Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia semakin menjadi-jadi. Tingginya mobilitas masyarakat jelang Idul Fitri menjadi biang keladi.
Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah pasien positif corona di Indonesia per 23 Juni 2021 adalah 2.033.421 orang. Bertambah 15.308 orang dari hari sebelumnya, rekor tertinggi penambahan pasien harian sejak kasus perdana diumumkan pada awal Maret tahun lalu.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 11.169 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.131 orang.
Angka kasus aktif terus bertambah. Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun mandiri. Data ini mencerminkan seberapa berat beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan.
Per 23 Juni 2021, angka kasus aktif ada di 160.524 orang. Naik dibandingkan hari sebelumnya yang sebanyak 152.686 orang dan menjadi yang tertinggi sejak 13 Februari 2021.
Lonjakan kasus terjadi tepat dua pekan setelah Idul Fitri. Dua pekan adalah masa inkubasi virus corona, sehingga jangka waktu itu kerap dijadikan patokan.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali menegaskan kepada masyarakat Tanah Air untuk tidak mudik, jangan dulu berlebaran di kampung halaman. Sebab, tidak ada yang tahu apakah tubuh kita dihinggapi virus corona dan kemudian menulari orang lain. Rantai penularan akan semakin panjang kalau mobilitas masyarakat meningkat.
Meski sudah ada penyekatan di sana-sini, tetap tidak bisa sepenuhnya membendung pergerakan masyarakat. Seperti yang terlihat di indeks mobilitas masyarakat yang dirilis oleh Apple.
Idul Fitri tahun ini jatuh pada 12-13 Mei. Pada 13 April-13 Mei, rata-rata indeks mobilitas masyarakat dengan mengemudi adalah 93,66 per hari. Artinya di bawah hari-hari biasa sebelum masa pandemi.
Namun sejak 13 Mei hingga 22 Juni, rata-rata indeksnya adalah 118,83. Ini namanya mobilitas masyarakat sangat tinggi, bahkan melampaui sebelum pandemi.
Bahkan Idul Fitri tahun lalu tidak seperti itu. Pada 2020, Idul Fitri jatuh pada 23-24 Mei. Jelang dan selama masa libur lebaran, tidak pernah indeks mobilitas melebihi 100.
Indeks Mobilitas Masyarakat Indonesia dengan Mengemudi
Berani dengan nekat itu berbeda. Keberanian bersifat terukur, menyadari konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan, sudah ditimbang baik dan buruknya. Namun kenekatan adalah impulsif, tanpa pikir panjang, abai terhadap konsekuensi.
Berani mudik dan nekat mudik itu beda. Apa yang terjadi saat ini, yaitu lonjakan kasus corona, adalah buah dari kenekatan itu.
Sayang sekali, karena sebelumnya Indonesia sudah relatif mampu mengendalikan pandemi. Selama Februari, rata-rata tambahan pasien baru per harinya adalah 9.154 orang. Bulan berikutnya turun menjadi 5.712 orang per hari, April 5.222 orang per hari, dan Mei turun lagi menjadi 4.992 orang per hari.
Kini, sejak 1 hingga 23 Juni, rerata tambahan pasien baru mencapai 9.205 orang per hari. Jika tidak ada perbaikan, maka bisa saja melampaui rata-rata Februari. Upaya mengendalikan pandemi dalam tiga bulan hilang begitu saja, seperti mulai lagi dari awal.
Sayang sekali...
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...ona-senegara/3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar