Senin, 22 Juni 2020

Malaysia Berencana Kembalikan Pengungsi Rohingya ke Laut

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia dilaporkan berencana mengembalikan sekitar 30 pengungsi Rohingya ke tengah laut jika kapal mereka sudah diperbaiki. Negeri "Jiran", yang mwayoritas warganya Muslin, menjadi destinasi favorit etnis yang mengungsi dari persekusi di Myanmar. Namun, Malaysia kemudian menyatakan mereka tidak akan lagi menampung Rohingya, dikarenakan kontrol ketat guna mencegah virus corona.


Kuala Lumpur dilaporkan sempat meminta Bangladesh untuk mengambil 269 pengungsi, yang sempat ditahan pada 8 Juni. Tapi, permintaan itu ditolak. Kini, Negeri "Jiran" disebut berencana untuk mengembalikan para pengungsi itu ke laut begit kapal mereka sudah selesai diperbaiki. "Memang itu rencananya. Namun, belum ada keputusan yang dibuat," ujar dua orang pejaabt keamanan yang tidak ingin disebutkan namanya. Sumber tersebut menerangkan, begitu mendapat lampu hijau, kapal itu akan diisi penuh oleh air dan makanan sebelum dilepas ke lautan. Dilansir Reuters via Asia One Jumat (19/6/2020), tidak ada komentar baik dari gugus tugas bagian migran, hingga kantor PM Malaysia. Jenazah sala seorang perempuan Rohingya ditemukan di kapal. Namun, kelompok pembela HAM menyatakan lebih banyak pengungsi yang tewas. Belum lagi banyak dari mereka yang kelaparan karena terombang-ambing selama beberapa bulan sebelum diselamatkan oleh Kuala Lumpur.


Arakan Project, kelompok yang fokus kepada krisis Rohingya, meminta pemerintahan PM Muhyiddin Yassin untuk tidak mengembalikan mereka. "Ini sama dengan pemaksaan. Tidak manusiawi mengingat karena mereka ada yang tewas sebelum diselamatkan," jelas Chris Lewa, direktur grup. Lewa menerangkan, Rohingya memerlukan perlindungan, dan tentunya itu tak bisa dicapai jika memaksa merkea keluar dari Malaysia. Dalam beberapa pekan terakhir, Negeri "Jiran" sudah menolak dua kapal, dan menahan ratusan orang Rohingya maupun migran ilegal. Langkah tersebut diterapkan di tengah kemarahan publik atas orang asing, di mana mereka dianggap menyebarkan virus corona dan beban bagi negara. Menurut kelompok HAM setempat, ada satu kapal berisi 300 pengungsi yang masih terombang-ambing di lautan, dengan banyak penghuninya mulai sakit

https://www.kompas.com/global/read/2...e-laut?page=2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar