuk rasa pada Kamis (30/4) di Jakarta meski kepolisian melarang.

Kahar mengatakan aksi ini sekaligus bentuk protes mereka terhadap pemerintah dan aparat kepolisian yang membiarkan sejumlah perusahaan yang tetap beroperasi. Akibatnya para pekerja tetap wajib bekerja padahal PSBB sudah diterapkan.

"Kami mau bilang sebenarnya, kalau memang aksi dilarang, harusnya juga fair larang juga perusahaan-perusahaan yang sampai saat ini masih mempekerjakan buruhnya," kata Kahar saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (22/4).


Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta mencatat masih ada 281 perusahaan yang masih beroperasi pada Selasa (21/4). Padahal perusahaan-perusahaan itu tidak masuk dalam sektor yang dikecualikan dalam penerapan PSBB.


Kahar menjelaskan buruh bukannya tidak memperhatikan bahaya penyebaran corona dengan tetap memaksakan menggelar aksi. Melalui aksi ini, kata dia, buruh jstru berusaha terhindar dari corona.

"Justru kami meneriakkan aksi karena kami takut corona ini. Karena sampai saat ini pun kami masih tetap bekerja, masih datang ke pabrik," ucap dia.

Kahar berkata dalam aksi itu KSPI akan menyampaikan tiga tuntutan, yaitu menyetop pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja, menolak PHK, dan mendesak perusahaan meliburkan pekerja dengan tetap membayar upah secara penuh.

KSPI tetap akan mengerahkan ribuan massa untuk beraksi di depan Gedung DPR RI serta Kantor Kemenko Maritim dan Investasi. Kahar mengatakan buruh sudah biasa berhadapan dengan hadangan aparat ketika turun ke jalan.

"Bukan kami mentang-mentang mau berhadapan dengan aparat, tapi pemberitahuan sudah kami lakukan, sudah sesuai dengan prosedur,"ucap dia.

Aksi akan digelar dengan memperhatikan protokol kesehatan. Buruh akan dilengkapi dengan masker, sarung tangan, hand sanitizer, dan wajib menjaga jarak.

Sebelumnya, Mabes Polri menyatakan tidak akan mengeluarkan izin untuk kelompok organisasi buruh yang berencana menggelar demonstrasi pada 30 April menjelang peringatan hari buruh atau May Day 1 Mei.


Kepolisian berdalih pelarangan terkait PSBB. Mereka berpegangan dengan Maklumat Kapolri bernomor Mak/2/III/2020 tentang Kepatuhan terhadap kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran Covid-19.

"Dengan tegas pihak kepolisian menyampaikan, tidak akan mengeluarkan surat izin aksi unjuk rasa atau demonstrasi itu," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Komisaris Besar Asep Adi Saputra, di Mabes Polri, Senin (20/4).

Senin, 20 April 2020

Ekuador Gempar Gegara Virus Corona, Mayat Tergeletak di Tepi Jalan

Ekuador Gempar Gegara Virus Corona, Mayat Tergeletak di Tepi Jalan


Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena menyedihkan yang terjadi di Ekuador. Negara yang berlokasi di bagian barat laut Amerika Selatan tersebut dikabarkan kewalahan menghadapi pandemi virus corona.

Melansir dari Infografis JHU CSSE, hingga Senin, 20 April 2020 pukul 15:02 WIB, diketahui jika total pasien yang terinfeksi di Ekuador mencapai 9.468 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 474 orang meninggal dunia, dan yang sembuh sebanyak 1.061 orang.

Namun, belakangan ini beredar informasi terkait pantauan langsung dampak dari virus corona yang mewabah di Ekuador. Fakta-fakta yang berdar pun cukup mengkhawatirkan. 

Guayaquil Layaknya Kota Mayat
Data resmi dari pemerintah Ekuador memang merilis jika jumlah korban yang meninggal akibat virus corona sebanyak 474 orang. Namun, beredar fakta dari warga Ekuador yang menyebut jika korban yang meninggal lebih dari itu. Bahkan jika dilakukan cek silang pada kawasan Guayas (negara bagian yang terdampak parah akibat virus corona), didapatkan fakta bahwa setidaknya 6.700 orang meninggal dunia pada dua minggu pertama di bulan April.

Ekuador Gempar Gegara Virus Corona, Mayat Tergeletak di Tepi Jalan


Kematian tersebut memang tidak hanya karena virus corona. Ada juga yang diakibatkan penyakit lain. Namun tingginya angka kematian di kawasan tersebut karena dampak dari lumpuhnya layanan kesehatan Ekuador akibat pandemi virus corona. Masyarakat disana pun juga tidak bisa mengakses klinik swasta karena tidak semua orang sanggup membayar biaya pengobatan.

Dampak dari masyarakat yang tidak mendapatkan fasilitas kesehatan membuat banyak korban meninggal di pinggir jalan. Bahkan ada yang sudah berhari-hari tidak dikubur ataupun dikremasi.


Presiden Ekuador Akui Kegagalan
Presiden Ekuador, Lenin Moreno, merespon terkait fenomena yang menggemparkan dunia ini. Ia mengakui jika pemerintahannya telah gagal dalam mengatasi krisis kesehatan.

Ekuador Gempar Gegara Virus Corona, Mayat Tergeletak di Tepi Jalan


Pemerintah Ekuador juga sadar jika selama ini cenderung lamban dalam menghadapi pandemi virus corona. Akibat hal itulah, pemerintah Ekuador pun telah meminta maaf kepada masyarakatnya.

Menteri Kesehatan Ekuador, Juan Carlos Zevallos, juga berjanji akan mengurus tragedi ini hingga situasi kembali normal.


Kesaksian Warga Setempat
Situasi yang menghebohkan di Ekuador disebabkan karena banyak kesaksian warga terkait fakta lapangan yang dilihat oleh mata mereka sendiri. Warga setempat menyaksikan banyak jenazah yang diletakkan begitu saja di pinggir jalan, dan menunggu hingga berhari-hari agar diurus.

Salah satu warga pun juga memperlihatkan jenazah dari kedua orang tuanya yang dibaringkan di depan rumahnya dan hanya terbungkus oleh kain. Kondisi tersebut lantaran ketersediaan peti mati yang sudah tidak ada lagi, dan memaksa warga menutup dan mengubur jenazan menggunakan kain hingga kardus.

Ekuador Gempar Gegara Virus Corona, Mayat Tergeletak di Tepi Jalan


Selain itu ada juga warga Guayaquil bernama Jesica Castaneda yang kesulitan mengakses pelayanan untuk membantu mengurus jenazah pamannya. Berikut kesaksiannya:

“Pamanku meninggal 28 Maret, dan tiada yang membantu mengurus jenazahnya. Kata rumah sakit, mereka tak punya pengangkut jenazah, dan kami tak bisa meminjam karena ia meninggal di rumah. Kami memanggil ambulans, tapi cuma diminta bersabar. Sekarang jenazahnya masih di tempat tidur, sama seperti waktu dia meninggal. Tak ada yang berani menyentuhnya”.



Rumah Jenazah Tutup karena Kewalahan
Tidak hanya rumah sakit yang lumpuh, rumah jenazah juga ikut kewalahan akibat tingginya jumlah kematian yang terjadi di Ekuador. Dampak dari hal tersebut membuat sejumlah rumah jenazah tidak lagi menerima permintaan penguburan. Banyak dari karyawan rumah jenazah yang takut tertular dari jenazah-jenazah tersebut.

Kota Guayaquil juga sampai kehabisan ruang untuk menguburkan mayat. Sebagian orang pun terpaksa harus membawa jenazah sanak saudaranya ke kota lain untuk dimakamkan.

Ekuador Gempar Gegara Virus Corona, Mayat Tergeletak di Tepi Jalan


Kebutuhan untuk menguburkan jenazah juga mengalami hambatan karena ketersediaan peti mati yang langka. Hal ini membuat sejumlah warga Ekuador menggunakan kardus sebagai peti mayat. Bahkan, narapidana pun sampai harus membuat peti mati dari kayu untuk membantu ketersediaan stok peti mati bagi korban.