MENGATASI PANIK DAN STRESS KETIKA HAMIL DIMASA PANDEMI COVID-19
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi respiratorik akut yang menyebar dengan cepat secara global dalam waktu yang singkat. COVID-19 telah menarik perhatian dunia setelah pertama kali diidentifikasi di Cina pada 31 Desember 2019. Cina melaporkan kepada World Health Organization (WHO) bahwa pada hari tersebut
ditemukan 44 pasien pneumonia berat di Kota Wuhan, Provinsi Hubei yang diduga terkait
dengan pasar basah yang berada di kota tersebut. Sejak saat itu kasus penderita COVID-19 terus meningkat tajam setiap harinya. Sekitar lebih dari 51.800 kasus terkonfirmasi positif dari pemeriksaan laboratorium, dan 1.600 kematian pada 16 Februari 2020. WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC) pada 30 Januari 2020 dan pandemik pada 11 Maret 2020 (Kementrian Kesehatan RI, 2020; Handayani, 2019; Sairah et al, 2019).
Transmisi virus COVID-19 menyebar sangat cepat melalui kontak antara manusia-ke-manusia (human-to-human contact) via droplet respiratorik dan saliva dari orang yang terinfeksi COVID-19. Transmisi melalui fomite juga dapat terjadi, dan baru-baru ini WHO mengkonfirmasi adanya transmisi melalui airbone. Berdasarkan genetic sequencing dan analisis filogenetik virus tersebut merupakan bagian dari genus betacoronavirus yang memiliki hubungan dekat dengan SARS. Penelitian lain menemukan kemiripan yang dimiliki COVID-19 dan SARS mencapai 76%. Virus SARS-CoV-2 merupakan virus RNA berantai tunggal, dan memiliki masa.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Penelitian retrospektif yang dilakukan di Wuhan, Cina menyatakan bahwa ibu
hamil dengan kehamilan pada trisemester akhir memiliki prognosis yang lebih baik. Ibu hamil pada trisemester akhir tidak memiliki gejala klinis yang lebih berat walaupun pada penelitian tersebut tetap ditekankan bahwa usia kehamilan lanjut rentan dengan gejala klinis yang berat. Hal ini disebabkan karena perubahan kadar hormon yang tidak seimbang dan penurunan volume paru yang disebabkan oleh peningkatan ukuran uterus selama kehamilan (Yu et al, 2020). Analisis subgroup antara ibu hamil dengan COVID-19 dan penderita COVID-19 yang tidak hamil menunjukkan insiden demam dan batuk pada ibu hamil lebih rendah, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh perubahan sistem imun pada ibu hamil dan masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Metaanalisis ini juga menunjukkan mortalitas ibu hamil dengan COVID-19 cukup rendah, namun hal ini tetap tidak menginterpretasikan bahwa kehamilan merupakan faktor proktektif terhadap gejala klinis yang lebih berat.Lantas bagaimana cara agar ibu hamil tidak merasa takut dan cemas dengan kondisi ini?,mari kita simak beberapa saran dari kemenkes ri:
Penelitian retrospektif yang dilakukan di Wuhan, Cina menyatakan bahwa ibu
hamil dengan kehamilan pada trisemester akhir memiliki prognosis yang lebih baik. Ibu hamil pada trisemester akhir tidak memiliki gejala klinis yang lebih berat walaupun pada penelitian tersebut tetap ditekankan bahwa usia kehamilan lanjut rentan dengan gejala klinis yang berat. Hal ini disebabkan karena perubahan kadar hormon yang tidak seimbang dan penurunan volume paru yang disebabkan oleh peningkatan ukuran uterus selama kehamilan (Yu et al, 2020). Analisis subgroup antara ibu hamil dengan COVID-19 dan penderita COVID-19 yang tidak hamil menunjukkan insiden demam dan batuk pada ibu hamil lebih rendah, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh perubahan sistem imun pada ibu hamil dan masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Metaanalisis ini juga menunjukkan mortalitas ibu hamil dengan COVID-19 cukup rendah, namun hal ini tetap tidak menginterpretasikan bahwa kehamilan merupakan faktor proktektif terhadap gejala klinis yang lebih berat.Lantas bagaimana cara agar ibu hamil tidak merasa takut dan cemas dengan kondisi ini?,mari kita simak beberapa saran dari kemenkes ri:
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
1.SELF CARE
Dimasa pandemi seperti ini pasti banyak ibu hamil yang kerap memikirkan aman atau tidak kah proses melahirkan dan cara merawat bayi nya nanti dimasa pandemi.
Akan tetapi Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, ibu hamil boleh-boleh saja punya pemikiran seperti itu. Namun,jangan sampai ibu menjadi lengah akan hal ini.
Oleh karena itu ibu hamil disarankan untuk self care dalam arti ibu hamil bisa lebih memperhatikan pola hidup yang lebih baik dan lebih sehat.
“Ibu hamil bisa melakukan self care selama pandemi, seperti makan makanan sehat dan bernutrisi untuk si janin, mengatur pola istirahat yang cukup, olahraga yang disesuaikan juga dengan kondisi ibu, dan sebisa mungkin semua dilakukan di rumah,” kata Gracia
2.FOKUS DENGAN HAL YANG BISA DILAKUKAN DAN DIKONTROL
Saat ini vaksin COVID-19 memang sudah tersedia namun rasa cemas dan panik ibu hamil tidak bisa di katakan hilang begitu saja,kendati demikian ibu hamil disarankan untuk fokus dengan hal yang bisa dilakukan dan dikontrol,terlebih emosi pada saat hamil sering sekali tidak stabil. Untuk itu usahakan tetap mindful dan fokus dengan apa yang terjadi saat ini.
3.TETAP PRODUKTIF DAN BERFIKIR POSITIF
Ketika ibu hamil sedang mengalami tanda-tanda stres muncul seperti:gelisah,cemas,panik,atau takut maka alihkan hal tersebut dengan kegiatan yang lebih produktif seperti bercocok tanam di kebun,membuat prakarya dari limbah bekas botol atau yang masih bisa dimanfaatkan.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
4.BERKOMUNIKASI DENGAN ORANG-ORANG TERDEKAT
Walaupun sudah menerapkan gaya normal new,ibu hamil tetap saja tidak bisa bebas untuk pergi kemana saja,akan tetapi dizaman yang sudah canggih ini ibu hamil bisa berkomunimasi dengan kerabat melalui sosial media seperti:video call,chat personal,atau media sosial lain.
Akan tetapi bukan berarti ibu hamil tidak boleh untuk pergi kemanapun,sesekali ibu hamil juga disarankan untuk berkomunikasi dengan tetangga di dekat rumah dan bisa sharing mengenai kehamilan nya namun harus tetap menjalankan protokol kesehatan.
5.KETAHUI PENYEBAB STRES
Ibu hamil perlu mencari tau apa yang membuat dirinya merasa stress dimasa pandemi,apalagi setelah melihat berita mengenai angka kejadian COVID-19 di media sosial atau di televisi.
untuk itu ibu juga perlu membatasi bermain media sosial dan bisa dialihkan dengan membaca buku terkait kehamilan atau membaca majalah lainnya.
Menurut penelitian yang diterbitkan oleh National Center for Biotechnology Information stres saat hamil menimbulkan dampak buruk untuk janin. Stres dapat menyebabkan persalinan prematur dan kondisi bayi yang lahir kurang sehat.
Dokter Atika pun menyuarakan hal yang sama. Menurutnya, stres menyebabkan ibu mengalami sakit kepala kronik, gangguan tidur, gangguan makanan, dan risiko peningkatan tekanan darah.untuk itu ibu perlu beberapa saran dari dokter maupun psikolong agar tidak merasa cemas dan stress disaat hamil.
1.SELF CARE
Dimasa pandemi seperti ini pasti banyak ibu hamil yang kerap memikirkan aman atau tidak kah proses melahirkan dan cara merawat bayi nya nanti dimasa pandemi.
Akan tetapi Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, ibu hamil boleh-boleh saja punya pemikiran seperti itu. Namun,jangan sampai ibu menjadi lengah akan hal ini.
Oleh karena itu ibu hamil disarankan untuk self care dalam arti ibu hamil bisa lebih memperhatikan pola hidup yang lebih baik dan lebih sehat.
“Ibu hamil bisa melakukan self care selama pandemi, seperti makan makanan sehat dan bernutrisi untuk si janin, mengatur pola istirahat yang cukup, olahraga yang disesuaikan juga dengan kondisi ibu, dan sebisa mungkin semua dilakukan di rumah,” kata Gracia
2.FOKUS DENGAN HAL YANG BISA DILAKUKAN DAN DIKONTROL
Saat ini vaksin COVID-19 memang sudah tersedia namun rasa cemas dan panik ibu hamil tidak bisa di katakan hilang begitu saja,kendati demikian ibu hamil disarankan untuk fokus dengan hal yang bisa dilakukan dan dikontrol,terlebih emosi pada saat hamil sering sekali tidak stabil. Untuk itu usahakan tetap mindful dan fokus dengan apa yang terjadi saat ini.
3.TETAP PRODUKTIF DAN BERFIKIR POSITIF
Ketika ibu hamil sedang mengalami tanda-tanda stres muncul seperti:gelisah,cemas,panik,atau takut maka alihkan hal tersebut dengan kegiatan yang lebih produktif seperti bercocok tanam di kebun,membuat prakarya dari limbah bekas botol atau yang masih bisa dimanfaatkan.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
4.BERKOMUNIKASI DENGAN ORANG-ORANG TERDEKAT
Walaupun sudah menerapkan gaya normal new,ibu hamil tetap saja tidak bisa bebas untuk pergi kemana saja,akan tetapi dizaman yang sudah canggih ini ibu hamil bisa berkomunimasi dengan kerabat melalui sosial media seperti:video call,chat personal,atau media sosial lain.
Akan tetapi bukan berarti ibu hamil tidak boleh untuk pergi kemanapun,sesekali ibu hamil juga disarankan untuk berkomunikasi dengan tetangga di dekat rumah dan bisa sharing mengenai kehamilan nya namun harus tetap menjalankan protokol kesehatan.
5.KETAHUI PENYEBAB STRES
Ibu hamil perlu mencari tau apa yang membuat dirinya merasa stress dimasa pandemi,apalagi setelah melihat berita mengenai angka kejadian COVID-19 di media sosial atau di televisi.
untuk itu ibu juga perlu membatasi bermain media sosial dan bisa dialihkan dengan membaca buku terkait kehamilan atau membaca majalah lainnya.
Menurut penelitian yang diterbitkan oleh National Center for Biotechnology Information stres saat hamil menimbulkan dampak buruk untuk janin. Stres dapat menyebabkan persalinan prematur dan kondisi bayi yang lahir kurang sehat.
Dokter Atika pun menyuarakan hal yang sama. Menurutnya, stres menyebabkan ibu mengalami sakit kepala kronik, gangguan tidur, gangguan makanan, dan risiko peningkatan tekanan darah.untuk itu ibu perlu beberapa saran dari dokter maupun psikolong agar tidak merasa cemas dan stress disaat hamil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar