Kamis, 22 April 2021

FPI ORGANISASI TERORIS III


Bagian 3 : Kelompok Condet

Penangkapan Riziek dan tewasnya 6 anggota FPI di KM 50, membuat Husein Hasni gerah. 

Husein Hasni di Condet sering dipanggil "habib", karena dia warga keturunan Arab dan punya kelompok pengajian disana, yang dia beri nama Yasin Rawatib. Pangkat Husein Hasni di FPI adalah wakil ketua bidang Jihad. Dia bertugas mengamankan Riziek dengan "segala cara".

Husein Hasni lalu mengontak beberapa anggota FPI yang tergabung dalam kelompok pengajiannya. Dia punya rencana balas dendam dengan membuat kerusuhan di Indonesia. Inspirasinya datang dari kerusuhan Mei 2019 di KPU yang gagal dulu.

Seorang anggota mengusulkan, "Bagaimana kalau kita serang pakai bom molotov ?" Husein Hasni setuju. Dia lalu mengatur strategi yang menyeramkan. Pertama, atur bagaimana caranya supaya sidang Riziek yang online harus diadakan offline. Dan itu tugas Munarman dan para pengacara Riziek. 

Kedua, ini yang berbahaya. Ketika nanti terjadi sidang offline, mereka akan mengumpulkan para simpatisan FPI dari berbagai daerah untuk berkumpul di luar ruang sidang. Kerumunan massa itu pasti akan mengundang aparat polisi untuk berjaga-jaga.

Apa strategi Husein Hasni ?

Dia dan kelompoknya, akan membagikan bom molotov kepada para simpatisan FPI garis keras. Bom molotov ini akan dilempar ke tengah kerumunan dan ledakan apinya akan membuat kerusuhan. "Wah, nanti anggota kita bisa mati terbakar  ?" Begitu pertanyaan seseorang. Husein Hasni mengingatkan tentang jihad, bahwa mati membela "cucu Nabi" pahalanya surga. 

Sesudah ada kobaran api, pasti rusuh. Disaat rusuh itulah, simpatisan FPI akan melempar bom molotov ke arah polisi, sebagai balas dendam 6 orang anggota FPI yang tewas. 

"Kenapa harus bom molotov ? Kenapa gak buat bom beneran sekalian aja ?" Seorang yang hadir bernama Bambang, memberikan ide. Husein Hasni dan anggota yang lain terdiam. Ide yang bagus. "Tapi siapa yang bisa bikin bom beneran ? Kita gada yang bisa.." kata Husein Hasni.

Bambang mengusulkan nama seseorang, Zulaimi Agus. Zulaimi punya bengkel di Bekasi, dan disanalah, menurut Bambang, Zulaimi sering bereksperimen membuat bom.

"Kenalkan saya dengan Zulaimi Agus.." kata Husein Hasni. 

Bambang pun datang keesokan harinya dengan Zulaimi. Sesudah berkenalan dengan seluruh anggota, Zulaimi cerita kalau dia kecewa dengan hasil Pilpres 2019. Dia juga dendam dengan polisi, karena sewenang2 dengan massa waktu aksi di Bawaslu menolak hasil pilpres.

"Pas.." kata Husein Hasni. "Jadi kamu bisa bikin bom ? " Tanyanya lagi. "Bisa.." kata Zulaimi. "Saya belajar di internet dan percobaan saya berhasil.."

"Oke kalau begitu. Pertama, kita bikin grup WA dulu. Nanti kita samarkan istilah bom dengan kata takjil.." Husein Hasni kemudian membubarkan kelompok itu. Masing-masing punya tugas untuk mengumpulkan bahan pembuat bom. 

Detik demi detik berlalu. Situasi diluar semakin tegang. Degup jantung para anggota FPI itu semakin keras. "Kita akan balas dendam.." kata2 itu terngiang di telinga mereka..

Ah, kayaknya menarik kalau kita seruput kopi dulu, sambil ambil nafas perlahan.. ☕

Denny Siregar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar