Pada suatu hari Ida Dalem Dimade penguasa Gelgel ingin berburu ketengah hutan belantara mencari beberapa ekor binatang untuk melengkapi kebon binatang di dalam istana, rombongan meninggalkan Istana Gelgel menuju Badung, setelah sampai di Puri Agung Satrya rombongan disambut oleh Kiyai Jambe Haeng, Ida Dalem dipersilahkan istirahat dan dipersembahkan hidangan oleh dayang-dayang istana. Keesokan harinya Ida Dalem melanjutkan perjalanan menuju Hutan Padang Lambih ( Padangsambian ). Di dalam rombongan ini juga ikut serta dayang-dayang Puri Agung Satrya diantaranya bernama Ni Luh Meliling.
Matahari sudah mulai terbenam lalu beliau membuat perintah untuk membuat perkemahan. Disitulah Ida Dalem Dimade beristirahat serta bersantap sambil bersanda gurau dengan dayang-dayang istana tidak disangka pertemuan saling cinta terjadi dengan Ni Luh Meliling lalu terjadilah hubungan Gelap. Ni Luh Meliling hamil, Ida Dalem Dimade bersabda kepada Kiyai Jambe Haeng, bila anakku ini lahir perempuan akan saya boyong ke gelgel namun apabila laki-laki, saya akan serahkan mengabdi ke Puri Satrya sebagai Tameng Puri. Setelah beberapa waktu berlalu, lahirlah seorang anak laki2 yang diberi nama Kiyayi Jambe Jero Kuta, KUTA berarti benteng. Setelah dewasa membuat jero disebelah barat tukad badung yang dinamakan Jero Kuta. Apa sebab Jero Kuta dibangun disebelah barat Tukad badung karena suatu politik siasat, bila terjadi ketegangan politik dengan Puri Agung Pemecutan, Jero Kuta dengan gampang menyergap Puri Agung Pemecutan, bersama-sama Kiyayi Gde Gelogor yang sudah diangkat menjadi Manca Puri Satrya. Lanang Tainsiat pun juga didekati Puri Satrya dan diberi tempat untuk dibangun jero di dekat Puri Satrya. Tetapi perhitungan Puri Satrya meleset, Kiyayi Agung Tainsiat dan Kiyayi Gde Gelogor sebenarnya dikirim sebagai mata-mata Puri Pemecutan, Bila Sudah Terjadi Peperangan dengan Pemecutan, merekan akan berbalik Menyerang Satrya.CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
JATUHNYA KERAJAAN SATRYA JAMBE HAENG
Kiyayi Agung Gde Oka puri kaleran Kawan mempunyai 2 orang putra yang sulung bernama Kiyayi Ngurah Rai dan yang bungsu bernama Kiyayi Ngurah Made. Setelah dewasa Kiyayi Ngurah Rai mengabdi di Puri Satrya sebagai tukang kurung ayam,sebab memang kesenangan beliau sebagai pembina ayam kurungan. Kiyayi Jambe Haeng pun senang dengan mengabdinya Kiyayi Ngurah Rai karena beliau juga suka tajen.
Karena seringnya Kiyayi Ngurah Rai keluar masuk istana terjadilah hubungan gelap beliau dengan salah satu selir Kiyayi Jambe Haeng. Menerima kabar tersebut Kiyayi Jambe Haeng sangat marah lalu memerintahkan untuk menangkap Kiyayi Ngurah Rai. Kiyayi Ngurah Rai mendapat Firasat tidak baik. Beliau Pulang ke Jero Kaleran Kawan sampailah di dalam kamar lalu merebahkan badan, sambil memikirkan apa gerangan yang akan terjadi. Tiba-tiba saja ada yang mengetok pintu dari luar, yang mengetok adalah Kiyayi Tegal Cempaka Oka beliau memberitahukan kepada Kiyayi Ngurah Rai tentang rencana yang beliau dengar yaitu penangkapan Kiyayi Ngurah Rai oleh perintah Kiyayi Jambe Haeng. Karena sudah merasa bersalah beliau meinggalkan jero Kaleran Kawan dan menuju Desa Jimbaran. Sesampainya dijimbaran beliau meminta perlindungan kepada I gde Mekel Jimbaran atas prakarsa Kiyayi Lanang Jimbaran (Lanang Dawan Jimbaran). Diceritakan laskar Puri Satrya bergerak menyebrangi sungai badung menuju Jero Kaleran Kawan namun ternyata yang dicari-cari sudah tidak ada ditempat, dan mendapatkan laporan Kiyayi Ngurah Rai berlari menuju arah ke selatan. Pengejaran dilanjutkan ke desa jimbaran, dilakukan pengeledahan rumah dari rumah diwilayah tersebut, namun tetap tidak menemukan Kiyai Ngurah Rai. Matahari pun sudah mulai terbenam laskar satrya kembali menuju Puri Satrya. Sebenarnya pada saat pengeledahan terjadi Kiyayi Ngurah Rai sedang bersembunyi di dalam sumur dirumah Gde mekel Jimbaran, diatas sumur ditutup dengan padi yang masih utuh, laskar satrya menganggap disitu tidak mungkin ada orang. Kiyayi Ngurah Rai pun terbebas dari maut. Sebagai tanda peringatan kejadian tersebut Kiyayi Ngurah Rai menbangun pelinggih yang diamong oleh keluarga Jero Kaleran Kawan sampai sekarang, dan disana juga terdapat pelinggih Kiyayi Agung Lanang Dawan yang disungsung langsung oleh keluarga Gde Mekel Jimbaran.
Entah berapa lama Kiyayi Ngurah Rai berada dijimbaran lalu beliau menyebrang ke lombok dengan perahu bugis dengan prakasa Gde mekel jimbaran. Sesampainya dilombok Kiyayi Ngurah Rai bertapa semadi dipura Jingsar Lombok barat, karena ketekunan beliau. Beliau mendapat anugerah sebuah keris sakti. Kiyayi Ngurah Rai bertahan hidup dengan melakukan sambung ayam (tajen), kemenangan demi kemenangan diraih boleh dikatakan mendadak menjadi kaya raya. Dengan kekayaan ini beliau menyusun kekuatannya kembali. Beliau mengadakan kontak dengan Kiyayi Tegal Cempaka untuk mengadakan pemberontakan kepada Puri Satrya. Kiyayi Tegal Cempaka bekerja keras melobi-lobi kepada yang dianggap tulang punggung kekuatan laskar satrya. Diantaranya Kiyayi Agung Taensiat, Kiyayi gde gelogor, kiyayi jambe jero kuta dan para warga pulasari yang berada di grenceng. Puri Agung Pemecutan sendiri menyatakan netral terhadap permasalahan antara Jero kaleran kawan dan Puri Satrya. Setelah persiapan pemberontakan sudah dianggap matang, Kiyayi Tegal Cempaka memberikan isyarat kepada Kiyayi Ngurah Rai untuk kembali ke badung. Beliau mengatakan kemanan Kiyayi Ngurah Rai terjamin. Pemberontakan pun akan segera dimulai.
Pada suatu hari datanglah utusan dari jero Kuta di Puri Agung Satrya dan langsung diterima Kiyayi Jambe Haeng. Utusan tersebut membawa surat berbunyi “kakanda Kiyayi Jambe Haeng, bila kakanda mempunyai waktu luang, tengoklah adinda sebentar, karena adinda sekarang sedang sakit keras. Tanpa berfikir panjang Kiyayi Jambe Haeng segera menuju Jero Kuta dengan membawa keris sakti bernama SINGAPRAGA warisan dari raja Pemecutan ke 2 yang sudah wafat di watu klotok. Kedatangan Kiyayi Jambe Haeng pun ditunggu oleh laskar yang dipimpin oleh Kiyayi Tegal Cempaka beserta Kiyayi Ngurah Rai, Kiyayu Jambe Haeng tidak berkutik, Kiyayi ngurah rai berhasil menikam perut Kiyayi Jambe Haeng lalu beliau tersungkur ditanah. Kiyayi Jambe Haeng sempat berkata “sesungguhnya matiku ini tidak wajar, karena perbuatanmu aku mungutuk supaya 7 turunan tidak rahayu”. Tiba-tiba Kiyayi Ngurah Made ( adik Kiyayi Ngurah Rai) datang dsn lalu menolong Kiyayi Jambe Haeng yang sedang berlumuran darah. Kiyayi jambe haeng berkata kepada Kiyayi Ngurah Made “ dengarkan kata kakanda baik-baik, karena adinda yang memberi pertolongan kepada kakanda, maka adindalah kakanda berikan Takhta Kerjaan Puri Satrya ini”. Dan lalu beliau memberikan keris singapraga kepada Kiyayi Ngurah Made, apa yang dikatakan Kiyayi Jambe Haeng didengarkan oleh semua pengiring yang berada disana. Lalu setelah mengeluarkan kata-kata tersebut Kiyayi Jambe Haeng menghembuskan nafas Terakhirnya.
Diceritakan mahapatih Agung Kalang Anyar mendengar wafatnya Kiyayi Jambe Haeng, dibunuh oleh Kiyayi Ngurah Rai. Beliau memberi perintah kepada laskarnya untuk menyerang Jero Kaleran Kawan. Namun sebelum berangkat, tiba2 laskar Tainsiat datang menyerbu Jero Kalang Anyar. Pertempuran tidak bisa dihindari lagi, kedua belah pihak banyak yg gugur, Patuh Agung Kalang Anyar gugur didalam pertempuran. Kiyayi Agung Tainsiat mengamuk bagai banteng kedaton, sisa pasukan Kalang Anyar yang masih hidup melarikan diri ke Puri Satrya. Laskar Tainsiat lalu menggempur Puri Satrya, sesisi puri dibunuh. Hanya terdapat seorang bayi laki-laki yang dapat diselamatkan. Setelah bayi tersebut dewasa membuat jero CalagiGendong. Tameng Puri satrya yang berada di tampak Gangsul keturuan Kiyayi Jambe Merik bersiap bertempur memberikan bantuan ke Puri Satrya, ditengah jalan dicegat oleh Laskar Tainsiat pertempuranpun terjadi, Laskar Tainsiat dapat memukul mundur pasukan yang hendak datang tersebut. Sisa laskad ysng masih hidup mengundurkan diri kebarat menyebrangi sungai wangaya dan membuat jero baru dinamakan jero kaliungu. Bekas tameng puri satrya di tampak gangsul diduduki oleh anak2 Kiyayi Agung Tainsiat. Dan membuat jero dinamakan jero Tampakgangsul. Semenjak itu disebelah Utara Puri Satrya dinamakan Tainsiat yang berarti pernah mesiat. Sejak saat itu Kiyayi agung belaluan merubah nama menjadi Kiyayi Agung Tainsiat.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
JATUHNYA KERAJAAN SATRYA JAMBE HAENG
Kiyayi Agung Gde Oka puri kaleran Kawan mempunyai 2 orang putra yang sulung bernama Kiyayi Ngurah Rai dan yang bungsu bernama Kiyayi Ngurah Made. Setelah dewasa Kiyayi Ngurah Rai mengabdi di Puri Satrya sebagai tukang kurung ayam,sebab memang kesenangan beliau sebagai pembina ayam kurungan. Kiyayi Jambe Haeng pun senang dengan mengabdinya Kiyayi Ngurah Rai karena beliau juga suka tajen.
Karena seringnya Kiyayi Ngurah Rai keluar masuk istana terjadilah hubungan gelap beliau dengan salah satu selir Kiyayi Jambe Haeng. Menerima kabar tersebut Kiyayi Jambe Haeng sangat marah lalu memerintahkan untuk menangkap Kiyayi Ngurah Rai. Kiyayi Ngurah Rai mendapat Firasat tidak baik. Beliau Pulang ke Jero Kaleran Kawan sampailah di dalam kamar lalu merebahkan badan, sambil memikirkan apa gerangan yang akan terjadi. Tiba-tiba saja ada yang mengetok pintu dari luar, yang mengetok adalah Kiyayi Tegal Cempaka Oka beliau memberitahukan kepada Kiyayi Ngurah Rai tentang rencana yang beliau dengar yaitu penangkapan Kiyayi Ngurah Rai oleh perintah Kiyayi Jambe Haeng. Karena sudah merasa bersalah beliau meinggalkan jero Kaleran Kawan dan menuju Desa Jimbaran. Sesampainya dijimbaran beliau meminta perlindungan kepada I gde Mekel Jimbaran atas prakarsa Kiyayi Lanang Jimbaran (Lanang Dawan Jimbaran). Diceritakan laskar Puri Satrya bergerak menyebrangi sungai badung menuju Jero Kaleran Kawan namun ternyata yang dicari-cari sudah tidak ada ditempat, dan mendapatkan laporan Kiyayi Ngurah Rai berlari menuju arah ke selatan. Pengejaran dilanjutkan ke desa jimbaran, dilakukan pengeledahan rumah dari rumah diwilayah tersebut, namun tetap tidak menemukan Kiyai Ngurah Rai. Matahari pun sudah mulai terbenam laskar satrya kembali menuju Puri Satrya. Sebenarnya pada saat pengeledahan terjadi Kiyayi Ngurah Rai sedang bersembunyi di dalam sumur dirumah Gde mekel Jimbaran, diatas sumur ditutup dengan padi yang masih utuh, laskar satrya menganggap disitu tidak mungkin ada orang. Kiyayi Ngurah Rai pun terbebas dari maut. Sebagai tanda peringatan kejadian tersebut Kiyayi Ngurah Rai menbangun pelinggih yang diamong oleh keluarga Jero Kaleran Kawan sampai sekarang, dan disana juga terdapat pelinggih Kiyayi Agung Lanang Dawan yang disungsung langsung oleh keluarga Gde Mekel Jimbaran.
Entah berapa lama Kiyayi Ngurah Rai berada dijimbaran lalu beliau menyebrang ke lombok dengan perahu bugis dengan prakasa Gde mekel jimbaran. Sesampainya dilombok Kiyayi Ngurah Rai bertapa semadi dipura Jingsar Lombok barat, karena ketekunan beliau. Beliau mendapat anugerah sebuah keris sakti. Kiyayi Ngurah Rai bertahan hidup dengan melakukan sambung ayam (tajen), kemenangan demi kemenangan diraih boleh dikatakan mendadak menjadi kaya raya. Dengan kekayaan ini beliau menyusun kekuatannya kembali. Beliau mengadakan kontak dengan Kiyayi Tegal Cempaka untuk mengadakan pemberontakan kepada Puri Satrya. Kiyayi Tegal Cempaka bekerja keras melobi-lobi kepada yang dianggap tulang punggung kekuatan laskar satrya. Diantaranya Kiyayi Agung Taensiat, Kiyayi gde gelogor, kiyayi jambe jero kuta dan para warga pulasari yang berada di grenceng. Puri Agung Pemecutan sendiri menyatakan netral terhadap permasalahan antara Jero kaleran kawan dan Puri Satrya. Setelah persiapan pemberontakan sudah dianggap matang, Kiyayi Tegal Cempaka memberikan isyarat kepada Kiyayi Ngurah Rai untuk kembali ke badung. Beliau mengatakan kemanan Kiyayi Ngurah Rai terjamin. Pemberontakan pun akan segera dimulai.
Pada suatu hari datanglah utusan dari jero Kuta di Puri Agung Satrya dan langsung diterima Kiyayi Jambe Haeng. Utusan tersebut membawa surat berbunyi “kakanda Kiyayi Jambe Haeng, bila kakanda mempunyai waktu luang, tengoklah adinda sebentar, karena adinda sekarang sedang sakit keras. Tanpa berfikir panjang Kiyayi Jambe Haeng segera menuju Jero Kuta dengan membawa keris sakti bernama SINGAPRAGA warisan dari raja Pemecutan ke 2 yang sudah wafat di watu klotok. Kedatangan Kiyayi Jambe Haeng pun ditunggu oleh laskar yang dipimpin oleh Kiyayi Tegal Cempaka beserta Kiyayi Ngurah Rai, Kiyayu Jambe Haeng tidak berkutik, Kiyayi ngurah rai berhasil menikam perut Kiyayi Jambe Haeng lalu beliau tersungkur ditanah. Kiyayi Jambe Haeng sempat berkata “sesungguhnya matiku ini tidak wajar, karena perbuatanmu aku mungutuk supaya 7 turunan tidak rahayu”. Tiba-tiba Kiyayi Ngurah Made ( adik Kiyayi Ngurah Rai) datang dsn lalu menolong Kiyayi Jambe Haeng yang sedang berlumuran darah. Kiyayi jambe haeng berkata kepada Kiyayi Ngurah Made “ dengarkan kata kakanda baik-baik, karena adinda yang memberi pertolongan kepada kakanda, maka adindalah kakanda berikan Takhta Kerjaan Puri Satrya ini”. Dan lalu beliau memberikan keris singapraga kepada Kiyayi Ngurah Made, apa yang dikatakan Kiyayi Jambe Haeng didengarkan oleh semua pengiring yang berada disana. Lalu setelah mengeluarkan kata-kata tersebut Kiyayi Jambe Haeng menghembuskan nafas Terakhirnya.
Diceritakan mahapatih Agung Kalang Anyar mendengar wafatnya Kiyayi Jambe Haeng, dibunuh oleh Kiyayi Ngurah Rai. Beliau memberi perintah kepada laskarnya untuk menyerang Jero Kaleran Kawan. Namun sebelum berangkat, tiba2 laskar Tainsiat datang menyerbu Jero Kalang Anyar. Pertempuran tidak bisa dihindari lagi, kedua belah pihak banyak yg gugur, Patuh Agung Kalang Anyar gugur didalam pertempuran. Kiyayi Agung Tainsiat mengamuk bagai banteng kedaton, sisa pasukan Kalang Anyar yang masih hidup melarikan diri ke Puri Satrya. Laskar Tainsiat lalu menggempur Puri Satrya, sesisi puri dibunuh. Hanya terdapat seorang bayi laki-laki yang dapat diselamatkan. Setelah bayi tersebut dewasa membuat jero CalagiGendong. Tameng Puri satrya yang berada di tampak Gangsul keturuan Kiyayi Jambe Merik bersiap bertempur memberikan bantuan ke Puri Satrya, ditengah jalan dicegat oleh Laskar Tainsiat pertempuranpun terjadi, Laskar Tainsiat dapat memukul mundur pasukan yang hendak datang tersebut. Sisa laskad ysng masih hidup mengundurkan diri kebarat menyebrangi sungai wangaya dan membuat jero baru dinamakan jero kaliungu. Bekas tameng puri satrya di tampak gangsul diduduki oleh anak2 Kiyayi Agung Tainsiat. Dan membuat jero dinamakan jero Tampakgangsul. Semenjak itu disebelah Utara Puri Satrya dinamakan Tainsiat yang berarti pernah mesiat. Sejak saat itu Kiyayi agung belaluan merubah nama menjadi Kiyayi Agung Tainsiat.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
Lahirnya Puri Agung Denpasar
Setelah kiyayi jambe haeng wafat, Kiyayj Ngurah made dinobatkan menjadi raja ke 1 di Puri Agung Denpasar, pada tahun 1789 masehi dengan bergelar Kiyayi Ngurah Made Pemecutan.
Sumber :
Anak Agung oka Puji ( Jero Dawan Tegal )
Anak Agung Ngurah Adnyana
Anak Agung Gde Agung ( Jero Buana Agung Padangsambian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar