Jakarta - Soni Eranata atau Ustadz Maaher meninggal dunia di Rutan Mabes Polri karena sakit. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono memastikan pihak keluarga mengetahui penyakit yang diderita ustadz Maaher.
"Dan yang menjadi catatan dari kami adalah penyakit yang diderita oleh saudara Soni Eranata itu diketahui oleh keluarga. Yaitu dengan adanya surat pernyataan dari keluarga bahwa keluarga mengetahui penyakit yang diderita oleh saudara Soni Eranata. Di pernyataan yang ditandatangani oleh istri almarhum," tutur Rusdi sambil menunjukkan surat pernyataan itu, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Rabu (10/2/2021).
Rusdi mengatakan meninggalnya Ustadz Maaher disebabkan murni karena penyakit yang diidapnya. Rusdi berharap tidak ada lagi isu liar yang mencuat imbas meninggalnya Ustadz Maaher di Rutan Mabes Polri.
"Sekali lagi bahwa penyakit yang diderita oleh almarhum itu diketahui oleh keluarga dan dapat dijelaskan di sini bahwa meninggalnya almarhum murni disebabkan oleh sakit," imbuh Rusdi.
Rusdi juga memaparkan, sebelum Ustadz Maaher meninggal, dia sempat menolak tawaran dirawat di RS Polri. Saat itu, lanjut Rusdi, Maaher bersikeras ingin berada di Rutan Mabes Polri.
"Kemudian sekitar tanggal 6 Februari 2021, dokter sudah menyarankan kepada tersangka atas nama Soni Eranata untuk dilakukan perawatan kembali di RS Polri. Tetapi yang bersangkutan senantiasa menolak dan ingin tetap berada di rumah tahanan Bareskrim dan tentunya mendapat perawatan dari dokter kepolisian," ujarnya.
"Kemudian pada tanggal 8 Februari 2021, sekitar pukul 19.30 WIB tersangka atas nama Soni Eranata meninggal dunia," sambungnya.
Terlepas hal itu, Rusdi meminta semua pihak untuk mendoakan almarhum Ustadz Maaher
"Tentunya yang terpenting bagi kita semua, untuk mendoakan semoga arwah almarhum diterima di sisi Allah SWT. Dan tentunya dengan kejelasan ini menghilangkan kesimpangsiuran penyebab dari pada meninggalnya saudara Soni Eranata," ucapnya.
Sebelumnya, pihak keluarga menegaskan selama ditahan Ustadz Maaher diperlakukan dengan baik. Jamal, kakak ipar almarhum Ustadz Maaher mengatakan Ustadz Maaher sebelumnya menderita penyakit TB usus, jauh sebelum tersandung kasus ujaran kebencian.
"Aman kok, almarhum nggak disiksa. Sejauh ini penyidik perlakuannya baik," ujar Jamal, di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran, Cipondoh, Tangerang, Banten, Selasa (9/2).
Ustadz Maaher, menurut dia, tengah menjalani perawatan sebelum ditahan. Jamal menuturkan, banyak pihak yang menanyakan ihwal kebenaran Ustadz Maaher mengalami penyiksaan sebelum meninggal dunia. Dia pun menegaskan bahwa kabar tersebut merupakan hoax.
"Jadi minta tolong teman-teman media bantu nge-counter hoax-hoax itu lah," ucapnya.
"Iya ngebantah, nggak bener itu semua," kata dia memastikan.
cara mudah dapat penghasilan tambahan dengan trading forex simak rekaman webinar dengan para ahli https://www.youtube.com/watch?v=3IUn93Tu8C4
BalasHapus