Pemerintah tidak mungkin kudeta. UU melarang pemerintah intervensi masalah internal partai. Tapi secara politik bisa saja terjadi, yaitu JKW bermain halus menggunakan Muldoko. Masalah issue kudeta itu, harusnya disikapi tenang dan kalau bisa dirahasiakan. Itu penting untuk menjaga soliditas partai.
Harusya lagi, kalau ada informasi kader atau fungsionaris atau pendiri partai mau kudeta lewat KLB, jadikan itu sebagai cara untuk konsolidasi internal. AHY langsung bersikap sebagai pemimpin. Turun langsug ke daerah. Amankan DPD/DPC. Beri mereka keyakinan. Bahwa dia punya strategi hebat membesarkan kembali PD.
Tetapi dengan terbukanya issue ini di depan umum lewat jumpa pers, itu benar benar fatal mistake. Apalagi dikaitkan dengan sosok nama seperti Muldoko Jenderal bintang 4. Itu sama saja memberi panggung kepada Muldoko untuk jadi aktor. Muldoko tinggal cari penabuh gendang. Rame dah orang joget bareng. Artinya issue kudeta itu, membuka mata kader PD diseluruh Indonesia, bahwa mereka punya calon pimpinan alternatif yang lebih keren, yaitu Muldoko. Tanpa Muldoko kerja capek, PD akan dilahap oleh konflik internal. 2/3 DPD memaksa adakan Kongres Luar Biasa, itu membuka peluang pemerintah ikut campur.
Apakah mungkin bisa terjadi ? Bisa saja. Apalagi saat sekarang PD krisis kepemimpinan. Dengan posisi sebagai oposisi, pastilah para kader kehilangan sumber daya keuangan. Belum lagi rumor di burunya aliran dana FPI oleh PPATK, itu juga masalah serius bagi kader partai. Membuat kader lesu dan kehilangan harapan untuk berjaya pada pemilu 2024.
Nah tampilnya Muldoko adalah angin segar bagi kader yang berharap 2024 PD bangkit lagi. Kan capek kalau mereka harus oposisi terus. Bukan tidak mungkin bila Muldoko juga ingin ikut kontestan pada Pemilu 2024 dan dia butuh kendaraan ( partai). PD punya suara lumayan di DPR. Koalisi dengan dua partai, bisa maju Pilpres. Peluang Muldoko besar. Apalagi Muldoko ring1 presiden dan bintang 4 TNI. Manuver politiknya lebih aman dan menjanjikan.
Saya memposting tulisan “ Issue kudeta Partai Demokrat “, hanya sekedar memberi nasehat kepada AHY agar lebih focus kepada konsolidasi partai daripada ribut. Karena namanya partai itu pasti mudah di kudeta kalau kepemimpinan lemah.
Nah ilmu yang paling berharga itu kan pengalaman. AHY belajarlah dari sosok Megawati. Ada putri Soekarno lain yang mendirikan partai, toh gagal. Artinya nama besar orang tua tidak 100% menjamin kader loyal. Pada akhirnya yang menentukan adalah kepemimpinan. AHY harus lepas dari bayang bayang SBY. Jadilah diri sendiri yang kuat dan dicintai kader.
.
.
EJB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar