1. Raksasa Cardiff (1869), patung tertinggi dengan sepuluh kali manusia dan dikabarkan sebagai jasad manusia zaman moyang. Alias Purba kala. Legenda ini menyatakan bahwa dua pekerja dari Cardiff, New York menemukan sebuah jasad manusia saat menggali sumur.
Seorang pemilik tanah mengaku patung tersebut berwajah India. Dan dirinya meminta untuk dilihat ramai-ramai. Namun pada kenyataannya, patung raksasa tersebut palsu.
Namun, ternyata patung raksasa kuno itu palsu. Sebenarnya patung ini ada bermula dari sebuah isi Alkitab yang mengatakan adanya raksasa. Lalu beberapa orang membuat patung yang terbuat dari kayu. Kemudian menanamkan patung kayu tersebut ke dalam tanah.
2. Kentang Maggie Murphy (1895), pada suatu acara festival jalanan. Ada kentang palsu yang diukir dari kayu, tak diklaim aseli oleh salah seorang petani.
Orang-orang percaya akan kabar hoaks ini dan meminta si petani untuk membagikan potongan kentang untuk ditanam 😅
3. Peri. Seorang remaja dan sepupunya mengambil gambar-gambar berikut dan mencoba membuktikan, kalau peri-peri itu beneran ada dan nyata.
Pada foto terakhir terjadi perdebatan hebat, di mana terlihat gambar peri tersebut seperti nyata.
4. Ikan berbulu (1929), tersebar rumor adanya ikan berbulu akibat jatuhnya tonik shampoo pada perairan laut. Akan tetapi hal ini ternyata palsu. Bisa jadi dikarenakan adanya Saprolegnia yang menginfeksi ikan. Di mana hal ini menjadikan ikan terlihat berbulu halus.
5. Kelinci Bertanduk (1932), Orang-orang abad pertengahan meyakini adanya Jackalopes dan wolpetingers.
Dan rumor mengatakan seorang pemburu berhasil mendapatkannya.
Akhirnya dirinya membuat souvenir dengan kelinci bertanduk dan mendapatkan banyak uang.
6. Pohon Spaghetti (1957), BBC mengabarkan adanya pohon spaghetti. Hal ini membuktikan banyaknya orang yang tidak mengetahui spaghetti terbuat dari bahan tepung dan air. Sehingga mereka tertipu dan percaya sampai meminta cara bagaimana mendapatkan pohon spaghetti ini. 😅 kabar hoaks ini hanya beredar dengan durasi 3 menit saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar