Rabu, 17 Maret 2021

5 Fakta Menarik Tuatara, Reptil Endemik Selandia Baru



Reptil merupakan salah satu hewan yang sangat dekat dengan kita, walaupun bentuknya terkadang menyeramkan namun banyak yang menjadikan hewan ini sebagai peliharaan. Reptil memiliki banyak spesies di dalamnya, ada yang familiar dengan kita seperti cicak, ular, bunglon, dan kura-kura, dan ada juga yang tidak familiar, tuatara contohnya.

Jika Indonesia memiliki komodo sebagai reptil endemiknya, Selandia Baru juga mempunyai reptil endemik, yakni tuatara. Apa saja sih keunikan dari satwa endemik Selandia Baru ini? berikut fakta-faktanya.


1. Hanya Tersisa 2 Spesies




Walaupun terlihat mirip, tuatara bukanlah kadal. Tuatara merupakan reptil dari ordo Rhynchocephalia, melansir dari buku Clinical Anatomy and Physiology of Exotic Species, Ordo Rhynchocephalia hampir punah lebih dari 65 juta tahun yang lalu dan hanya ada dua spesies tuatara yang tersisa saat ini.

Dua spesies tuatara yang hidup yaitu, Sphenodon punctatus dan Sphenodon guntheri. Satu spesies ditemukan di pulau-pulau lepas pantai Selandia Baru sedangkan spesies lainnya hanya ditemukan di Pulau North Brother di Selat Cook.



2. Sering disebut sebagai Fosil Hidup




Tuatara merupakan satu-satunya anggota dari ordo Rhynchocephalia yang masih bertahan hidup sampai sekarang, Rhynchocephalia yakni bangsa reptil yang berkembang 200 juta tahun yang lalu.

Melansir dari National Geographic Tuatara sering dikatakan sebagai fosil hidup, karena hanya sedikit berubah selama jutaan tahun dan tanpa kerabat yang masih hidup. Semua anggota ordo lainnya punah 60 juta tahun yang lalu, di akhir periode Cretaceous.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI

3. Memiliki Mata Ketiga

Satu hal yang membuat hewan ini unik, ialah adanya mata ketiga. Mata ketiga tuatara terletak di atas kepalanya yang disebut mata parietal. Mata ini memiliki retina, lensa, kornea, dan ujung saraf, tetapi tidak digunakan untuk penglihatan, namun berfungsi sebagai penyerapan sinar ultraviolet.

Mata parietal ini hanya terlihat pada tuatara yang baru menetas dari telur, pada tuatara dewasa tidak terlihat karena tertutup sisik dan pigmen. Unik ya!

4. Tuatara Memiliki Umur yang Panjang



Tuatara memiliki metabolisme yang lambat, sehingga mempengaruhi pertumbuhannya. Diperkirakan mereka dapat hidup hingga 100 tahun di alam liar. Tuatara dapat mentolerir suhu yang jauh lebih rendah daripada kebanyakan reptil dan mereka berhibernasi selama musim dingin.

Suhu tubuh tuatara dapat berkisar antara 5-11 ° C selama sehari, sedangkan kebanyakan reptil memiliki suhu tubuh sekitar 20 ° C. Suhu tubuh yang rendah ini menyebabkan metabolisme menjadi lebih lambat.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI

5. Sayangnya, Tuatara Sangat Lambat dalam Berkembang Biak



Populasi tuatara sangat rentan dan mengkhawatirkan. Dahulu, tuatara tersebar di seluruh Selandia Baru. Namun sekarang hanya terbatas di kepulauan Selat Cook dan beberapa pulau di sebelah timur laut Pulau Utara.

Populasi tuatara sulit untuk meningkat akibat pertumbuhan dan perkembangan hewan ini sangat lambat. Melansir dari Wired tuatara membutuhkan 10-20 tahun untuk mencapai usia kematangan seksual. Jantan bisa kimpoi setiap tahun, tapi betina berkembang biak setiap dua sampai lima tahun dan tuatara hanya bertelur satu butir dalam satu kali berkembang biak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar