#IskandarTanjung
Aubertin Walter Sothern (A.W.S.) Mallaby atau juga dikenal dengan Brigadir Jenderal Mallaby, lahir di Britania Raya, 12 Desember 1899, meninggal di Surabaya, Indonesia, 30 Oktober 1945 pada umur 45 tahun
Tewasnya Mallaby dalam peristiwa baku tembak 30 Oktober di Surabaya, memicu keluarnya ultimatum Inggris dan meledaknya Pertempuran 10 November
Brigadir Jenderal Mallaby adalah komandan Brigade 49 Divisi India dengan kekuatan ± 6.000 pasukan yang merupakan bagian dari Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), pasukan Sekutu yang dikirim ke Indonesia setelah selesainya Perang Dunia II untuk melucuti persenjataan tentara Jepang, membebaskan tawanan perang Jepang, dan mengembalikan Indonesia kembali menjadi Hindia Belanda kekuasaan Belanda di bawah administrasi NICA (Netherlands Indies Civil Administration)
Siapa.yang membunuh Mallaby?
Baik Inggris maupun yang lain mempunyai versi tersendiri
Inggris menyebut Mallaby tewas di tangan tentara atau pemuda Indonesia yang dengan tembakan
Sedangkan versi lainnya menyebut, Mallaby tewas karena granat yang meleset di lemparkan anak buahnya, Kapten R.C. Smith
Dalam paper JGA Parrot yang berjudul, 'Who Killed Brigadier Mallaby?' Parrot menyebut, bisa saja dua hal itu yang menyebabkan kematian Mallaby
Meski demikian, Parrot melihat kemungkinan kematian disebabkan granat yang dilemparkan anak buahnya
Parrot tidak memberikan jawaban siapa yang salah dan pihak mana yang membuat tewas Mallaby
Dia hanya memberikan konklusi atas analisanya dari berbagai keterangan bukti dokumen, dan pengakuan yang digunakan
"Tewasnya Mallaby karena kesalahannya sendiri," tulis Parrot
Parrot beralasan, Mallaby selaku pimpinan pasukan Inggris di Surabaya tidak memberikan respons cepat saat insiden tembak berlangsung
Selain itu, menurutnya, Mallaby tidak menerapkan standar jalan, seperti saat pasukan Inggris perang mengalahkan Jerman
Rasa sombong pasukan Inggris yang meremehkan pasukan Indonesia membuatnya abai pada keselamatannya
Penelitian Parrot itu banyak mengumpulkan keterangan dari saksi yang ada saat kejadian, salah satunya kesaksian Kapten Smith
Smith dalam kesaksian tertulisnya merasakan, setelah sekitar 15-30 detik ditembak oleh pemuda Indonesia, Mallaby kemudian tewas
Namun dia juga mengakui, granat yang dilempar dan meleset mengakibatkan meledak dan terbakarnya bagian jok mobil tempat duduk Mallaby
Lalu siapa yang memulai melakukan tembakan dalam insiden itu?
Dari kesaksian Kapten Smith, Mayor Gopal, dan anggota senat Inggris Tom Driberg, yang mendapatkan keterangan dari ajudan Mallaby, disebutkan yang memulai menembak adalah tentara Inggris di Gedung International atas perintah Mayor Gopal
Dapat disimpulkan, insiden itu yang menewaskan Mallaby adalah anak buahnya sendiri
Namun dalam papernya, Parrot menyebutkan, dari kesaksian Tom Driberg pada 20 Februari 1946 di parlemen Inggris, dia juga ragu kalau Mallaby dibunuh oleh orang Indonesia
Driberg juga sangsi kalau Mallaby dihabisi dengan licik oleh Indonesia
Menurut Driberg, itu hanya alasan Inggris untuk membangun ketidaksukaan pihak lain kepada Indonesia dan juga untuk melakukan serangan balik
"Kenapa Inggris rela merendahkan kematian seorang perwira tingginya dengan alasan dibunuh dengan licik daripada dikatakan tewas dalam pertempuran, yang seharusnya menjadi kehormatan bagi setiap prajurit," kata Driberg
Kematian Mallaby itu membuat Inggris marah dan mengirim 24.000 pasukan untuk menguasai Surabaya
Inggris mengeluarkan peringatan agar milisi Indonesia menyerahkan senjata pada 9 November
Namun tak dituruti, baru pada 10 November perang besar terjadi dan Inggris mulai mengebom Surabaya
Baru pada 20 November 1945 Inggris menguasai Surabaya
Ribuan prajurit Inggris tewas dan sekitar 20.000 tentara Indonesia di Surabaya meninggal
Namun pada pertempuran itu, tiga pesawat Mosquito Inggris ditembak jatuh pasukan Republik
Salah satunya berpenumpang Brigadir Jenderal Robert Guy Loder Symonds terluka dan meninggal esok harinya
Selama pertempuran di Surabaya Inggris kehilangan dua jenderalnya
Inggris mengakui itu sebagai perang mereka yang paling berat setelah perang dunia II
Saking hebatnya perlawanan tentara dan milisi Indonesia di Surabaya, pasukan Inggris menyebut Surabaya sebagai Neraka di timur Jawa
Media terkemuka Amerika Serikat, New York Times, edisi 15 November 1945 memasukkan kutipan serdadu Inggris itu dengan sebutan “The Battle of Surabaya”
Sedangkan (Alm) Roeslan Abdulgani menyebut peristiwa 10 November itu sebagai malapetaka yang memenggal arah sejarah Surabaya dan rute kemerdekaan Indonesia
#berbagaisumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar