Jakarta - Sebagian kecil orang yang sudah divaksinasi dilaporkan tetap bisa terinfeksi COVID-19. Kejadian langka ini disebut sebagai breakthrough infection dan mungkin menimbulkan pertanyaan di kalangan awam.
Pakar vaksin dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Kate O'Brien, menjelaskan pada dasarnya vaksin bekerja dengan cara mengenalkan sebagian dari virus untuk dikenali oleh imun tubuh. Dengan harapan imun nantinya bisa dengan cepat mengidentifikasi dan melawan bila virus yang asli datang.
Hanya saja yang perlu diketahui adalah tidak ada vaksin yang bisa bekerja 100 persen efektif pada 100 persen penerimanya. Artinya respons imun tiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin.
"Mengapa ada orang tertentu yang masih bisa terinfeksi usai divaksinasi sementara lainnya tidak? Ada banyak kemungkinannya," kata Kate seperti dikutip dari akun Twitter resmi WHO pada Jumat (2/7/2021).
"Sebagian alasannya berkaitan dengan seberapa besar paparan seseorang terhadap patogen. Kadang mungkin Anda sudah terpapar, tapi hanya dosis kecil dari patogen itu," lanjutnya.
Dalam proses sistem imun mengenali kuman penyebab penyakit, bisa saja tubuh seseorang membutuhkan paparan dosis yang lebih banyak dan konstan.
Kate mengatakan meski akhirnya vaksin tidak bisa melindungi 100 persen, orang yang sudah mendapat vaksinasi bisa tetap mendapat manfaat mengurangi kemungkinan tingkat keparahan penyakit. Artinya ia bisa terinfeksi, namun gejalanya ringan.
"Jadi tetap ada manfaat dari vaksin, tidak hanya untuk melindungi sepenuhnya dari infeksi," pungkas Kate.
sumber
Ibaratkan Tubuh manusia seperti sebuah negara, sistem imun adalah pasukan keamanan, sedangkan virus adalah teroris. Vaksin bukan obat tapi lebih seperti instruktur asing yg bertugas untuk melatih para pasukan keamanan. jadi sekalipun pasukan sistem imun ini lebih terlatih bukan berarti para teroris tidak bisa masuk sama sekali tapi akan lebih mampu ditangani oleh sistem imun tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar