Banyak peristiwa kriminal di dunia yang melegenda. Misalnya yang pernah terjadi pada William Kemmler di Penjara Auburn, New York.
Memang peristiwanya sudah berlalu sejak tahun 1890, tapi masih tercatat sampai sekarang karena memang memiliki sejarah yang penting.
William Kemmler merupakan orang pertama di dunia yang dihukum mati menggunakan kursi listrik sebagai pengganti kebijakan hukum gantung yang sudah diterapkan sejak lama.
Pilihan menggunakan kursi listrik memiliki alasan tersendiri menurut teknisinya, yaitu agar lebih manusiawi.
Berasal dari daerah kumuh dan membunuh pasangannya di saat mabuk
William Kemmler memang bukan tokoh terkenal pada awalnya. Semasa hidupnya, ia adalah seorang pedagang di daerah Buffalo, New York yang dahulu kumuh.
Ia terlalu sering berpesta minum-minuman keras, sampai akhirnya tindakannya membahayakan nyawa orang terdekat maupun diri sendiri.
Tanggal 29 Maret 1888 malam hari, ia sedang mabuk berat dan marah-marah dengan pasangannya dengan tuduhan pencurian.
Saat pertengkaran memuncak, ia langsung ke gudang dan mengambil sebuah kapak tajam. Ketika kembali ke rumah, ia pukul pasangannya berkali-kali sampai tewas.
Parahnya, ia malah pergi menemui tetangga kemudian memberi tahu bahwa ia baru membunuh pasangannya sendiri.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Mendapat vonis hukuman mati dengan cara disengat dengan kursi listrik
Pihak yang berwajib segera mengadili kasusnya sampai kemudian diputuskan bahwa ia akan dihukum mati.
Saat itu menjelang tahun 1890, terjadilah pengesahan undang-undang baru di New York untuk menggantikan hukuman gantung menjadi sengatan listrik.
Karena itulah, Penjara Auburn menyiapkan sebuah kursi listrik. Eksekusi dengan listrik yang dianggap lebih manusiawi daripada hukum gantung tetap saja banyak diperdebatkan.
Pakar listrik terkenal saat itu, George Westinghouse sebenarnya keberatan melihat karya barunya dipakai dengan cara demikian.
Ada pula pengacara yang mengajukan banding bahwa kursi listrik bisa melanggar hukum dan dinilai terlalu kejam.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Mendapat vonis hukuman mati dengan cara disengat dengan kursi listrik
Pihak yang berwajib segera mengadili kasusnya sampai kemudian diputuskan bahwa ia akan dihukum mati.
Saat itu menjelang tahun 1890, terjadilah pengesahan undang-undang baru di New York untuk menggantikan hukuman gantung menjadi sengatan listrik.
Karena itulah, Penjara Auburn menyiapkan sebuah kursi listrik. Eksekusi dengan listrik yang dianggap lebih manusiawi daripada hukum gantung tetap saja banyak diperdebatkan.
Pakar listrik terkenal saat itu, George Westinghouse sebenarnya keberatan melihat karya barunya dipakai dengan cara demikian.
Ada pula pengacara yang mengajukan banding bahwa kursi listrik bisa melanggar hukum dan dinilai terlalu kejam.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Mulai melangkah ke ruang eksekusi di ruang bawah tanah dengan pengawalan ketat
Pada akhirnya hari eksekusi pun tiba. 6 Agustus 1890, Penjara Auburn New York mendadak ramai dengan petugas, saksi, dan para dokter.
Petugas melakukan pengecekan dan menanyai keadaan William Kemmler sebelum dieksekusi sebentar lagi.
Ia menunjukkan sikap tenang dan pengharapan bahwa semua orang yang ditemuinya saat itu memperoleh keberuntungan di dunia.
Dengan setelan kemeja khusus yang lengkap dengan dasi, ia melangkah ke ruang eksekusi dengan pengawalan ketat di ruang bawah tanah. Sesuai perintah, ia duduk di sebuah kursi listrik yang telah dipersiapkan di ruangan.
Tangannya kemudian diikat oleh algojo dan kemudian sebuah elektroda dipasang pada bagian punggung sampai kepala. Sebuah kain berwarna hitam ditempatkan di kepalanya agar penglihatannya tertutup.
Sebagian tubuhnya terbakar tapi proses eksekusi berjalan tidak sesuai rencana
Begitu alat dipastikan sudah benar-benar terpasang, algojo menjauhinya sambil memberikan kode pada petugas lain untuk menyalakan arus listrik.
Eksekusi pun dilakukan tanpa banyak kamera merekam, hanya ada beberapa jurnalis New York Times. Bahunya terangkat perlahan-lahan karena arus listrik 700 volt menyengat tubuhnya.
Begitu disengat selama 17 detik pertama, pakaiannya mulai terbakar. Begitu juga anggota tubuhnya bagian belakang pun terbakar. Ia tampak tersiksa, tapi tidak langsung meninggal. Jelas kondisi tersebut tidak sesuai rencana.
Pada sengatan yang kedua, arusnya lebih besar yaitu 1.030 volt. Setelah sebelumnya pingsan dan sekarat, ia akhirnya meninggal dalam waktu dua menit kemudian. Bau hangus segera tercium di seluruh ruangan eksekusi.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Melihat kondisi setelah eksekusi, hukuman kursi listrik tidak dilanjutkan
Kondisinya saat meninggal karena sengatan listrik sangat mengenaskan. Tubuhnya yang kaku dalam posisi duduk kemudian diluruskan. Masing-masing ototnya sudah ditarik pada bagian ketegangan tertinggi.
Seolah-olah badannya akan terlempar ke atas dinding kalau saja tidak ada tali penahannya. Jari telunjuk kanannya menutup erat sampai menembus bagian daging persendian pertama.
Pembuluh darah kapiler di bawah kulitnya sudah pecah. Darah pun mengucur deras di lengan kursi. Para dokter berdiri di depan kursi, memegang stopwatch, dan mengamati dengan teliti.
Meski pada awalnya eksekusi dengan sengatan listrik dinilai lebih manusiawi daripada hukuman gantung, kenyataannya sebaliknya.
Deputi Pemeriksa Jenkins dari New York menyatakan bahwa seharusnya tidak ada orang yang berakal sehat bisa melihat proses eksekusi tanpa rasa sakit.
Metode eksekusi mati dengan kursi listrik akhirnya tidak lagi dilanjutkan dengan alasan nilai-nilai kemanusiaan.
SUMBER
Melihat kondisi setelah eksekusi, hukuman kursi listrik tidak dilanjutkan
Kondisinya saat meninggal karena sengatan listrik sangat mengenaskan. Tubuhnya yang kaku dalam posisi duduk kemudian diluruskan. Masing-masing ototnya sudah ditarik pada bagian ketegangan tertinggi.
Seolah-olah badannya akan terlempar ke atas dinding kalau saja tidak ada tali penahannya. Jari telunjuk kanannya menutup erat sampai menembus bagian daging persendian pertama.
Pembuluh darah kapiler di bawah kulitnya sudah pecah. Darah pun mengucur deras di lengan kursi. Para dokter berdiri di depan kursi, memegang stopwatch, dan mengamati dengan teliti.
Meski pada awalnya eksekusi dengan sengatan listrik dinilai lebih manusiawi daripada hukuman gantung, kenyataannya sebaliknya.
Deputi Pemeriksa Jenkins dari New York menyatakan bahwa seharusnya tidak ada orang yang berakal sehat bisa melihat proses eksekusi tanpa rasa sakit.
Metode eksekusi mati dengan kursi listrik akhirnya tidak lagi dilanjutkan dengan alasan nilai-nilai kemanusiaan.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar