Liputan6.com, Jakarta - Banggalah menjadi warga negara Indonesia. Bagaimana tidak, sejak dahulu kala Nusantara tercatat sebagai negeri kaya raya atau dalam bahasa Kawi disebut Maharaja. Apa buktinya?
Herman Sinung Janutama, penulis buku Kesultanan Majapahit mengatakan, Indonesia menyandang predikat negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki sekitar 33 ribu pulau.
Di mana, Herman melanjutkan, luas daratan lebih sempit dibandingkan lautnya. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi Indonesia. Terlebih, memiliki perairan laut dangkal.
"Negara manapun yang menggunakan transportasi laut harus melalui perairan Indonesia. Soalnya, Indonesia satu-satunya negeri yang memiliki perairan yang nyaman dilalui oleh kapal-kapal laut," ujar dia di Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/7/2017).
Menurut Herman, para pedagang dunia seperti dari Timur Tengah yang menggunakan transportasi laut yang hendak ke China atau Tiongkok, harus melalui perairan Indonesia.
Pintunya, kata Herman, bisa melalui Selat Malaka atau Selat Sunda. Sedangkan, pintu keluarnya melalui Laut China Selatan atau Selat Makassar atau Laut Banda.
"Sejak dahulu kala harus melalui perairan dangkal Nusantara atau dikenal dengan sebutannya Jalur Sutra. Termasuk, di zamannya Firaun 1.500 SM. Tidak mungkin ada pelayar kalau tidak ada perairan dangkal Nusantara," kata dia.
"Bayangkan jika 60 ribu kapal berlayar dari Timur Tengah ke Eropa, atau China harus memiliki surat jalan Nusantara. Bagaimana jadinya? Ini yang membuat Nusantara mempunyai posisi yang sangat strategis," Herman melanjutkan.
Herman menegaskan, setiap berlayar otomatis kapal-kapal tersebut akan bersandar, antara lain di Malaka, Palembang, Sriwijaya, Tarumanegera atau Cirebon, Majapahit, Demak, Banjarmasin, dan sebagainya.
"Dari situ muncul transaksi jasa atau jual-beli barang," ujar pria yang baru-baru ini mendadak tenar karena menyebut panglima perang Kerajaan Majapahit, Gajah Mada, beragama Islam.
Tak hanya itu, kata Herman, sejak zaman nabi hingga 1862, jenis kapal yang dikenal dunia pelayaran berbahan kayu jati. Istimewanya, jenis kayu ini memerlukan kapur Kalsit yang lebih banyak tumbuh di Pulau Jawa.
"Jadi seluruh kapal yang mau berlayar hanya dibuat di Nusantara," Herman menandaskan.
Sumber = http://m.liputan6.com/news/read/3016638/cerita-indonesia-negeri-maharaja-dan-kapur-kalsit-dari-tanah-jawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar