Wiski Jepang dalam dunia minum-minuman keras sudah dikenal sebagai dengan wiski premium yang harganya sudah jutaan rupiah bila dijual di Indonesia, bahkan menurut ane terlalu mahal dan overrated. Walau demikian, dalam industri minuman keras terutama wiski dan wine, sebuah kisah atau sejarah suatu produk dapat menjadi daya jual yang kuat dalam produk tersebut oleh karena itu ane mau jelaskan sejarah awal Jepang membuat wiski yang menurut ane menarik dan mungkin bisa menjadi salah satu alasan mengapa wiski Jepang sangat mahal.
Awal Jepang Mengenal Wiski
Spoiler for Awal Jepang Mengenal Wiski:
Pada mulanya Jepang mengenal wiski pada awal Zaman Meiji. Pada 8 Juli 1853 empat kapal perang yang dikenal dengan kapal hitam atau kurofune (黒船) berlabuh di Jepang yang dipimpin oleh Komodor Matthew C. Perry. Komodor Perry datang untuk meminta mencabut kebijakan sakoku (鎖国). Sakoku adalah kebijakan Jepang menutup negaranya dari luar dan membatasi pedagang dari Belanda, Korea, dan Cina, selain itu tidak diberbolehkan keluar masuk ke Jepang. Pada bulan Febuari 1854 Komodor Perry datang ke Jepang lagi untuk menagih kembali permintaannya dengan armada yang lebih besar beserta dengan hadiah sebagai tanda penghormatan pada Kaisar. Pada 27 Maret 1854 tepatnya dua hari sebelum perjanjian diplomasi pertama mereka, para orang Amerika menyelenggarakan perjamuan besar di USS Powhatan yang diawali dengan penampilan tembakan meriam lalu kemudian mulai menghidangkan makanan dan minuman beralkohol. Pada saat itu juga Jepang pertama kalinya mengenal wiski.
Usaha Awal Jepang Membuat Wiski
Spoiler for Usaha Awal Jepang Membuat Wiski:
Pada pembuatan awalnya wiski Jepang bukanlah wiski pada umumnya yang melalui berbagai proses dari distilasi hingga maturasi dengan tong kayu, melaikan racikan ramuan-ramuan yang menghasilkan produk seperti wiski pada umumnya. Bahkan wiski Jepang pada awalnya memiliki reputasi yang buruk. Suatu hari pada bulan September 1918 di Hakodate, Hokkaido, dua kapal mengangkut sekitar 4000 orang tentara Amerika yang akan ditugaskan selama dua tahun ke depan untuk berperang di Serbia berlabuh di Pelabuhan Hakodate. Mayor Samuel L. Johnson yang telah diperintahkan untuk pergi ke daratan bersama rekannya kembali ke kapal dan melaporkan kabar buruk, bahwa bar yang menjual wiski Jepang yang disebut dengan Queen George telah membuat 3500 tentara terkapar dalam lima belas menit karena wiski tersebut mengandung logam berat (merkuri klorida). Kapten Kenneth Roberts bersama timnya ditugaskan untuk mengumpulkan tentara yang terkapar dan menyelidiki kasus tersebut. Kapten Roberts menyatakan bahwa hal ini terjadi karena perilaku para tentara yang ingin mabuk dengan cara murahan, setelah siuman para tentara tersebut didisiplinkan. Akhirnya kapal pengangkut tentara tersebut dengan cepat pergi meninggalkan Hakodate dan menuju Otaru, Hokkaido. Namun di Otaru juga menemukan Queen George dan tidak lama kemudian ada laporan seorang perajurit Amerika memukul kepala seorang polisi Jepang dengan botol karena mabuk dengan wiski tersebut.
Sang Pelopor Wiski Jepang
Spoiler for Masataka Taketsuru & Shinjiro Torii:
Awal pembuatan wiski Jepang dimulai dari kisah Masataka Taketsuru yaitu orang yang lahir dari keluarga pembuat sake yang dibesarkan di Hokkaido. Masataka Taketsuru dan saudara-saudaranya sekolah di sekolah ternama, namun Masataka Taketsuru tidak menyelesaikan kuliahnya di Universitas Osaka lalu berkerja di Settsu Shuzo yang pada saat itu terkenal di Jepang. Masataka Taketsuru sangat fasih dalam berbahasa Inggis dan kemudian berniat mempelajari minuman beralkohol dari luar negri. Awalnya Masataka Taketsuru pergi ke Amerika untuk mempelajari wine dan kemudian ke Skotlandia untuk mempelajari wiski. Masataka Taketsuru kembali ke Jepang bersama tunangannya bernama Jessie Roberta Cowan yang lebih dikenal dengan Rita. Saat Masataka Taketsuru kembali ke Settsu Shuzo, ide Masataka Taketsuru untuk membuat wiski ditolak dan memutuskan untuk keluar dari Settsu Shuzo. Mendengar hal tersebut Shinjiro Torii mengambil kesempatan untuk merekrut Masataka Taketsuru. Shinjiro Torii adalah pendiri dari Kotobukiya yang sekarang dikenal dengan Suntory. Wiski pertama yang diproduksi oleh Masataka Taketsuru dan Shinjiro Torii bernama Shirofuda yang diproduksi oleh Suntory di pabrik Yamazaki, tetapi wiski tersebut tidak laku dipasaran. Kerugian tersebut membuat perpecahan antara Masataka Taketsuru dan Shinjiro Torii karena memiliki perbedaan konsep dalam pembuatan wiski selanjutnya. Setelah kontrak Masataka Taketsuru habis dengan Suntory, Masataka Taketsuru mendirikan pabrik sendiri bernama Dai Nihon Kaju yang sekarang dikenal dengan Nikka di Yoichi, Hokkaido. Suntory dan Nikka merupakan kedua produsen wiski yang sangat mendominasi wiski Jepang hingga sekarang bahkan persaingan kedua perusahaan tersebut dijuluki dengan ryuuko (竜虎 ) yaitu bagaikan persaingan antara naga dan harimau.
Dengan demikian, wiski bukan berasal dari Jepang asli. Bahkan awalnya wiski Jepang memiliki gambaran yang sangat buruk. Sifat orang Jepang dalam mengembangkan sesuatu menjadi lebih baik dapat terlihat dari sejarah tersebut. Bahkan bila dilihat pada saat ini, popularitas wiski Jepang sudah tidak lagi seburuk yang lalu bahkan sekarang sudah sangat terkenal terutama di dunia per-wiski-an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar