Sosok Julius Robert Oppenheimer sering disebut sebagai "father of the atomic bomb" atau ayah dari bom atom. Namun, siapa sangka keberhasilannya justru berbuah penyesalan yang mendalam.
Hal ini berawal pada Agustus 1939, kala itu Einstein menulis surat kepada Presiden AS, Franklin Roosevelt untuk memperingatkan bahwa NA*I sedang mengerjakan senjata baru yaitu bom atom. Karena surat dari Einstein itulah, pemerintah AS pada bulan Desember 1941 juga meluncurkan sebuah proyek ambisius yang bernama "Proyek Manhattan". Bersama dengan 3.000 ilmuwan fisika lainnya, Oppenheimer meneliti sebuah bom yang suatu saat akan dikenal sebagai bom atom.
Pada Agustus 1945, bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki. Sekitar 200 ribu orang tewas seketika di dua kota tersebut.
Setelah penelitian itu, Oppenheimer menyesali penemuannya dan berbalik arah mengkampanyekan bom atom untuk kedamaian. Ia menyesali kenapa pemerintah Amerika Serikat tidak memberikan peringatan terlebih dahulu kepada Jepang ataupun dunia akan mengerikannya ledakan bom nuklir tersebut. Oppenheimer pun menjadi musuh politik pada masanya karena menentang pengembangan bom hidrogen.
“Kita tahu dunia tak akan pernah sama (pasca ditemukannya bom atom). Beberapa orang tertawa, beberapa orang menangis, dan sebagian besarnya hanya diam. Saya teringat sebuah kalimat dari skriptur Hindu, Bhagavad Gita; Wisnu berusaha meyakinkan sang Pangeran untuk melakukan perannya (menuju medan perang), sehingga ia mengambil wujud berlengan banyak (Vishvarupa) dan berkata padanya ‘Kini aku menjadi Maut, penghancur dunia’. Saya kira kita semua pernah berpikir seperti itu, dengan cara satu atau lainnya," ujar Oppenheimer sebagai bentuk penyesalannya
Saat pertama kali mendengar kota Hiroshima dibom, Albert Einstein berkata," Celaka Aku!"
Albert Einstein menyesal karena telah menulis surat kepada presiden AS sehingga meluncurkan Proyek Manhattan. Penyesalannya makin bertambah karena ternyata NA*I telah gagal mengembangkan bom atom.
Padahal isi surat Einstein kepada sang presiden bertujuan sebagai langkah antisipasi apabila NA*I berhasil membangun bom atom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar