Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Desember 2022

Cyclothymia, Gangguan Mood Ekstrem

 Sekilas Tentang Cyclothymia, Gangguan Mood Ekstrem


Ilustrasi Cyclothymia. Sumber: Di sini



Pengertian Cyclothymia

Cyclothymia adalah gangguan mood yang ditandai oleh perubahan cepat dari mood yang cenderung ringan hingga sedang. Orang yang menderita cyclothymia sering mengalami perubahan mood yang ekstrem dan tidak terduga, dari perasaan senang dan optimis ke depresi dan kecewa. Gangguan ini juga dapat disertai dengan gejala fisik, seperti kelelahan, sulit tidur, dan perubahan nafsu makan.

Cyclothymia sering dianggap sebagai versi ringan dari gangguan bipolar, yang ditandai oleh perubahan yang lebih ekstrem dalam mood dan energi. Namun, meskipun gejalanya lebih ringan, cyclothymia dapat menyebabkan masalah yang serius dalam kehidupan sehari-hari seseorang dan membutuhkan perawatan medis.

Pengobatan untuk cyclothymia biasanya meliputi terapi, seperti terapi kognitif-perilaku atau terapi farmakologis dengan obat-obatan antidepresan atau obat stabilisator mood. Dengan pengobatan yang tepat, seseorang dengan cyclothymia dapat mengelola gejala dan menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan stabil.

Sebab terjadinya Cyclothymia

Penyebab pasti dari cyclothymia belum sepenuhnya dipahami. Namun, seperti dengan banyak gangguan mood lainnya, cyclothymia mungkin disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, biologis, dan lingkungan.

1. Faktor genetik dapat memainkan peran dalam cyclothymia, terutama jika seseorang memiliki keluarga dengan riwayat gangguan mood. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki keluarga dengan riwayat gangguan mood berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan mood, termasuk cyclothymia.

2. Faktor biologis juga dapat memainkan peran dalam cyclothymia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cyclothymia mungkin disebabkan oleh masalah dengan kekebalan tubuh dan sistem hormonal. Cyclothymia juga mungkin terkait dengan masalah dengan neurotransmitter, yaitu zat kimia di otak yang membantu mengirim pesan antar sel-sel saraf.

3. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena cyclothymia. Misalnya, orang yang mengalami stres yang berkepanjangan atau trauma dalam kehidupan mereka mungkin lebih berisiko untuk mengembangkan gangguan mood, termasuk cyclothymia.

Gejala Cyclothymia

Gejala cyclothymia bervariasi dari orang ke orang, tetapi umumnya termasuk perubahan mood yang tidak terduga dan ekstrem. 

Orang yang menderita cyclothymia mungkin mengalami periode perasaan senang dan optimis yang disebut hipomania, diikuti oleh periode depresi yang lebih ringan. 

Gejala hipomania di antaranya:

1. Perasaan senang yang tidak realistis atau tidak masuk akal
2. Energi yang berlebihan atau tidak terkendali
3. Konsentrasi yang buruk atau mudah teralihkan
4. Pikiran yang berputar-putar atau tidak terfokus
5. Kecenderungan untuk mengambil risiko yang tidak masuk akal
6. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau tidak masuk akal

Gejala depresi di antaranya:

1. Sedih, murung, atau putus asa
2. Kehilangan minat atau kesenangan dalam kegiatan yang biasa disukai
3. Sulit tidur atau terlalu banyak tidur
4. Kelelahan atau kehilangan energi
5. Sulit berkonsentrasi atau membuat keputusan
6. Merasa tidak berharga atau tidak berarti
7. Penurunan atau peningkatan nafsu makan

Gejala cyclothymia juga dapat mencakup gejala fisik, seperti kelelahan, sakit kepala, dan perubahan nafsu makan. Gejala ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan memerlukan perawatan medis.

Pengobatan Cyclothymia

Pengobatan untuk cyclothymia biasanya meliputi terapi dan obat-obatan. Pilihan pengobatan tergantung pada tingkat keparahan gejala seseorang dan apakah mereka juga mengalami gejala lain, seperti depresi atau hipomania.

Terapi merupakan pilihan pengobatan yang efektif untuk cyclothymia. Terapi dapat membantu seseorang memahami dan mengelola gejala mereka, serta mengembangkan strategi untuk menghadapi masalah kehidupan sehari-hari yang mungkin terkait dengan cyclothymia. Beberapa jenis terapi yang dapat membantu dengan cyclothymia termasuk terapi kognitif-perilaku (CBT) dan terapi interpersonal.

Obat-obatan juga dapat membantu mengelola gejala cyclothymia. Obat-obatan yang umumnya diresepkan untuk cyclothymia termasuk stabilisator mood, seperti lithium atau valproic acid, dan antidepresan. Obat-obatan ini dapat membantu menstabilkan mood dan mengurangi gejala depresi atau hipomania. Namun, obat-obatan ini mungkin memiliki efek samping dan harus dipertimbangkan dengan hati-hati dengan dokter.

Pengobatan untuk cyclothymia mungkin juga mencakup intervensi lain, seperti terapi keluarga atau grup dukungan. Ini dapat membantu seseorang memahami dan mengelola cyclothymia mereka dan mendapatkan dukungan dari orang lain yang juga mengalami gangguan mood.

Pengobatan yang tepat dapat membantu seseorang dengan cyclothymia mengelola gejala dan menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan stabil. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala cyclothymia, sebaiknya temui dokter atau psikolog untuk membahas pilihan pengobatan yang tepat untuk Anda.


Referensi tulisan: verywellmind.com


Rabu, 06 April 2022

Fakta-Fakta COVID-19 XE, Varian Corona Diduga Paling Menular di Dunia

 Fakta-Fakta COVID-19 XE, Varian Corona Diduga Paling Menular di Dunia


Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan temuan varian baru COVID-19 yang disebut varian 'XE'. Varian 'XE' ini merupakan rekombinan dari subvarian Omicron BA.1 dan BA.2.
Meskipun tingkat keparahan infeksi yang disebabkan oleh strain tersebut belum dipahami, WHO telah memberi tahu bahwa varian tersebut 10 kali lebih mudah menular daripada BA.2, menjadi tanda bahwa XE termasuk varian yang paling menular di dunia.

Berikut fakta-fakta varian COVID-19 XE dikutip detikcom dari berbagai sumber.

Masih turunan Omicron
Varian baru ini awalnya dilaporkan oleh UK Health Security Agency (UKHSA). Mereka menyebut varian ini masih turunan Omicron, membuat penularannya lebih tinggi daripada varian lainnya.

WHO juga mengatakan bahwa XE termasuk dalam varian Omicron sampai perbedaan yang signifikan dalam transmisi dan karakteristik penyakit, termasuk tingkat keparahan, dapat dilaporkan.


Gejala varian XE
Sama seperti varian lainnya, tergantung pada status vaksinasi seseorang dan kekebalan yang diperoleh dari infeksi sebelumnya, gejala dan tingkat keparahan virus COVID-19 tergantung dari orang ke orang. Gejalanya bisa ringan untuk beberapa orang dan bisa parah untuk orang lain.

Beberapa gejala yang harus diwaspadai antara lain:

- demam
- sakit tenggorokan
- tenggorokan gatal
- batuk pilek
- iritasi dan perubahan warna kulit
- gangguan gastrointestinal
Beberapa gejala penyakit berat adalah sakit dada, jantung berdebar, dan terkadang virus juga bisa menyebabkan penyakit saraf yang parah.

Kasus yang dilaporkan
WHO mengatakan dalam pembaruan terbarunya bahwa rekombinan XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari dan lebih dari 600 urutan telah dilaporkan dan dikonfirmasi sejak saat itu.

"Perkiraan awal menunjukkan keuntungan tingkat pertumbuhan masyarakat sebesar 10 persen dibandingkan dengan BA.2. Namun, temuan ini membutuhkan konfirmasi lebih lanjut," katanya.

Belum ada di Indonesia
Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengkonfirmasi sampai saat ini varian 'XE' belum ditemukan di Indonesia. Ia juga belum menjelaskan apakah varian ini akan menjadi ancaman baru di tengah kasus COVID-19 yang mulai terkendali ini.

"Sampai saat ini belum ditemukan ya," jelas dia melalui pesan singkat kepada detikcom Selasa (5/4/2022).

https://health.detik.com/berita-deti...nular-di-dunia

Minggu, 03 April 2022

Hati-hati! Ini Bahaya Tak Vaksin Usai Terinfeksi Covid-19

 Hati-hati! Ini Bahaya Tak Vaksin Usai Terinfeksi Covid-19


Jakarta, CNBC Indonesia - Miokarditis adalah penyakit peradangan pada otot jantung yang selama ini dikaitkan dengan vaksin Covid-19. Padahal risiko miokarditis lebih berbahaya pada mereka yang terinfeksi Covid-19 tanpa vaksin dibanding mereka yang sudah vaksin.
Orang yang terinfeksi Covid-19 menghadapi risiko miokarditis dan kondisi jantung inflamasi lainnya yang lebih tinggi daripada mereka yang divaksinasi penyakit tersebut, menurut sebuah penelitian besar yang diterbitkan oleh pusat kendali penyakit AS, Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
[table][tr][td]Baca:
Jangan Salah Suntik, Ini Jenis Vaksin Booster untuk Sinovac[/td]
[/tr]
[/table]
CDC menemukan risiko miokarditis, perikarditis, dan sindrom inflamasi multisistem lebih tinggi setelah infeksi Covid daripada setelah vaksinasi Pfizer atau Moderna pada pria dan wanita berusia 5 tahun ke atas. Namun, kondisi jantung ini jarang terjadi setelah infeksi dan vaksinasi, dikutip dari CDC, Sabtu (2/4/2022).


Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung dan perikarditis adalah peradangan pada lapisan luar jantung. Peradangan multisistem adalah kondisi yang terkait dengan infeksi Covid yang memengaruhi banyak sistem organ.
Vaksin Pfizer dan Moderna telah dikaitkan dengan peningkatan risiko miokarditis dan perikarditis setelah dosis kedua, terutama di antara anak laki-laki berusia 12 hingga 17 tahun. Namun, bahkan dalam kelompok ini, risiko miokarditis dan perikarditis lebih tinggi setelah infeksi Covid daripada setelah vaksinasi, menurut CDC.
Di antara remaja laki-laki, tingkat miokarditis atau perikarditis setelah infeksi setidaknya 50 kasus per 100.000 orang, dibandingkan dengan setidaknya 22 kasus per 100.000 setelah dosis vaksin kedua. Risiko keseluruhan kondisi jantung setelah infeksi Covid naik hingga 5,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan dosis vaksin kedua. Risikonya meningkat hingga 69 kali lebih tinggi setelah infeksi dibandingkan dengan suntikan pertama.
Secara keseluruhan, risiko masalah jantung setelah infeksi Covid adalah 2 hingga 115 kali lebih tinggi dibandingkan dengan vaksinasi tergantung pada usia, jenis kelamin, dan dosis yang diberikan.
[table][tr][td]Baca:
WHO Ungkap Skenario Terburuk Soal Akhir Pandemi Covid-19[/td]
[/tr]
[/table]
Namun, sebagian besar orang yang mengembangkan miokarditis setelah vaksinasi pulih sepenuhnya dan kebanyakan dari mereka tidak melaporkan efek apa pun pada kualitas hidup mereka, menurut survei CDC dari penyedia layanan kesehatan yang dipresentasikan pada pertemuan Februari.


Sumber di sini

Selasa, 18 Januari 2022

Saran Ahli: Jangan Gunakan Benadryl dan Susu untuk Obati COVID-19!

 Sariagri - Beberapa metode dipertanyakan soal pengobatan untuk COVID-19, dari obat yang melawan malaria hingga obat anti-parasit ivermectin. Namun bagaimana dengan susu dan Benadryl?




Saran Ahli: Jangan Gunakan Benadryl dan Susu untuk Obati COVID-19!

Seorang anggota parlemen negara bagian Carolina Utara baru-baru ini memposting sebuah penelitian di media sosial yang menunjukkan bahwa senyawa dalam dua produk biasa itu mungkin efektif melawan virus yang menyebabkan COVID-19. Namun, para ahli mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan, dan memperingatkan agar tidak mencoba mengobati sendiri dengan campuran tersebut.

Melansir News Nation Now, anggota dewan Jeff McNeely, R-Iredell, mengatakan di Facebook bahwa susu “mungkin menjadi jawaban untuk Covid-19,” sebelum menghubungkannya dengan penelitian yang diterbitkan pada bulan November oleh seorang ahli imunologi di University of Florida.

Cara mudah Mendapatkan penghasilan Alternatif yang bisa anda andalkan

Apakah postingan itu dimaksudkan untuk dianggap serius, atau dibuat bercanda? “Sedikit dari keduanya,” kata McNeely, salah satu ketua komite pertanian DPR yang mewakili daerah penghasil susu terbesar di negara bagian itu.

Penelitian ini menemukan kombinasi diphenhydramine yaitu bahan aktif dalam Benadryl dan laktoferin yaitu protein yang ditemukan dalam susu dari sapi dan manusia disebut memperlambat virus SARS-CoV-2 dari mereplikasi dirinya sendiri dalam tes di sel monyet dan sel panjang manusia. Tapi ada perbedaan besar antara hasil di lab dan di dunia nyata.

Dosen IPB University: Minyak Kayu Putih Berpotensi Cegah Covid-19
“Untuk mendorong ini sebagai terapi potensial berdasarkan penelitian ini saja  secara signifikan terlalu dini,” kata Dr. Timothy Sheahan, ahli virologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Global Gillings University of North Carolina. “Banyak hal telah menunjukkan aktivitas antivirus dalam sel dalam cawan (Petri). Banyak dari hal-hal itu ketika dipelajari lebih lanjut tidak benar-benar memiliki kemanjuran dan aktivitas dalam diri seseorang,” lanjutnya.

Dr. David Ostrov, seorang ahli imunologi dan profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Florida, memimpin penelitian, yang menemukan bahwa pada sel manusia dan monyet, kedua obat tersebut secara individual mengurangi replikasi virus masing-masing sekitar 30 persen dan bersama-sama, pengurangan itu adalah 99 persen. Namun, Ostrov menyebut masih terlalu dini bagi orang-orang untuk menyerbu rak supermarket untuk membeli susu dan Benadryl.

Dia mengatakan masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan, termasuk uji klinis. “Saya akan memperingatkan orang-orang agar tidak keluar dan mengambilnya sendiri,” kata Ostrov. Penelitian ini juga menggunakan jenis laktoferin yang “sedikit berbeda” dari jenis yang umum tersedia bebas, UF Health mencatat.

Dibandingkan dengan beberapa zat lain yang telah didorong sebagai pengobatan, Benadryl dan susu memiliki risiko yang relatif rendah. Tetapi masih ada kekhawatiran bahwa orang mungkin mencoba mengobati sendiri dan "menenggak Benadryl dan susu" daripada berkonsultasi dengan dokter mereka, kata Sheahan.

“Hal yang membuat saya khawatir, adalah bahwa orang akan mengambil informasi ini dan membuat keputusan tentang kesehatan mereka ketika mereka harus berbicara dengan orang yang lebih berpengetahuan tentang hal itu,” tukas Sheahan.


Sumur:  https://news.sariagri.id/86298/saran...obati-covid-19


Selasa, 11 Januari 2022

DIDUDUKI SETAN? KETINDIHAN DARI PENJURU DUNIA? BEGINI PENJELASAN ILMIAHNYA!

 DIDUDUKI SETAN? KETINDIHAN DARI PENJURU DUNIA? BEGINI PENJELASAN ILMIAHNYA!




Pernakah agan-agan sekalian mendengar atau bahkan malah pernah mengalami sendiri kejadian sleep paralysisatau yang biasa kita kenal dengan istilah “ketindihan”? Secara singkat sleep paralysis atau ketindihan adalah salah satu jenis sleep disorders (gangguan atau kelainan dalam tidur).


Berabad-abad lamanya mulai dari ilmu pengetahuan hingga mitos tradisi menjelaskan mengapa fenomena ini bisa terjadi. Namun bagaimanapun juga ketindihan atau sleep paralysisadalah hal buruk yang tidak kita inginkan. Artikel ini akan membawa agan-agan sekalian mengenal lebih dalam mengenai pengertian sleep paralysis, mitos-mitos yang menyelimutinya, penjelasan ilmiahnya dan cara mengatasinya. Berikut mari kita simak artikel di bawah ini. Chekidot!!!



MACAM-MACAM MITOS SLEEP PARALYSIS (KETINDIHAN) DI DUNIA


Mitos sleep paralysisatau ketindihan tidak hanya terkenal di Indonesia saja, tetapi fenomena ini telah mendunia dan dikenal di berbagai macam kebudayaan berbagai negara-negara di dunia sejak zaman kuno. Berikut ini kami rangkumkan mitos-mitos tersebut dari seluruh penjuru dunia [1] [2] [3] [4] [5] [6]:


DIDUDUKI SETAN? KETINDIHAN DARI PENJURU DUNIA? BEGINI PENJELASAN ILMIAHNYA!

DIDUDUKI SETAN? KETINDIHAN DARI PENJURU DUNIA? BEGINI PENJELASAN ILMIAHNYA!

DIDUDUKI SETAN? KETINDIHAN DARI PENJURU DUNIA? BEGINI PENJELASAN ILMIAHNYA!

DIDUDUKI SETAN? KETINDIHAN DARI PENJURU DUNIA? BEGINI PENJELASAN ILMIAHNYA!

DIDUDUKI SETAN? KETINDIHAN DARI PENJURU DUNIA? BEGINI PENJELASAN ILMIAHNYA!
(Sumber Gambar:www.upload.wikimedia.org)


PENJELASAN ILMIAH MASALAH SLEEP PARALYSIS (KETINDIHAN)


DIDUDUKI SETAN? KETINDIHAN DARI PENJURU DUNIA? BEGINI PENJELASAN ILMIAHNYA!

(Sumber Gambar:www.res.cloudinary.com)


Di atas telah kita sebutkan berbagai macam mitos sleep paralysisdari berbagai macam kepercayaan di dunia. Akan tetapi, bagaimana sains menjelaskan fenomena aneh ini? Apa penyebab ilmiah fenomena ini dan bagaimana pula cara mengatasinya? Simak penjelasan di bawah ini gaes. Chekidottt !!!



1. Pengertian:Sleep paralysis atau ketindihan adalah suatu kondisi di mana seseorang terbangun dan tidak dapat bergerak dalam waktu beberapa saat pada saat bangun tidur baik pada malam hari ataupun saat pagi hari. Sleep paralysis merupakan suatu kondisi yang sangat umum dan banyak orang yang mengalaminya. Sleep paralysis ini berkaitan dengan mimpi, mimpi buruk, dan stres. Sleep paralysis dapat berlangsung dari beberapa menit sampai 20 menit [3]. Sleep paralysis juga disebut sebagai halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM). Proses terjadinya sleep paralysis karena gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, gelombang otak langsung melompat ke tahap mimpi (REM)*. Maka, saat itulah otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sadar, tetapi tubuh tak bisa digerakkan. Hal ini diperburuk dengan adanya halusinasi kehadiran sosok ghaib. *FYI: Berdasarkan gelombang otak, tidur dibagi menjadi 4 tahapan: (1) Tahap tidur paling ringan (setengah sadar); (2) Tahap tidur yang lebih dalam; (3) Tidur paling dalam; dan (4) Tahap rapid eye movement (REM), dan pada tahap inilah mimpi terjadi [7].


2. Penyebab:Sleep paralysis berkaitan dengan kondisi fisik, seperti: (1) Kurang tidur. Misalnya, pada status siswa/mahasiswa yang belajar hingga larut malam. Jadwal tidur yang berubah-ubah, misal jet-lag(2) Kondisi mental. Contohnya, seperti stres, dan seseorang yang mengalami schizophrenia dengan gangguan berat pada sleep nocturnal(3) Sleeping on the back. Tidur dengan posisi terlentang dapat menyebabkan tingginya angka kejadian sleep paralysis. Beberapa jurnal menyebutkan bahwa posisi tidur menjadi salah satu alasan sleep paralysis terjadi; (4) Masalah tidur lainnya. Kejadian tidur seperti narkolepsi dan kram pada kaki di malam hari dapat mengganggu tidur tahap REM dan berkontribusi terhadap timbulnya sleep paralysis(5) Penggunaan beberapa obat. Obat-obatan yang menyebabkan sleep paralysis adalah obat-obatan yang dapat mengganggu pola tidur seseorang seperti diuretic; dan (6) Penyalahgunaan zat kimia. Seseorang yang minum alkohol dapat mudah terserang sleep paralysis [8].


3. Dampak:Sleep paralysis yang berkepanjangan dapat mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologis manusia, menurunkan daya tahan tubuh (kesehatan fisik), menurunkan prestasi kerja dan motivasi belajar, membuat mudah tersinggung, mudah depresi, menggangu konsentrasi, gampang kelelahan, menurunkan kemampuan berpikir kritis, menurunkan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan penurunan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain [9].



4. Pencegahan:Untuk mengantisipasi dan mencegah sleep paralysis, dapat dilakukan dengan: (1) Cukup tidur (8 sampai 10 jam perhari); (2) Sering mengubah posisi tidur; (3) Tidak terlalu stress; (4) Olahraga teratur, (5) Memperhatikan asupan makanan; (6) Diet seimbang; (7) Minum banyak cairan; (8) konfirmasi ke dokter jika terlalu sering terjadi [1]; dan (9) Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebelum tidur agar kita dijaga dari gangguan mengerikan ini.


***


DIDUDUKI SETAN? KETINDIHAN DARI PENJURU DUNIA? BEGINI PENJELASAN ILMIAHNYA!

Minggu, 12 Desember 2021

Tips Mencegah Munculnya Kanker Payudara






Dr. I Wayan Sudarsa, SpB (K) Onk, Staff Bagian Bedah RSUP Sanglah. (ISTIMEWA)





DENPASAR, BALI EXPRESS - Kanker payudara merupakan jenis kanker yang terbanyak menyebabkan kematian di Indonesia, khususnya pada wanita. “Kanker payudara pada awalnya tidak menimbulkan gejala,” ujar Dr. I Wayan Sudarsa, SpB (K) Onk, Staff Bagian Bedah RSUP Sanglah.

GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI

Gejala yang terlihat kemudian biasanya adalah benjolan di payudara yang seringkali tidak sakit. Namun benjolan ini tumbuh dengan cepat atau cepat membesar. Menurut doktet Sudarsa, kebanyakan pasian memeriksakan dirinya terlambat. Misalnya ketika adanya benjolan yang besar di payudara. Kanker ini beresiko pada wanita, namun perbandingannya 1 berbanding 100 atau 1 berbanding 200.

Sementara itu, faktor penyebab kanker payudara adalah pola makan yang tinggi gula dan lemak, juga kegemukan. Faktor lainnya adalah faktor radiasi dan keturunan. Saat diperiksa, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan USG dan Mammigrafi.


“Tapi pada prinsipnya kanker payudaya bisa disembuhkan, jika kita temukan dalam stadium yang masih awal,” terangnya.

Pengobatan dapat dilakukan dengan cara operasi. Pengobatan lainnya yakni dengan anti kanker, kemotherapi, radiasi, hormonal terapi dan terapi alternatif dilakukan jika kanker berada dalam stadium lanjut. “Terpenting, mencegah sebelum penyakit itu muncul. Tentu saja dengan usaha-usaha mengurangi faktor-faktor resiko,” jelasnya.

Caranya dengan hidup sehat dan pola makan yang baik, serta menurunkan berat badan yang ideal. Sementara itu, ada pencegahan sekunder dengan cara menemukan penyakitnya sedini mungkin.



(bx/ran/man/JPR)