Senin, 19 April 2021
“Limping Lady” Yang Paling Berbahaya
Keterbatasan dan kekurangan fisik yang dimiliki seseorang seringkali dianggap remeh, bahkan mendapatkan diskriminasi dari orang-orang di sekitarnya tidak terkecuali dengan wanita yang satu ini. Namun karena semangatnya dia berhasil menentang stereotipe dan mematahkan pandangan dimana saat itu kaum “Patriarki“ masih memegang otoritas paling utama. Patriarki adalah suatu hak istimewa dan juga sistem sosial yang diberikan kepada lelaki sebagai pemegang kekuasaan dalam berbagai bidang. Karenanya terkadang peran wanita dianggap tidak terlalu penting bahkan masih dianggap tabu pada masa itu untuk bisa berperan dalam ranah politik.
A Woman of No Importance:
Dan wanita itu adalah Virginia Hall, dia adalah seorang agen mata-mata perempuan dari Amerika yang berperan penting saat Perang Dunia II, Nazi bahkan mengenalnya sebagai ‘Limping Lady’ .
Virginia Hall dibesarkan dalam keluarga kaya di Baltimore dan keluarganya sangat mendukung potensinya. Semasa mudanya ia sangat pintar bahkan menguasai multi bahasa yaitu Prancis,Itali dan Jerman.Setelah lulus perguruan tinggi ia diterima bekerja sebagai juru tulis di Kedutaan Besar Amerika di Warsawa, kemudian ia dipindahkan ke Izmir,Turki.Saat di Turki ia kehilangan sebagian kaki kirinya dari lutut ke bawah karena kecelakaan saat berburu, sehingga dia harus memakai kaki kayu prostetik yang dinamainya Cuthbert.
Walau kehilangan sebagian kakinya, hal itu tidak menyurutkan impiannya menjadi Duta Besar di Departemen Luar Negeri dimana hanya enam orang dari 1.500 wanita yang bisa terpilih. Namun sayangnya ia mendapatkan penolakan karena tidak memenuhi persyaratan “Berbadan Sehat” dalam artian bukan untuk disabilitas.
Pada tahun 1939 ia akhirnya berhenti bekerja dan pergi ke Paris, empat bulan kemudian pecahlah perang antara Jerman dan Prancis.
Di sana ia menjadi sukarelawan dengan bergabung membantu pasukan Prancis turun ke barisan depan dengan mengendarai ambulan selama serangan berdarah yang dilakukan Nazi pada bulan Mei 1940.
Setelah dibebastugaskan Virginia Hall pergi ke London berupaya untuk menawarkan jasanya sebagai bantuan perang untuk Inggris, saat disanalah kebulatan tekad Virginia Hall mulai menarik perhatian seorang agen rahasia Inggris. Agen itu adalah Vera Atkins yang akhirnya mengenalkan Hall ke dunia intelejen yang kita kenal sekarang dengan nama CIA (Central Intelligence Agency).
Fakta Unik !
Diketahui juga ternyata Vera Atkins yang menginspirasi Ian Fleming untuk Miss Moneypenny dalam film James Bond series.
Virginia Hall who was part of espionage operations against Nazi Germany.:
Bagi Inggris, Virginia Hall adalah suatu aset berharga, walau secara fisik disabilitas tetapi secara perannya sebagai wanita ia bisa begerak bebas kemana saja dan tidak akan terlalu menarik perhatian dalam masa perang di Eropa bila dibandingkan dengan pria, dan juga identitas kewarganegaraannya merupakan keuntungan lainnya karena merupakan kelompok non-kombatan (sekelompok golongan penduduk yang aktif dalam pertempuran tapi tidak boleh diserang)
Setelah perekrutannya, ia pun bertahap mendapatkan pelatihan, dan hanya ia sendiri akhirnya wanita yang lulus diantara wanita lain di kelasnya dan juga berhasil menjadi agen wanita Inggris pertama yang masuk ke Prancis lengkap dengan nama samarannya yaitu Germaine.
Pada pertengahan tahun 1944, selama dua bulan, Virginia Hall sudah melakukan berbagai aksi sabotase yang mengganggu bala bantuan Jerman dan mengganggu logistik Jerman, 37 laporan rahasia berhasil dia kirimkan, mengawasi serangan yang mengakibatkan lebih dari 170 orang Jerman tewas dan 800 orang ditangkap.
Setelah perjuangannya selama empat tahun atas nama “British Special Operation Executive” (SOE) di Prancis akhirnya pada bulan September 1945, ia Virginia Hall berhasil mendapatkan pengakuan dan dianugrahi Distinguished Service Cross (DSC) yaitu suatu penghargaan tertinggi dalam militer A.S atas keberaniannya di dalam pertempuran, dan hal itu membuktikan bahwa keberadaan “Limping Lady” tidak bisa dianggap remeh, tekadnya yang luar biasa berhasil menjadikannya sebagai satu-satunya wanita yang mendapatkan penghargaan dalam Perang Dunia II.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar