Minggu, 07 Februari 2021

Pembunuhan Mallaby

#IskandarTanjung
Aubertin Walter Sothern (A.W.S.) Mallaby atau juga dikenal dengan Brigadir Jenderal Mallaby, lahir di Britania Raya, 12 Desember 1899, meninggal di Surabaya, Indonesia, 30 Oktober 1945 pada umur 45 tahun

Tewasnya Mallaby dalam peristiwa baku tembak 30 Oktober di Surabaya, memicu keluarnya ultimatum Inggris dan meledaknya Pertempuran 10 November

Brigadir Jenderal Mallaby adalah komandan Brigade 49 Divisi India dengan kekuatan ± 6.000 pasukan yang merupakan bagian dari Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), pasukan Sekutu yang dikirim ke Indonesia setelah selesainya Perang Dunia II untuk melucuti persenjataan tentara Jepang, membebaskan tawanan perang Jepang, dan mengembalikan Indonesia kembali menjadi Hindia Belanda kekuasaan Belanda di bawah administrasi NICA (Netherlands Indies Civil Administration)

Siapa.yang membunuh Mallaby? 

Baik Inggris maupun yang lain mempunyai versi tersendiri

Inggris menyebut Mallaby tewas di tangan tentara atau pemuda Indonesia yang dengan tembakan

Sedangkan versi lainnya menyebut, Mallaby tewas karena granat yang meleset di lemparkan anak buahnya, Kapten R.C. Smith

Dalam paper JGA Parrot yang berjudul, 'Who Killed Brigadier Mallaby?' Parrot menyebut, bisa saja dua hal itu yang menyebabkan kematian Mallaby

Meski demikian, Parrot melihat kemungkinan kematian disebabkan granat yang dilemparkan anak buahnya

Parrot tidak memberikan jawaban siapa yang salah dan pihak mana yang membuat tewas Mallaby

Dia hanya memberikan konklusi atas analisanya dari berbagai keterangan bukti dokumen, dan pengakuan yang digunakan

"Tewasnya Mallaby karena kesalahannya sendiri," tulis Parrot

Parrot beralasan, Mallaby selaku pimpinan pasukan Inggris di Surabaya tidak memberikan respons cepat saat insiden tembak berlangsung

Selain itu, menurutnya, Mallaby tidak menerapkan standar jalan, seperti saat pasukan Inggris perang mengalahkan Jerman

Rasa sombong pasukan Inggris yang meremehkan pasukan Indonesia membuatnya abai pada keselamatannya

Penelitian Parrot itu banyak mengumpulkan keterangan dari saksi yang ada saat kejadian, salah satunya kesaksian Kapten Smith

Smith dalam kesaksian tertulisnya merasakan, setelah sekitar 15-30 detik ditembak oleh pemuda Indonesia, Mallaby kemudian tewas

Namun dia juga mengakui, granat yang dilempar dan meleset mengakibatkan meledak dan terbakarnya bagian jok mobil tempat duduk Mallaby

Lalu siapa yang memulai melakukan tembakan dalam insiden itu?

Dari kesaksian Kapten Smith, Mayor Gopal, dan anggota senat Inggris Tom Driberg, yang mendapatkan keterangan dari ajudan Mallaby, disebutkan yang memulai menembak adalah tentara Inggris di Gedung International atas perintah Mayor Gopal

Dapat disimpulkan, insiden itu yang menewaskan Mallaby adalah anak buahnya sendiri

Namun dalam papernya, Parrot menyebutkan, dari kesaksian Tom Driberg pada 20 Februari 1946 di parlemen Inggris, dia juga ragu kalau Mallaby dibunuh oleh orang Indonesia

Driberg juga sangsi kalau Mallaby dihabisi dengan licik oleh Indonesia

Menurut Driberg, itu hanya alasan Inggris untuk membangun ketidaksukaan pihak lain kepada Indonesia dan juga untuk melakukan serangan balik

"Kenapa Inggris rela merendahkan kematian seorang perwira tingginya dengan alasan dibunuh dengan licik daripada dikatakan tewas dalam pertempuran, yang seharusnya menjadi kehormatan bagi setiap prajurit," kata Driberg

Kematian Mallaby itu membuat Inggris marah dan mengirim 24.000 pasukan untuk menguasai Surabaya

Inggris mengeluarkan peringatan agar milisi Indonesia menyerahkan senjata pada 9 November

Namun tak dituruti, baru pada 10 November perang besar terjadi dan Inggris mulai mengebom Surabaya

Baru pada 20 November 1945 Inggris menguasai Surabaya

Ribuan prajurit Inggris tewas dan sekitar 20.000 tentara Indonesia di Surabaya meninggal

Namun pada pertempuran itu, tiga pesawat Mosquito Inggris ditembak jatuh pasukan Republik

Salah satunya berpenumpang Brigadir Jenderal Robert Guy Loder Symonds terluka dan meninggal esok harinya

Selama pertempuran di Surabaya Inggris kehilangan dua jenderalnya

Inggris mengakui itu sebagai perang mereka yang paling berat setelah perang dunia II

Saking hebatnya perlawanan tentara dan milisi Indonesia di Surabaya, pasukan Inggris menyebut Surabaya sebagai Neraka di timur Jawa

Media terkemuka Amerika Serikat, New York Times, edisi 15 November 1945 memasukkan kutipan serdadu Inggris itu dengan sebutan “The Battle of Surabaya”

Sedangkan (Alm) Roeslan Abdulgani menyebut peristiwa 10 November itu sebagai malapetaka yang memenggal arah sejarah Surabaya dan rute kemerdekaan Indonesia
#berbagaisumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar