Sabtu, 12 Juni 2021

Misteri Kematian Helmud Hontong: Meninggal di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas Sangihe

 Misteri Kematian Helmud Hontong: Meninggal di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas Sangihe


PIKIRAN RAKYAT – Kepergian Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Helmud Hontong masih meninggalkan sejumlah tanya di kalangan masyarakat.

Sebab, kepergiannya yang dinilai ‘tiba-tiba’ saat berada di dalam pesawat tersebut, menimbulkan tanda tanya besar.


Sebelumnya, Helmud Hontong meninggal dunia saat terbang bersama pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-740.

Di dalam pesawat tersebut, Wabup Kepulauan Sangihe tersebut menempati seat 25E dan ditemani oleh Harmen Kontu selaku ajudan yang duduk di seat 25F.

Beberapa saat setelah pesawat lepas landas, Helmud Hontong tiba-tiba terbatuk-batuk hingga mengeluarkan darah dari hidung dan mulut.


Pada pukul 15.40 WITA, Helmud Hontong dilaporkan membutuhkan pertolongan medis lebih lanjut, dan langsung dihampiri oleh pimpinan awak kabin bersama kru kabin guna mengetahui kondisi aktual penumpang.

Kemudian pukul 16.17 WITA saat di bandara Hasanudin Makassar, dokter dan perawat segera naik ke pesawat untuk mengecek kondisi Helmud Hontong yang sudah tidak sadarkan diri.

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter pun menyatakan bahwa Helmud Hontong telah meninggal dunia.

Sementara pihak Lion Air menjelaskan bahwa penerbangan JT-740 mereka telah dipersiapkan secara baik.

Semua penumpang serta awak pesawat juga telah menjalani pemeriksaan kesehatan Covid-19 dan dinyatakan negatif sebelum masuk ke pesawat.

Saat berada di terminal keberangkatan, surat hasil uji kesehatan itu sudah diverifikasi petugas medis dari lembaga yang berwenang.

“Berita duka. Wakil Bupati Kep. Sangihe, Helmud Hontong meninggal dunia dalam perjalanan di Pesawat Lion Air, Rabu 9 Juni 2021,” kicau pihak Jaringan Advokasi Tambang Nasional (Jatamnas), dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter @jatamnas, Jumat, 11 Juni 2021.

Jatamnas juga menyoroti sikap Helmud Hontong yang diberitakan mendukung penentangan terhadap rencana tambang emas di pulau Sangihe.

“Helmud, menurut pemberitaan sejumlah media, ikut mendukung dan menentang rencana tambang emas di pulau kecil Sangihe. Kami ikut berduka,” kicaunya.

Jatamnas pun mengutip sejumlah pernyataan Helmud Hontong terkait rencana penambangan emas di Sangihe.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI


“Saya dengan tegas menolak keberadaan PT Tambang Mas Sangihe beroperasi di Sangihe. Apa pun alasannya. Saya berdiri bersama rakyat, karena rakyat yang memilih saya sampai menjadi Wakil Bupati,” tutur Helmud Hontong.


Selain itu, Helmud Hontong juga menuturkan rasa kasihannya karena rakyat hingga anak cucu nanti yang akan menjadi korban pengelolaan emas tersebut.

Kepergian Helmud Hontong pun tampaknya masih mengusik sebagian masyarakat, karena munculnya foto surat penolakan rencana tambang emas di pulau Sangihe.

Dalam foto yang beredar, Helmud Hontong menandatangani surat yang ditujukan kepada Menteri ESDM Indonesia.

Surat tersebut berisi permohonan pertimbangan untuk pembatalan izin operasi Kontrak Karya PT Tambang Mas Sangihe (PT TMS) yang diberikan Kementerian ESDM.

Pasalnya, rencana pertambangan di pulau Sangihe yang tergolong kecil tersebut berpotensi merusak lingkungan, daratan, pantai, komunitas mangrove, terumbu karang, dan biota yang ada di dalamnya.

Bahkan secara signifikan, tambang emas itu berpotensi meningkatkan toksisitas lingkungan secara masif yang akan membawa dampak negatif terhadap manusia dan biota alam.

Selain itu, penguasaan wilayah pertambangan juga akan berdampak pada hilangnya sebagian atau keseluruhan hak atas tanah dan kebun masyarakat, bahkan masyarakat secara terstruktur akan terusir dari tanahnya sendiri.

Kemudian belajar dari pengalaman wilayah lain secara khusus di Sulawesi Utara, kegiatan pertambangan hanya memberi keuntungan pada pemegang kontrak karya, tapi tidak memberi kesejahteraan bagi masyarakat, bahkan meninggalkan kerusakan lingkungan yang fatal.

Gelombang penolakan dari rakyat pun terjadi secara masih, bahkan hingga muncul sebuah petisi yang saat ini telah ditandatangani oleh lebih dari 47 ribu orang.

Oleh karena itu, kepergian Helmud Hontong pun dinilai ‘tiba-tiba’ oleh masyarakat, terlebih dengan munculnya surat penolakan tambang emas tersebut.

Banyak yang merasa khawatir kepergiannya berkaitan dengan surat penolakan rencana tambang emas di Sangihe, meski sampai saat ini belum ada bukti atau kejelasan terkait hal itu.

Bahkan, kepergian Helmud Hontong ini juga disebut sebagai Munir 2.0, karena tampak memiliki kejadian yang hampir serupa.


Apalagi, penyebab meninggalnya Helmud Hontong pun sampai saat ini masih belum diketahui.***

https://www.pikiran-rakyat.com/nasio...sangihe?page=2


Tidak ada komentar:

Posting Komentar