(Source : Google Image)
Irlandia punya sejarah panjang dalam perjuangannya memperoleh kemerdekaan dari Inggris, dan dalam perjuangan itu tidak dipungkiri banyak sekali tragedi berdarah yang terjadi. Salah satu tragedi berdarah dalam sejarah kemerdekaan Irlandia adalah tragedi Bloody Sunday tahun 1920, dimana terjadi pembunuhan besar - besaran terhadap para petugas militer dan intelijen Inggris oleh Tentara Republik Irlandia (IRA), yang kemudian dibalas oleh Inggris dengan membantai penduduk sipil yang sedang menonton pertandingan sepak bola di Crooke Park. Sebuah tragedi yang menyulut kemarahan besar rakyat Irlandia, dan semakin memanaskan situasi ditengah terjadinya perang kemerdekaan Irlandia. Seperti apa kisahnya dan bagaimana latar belakangnya? akan kita bahas pada thread ini, cekidot gan!
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Spoiler for Pembunuhan Terhadap "Cairo Gang":
Foto diatas merupakan foto dari para petinggi intelijen Irlandia, terlihat Michael Collins (berdiri sebelah kiri), dan disebelahnya yang berdiri juga adalah Paddy Daly, sedangkan yang duduk sebelah Daly adalah Richard Mulcahy seorang intellijen senior di IRA dan juga salah satu pembentuk The Squad bersama Collins. Berawal dari perang kemerdekaan Irlandia yang sedang berlangsung pada 1919 - 1921, dan perang saat itu bukanlah perang yang terbuka melainkan perang gerilya antara IRA dengan pasukan Kerajaan Inggris. Sehingga perang ini dianggap oleh beberapa negara Eropa lain hanya sebagai pemberontakan yang dilakukan orang Irlandia terhadap Inggris, dan tidak mendapat dukungan sama sekali. Selain itu perang ini juga dibilang perang intelijen karena melibatkan hampir sebagian besar intelijen Inggris untuk menghancurkan pemberontakan, satu hal yang IRA tidak bisa tandingi. Kuping intelijen Inggris ada dimana - mana sehingga setiap pergerakan IRA dapat terpantau oleh Royal Irish Constabulary (RIC) sebuah divisi polisi Irlandia yang setia pada Inggris. Michael Collins yang seorang Kepala Badan Intelijen IRA menilai kondisi ini memperlambat dan menutup ruang gerak IRA dalam perjuangan kemerdekaan, sehingga dia mempunyai ide untuk membentuk sebuah pasukan khusus yang bertugas untuk membunuh setiap intelijen Inggris di Irlandia dan utamanya di Dublin. Collins menamakan pasukan ini "The Twelve Apostles" (12 Rasul), yang sering disebut dengan sandi "The Squad". Pasukan ini awalnya memang hanya 12 orang yang terlatih untuk melakukan pembunuhan secara diam - diam dan rapi, tapi seiring berjalan waktu pasukan ini bertambah dan lebih dari 12 orang. The Squad ini dipimpin oleh Paddy Daly seorang kapten IRA yang pernah merepotkan Inggris pada pemberontakan Paskah pada tahun 1916.
Foto diatas merupakan anggota - anggota intelijen Inggris yang sering disebut Geng Cairo. Collins menargetkan untuk membunuh anggota - anggota intelijen Inggris di Kafe Cairo, Dublin yang sering menjadi tempat pertemuan mereka, dan banyak yang menujuluki mereka sebagai Geng Cairo. Collins menargetkan para anggota intelijen Inggris ini bukan tanpa alasan, karena menjelang akhir 1920 pergerakan intel Inggris ini semakin meresahkan IRA dan terbukti pada awal November 1920 terjadi beberapa usaha penangkapan dan penculikan dari RIC terhadap anggota - anggota IRA salah satunya Richard Mulcahy yang hampir ditangkap. Collins mencurigai adanya niat Inggris untuk membunuh anggota - anggota penting IRA, dan setelah kejadian ini Collins menyadari bahwa dia sedang berpacu dengan waktu, antara diburu atau memburu. Collins pun memerintahkan seorang anggota IRA bernama Dick Mckee untuk mengumpulkan anggota The Squad dan merancang pemburuan dan pembunuhan terhadap para anggota intelijen Inggris, selain itu Collins juga mengumpulkan berbagai sumber informasi tentang alamat, kebiasaan dan tempat - tempat para intel Inggris ini sering datangi. Salah satu sumbernya berasal dari informan IRA yang menjadi anggota RIC bernama Sersan Mannix. Collins awalnya ingin menargetkan 50 orang agen intelijen Inggris tapi akhirnya dikurangi menjadi 20, karena menurut Cathal Brugha Menteri Pertahanan Irlandia kurangnya bukti informasi untuk 30 nama yang lain menjadi pertimbangan. Kurangnya informasi dari agen yang diburu dapat membuat resiko gagalnya operasi semakin bertambah.
Pada foto diatas merupakan anggota The Squad IRA, terlihat Richard Mulcahy berjaket hitam kedua dari kanan. Tanggal 21 November 1920 di pada saat dini hari, pasukan The Squad mulai bergerak ke beberapa titik lokasi yang menjadi target. Sebagian besar target berada di selatan dari pusat kota Dublin, dan pembunuhan berencana ini pun mulai dijalankan. Di Hotel Gresham dua intelijen Inggris ditembak mati oleh anggota the Squad, sedangkan dijalan Upper Pembroke nomor 28 petugas intelijen Inggris yang terdiri 6 orang ditembak oleh The Squad, 3 orang mati ditempat, 1 meninggal beberapa hari kemudian akibat luka - lukanya, dan 2 lagi masih dapat diselamatkan. Penembakan lain terjadi pada jalan Lower Mount nomor 22 dimana dua orang ditembak, satu intelijen Inggris tewas ditembak sedangkan yang satu lagi berhasil melarikan diri. Ditempat lain seorang intelijen Inggris bernama Peel berhasil mencegah anggota the Squad memasuki kamar rumahnya, dan secara kebetulan sebuah tim patroli Auxiliaries yang merupakan organisasi paramiliter RIC sedang lewat dan melihat aksi tembak menembak ini. Rumah itu langsung dikepung oleh pasukan Auxiliaries, anggota - anggota the Squad yang melihat mereka terkepung akhirnya berusaha kabur. Tapi sayangnya seorang anggota IRA bernama Frank Teeling berhasil ditembak pada kakinya dan ditangkap, sedangkan Auxiliaries mengirim dua orang anggotanya untuk berlari ke barak terdekat dan meminta bantuan. Ternyata tim The Squad yang kabur ini tidak semerta lari tunggang langgang melainkan mengikuti secara diam - diam dua orang Auxiliaries yang sedang dalam perjalanan menuju barak terdekat, dan the Squad berhasil menyergap mereka di jembatan Mount Street dan membawa mereka ke sebuah rumah di North Cumberland Road untuk dinterogasi kemudian ditembak mati. Di jalan Morehampton nomor 117 seorang intelijen Inggris tewas ditembak anggota the Squad, tapi mereka juga ikut menembak pemilik rumah yang merupakan seorang warga sipil karena salah mengira dia juga merupakan anggota intelijen Inggris. Dua pembunuhan lainnya juga terjadi di dua tempat yaitu dua petugas pengadilan militer di jalan Lower Baggot nomor 119 dan satu orang di jalan Earlsfort Terrace nomor 28 dimana seorang anggota RIC terbunuh. Status dari korban - korban pembunuhan ini pun masih kerap menjadi kontroversi apakah mereka memang bekerja sebagai intelijen Inggris, atau hanya petugas biasa.
Foto diatas merupakan foto para perwira militer Inggris yang menjadi korban pembunuhan The Squad IRA. Total ada 14 orang militer Inggris yang tewas, 1 orang luka parah, dan 5 orang terluka tapi masih selamat. Sedangkan di pihak IRA hanya seorang anggota bernama Frank Teeling yang berhasil ditangkap, tapi beberapa hari kemudian dia berhasil kabur dari penjara. Berikut list nama - nama petugas militer Inggris yang berhasil dibunuh oleh kelompok The Squad IRA :
(Nama - Jabatan - TKP ditembak)
1. Letnan Peter Ames - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Upper Mount
2. Letnan Henry Angliss - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Lower Mount
3. Letnan Geoffrey Baggallay - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Lower Baggot Nomor 119
4. Letnan George Bennet - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Upper Mount
5. Mayor Charles Dowling - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Pembroke
6. Sersan John Fitzgerald - Perwira RIC - Jalan Earlsfort Terrace
7. Frank Garniss - Anggota Auxiliaries - Jalan North Cumberland
8. Letnan Donald MacLean - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Morehampton
9. Patrick MacCormack - Pensiunan Tentara Inggris (Sipil) - Hotel Gresham
10. Letnan Kolonel Hugh Montgomery - Staf Perwira Angkatan Bersenjata Inggris - Jalan Pembroke (meninggal tanggal 10 Desember 1920 akibat luka tembak)
11. Cecil Morris - Anggota Auxiliaries - Jalan North Cumberland
12. Kapten William Newberry - Petugas Pengadilan Militer Inggris - Jalan Lower Baggot nomor 92
13. Kapten Leonard Price - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Pembroke
14. Thomas Smith - Pemilik Rumah yang Ditempati Donald MacLean (Sipil) - Jalan Morehampton
15. Leonard Wilde - Pensiunan Angkatan Bersenjata Inggris (masih diperdebatkan perannya dalam geng Kairo) - Hotel Gresham
(Nama - Jabatan - TKP ditembak)
1. Letnan Peter Ames - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Upper Mount
2. Letnan Henry Angliss - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Lower Mount
3. Letnan Geoffrey Baggallay - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Lower Baggot Nomor 119
4. Letnan George Bennet - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Upper Mount
5. Mayor Charles Dowling - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Pembroke
6. Sersan John Fitzgerald - Perwira RIC - Jalan Earlsfort Terrace
7. Frank Garniss - Anggota Auxiliaries - Jalan North Cumberland
8. Letnan Donald MacLean - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Morehampton
9. Patrick MacCormack - Pensiunan Tentara Inggris (Sipil) - Hotel Gresham
10. Letnan Kolonel Hugh Montgomery - Staf Perwira Angkatan Bersenjata Inggris - Jalan Pembroke (meninggal tanggal 10 Desember 1920 akibat luka tembak)
11. Cecil Morris - Anggota Auxiliaries - Jalan North Cumberland
12. Kapten William Newberry - Petugas Pengadilan Militer Inggris - Jalan Lower Baggot nomor 92
13. Kapten Leonard Price - Perwira Intelijen Inggris - Jalan Pembroke
14. Thomas Smith - Pemilik Rumah yang Ditempati Donald MacLean (Sipil) - Jalan Morehampton
15. Leonard Wilde - Pensiunan Angkatan Bersenjata Inggris (masih diperdebatkan perannya dalam geng Kairo) - Hotel Gresham
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Spoiler for Pembalasan Inggris di Pertandingan Sepak Bola Irlandia:
Foto dari sebuah tiket pertandingan sepak bola Gaelic pada tanggal 21 November 1920. Pembunuhan besar - besaran yang dilakukan oleh IRA terhadap beberapa agen - agen intelijen Inggris tersebar ke seluruh Dublin, tapi tidak mengganggu masyrakat kota itu untuk melakukan kegiatan di hari Minggu. Terutama keriuhan pertandingan sepak bola Gaelic Irlandia antara Tipperary vs Dublin di Croke Park, sekitar 5.000 orang datang untuk menonton pertandingan ini terlambat 30 menit sehingga pertandingan baru dimulai jam 15.15. Tanpa disadari para penonton di Croke Park sebuah konvoi pasukan Inggris bergerak menuju stadion lengkap dengan truk dan 3 kendaraan lapis baja, mereka masuk dari utara stadion dan berhenti di sepanjang jalan Clonliffe. Sebuah konvoi truk polisi RIC juga datang ke stadion dari arah barat daya, terdiri dari 12 truk yang berisikan anggota Black and Tans sebuah pasukan paramiliter bentukan Inggris untuk menghadapi pemberontakan Irlandia, dan 6 truk yang berisikan pasukan Auxiliaries. Beberapa pasukan Auxiliaries yang mengendarai kuda juga ikut serta dalam konvoi ini, mereka mendapatkan tugas untuk mengelilingi Croke Park dan menjaga setiap pintu keluar yang ada, serta menggeledah orang yang keluar masuk stadion. Seorang petugas pun masuk ke stadion dan menggunakan megafon mengatakan setiap pria yang akan keluar dari stadion akan diperiksa, jika mengelak dari pemeriksaan maka akan langsung ditembak ditempat. Tapi entah karena alasan apa tiba - tiba sebuah letusan tembakan senapan dilepaskan oleh polisi di jembatan Royal Canal sebelah stadion.
Foto diatas kekacauan yang terjadi ketika para penonton yang berhamburan keluar stadion, ditembaki oleh mobil - mobil lapis baja Inggris. Semua pasukan yang berada dalam truk langsung melompat keluar dari truk dan berlari menuju sebuah gerbang didekat kanal, menerobos masuk pintu putar dan menembakan senapan serta pistol jenis revolver ke segala penjuru stadion. Penonton yang terkejut ketika diberondong oleh pasukan berseragam segera berlarian menyelamatkan diri, berdesakan menuju pintu keluar dan banyak korban luka karena saling berebut hingga terinjak. Beberapa penonton berinisiatif untuk melarikan diri dengan memanjat dinding stadion yang dulu masih menyatu dengan dinding kanal, tapi begitu mereka sampai diatas untuk melompat ke kanal, Polisi RIC dan Auxiliaries menembaki mereka dari jembatan kanal. Di dalam stadion para pasukan RIC dan Auxiliaries masih menembak ke arah penonton yang lari dan berdesakan keluar stadion, mereka menembaki penonton sekitar 1 setengah menit. Disisi lain stadion dijalan Clonliffe terlihat banyan penonton yang berhamburan keluar stadion, orang - orang panik dan berlari ke segala arah. Tak disangka sebuah mobil lapis baja Inggris yang berada di jalan St. James mengeluarkan tembakan secara cepat kearah kerumunan penonton yang keluar dan melarikan diri.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Foto - foto diatas merupakan pasukan RIC yang sedang melakukan penggeledahan terhadap orang - orang yang berada disekitar stadion paska penembakan yang dilakukan oleh RIC dan Auxiliaries. Mayor Mills seorang Komandan RIC yang melihat keadaan anak buahnya yang tidak terkendali menembaki penonton, akhirnya mengambil tindakan dengan berteriak menggunakan megafon untuk menghentikan tembakan. Setelah penembakan berhenti pasukan RIC dibantu Auxiliaries dan Black Tans menggeledah orang - orang yang tersisa di kerumunan sekitar stadion, sedangkan pasukan Inggris mengawasi kerumunan ketika penggeladahan dilakukan. Pasukan RIC menemukan hampir sekitar 30 - 40 buah senjata api jenis revolver yang dibuang oleh pemiliknya, sedangkan dari hasil penggeledahan terhadap orang - orang yang berada didalam maupun di area sekitar stadion tidak ditemukan senjata api.
Foto diatas merupakan suasana di rumah sakit Jervis dikota Dublin ketika para penonton yang terluka maupun tewas dibawa kesitu, nampak kerumunan orang yang merupakan keluarga korban dari penembakan di stadion Croke Park berada di rumah sakit itu untuk mengetahui kondisi keluarganya, sedangkan terlihat juga truk tentara Inggris yang bau datang membawa korban - korban meninggal atau terluka.
Foto diatas merupakan foto bagian dalam Stadion Croke Park beberapa hari sebelum terjadi tragedi penembakan.
Spoiler for Para Korban Penembakan di Croke Park:
Foto diatas merupakan sketsa gambar dari korban - korban yang meninggal pada penembakan di Croke Park. Total ada 14 korban tewas dalam penembakan di Croke Park, dimana 7 orang meninggal ditempat, 5 orang terluka parah kemudian meninggal dan 2 orang lagi meninggal karena terinjak kerumunan orang ketika sedang melarikan diri. Sekitar puluhan orang mengalami luka - luka baik karena terkena tembakan atau karena terinjak ketika hendak melarikan diri. Berikut daftar nama korban yang meninggal pada penembakan di Croke Park :
Nama - Usia - Asal (Dari Kiri ke Kanan foto)
1. Jane Boyle - 27 Tahun - Dublin
2. James Burke - 44 Tahun - Dublin
3. Daniel Carrol - 31 Tahun - Tipperary
4. Michael Feery - 40 Tahun - Dublin
5. Michael Hogan - 24 Tahun - Tipperary
6. Tom Hogan - 19 Tahun - Limerick
7. James Matthews - 38 Tahun - Dublin
8. Patrick O'Dowd - 57 Tahun - Dublin
9. Jerome O'Leary - 10 Tahun - Dublin
10. William Robinson - 11 Tahun - Dublin
11. Tom Ryan - 27 Tahun - Wexford
12. John William Scott - 14 Tahun - Dublin
13. James Teehan - 26 Tahun - Tipperary
14. Joe Traynor - 21 Tahun - Dublin
Nama - Usia - Asal (Dari Kiri ke Kanan foto)
1. Jane Boyle - 27 Tahun - Dublin
2. James Burke - 44 Tahun - Dublin
3. Daniel Carrol - 31 Tahun - Tipperary
4. Michael Feery - 40 Tahun - Dublin
5. Michael Hogan - 24 Tahun - Tipperary
6. Tom Hogan - 19 Tahun - Limerick
7. James Matthews - 38 Tahun - Dublin
8. Patrick O'Dowd - 57 Tahun - Dublin
9. Jerome O'Leary - 10 Tahun - Dublin
10. William Robinson - 11 Tahun - Dublin
11. Tom Ryan - 27 Tahun - Wexford
12. John William Scott - 14 Tahun - Dublin
13. James Teehan - 26 Tahun - Tipperary
14. Joe Traynor - 21 Tahun - Dublin
Jane Boyle adalah satu - satunya korban meninggal yang berjenis kelamin perempuan pada penembakan ini, dan yang membuat cukup tragis adalah dia pergi ke pertandingan itu bersama tunangannya yang dimana mereka akan melangsungkan pernikahan 5 hari kemudian.
William Robinson seorang anak laki - laki berumur 11 tahun yang juga menjadi korban meninggal pada penembakan di Stadion Croke Park.
Spoiler for Pasca Penembakan:
Foto diatas merupakan foto dari pasukan RIC dan Auxilaries, pada bulan April 1921 atau 7 bulan sebelum tragedi minggu berdarah di Dublin. Tragedi minggu berdarah 21 November 1920 ini membuat Kerajaan Inggris begitu terguncang, mengapa tidak? pada pagi hari agen - agen intelijen mereka tewas dibunuh oleh IRA dan sora harinya pasukan Inggris dan RIC terlibat pembantaian terhadap warga sipil di Stadion Croke Park. Ditambah kasus ini diangkat oleh media Internasional salah satunya koran nasionalis Irlandia Freeman's Journal yang menyatakan penembakan di Croke Park bisa disamakan dengan pembantaian Amritsar yang juga dilakukan oleh pasukan Inggris di India. Tapi pemerintah Inggris mengambil alih seluruh berita di Inggris dan hanya mengatakan penembakan yang terjadi di Dublin diakibatkan oleh komplotan yang sama dengan terjadinya pembunuhan pada pagi hari terhadap intel - intel Inggris. Masyarakat Dublin yang melihat kejadian dengan mata kepala sendiri tentu tidak percaya dengan statement Kerajaan Inggris, apa lagi koran - koran berita Internasional lebih cepat mengangkat kejadian ini dan menarik perhatian Internasional. Beberapa negara pun menarik simpatinya terhadap Inggris dan berbalik mendukung Irlandia untuk merdeka.
Foto diatas merupakan foto dari Patrick Moran (kiri) dan Thomas Whelan (kanan) yang berjabat tangan sambil tersenyum, beberapa jam sebelum mereka dieksekusi mati dengan cara digantung. Inggris dengan cepat menangkap beberapa anggota The Squad yang terlibat dalam pembunuhan para agen intelijennya, seperti yang kita tahu Frank Teeling ditangkap tapi berhasil kabur. William Conway, Edward Potter, dan Daniel Healy yang terlibat pembunuhan Letnan Angliss berhasil ditangkap, Conway dan Potter dijatuhi hukuman mati. Thomas Whelan, James Boyce, James McNamara, dan Michael Tobin ditangkap atas pembunuhan Letnan Baggallay, tapi hanya Whelan yang dijatuhi hukuman mati. Patrick Moran juga ditangkap dan dijatuhi hukuman mati atas keterlibatannya dalam pembunuhan di Hotel Gresham.
Minggu berdarah pada tanggal 21 November 1920 ini bukan hanya menjadi hari kelam bagi Irlandia, tapi juga bagi Inggris yang mengalami kerugian nyawa juga dalam tragedi ini. Tapi perbuatan pasukan Inggris yang membalas dengan menembaki warga sipil irlandia, malah menjadi bumerang bagi mereka dengan negara - negara lain berbalik mendukung kemerdekaan Irlandia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar