Sabtu, 27 Februari 2021

Mencermati Investasi Tesla di India


berikut adalah sedikit analisa mengapa akhirnya Elon Musk memilih India sebagai tempat produksi dan pengembangan aset kendaraan listriknya. 

Menarik untuk menduga bahwa Tesla membangun manufacturing plant dan technology centre-nya di Silicon Valley karena kebutuhan akan tiga hal : sumber daya manusia yg sangat terampil di bidang IT dan engineering, technology chips yang mutakhir, dan venture capitalist (pemodal) yang berani mendanai proyek start up yang beresiko tinggi. 

Kalau Tesla ingin mengembangkan technology centre-nya di luar Amerika Serikat (AS), secara logika mereka akan mencari kota yang ekosistemnya mendekati apa yang ditawarkan oleh Silicon Valley. Dua kota di dunia yang yang mendekati persyaratan ini adalah Tel Aviv di Israel dan Bangalore di India. 

Sebelum Tesla memutuskan untuk membuka technology centre di Bangalore, perusahaan automotive seperti Mercedes-Benz, Great Wall Motors, General Motors, Continental, Mahindra & Mahindra, Bosch, Delphi and Volvo sudah lebih dulu berada di kota ini. Selain perusahaan-perusahaan yang cukup mapan ini, banyak start-up EV yang bermunculan di Bangalore dengan mengambil manfaat dari ekosistem yang sudah terbangun dengan baik. 

Selain Bangalore di India, Israel juga punya ekosistem seperti Silicon Valley di California yang diberi nama Silicon Wadi. Inilah salah satu kota tempat berkumpulnya talenta-talenta terbaik di bidang IT di dunia. Perusahaan seperti Intel, IBM, Google, Facebook, Hewlett-Packard, Philips, Cisco Systems, Oracle Corporation, SAP, BMC Software, Microsoft, dan Motorola mendirikan technology centre-nya di kota ini. 

Untuk membangun daya tarik investor, Tel Aviv dan Bangalore memulainya dengan keunggulan di bidang sumber daya manusia.  Teknologi IT yang berkembang dan masuknya para pemodal adalah hasil dari kerja keras para talenta yang berkualitas tinggi. Mereka bisa membuktikan bahwa hasil kerja mereka tidak kalah dari talenta yang berasal dari AS. Kepercayaan ini tidak dibangun dalam hitungan bulan tapi puluhan tahun. 

Pertanyaan selanjutnya kenapa Tesla mendahulukan Bangalore bukan Tel Aviv? Tidak ada yang tahu alasan pastinya, namun kami menduga ada beberapa alasan. 

Pertama, dengan mendahulukan Bangalore, Tesla tidak saja mendapatkan ekositem IT terbaik tapi juga bisa mendapatkan akses pasar yang sangat besar. India adalah negara dengan jumlah penjualan mobil ke-empat terbesar di dunia setelah China, AS dan Jepang. 

Kedua, biaya tenaga kerja yang lebih murah dibandingkan dengan Tel Aviv. Biaya hidup di Tel Aviv sekitar 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Bangalore. Rata-rata gaji pegawai juga 3 kali lebih tinggi di Tel Aviv. Biaya hidup di Tel Aviv lebih tinggi dari London, Sydney, dan Berlin. Biaya hidup di Bangalore bahkan lebih rendah dari Jakarta. 

Bagaimana pengaruh dari network dari kedua bangsa ini? Tidak bisa dipungkiri bahwa keduanya punya jejaring yang sangat kuat. Banyak CEO dibidang IT keturunan India dan banyak pemilik modal keturunan Israel. 

Keputusan investasi Tesla yang memilih India tentu bisa menjadi pembelajaran. Bahwa seluruh negara kini terus berlomba memberikan daya tarik kepada investor. Indonesia memiliki natural resources yang luar biasa dan potensi human resources yang tidak kalah di dunia. Tapi memastikan bahwa kedua aset strategis itu bisa membentuk sebuah ekosistem yang memberikan daya tarik bagi investor, tentu menjadi tantangan yang tidak mudah dibangun dalam sekejap. Insyaa Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar