Selasa, 28 Februari 2023

4 Strategi Pemasaran Produk Warunk Upnormal

 


Strategi Pemasaran Produk: Otentik

Dalam wawancara bersama kontan, Direktur Marketing Warunk Upnormal yang bernama Rex Marindo mengatakan jika strategi pemasaran produk yang pertama harus dilakukan adalah mengetahui target pasar di tanah air. Oleh karena itu, Warunk Upnormal memilih untuk menjual produk lokal, seperti mie instan, kopi hingga roti bakar. Sebab, menurutnya, hampir semua masyarakat di Indonesia pasti menyukai kuliner tersebut.

Selanjutnya, Rex juga menambahkan jika inovasi dan modifikasi perlu dilakukan sehingga produknya tersebut dikenal secara luas. Contohnya, ia menambahkan bumbu atau topping tertentu untuk mie instan di Warunk Upnormal. Hal itu dikenal sebagai branding yang membuat para pelanggannya akan kembali demi mendapatkan produk yang hanya terdapat di warung buatannya saja.


SOP Sales

Pernahkah Anda mendatangi sebuah restoran cepat saji (fast food)? Jika iya, Anda pasti sudah familiar dengan penawaran yang dilakukan oleh kasir mereka, seperti membeli kentang atau produk lainnya. Siapa yang menyangka, jika sebuah kalimat sederhana tersebut dapat membuat restoran itu untung besar lantaran banyak konsumen yang membeli penawaran yang diberikan oleh pihak kasir. Penawaran itu termasuk ke dalam SOP Sales.

SOP Sales untuk menawarkan produk tertentu juga dilakukan oleh pihak Warunk Upnormal. Hal tersebut terbukti membuat peningkatan penjualan mereka yang mana memiliki lebih dari 60 cabang di seluruh Indonesia. Bayangkan, jika seorang kasir menerapkan SOP Sales tersebut ke setiap pelanggan sedangkan konsumen mereka mencapai ratusan orang perharinya? berapa besar keuntungan yang didapatkan pula?


Pemasukkan Pasif

Jangan pernah bermain bertahan apabila ingin mendapatkan keuntungan yang berlipat. Ibarat bermain sepakbola, Anda tidak akan bisa mencetak gol jika bermain bertahan. Sebaliknya, Anda harus menyerang untuk mencetak gol dan meraih kemenangan. Hal itu pula yang membuat Warunk Upnormal dapat terus bersaing di dunia bisnis kuliner. Salah satu strategi pemasaran produknya adalah dengan mencari pemasukkan tambahan.


Misalnya, mereka melakukan beberapa inovasi produknya seperti membuat bawa pulang (take away) atau membuat makanan yang tahan dalam waktu lama. Selain itu, menerapkan sistem bundling atau paket juga bisa meningkatkan jumlah penjualan dan juga menghabiskan sisa stok makanan yang kurang laku.


Playzone

Di era yang serba menggunakan smartphone ini, Warunk Upnormal berhasil tempat makannya sebagai sebuah arena playzone. Dengan artian, mereka menyiapkan berbagai permainan tradisional mulai dari ular tangga, uno stack dll. Warunk Upnormal berhasil mengajak para pelanggannya untuk melepas smartphone-nya dan kembali ke dunia nyata dengan permainan-permainan tradisional tersebut.

Strategi pemasaran produk tersebut terbukti ampuh sehingga banyak warung tongkrongan yang menerapkan hal serupa. Dengan menerapkan playzone tersebut, pelanggan akan betah berlama-lama dan juga memesan snack ataupun makanan ringan lainnya. Loyalitas pelanggan juga akan terbentuk sehingga Warunk Upnormal memiliki banyak pelanggan setia di setiap cabangnya.


Warunk Upnormal termasuk sebagai salah satu dari payung Cita Rasa Prima (CRP) Group. Selain Warunk Upnormal, CRP Group juga melebarkan sayap bisnis kuliner ke beberapa brand lainnya, seperti Bakso Boedjangan, Nasi Goreng Mafia hingga Fish Wow Cheeese. Secara total, CRP Group telah memiliki 117 outlet dan berkemungkinan besar akan terus berkembang ke pelosok Indonesia.

Cara CRP Group mengembangkan bisnisnya menjadi solusi alternatif mengembangkan bisnis Anda. Inovasi dan kreativitas memang diperlukan agar dapat bertahan di dalam persaingan dunia bisnis kuliner. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini?


Pengalaman WNI Menikah di Jepang, Mobil 0 Rupiah hingga Anak Baru Lahir Dapat 50 juta

 Pengalaman WNI Menikah di Jepang, Mobil 0 Rupiah hingga Anak Baru Lahir Dapat 50 juta


Reporter : Nabila Hanum

Selain uang Rp50 juta saat melahirkan, sang anak juga akan mendapatkan Rp2 juta per bulan dari pemerintah Jepang.

Dream - Tinggal menetap dan memiliki keluarga di luar negeri memang butuh biaya besar. Tak harga kebutuhan pokok yang serba mahal, biaya sekolah di luar negeri pun jauh di atas Indonesia.

Namun, yang dialami seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang ini merupakan sebuah keberuntungan.

Dalam unggahan di akun Instagram @top_world.idn, pria itu membagikan pengalamannya mendapat mobil harga murah hingga uang Rp50 juta untuk sang anak yang baru lahir dari pemerintah Jepang.

" Nelahirin anak dapet duit dari Pemerintah jepang, mobil bekas seharga motor," tulis pria bernama Cahyo Wisnu Rubiyanto.

Ia mengatakan, pemerintah Jepang memang memberikan sejumlah uang kepada warganya yang baru melahirkan.

Pengalaman WNI Menikah di Jepang, Mobil 0 Rupiah hingga Anak Baru Lahir Dapat 50 juta

Selain uang Rp50 juta saat melahirkan, sang anak juga akan mendapatkan Rp2 juta per bulan dari pemerintah Jepang.

Tak hanya itu, pemerintah Jepang juga menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan gratis untuk anak. Tak kalah mencengangkan, ada pemberian mobil dengan seharga 0 rupiah juga.

Menurutnya, mobil di jepang juga sangat murah dibanding dengan Indonesia, salah satunya mobil honda Jazz berkisah 16 juta yang baru dibeli Cahyo.

Bahkan saat dirinya membeli mobil Alphard, harganya sama dengan membeli toyota Avanza di Indonesia.

Sontak unggahan tersebut menarik perhatian warganet. Tak sedikit yang menjadi tertarik untuk tinggal di Jepang.

" Ajak-ajak atuhh... Di wakanda cari kerja cuma sulit harus good looking dan maks usia 25, Padahal usia senja juga butuh makan 😭😭," tulis @uci.ns

" Saya ga tertarik 😂 enakan di negara sendiri ktnya di Jepang ga boleh nyapa sembarangan," tulis @finazahnur

" jln liat enaknya aja,di sisi lain harga makanan dan sembako sangat mahal.bayar pajak juga sangat pantastis," tulis @mirafitriyani8



Drem.co.id


Sejarah dan Ukuran Waktu Mengapa 24 Jam Sehari dan 60 Menit dalam Satu Jam

 Sejarah dan Ukuran Waktu Mengapa 24 Jam Sehari dan 60 Menit dalam Satu Jam


Ilustrasi. Sumber: Di sini



Waktu adalah salah satu konsep fundamental dalam kehidupan manusia. Dari waktu yang dihabiskan untuk tidur hingga waktu yang dihabiskan untuk bekerja, waktu memainkan peran penting dalam segala aspek kehidupan kita. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada 24 jam dalam sehari dan 60 menit dalam satu jam? Jawabannya sebenarnya terletak pada sejarah dan perkembangan manusia dalam mengukur waktu.

Sejarah mencatat bahwa orang Mesir Kuno adalah orang pertama yang mengembangkan sistem penanggalan berdasarkan siklus matahari. Mereka membagi hari menjadi dua belas jam siang dan dua belas jam malam. Namun, jumlah jam dalam satu hari bervariasi sesuai dengan musim. Pada saat musim panas, jam matahari lebih panjang, sedangkan pada musim dingin, jam matahari lebih pendek.

Kemudian, pada abad ke-2 SM, orang Babilonia menciptakan sistem waktu yang lebih presisi berdasarkan gerakan bintang. Mereka membagi satu hari menjadi 24 jam, dengan setiap jam terdiri dari 60 menit. Penemuan ini diadopsi oleh orang Yunani kuno dan dianggap sebagai sistem waktu yang paling akurat pada saat itu.

Namun, mengapa 24 jam? Orang Babilonia membagi satu hari menjadi 24 jam karena mereka mengamati bahwa bintang-bintang tertentu muncul pada waktu yang sama setiap malam selama periode satu tahun. Setiap pergerakan bintang-bintang ini disebut decan, dan ada 12 decan dalam satu putaran penuh bintang. Oleh karena itu, setiap decan menandai interval waktu dua jam, sehingga jumlah total menjadi 24 jam.

Dalam sistem waktu ini, 60 menit per jam juga diadopsi dari Babilonia, dan dianggap sebagai pembagian waktu yang paling presisi pada saat itu. Namun, mengapa 60? Ini berkaitan dengan penggunaan sistem bilangan kuno di Babilonia. Mereka menggunakan bilangan 60 sebagai basis sistem bilangan mereka, karena bilangan ini dapat dibagi oleh banyak bilangan bulat, termasuk 2, 3, 4, 5, dan 6. Hal ini memudahkan penggunaan sistem bilangan dalam perhitungan waktu.

Penggunaan sistem bilangan 60 juga diterapkan pada detik. Satu menit terdiri dari 60 detik, yang dipengaruhi oleh penggunaan sistem bilangan desimal. Penggunaan desimal telah menjadi standar dalam sistem bilangan modern kita, tetapi penggunaan bilangan 60 masih diterapkan pada waktu.

Pada akhirnya, perkembangan sistem waktu yang kita gunakan hari ini telah banyak dipengaruhi oleh peradaban manusia. Meskipun teknologi dan ilmu pengetahuan telah berkembang pesat, dasar-dasar waktu masih berakar pada sejarah dan budaya manusia. Bagi kita semua, pemahaman tentang sejarah dan perkembangan waktu membantu kita lebih menghargai waktu yang kita miliki dan memanfaatkannya dengan bijak.


Mengapa Harus Tujuh Hari Dalam Satu Minggu?

 Mengapa Harus Tujuh Hari Dalam Satu Minggu?


Ilustrasi. Sumber: Di sini



Sejak zaman dahulu kala, manusia telah membagi waktu menjadi periode yang lebih kecil seperti hari, minggu, dan bulan. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa kita memiliki tujuh hari dalam seminggu?

Sejarah menunjukkan bahwa konsep tujuh hari dalam seminggu pertama kali muncul di wilayah Mesopotamia, sekitar 4.000 tahun yang lalu. Mesopotamia, yang sekarang merupakan wilayah Irak modern, adalah salah satu dari peradaban tertua di dunia.

Penduduk Mesopotamia mempercayai bahwa tujuh planet di tata surya mereka dipimpin oleh tujuh dewa. Mereka juga membagi waktu menjadi tujuh periode yang disebut "shabbatu" dalam bahasa Akkadia, bahasa resmi Mesopotamia kuno.

Shabbatu ini awalnya diadakan untuk memperingati fase bulan baru, yang terjadi sekitar tujuh kali dalam satu siklus bulan. Perayaan tersebut dianggap sebagai waktu yang suci dan dihormati oleh penduduk Mesopotamia.

Ketika Kekaisaran Babilonia muncul di Mesopotamia pada abad ke-18 SM, mereka mewarisi tradisi ini dan memperkenalkan konsep tujuh hari dalam seminggu kepada dunia. Mereka memanggil hari-hari tersebut dengan nama planet yang dipimpin oleh dewa mereka, yaitu Shapattu, Sin, Shamash, Ishtar, Nabu, Marduk, dan Nergal.

Konsep tujuh hari dalam seminggu kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui penjajahan dan perdagangan antar bangsa. Sistem penanggalan Julian yang diperkenalkan oleh Julius Caesar pada tahun 45 SM juga membagi waktu menjadi tujuh hari dalam seminggu.

Selain itu, agama-agama besar seperti Islam, Kristen, dan Yahudi juga menggunakan konsep tujuh hari dalam seminggu dalam praktek-praktek mereka. Pada hari ketujuh, masing-masing agama memiliki tradisi dan ritual yang berbeda.

Dalam agama Kristen, hari Minggu dianggap sebagai hari suci dan disebut sebagai hari Sabat. Ini diadopsi dari agama Yahudi, di mana hari Sabat dianggap sebagai hari suci dan hari istirahat. Sementara itu, hari Jumat adalah hari suci bagi umat Islam dan diperingati sebagai hari berpuasa.

Meskipun alasan pasti mengapa tujuh hari dipilih sebagai jumlah hari dalam seminggu masih belum diketahui, namun teori populer menyatakan bahwa ini mungkin terkait dengan fase bulan baru dan waktu yang dianggap suci oleh penduduk Mesopotamia.

Dalam kesimpulannya, konsep tujuh hari dalam seminggu memiliki akar yang dalam dalam sejarah dan kebudayaan manusia. Meskipun asal usulnya masih diperdebatkan, namun tetap menjadi bagian penting dari cara kita mengorganisir waktu kita dan merayakan hari-hari yang suci.


Rabu, 15 Februari 2023

Benarkah Eropa Sedang Mencoba Menjajah Kita di Era Modern?

 Benarkah Eropa Sedang Mencoba Menjajah Kita di Era Modern?

Sumber Gambar

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang memiliki tanah yang subur dan bisa ditanami berbagai tanaman dan komoditi. Seperti sayuran, rempah-rempah hingga buah. Hal ini yang pada zaman dahulu membuat banyak orang Eropa datang ke Indonesia bahkan hingga rela bertempur memperebutkan tanah yang berharga.

Sekitar 3 abad dalam jajahan Belanda dan Jepang, Indonesia akhirnya benar-benar merdeka pada tahun 1945. Indonesia mulai menikmati sumber daya alamnya sendiri, dikelola oleh tangan-tangan anak bangsa yang kemudian menjadi sumber penghidupan banyak orang.

Namun, tanpa kita sadari Eropa tidak serta merta melepas sumber daya di Indonesia. Sebagian dari mereka merasa bahwa ‘memiliki’ sumber daya di Indonesia dan bahkan di negara-negara lain. Sekelompok negara yang merasa kuat dan punya kewenangan untuk mendikte negara lain. Sekelompok negara itu bernama Uni Eropa.

Benarkah Eropa Sedang Mencoba Menjajah Kita di Era Modern?
Sumber Gambar

Sekilas jika kita balik ke tahun 2020, Joko Widodo sempat memberlakukan larangan ekspor biji nikel ke Eropa. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah nikel yang tadinya dijual sebagai bahan mentah, menjadi bahan setengah jadi. Yang mana hal ini membuat bisnis di beberapa negara menjadi terganggu. Tak terima dengan kebijakan ini, Uni Eropa pun membawa perkara ini ke WTO.

Dan tahun lalu, Indonesia kalah di WTO. Kebijakan soal nikel ini dinilai melanggar ketentuan WTO pasal XI. 1 GATT 1994. Yang semakin membuat Uni Eropa percaya diri untuk terus menekan Indonesia terkait ekspor biji nikel. Meski begitu, Indonesia mengajukan banding terhadap masalah nikel ini.

Pada peringatan 45 tahun kemitraan ASEAN dan Uni Eropa, Jokowi pun memberikan suatu pesan menohok dalam pidatonya. Ia berkata mengingatkan Uni Eropa untuk tidak mendikte urusan negara lain dan merasa lebih baik. Merasa bahwa standar mereka adalah yang terbaik dan semua negara harus mengikuti kemauan mereka.

Benarkah Eropa Sedang Mencoba Menjajah Kita di Era Modern?
Sumber Gambar

Dari sini kita bisa melihat bahwa meskipun kolonialisme sudah berakhir sejak puluhan tahun lalu, tapi masih ada usaha-usaha dari Eropa untuk mengeruk kekayaan alam negara lain. Seperti yang pernah terjadi ratusan tahun lalu, mulai dari kerja paksa, tanam paksa dan kini di era modern Eropa mencoba melakukan ekspor paksa.

Hal ini berpotensi menjadi penjajahan gaya baru yang tentunya harus diwaspadai oleh Indonesia dan negara-negara lain. Mungkin pemerintah sudah menyadari hal ini, sekarang tinggal sampai sejauh Indonesia bisa tegas dalam hal ekspor sumber daya.

Selain nikel, Indonesia juga hendak melarang ekspor biji bauksit yang dimulai pada Juni 2023. Bauksit sendiri memiliki banyak manfaat. Komoditi ini sendiri merupakan bahan dasar untuk membuat almunium yang kita tahu sangat berguna untuk membuat banyak hal. Besi antikarat ini kerap digunakan untuk membuat sendok, gagang pintu dan lain sebagainya.

Benarkah Eropa Sedang Mencoba Menjajah Kita di Era Modern?
Sumber Gambar

Tentunya, di masa kini Indonesia sudah paham betul dan belajar dari pengalaman dijajah di masa lalu. Kita sudah bisa mewaspadai ancaman-ancaman semacam ini. Hanya saja yang harus kita persiapkan adalah kekuatan untuk melawan ancaman semacam itu. Apakah kebijakan biji bauksit ini akan kembali menuai pertentangan? Kita lihat nanti?


Benarkah Petir di Depok Jadi Yang Terganas di Dunia?

 Benarkah Petir di Depok Jadi Yang Terganas di Dunia?

Sumber Gambar

Petir merupakan fenomena alam yang umum terjadi di saat hujan lebat atau badai hebat. Peristiwa ini terjadi akibat adanya arus listrik yang meluncur turun ke bumi dan menciptakan kilatan bercahaya yang terlihat dalam sepersekian detik. Kekuatan petir sendiri beragam tergantung seberapa besar badainya.

Tapi, rupanya di dunia ada sebuah kota yang memiliki petir dengan kekuatan terbesar atau paling ganas di banding kota lain di bumi ini. Kota apakah itu? Los Angeles? Buenos Aires? Moskow? Bukan, bukan kota-kota itu. Kota yang dimaksud justru berada di Indonesia tepatnya di Depok. Ya, kota yang lampu merahnya bisa nyanyi itu lho.

Kota penyangga ibukota ini masuk ke dalam Guiness Book of Record sebagai pemegang gelar petir terganas di dunia. Padahal intensitas petir dan hujan di kota ini tidak jauh berbeda dengan kota lainnya di Indonesia dan termasuk sebagai wilayah yang padat penduduk.

Benarkah Petir di Depok Jadi Yang Terganas di Dunia?
Sumber Gambar

Tapi kok bisa petirnya dinobatkan sebagai yang terganas di dunia? emoticon-Bingung (S)

Hal itu karena Depok berada di wilayah yang strategis untuk terjadinya petir. Terutama Sawangan dan Cinere. Karena wilayah ini terpengaruh oleh angin laut, lembah dan darat. Penyebab lainnya juga diduga karena kandungan besi di tanah Depok cukup tinggi. Hal ini pertama kali disadari oleh tim geologi Universitas Indonesia yang menemukan kandungan besi tinggi di tanah Depok.

Pernah ada peneliti asal ITB yang penasaran dengan kekuatan petir di Depok. Namanya Prof. Dr. Ir. Dipl. Ing. Reynaldo Zoro. Ia menggunakan alat pengukur petir yang cukup mumpuni untuk mendukung penelitiannya itu. Hasilnya, arus petir negative di Depok memiliki kekuatan 379,2 Kilo Ampere. Sedangkan untuk positifnya mencapai 441,1 Kilo Ampere.

Penelitian yang Reynaldo lakukan ini membuka matanya bahwa Depok memiliki petir lebih kuat disbanding wilayah lainnya yang pernah ia teliti. Karena sebelumnya, ia mengira petir yang ada di Tangkuban Perahu adalah yang terkuat, tapi petir Depok benar-benar di luar ekspektasinya. Arus listriknya jauh lebih tinggi.

Benarkah Petir di Depok Jadi Yang Terganas di Dunia?
Sumber Gambar

TS sendiri yang memang tinggal di kota ini tidak menyadari tentang petir di Depok. TS merasa petir di Depok sama saja dengan petir di tempat lain. Mungkin dari segi suara atau kilatan sama saja, namun jika diteliti menggunakan alat khusus baru terbukti kekuatan listriknya ya. Atau kalau kita rasakan sendiri baru terbukti kekuatannya, siapa yang mau coba?

Kalau begitu, mungkin julukan Kota Petir lebih cocok disbanding Kota Belimbing yang sampai sekarang TS tidak tahu di mana ada kebun belimbing. Saking kuatnya bahkan petir di Depok dinilai bisa meratakan sebuah bangunan beton.

Ya, untuk itu berhati-hatilah saat terjebak hujan petir di Depok. Jangan sampai jadi korban sambaran petir. Meski begitu, TS belum pernah mendengar ada orang yang tersambar petir di Depok. Kalau TS sendiri pernah terkena hantarannya dari colokan listrik wkwk. Sudah pernah TS ceritakan sebelumnya.

Benarkah Petir di Depok Jadi Yang Terganas di Dunia?
Sumber Gambar