Tampilkan postingan dengan label HOAX. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HOAX. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 April 2022

Geger Driver Shopee Food yg Ngaku Korban Begal Ternyata Hoaks, Faktanya Begini

 Geger Driver Shopee Food yg Ngaku Korban Begal Ternyata Hoaks, Faktanya Begini


MOTOR Plus-online.com - Geger driver ojol Shopee Food yang mengaku jadi korban begal ternyata hoaks alias bohong, begini faktanya bro.

Seorang driver ojol alias ojek online viral di media sosial usai mengabarkan dirinya jadi korban begal di Yogyakarta.

Sebelumnya MOTOR Plus-online juga memberitakan insiden driver ojol korban begal dengan judul "Melawan Takut Dipenjara, Driver Shopee Food Pasrah Jadi Korban Keganasan Begal" yang bisa bikers baca DI SINI.

Namun setelah diselidiki, ternyata driver ojol tersebut berbohong dengan bercerita telah menjadi korban begal.

Dikutip dari Kompas.com, driver ojol Shopee Food itu berinisial AK (25).

Pria yang merupakan warga Kota Yogyakarta ini berbohong karena takut dimarahi istrinya karena mabuk dan berkelahi.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan, peristiwa diawali pada 12 April 2022 pukul 23.00 WIB.

AK saat itu sedang berkumpul bersama empat temanya di warung daerah Jalan Kaliurang Km 5.

"Saudara AK dan AP dan teman lainya mengomsumsi minuman keras. Sambil mengonsumsi, terjadilah ribut antara AK dan AP," ujar Ade dikutip dari Kompas.com, pada Sabtu (16/4/2022).

Keributan itu berawal ketika AP bercerita tentang urusan pribadinya. Saat AP sedang bercerita, AK tiba-tiba menyela.

"AP tidak terima akhirnya AP memukul saudara AK dengan tangan kananya hingga mengenai mata saudara AK. Akhirnya ada lebam," ucap dia.

Setelah kejadian itu, AK pulang ke rumahnya.

Saat sampai di rumah, AK bertemu dengan istrinya

Saat bertemu itulah dan masih dalam pengaruh alkohol, AK berbohong kepada istrinya dengan mengarang cerita fiktif telah menjadi korban kejahatan jalanan.

Kepada istrinya, AK mengarang cerita kalau didatangi oleh delapan orang mengendarai empat motor
.

Mereka ada yang membawa senjata tajam dan membawa benda seperti kunci inggris.

Lebam di bagian mata tersebut akibat dipukul dengan menggunakan benda mirip kunci inggris.

"Saudara AK dan istrinya bersepakat tidak melaporkan ke polisi 'biar Gusti Allah saja yang membalas'. Ada kata-kata percuma lapor dan lain sebaginya," tutur dia.

Setelah itu, AK berkumpul dengan teman-temanya di salah satu warung makan di selatan Pasar Pingit, Kota Yogyakarta.

Saat ditanya teman-temanya, AK kembali berbohong telah menjadi korban kejahatan jalanan.

Cerita AK tersebut kemudian viral di berbagai media sosial.

"Saudara AK dan istrinya me-reply komen terhadap postingan-postingan yang ada di IG dan akun Facebook tersebut. Tidak hanya me-reply biasa-biasa saja, namun menceritakan ulang cerita yang disampaikan saudara AK ini," urai dia.

Setelah viral, akhirnya dibentuk tim gabungan baik dari Ditreskrimum Polda DIY, Satreskrim Polres Sleman dan Satreskrim Polresta Yogyakarta.

Tim kemudian melakukan penyelidikan.

"Setelah melakukan penyelidikan yang diduga TKP, teman-teman di lapangan mendapatkan bantuan dari Kepala Dukuh dan beberapa saksi yang menyatakan tidak ada kejadian seperti yang disebutkan di beberapa akun medsos tadi hari Rabu antara jam 1 hingga jam 2 dini hari. Ternyata tidak ada kejadian itu," ujar dia.
sumber

Masyarakat lagi panas gara2 berita begal di Lombok tengah, eeh ini orang malah bikin hoaks bikin rame medsos kemarin emoticon-Blue Guy Bata (L)



Selasa, 14 September 2021

Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Terbuang Sia-sia di Aceh Tenggara, gara-gara Warga

 Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Terbuang Sia-sia di Aceh Tenggara, gara-gara Warga


Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Terbuang Sia-sia di Aceh Tenggara, gara-gara Warga Enggan Divaksin

KOMPAS.com - Sebanyak 1.921 dosis vaksin Sinovac yang diperuntukkan bagi warga Kabupaten Aceh tenggara, harus terbuang sia-sia dan ada pula yang rusak. Kejadian ini terjadi pada Jumat (10/9/2021).

Rinciannya, dari 1.921 dosis Vaksin Sinovac yang terbuang itu, sebanyak 1.818 dosis tak terpakai. Kemudian, sisanya sebanyak 103 dosis dinyatakan rusak.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Tenggara, Sukri Manto mengatakan, data tersebut didapat dari data Satgas Covid-19 Kabupaten Aceh Tenggara, tanggal 10 September 2021.

Menurut Sukri Manto, banyak vaksin yang terbuang sia-sia lantaran pada awal-awal vaksinasi, masyarakat banyak yang takut atau tidak antusias untuk divaksin.

Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Terbuang Sia-sia di Aceh Tenggara, gara-gara Warga

Padahal, vaksin yang dikirim dari pusat itu adalah berbentuk kemasan, yang mana 1 vial bisa untuk vaksinasi 10 orang.

“Jadi terkadang yang datang cuma enam orang, maka yang tidak terpakai juga jadi banyak,” kata Sukri Manto, Minggu (12/9/2021), seperti dikutip dari Serambinews.com.

Saat ini, vaksin yang terbaru 1 vial isinya 2 dosis. “Sehingga, kalau untuk yang tidak terpakai pasti sedikit dan beda dengan vaksin sebelumnya,” kata Sukri Manto.

Sukri Manto menyebutkan, vaksin Covid-19 yang sudah terpakai di Aceh Tenggara mencapai 49.319 dosis.

Sedangkan progres vaksinasi dosis I mencapai 32.222 orang atau 19,21 persen.

Kemudian, dosis II 16.748 orang atau 09,99 persen, dan dosis 3 mencapai 417 orang atau 00,25 persen.

Sementara itu, saat ini stok vaksin di Gudang Dinkes Aceh Tenggara, RSUD, dan puskesmas, mencapai 11.322 dosis.

sumber

Selasa, 03 Agustus 2021

Air Keran Terbukti Positif Covid-19? Cek Dulu Faktanya!

 Beredar informasi air keran yang di tes menggunakan Rapid Test Antigen dan hasilnya positif. Salah satu pengunggahnya adalah akun Facebook Info Seputar Blora. Video itu diunggah pada 22 Juni 2021. Hingga kini video itu telah disukai 3 kali dan diputar ulang sebanyak 800 kali.


Air Keran Terbukti Positif Covid-19? Cek Dulu Faktanya!
Sumber Foto: Kompas.com

Dari video tersebut muncul hasil reaktif atau positif. Narasi di video menyindir apakah air keran yang di tes positif akan dikarantina. Selain itu narasi juga mengarahkan penonton untuk percaya bahwa tes Covid-19 adalah penipuan.

Akun Facebook Info Seputar Blora menuliskan bahwa air keran yang dites hasilnya positif. Itu adalah bukti bahwa rapid test antigen tidak valid.

Kali ini video yang sama kembali beredar dan diunggah di akun Facebook Sportss Giffts. Video tersebut menunjukkan seorang satpam yang melakukan tes antigen dengan menggunakan air keran dan alat tersebut menampilkan positif Covid-19. Postingan ini disukai sebanyak 10 kali, dikomentari 1 kali, dan disebarkan kembali 32 kali.

Air Keran Terbukti Positif Covid-19? Cek Dulu Faktanya!
Sumber Foto: Turnbackhoax.id

Air Keran Terbukti Positif Covid-19? Cek Dulu Faktanya!
Sumber Foto: Kumparan.com

Lantas, benarkah air keran positif Covid-19 dan dapat menyebarkan virus tersebut?

PEMERIKSAAN FAKTA

Hansip Hoax telah melakukan penelusuran terkait air keran positif COvid-19 tersebut melalui situs Kompas.com dan AFP Fact Check.

Kabar ini sudah berulang kali muncul tetapi dengan video yang berbeda, Dicky Budiman selaku Epidemiolog Universitas Griffith menjelaskan bahwa informasi tentang air keran positif Covid-19 dengan menggunakan alat tes antigen adalah tidak benar.

Ia menjelaskan SARS-CoV-2 tidak menyebar melalui air tetapi melalui udara sehingga air biasa tidak akan bisa terdeteksi oleh alat. Penggunaan alat tes antigen pada video tersebut menguji sampel yang bukan semestinya sehingga PH dari alat tes antigen terganggu dan merusak antibodi pada film alat sehingga hasil yang dikeluarkan tidak valid.

Alat tes antigen sendiri hanya bisa digunakan dengan menggunakan sambil yang diambil dengan swab yang dimasukkan melalui hidung bukan dengan menggunakan sampel air ataupun cairan lainnya.

Air Keran Terbukti Positif Covid-19? Cek Dulu Faktanya!

KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya Gan, berdasarkan pemeriksaan fakta yang dilakukan Hansip Hoax menyatakan informasi mengenai air keran yang positif Covid-19 tersebut merupakan informasi tidak benar aliasHoax.

Sebarkan ya informasi dan klarifikasi ini ke rekan dan keluarga kalian agar terhindar dari hoax yang menyesatkan.

Senin, 12 Juli 2021

[HOAKS] Pasien Meninggal Karena Covid-19 Semuanya di Rumah Sakit

 KOMPAS.com - Di media sosial Facebook beredar narasi yang menyebut pasien yang meninggal karena Covid-19 semuanya terjadi di rumah sakit.


Pengunggah menyebutkan, tidak ada kejadian penderita Covid-19 meninggal di luar rumah sakit.

Faktanya tidak demikian. Banyak pula pasien Covid-19 yang meninggal dunia di rumah atau saat mencari pertolongan medis.


Narasi yang beredar

Narasi itu salah satunya dibagikan akun Ricky pada Minggu (11/7/2021). Berikut narasi yang dituliskannya:

"Semua yang meninggal karena Covid-19 semuanya meninggal di rumah sakit. So, klo anda ingin kena covid lalu mati... Pergilah ke rumah sakit...Karena tidak rumah, di kantor ataupun di tempat2 ibadah...tidak ada. Fakta Berbicara!!!"

Selain menuliskan narasi tersebut, akun ini juga mengunggah data kasus Covid-19 di Indonesia sehari sebelumnya, Sabtu (10/7/2021), yang berasal dari Kementerian Kesehatan.


Penelusuran Kompas.com

Narasi yang disampaikan akun tersebut bahwa semua pasien Covid-19 yang meninggal semuanya terjadi di rumah sakit, tidak benar.

Belakangan, banyak kasus pasien Covid-19 meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri.

Sistem kesehatan di berbagai daerah mulai kolaps dan tidak lagi mampu menampung pasien-pasien yang membutuhkan pertolongan.

Akibatnya, banyak kasus penderita Covid-19 yang ditemukan meninggal saat melakukan isolasi di rumah, atau di kendaraan saar dalam perjalanan mencari rumah sakit yang masih memiliki ketersediaan ruang rawat.

Bahkan, ada juga yang ditemukan meninggal di trotoar jalan.

Salah satunya yang terjadi pada B. Subekti (66), seorang lansia yang ditemukan meninggal dunia di atas bangku trotoar di Jalan Ahmad Yani, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur pada Jumat (9/7/2021).

Diberitakan Kompas.com , hasil swab antigen ternyata menunjukkan hasil reaktif, hingga yang bersangkutan langsung ditangani dengan protokol Covid-19 dan dimakamkan di TPU Rorotan, Jakarta Utara.


Melansir Kompas.com, 10 Juli 2021, ada pula data 23 pasien Covid-19 yang meninggal di rumahnya saat menjalani isolasi mandiri.

Kasus-kasus ini terjadi di Jakarta Timur dalam rentang waktu 29 Juni -9 Juli 2021 berdasarkan keterangan dari Kasi Pengawasan dan Pengendalian Sudin Perhubungan Jakarta Timur, Riky Erwinda.

Fakta lain, ada dua penderita Covid-19 di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta yang meni, 9 Juli 2021.

Keduanya meninggal dunia di dalam mobil. Satu orang meninggal dalam perjalanan pulang usai melakukan swab, satu orang yang lain meninggal dunia saat akan menuju ke rumah sakit untuk mendapatkan bantuan medis.

Kemudian, terkait dengan pernyataan pengunggah yang menyebut 'So klo anda ingin kena covid lalu mati... Pergilah ke rumah sakit...', sudah pernah dibantah Satgas Covid-19 juga Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi).

Keduanya memberikan tanggapan ini ketika adanya tudingan bahwa rumah sakit bisa meng-covid-kan seorang pasien.

Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, menegaskan, pasien yang dinyatakan Covid-19 oleh pihak rumah sakit adalah mereka yang secara medis terbukti terinfeksi virus corona.

"Rumah sakit tidak akan meng-covid-kan pasien yang memang secara medis tidak terbukti mengidap Covid-19. Setiap rumah sakit dan tenaga kesehatan memiliki prosedur berupa diagnosis dan hasil diagnosis tersebut lah yang akan digunakan dokter untuk menentukan penyakit yang diderita dan pengobata yang tepat," jelas Wiku, Kamis (9/7/20210).

Hal yang sama disampaikan Kepala Humas Persi, Anjari Umarjianto, seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (3/7/2021).

"Kan ada pemeriksaan lab-nya, ada pemeriksaan klinisnya, baru kemudian seseorang itu bisa ditentukan bahwa dia terinfeksi Covid-19 atau tidak, jadi tidak asal begitu saja. Semua dengan standar kriteria," kata Anjari kepada Kompas.com, 2 Juli 2021.

Kesimpulan

Informasi yang diunggah dan memuat pendapat bahwa semua pasien Covid-19 yang meninggal terjadi di rumah sakit adalah informasi yang salah.

Terbukti, saat ini banyak juga penderita Covid-19 yang ditemukan meninggal di rumah saat melakukan isolasi mandiri, di perjalanan saat berupaya mencari ruang perawatan di rumah sakit, ada juga yang ditemukan meninggal di trotoar jalan..

https://www.kompas.com/tren/read/202...page=all#page2

Minggu, 11 Juli 2021

Pertamina Akan Menutup Seluruh SPBU! Benarkah? Cek Faktanya Disini

 Judul asli: CEK FAKTA: Viral Pengumuman Pertamina Tutup Seluruh SPBU Dukung PPKM Darurat, Benarkah?


Pembekuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM adalah peraturan baru pemerintah dalam menekan kasus penyebaran covid-19 di Indonesia.

Beredar pengumuman Pertamina akan menutup seluruh SPBU mereka untuk sementara. Hal ini sebagai bentuk dukungan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat! Benarkah hal demikian?

Pertamina Akan Menutup Seluruh SPBU! Benarkah? Cek Faktanya Disini

Pengumuman tersebut beredar luas di media sosial seperti Facebook hingga Twitter. Dalam keterangannya, Pertamina menyebut akan menutup SPBU sementara mulai dari tanggal 12 Juli 2021 sampai 17 Juli 2021.

Penutupan SPBU ini dilakukan sebagai bentuk komitmen Pertamina dalam mendukung program pemerintah. Hal ini diharapkan dapat membantu memutus penyebaran virus corona.

Sebagai komitmen Pertamina dalam mendukung program pemerintah dalam memutus rantai penyebaran Covid-19"

CEK FAKTA Viral Pengumuman Pertamina Tutup Seluruh SPBU Dukung PPKM Darurat. (Twitter/@pertamina)

Lantas benarkah pengumuman tersebut?

PENJELASAN

Berdasarkan penelusuran Suara.com, pengumuman Pertamina akan menutup seluruh SPBU adalah hoaks.

Hal ini disampaikan langsung oleh pihak Pertamina di akun media sosial mereka. Melalui Twitter resmi, Pertamina meminta masyarakat berhati-hati dengan hoaks dan penipuan yang mengatasnamakan perusahaan pelat merah ini.

Jangan sampai Indonesia dikendalikan oleh media sosial dan hoax, kita harus memikirkan dan menyaring kembali informasi yang kita dapat sebelum share ke media sosial, supaya Indonesia tidak diperbudak oleh hoax.

Source : suara.com

Jumat, 09 Juli 2021

Gereja Lakukan Vaksinasi Massal Dituduh Gelar Ibadah, Viral dan Pelaku Ditangkap

 Gereja Lakukan Vaksinasi Massal Dituduh Gelar Ibadah, Viral dan Pelaku Ditangkap


KOMPAS.com - Rekaman video yang memperlihatkan sekumpulan orang berada di sebuah gereja di Garut, Jawa Barat, belakangan viral di media sosial.

Dalam video itu, seorang pria yang merekamnya melontarkan kalimat provokatif dan menganggap pemerintah tebang pilih dalam pelaksanaan PPKM Darurat.

"Di seputaran daerah Baratayudha nih, ini Cina semua lagi beribadah di gereja nih, sementara orang-orang muslim tidak boleh ke masjid, itu di gereja mah wah banyak," ungkap suara perekam video itu.

"Ini di Jalan Baratayudha saudara-saudara, tolong diinformasikan nih," katanya.

Faktanya sedang vaksinasi massal
Terkait dengan video viral tersebut, Kepala Bidang Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (diskominfo) Kabupaten Garut, Yeni Yunita membantahnya.

Menurutnya, narasi yang disampaikan perekam dalam video tersebut tidak benar.

Sebab, aktivitas yang terjadi di dalam gereja tersebut bukan sedang melakukan peribadatan seperti yang dituduhkan, tapi vaksinasi massal.

"Narasi dalam video tersebut tidak benar atau disinformasi. Diketahui bahwa pada tanggal 5 Juli 2021, sedang dilakukan vaksinasi dosis kedua yang dilaksanakan di Gereja Kristen Pasundan," tulisnya dalam keterangan resmi Diskominfo.

Pelaku ditangkap
Setelah video viral tersebut ternyata diketahui ada informasi yang menyesatkan, polisi langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan.

Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengaku sudah mengamankan pelaku yang merekam video tersebut.

"Tim sudah bergerak, sudah melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi terduga orang yang membuat. Tadi malam kami sudah berhasil mengamankan yang bersangkutan," kata Wirdhanto kepada wartawan di sela kegiatan penegakan disiplin PPKM darurat di Bundaran Simpang Lima, Tarogong Kidul, Selasa (6/7/2021).

Saat ini, kata dia, pelaku masih dilakukan pemeriksaan secara intensif oleh petugas untuk mengetahui motif dari tindakan yang dilakukan.

https://regional.kompas.com/read/202...-di-medsos-dan


Benar atau Salah, Mengurus SIM dan SKCK Wajib Pakai Sertifikat Vaksin?

 Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 membuat sejumlah warga mulai melakukan vaksinasi agar terhindar dari virus tersebut, terutama varian baru yang menular dengan cepat. Selain untuk memperkuat imun tubuh terhadap virus, vaksinasi dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19.


Setelah dilakukan vaksin pertama dan kedua, warga akan mendapatkan sertifikat vaksin sebagai bukti telah melakukan vaksinasi. Sertifikat vaksin ini nantinya dapat digunakan sebagai syarat untuk keperluan perjalanan.

Namun, beberapa waktu lalu beredar informasi bahwa pembuatan SIM dan SKCK wajib melampirkan sertifikat vaksin Covid-19. Informasi ini disampaikan melalui media sosial Facebook oleh akun bernama Dewi Purnama dan Fahri Abdillah Torjo. Di akun tersebut juga tertulis bahwa aturan pembuatan SIM dan SKCK dengan sertifikat vaksin mulai berlaku dari tanggal 1 Juli 2021.

Berikut ini beberapa unggahan yang menginformasikan bahwa mengurus SIM dan SKCK harus menggunakan sertifikat vaksin.

Benar atau Salah, Mengurus SIM dan SKCK Wajib Pakai Sertifikat Vaksin?
Sumber: Facebook Dewi Purnama.

Benar atau Salah, Mengurus SIM dan SKCK Wajib Pakai Sertifikat Vaksin?
Sumber: Kompas.com.

Lantas, benarkah pembuatan SIM dan SKCK wajib melampirkan sertifikat vaksin?


PEMERIKSAAN FAKTA

Hansip Hoax telah melakukan penelusuran terkait pembuatan SIM dan SKCK dengan sertifikat vaksin tersebut melalui situs Tempo.co dan Kompas.com.

Hasil penelusuran Tempo,co menunjukkan, ditemukannya penjelasan dari Kepala Sub Direktorat SIM Korlantas Polri Komisaris Besar, Djati Utomo, memastikan bahwa informasi tersebut merupakan kabar bohong yang disampaikan melalui keterangan pers di situs resmi Korlantas Polri pada 20 Juni 2021. Menurut Djati, aturan tersebut tidak mungkin dibuat mengingat masih banyak masyarakat yang belum disuntik vaksin Covid-19.

Kemudian dilansir dari Kompas.com, Kepala Seksi SIM Sub Direktorat Registrasi dan Identifikasi Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Anrianto, juga mengatakan bahwa informasi tersebut tidak benar. Menurutnya, persyaratan dokumen pembuatan SIM, khususnya di Satuan Penyelenggara Administrasi SIM Daan Mogot, Jakarta Barat, masih sama. Anrianto mengatakan Satpas SIM Daan Mogot baru membuat aturan untuk membatasi jumlah pemohon di tengah adanya peningkatan kasus Covid-19 dengan memaksimalkan penerapan protokol kesehatan.

Sementara persyaratan pembuatan SIM baru berbeda untuk masing-masing golongan. Pemohon SIM A harus berusia 17 tahun ke atas, sedangkan pemohon SIM C dan SIM D harus berusia 16 tahun ke atas. Adapun untuk SIM BI dan SIM BII, pemohon harus berusia 20 tahun ke atas, sedangkan SIM umum berusia 21 tahun ke atas. Persyaratan lainnya, pemohon membawa KTP, baik asli dan fotocopy, sebelum nantinya mengikuti pengisian formulir pembuatan SIM.


KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya Gan, berdasarkan pemeriksaan fakta yang dilakukan Hansip Hoax menyatakan informasi pembuatan SIM dan SKCK dengan melampirkan sertifikat vaksin tersebut merupakan informasi tidak benar alias Hoax.

Sebarkan ya informasi dan klarifikasi ini ke rekan dan keluarga kalian agar terhindar dari hoax yang menyesatkan.