Kamis, 22 April 2021

FPI ORGANISASI TERORIS IV


Bagian 4 : Mother of Satan

Persiapan membuat bom dilakukan..

Beberapa anggota yang hadir melakukan pembelian bahan lewat online. Husein Hasni dan Zulaimi Agus sendiri survey lokasi. Mereka hadir di sidang Riziek di PN Jakarta Timur. Dari sana mereka memetakan dimana posisi aparat kepolisian yang akan jadi target bom mereka. 

Sementara itu, ditempat yang tidak begitu jauh, intelijen polisi memantau dan memotret gerak gerik mereka. Polisi mendapat beberapa poto mereka di lokasi.

Husein Hasni dan Zulaimi berbagi tugas. Hasni bertugas mengumpulkan dana lewat kotak infak yang diedarkan di pengajian dia. Dana yang terkumpul setiap pengajian 200ribu rupiah. Memang pelit si Huseim Hasni ini. Padahal dia termasuk orang kaya di Condet, punya beberapa ruko yang dia sewakan disana, bahkan dia punya showroom mobil. Tapi untuk "dana perjuangan" saja, dia gak mau keluar uang lebih.

Sedangkan Zulaimi mulai merakit bom. Dia mencampur aceton cair dan hcl. Campuran ini kemudian dia taruh di freezer, karena mudah meledak kalau kena panas sedikit saja. Pernah karena lalai, campuran bom itu terbakar dan hampir saja meledak. Tapi untungnya api berhasil dipadamkan, sebelum ketahuan oleh tetangga.

Dari campuran bom itu, Zulaimi kemudian membuat dua model bom. Yang satu, ditaruh dalam kaleng. Inilah yang terkuat. Didalam kaleng, campuran bom itu disatukan dengan gotri, atau bola besi. Ketika campuran itu meledak, maka bola2 besi itu akan pecah dan menghantam siapapun yang ada didekatnya. Mirip cara kerja granat nanas. Gak akan ada yang selamat. Radius sekian meter manusia yang ada di dekatnya dipastikan mati seketika, dengan badan hancur.

Itulah kenapa bom ini disebut Mother of Satan..

Zulaimi menyiapkan 5 kaleng bom jenis TATP, atau triaceton triperoxide. Ini bom berdaya ledak tinggi. Untuk pemicunya, dia pakai remote jarak jauh. Campuran satu lagi, dia bikin dalam bom-bom pipa. Ada 70 buah bom pipa yang dia buat. Bom-bom pipa ini akan dibagikan ke DPW FPI Jabar dan Jateng. 

Rencana mereka begini...

Mereka akan mengumpulkan sebanyak mungkin massa di halaman luar pengadilan negeri. Dan disana sudah pasti ada polisi. Beberapa bom akan mereka letakkan ditengah massa. Ketika satu bom meledak, sudah pasti massa akan rusuh. Dan itu mengundang anggota polisi masuk kedalam kerumunan. Disaat itulah, kumpulan bom akan meledak sehingga banyak polisi yang akan mati ditempat.

Ketika terjadi ledakan di PN Jaktim yang sudah pasti ada korban jiwa, beberapa anggota FPI juga akan meledakkan bom itu dibeberapa tempat. Lokasi yang akan mereka ledakkan dengan bom itu diantaranya SPBU kepunyaan Megawati, beberapa pabrik dan toko kepunyaan etnis Tionghoa. Selain itu mereka juga menyasar pipa gas dan pabrik di Sukabumi.

Mereka juga sudah menyiapkan massa "pasukan jihad" dari FPI yang akan membuat kerusuhan begitu ada kebakaran besar. Persis kasus Mei 98. Pasukan FPI di lapangan akan meneriakkan kebencian terhadap etnis Tionghoa, sehingga memicu penjarahan dan perkosaan dimana-mana. 

Dengan banyaknya titik kerusuhan, maka polisi akan sibuk mengamankan banyak tempat, sehingga tidak fokus. Disaat itulah para lone wolf akan beraksi dan mulai menyerang aparat di beberapa tempat yang dalam posisi lemah.

Bisa dibayangkan besarnya kerusuhan yang mereka ciptakan ? Mereka ingin membakar negeri ini. Dan ketika kerusuhan terjadi dimana2, mereka akan kerahkan massa besar seperti waktu 212, untuk mengkudeta pemerintahan. 

Pada situasi seperti itu, akan ada "elit" yang bergerak dan mereka akan melakukan bargaining supaya Riziek dibebaskan..

Lalu dimana peran Munarman ? Yah, kita harus curiga saat dia ketemu dengan beberapa orang dari Kedubes Jerman diam2. Ngapain aja mereka ? Mau mengatur strategi kudeta kayak di Suriah ?

Supaya semua bisa terlaksana, Husein Hasni kemudian menghubungi seorang perantara, anggota FPI yang punya pengaruh bernama Nabil al Jufri. Seorang "habib" lagi.

Ngeri ya ? Besok kita lanjut lagi ceritanya..

Kopinya udah habis pulak... 😂

Denny Siregar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar