Netizen Indonesia yang ribut tapi jahil barusan ramai menganggap wajah suatu patung firaun Mesir kuno mirip Presiden Joko Widodo. Sayang juga, karena kurang ilmu, banyak yang berkomentar miring, misalnya menganggap sama dengan firaun antagonis Alkitab/Qur'an yang menindas orang Israel. Padahal sebenarnya, patung yang dikata mirip itu sebenarnya patung Akhenaten, salah satu firaun yang menurut pandangan tertentu justru k͟e͟r͟e͟n͟.
Akhenaten, atau aslinya Amenhotep IV, berkuasa pada 1350an-1330an SM. Itu sezaman dengan awal Dinasti Shang di Tiongkok, dan sebelum ada agama Yahudi (apalagi dua agama adiknya). Kalau dicocok-cocokkan dengan riwayat para nabi (versi Perjanjian Lama), Akhenaten hidup kira-kira sesudah zaman Nabi Musa, sebelum Nabi (Raja) Daud. Mengapa dia terkenal? Karena Akhenaten bisa dianggap orang pertama yang tercatat menegakkan 𝐦𝐨𝐧𝐨𝐭𝐞𝐢𝐬𝐦𝐞, atau 𝑡𝑎𝑢ℎ𝑖𝑑, di dunia.
Nama aslinya Amenhotep, dan dia naik takhta sebagai Amenhotep IV ketika masih remaja, firaun ke-10 di Dinasti Ke-18 Mesir Kuno. Meski awalnya menyembah banyak dewa sebagaimana biasanya agama Mesir Kuno, sesudah beberapa tahun berkuasa, Amenhotep IV berubah keyakinan. Dia menganggap salah satu dewa, Aten (Ra), awalnya lebih tinggi dibanding dewa-dewa lain, kemudian akhirnya dia menganggap semua dewa lain tak berdaya dan telah hilang, dan hanya satu yang ada: Aten yang kekal. Dia berpidato kepada bawahan dan rakyatnya, kuil semua dewa lain telah runtuh, dia menyaksikan para dewa tiada satu per satu, kecuali satu yang mewujudkan dirinya sendiri, Aten.
Amenhotep IV mengganti nama menjadi Akhenaten, berarti "Mengabdi Kepada Aten". Dia mengubah agama negara dari politeisme menjadi monoteisme: dia membubarkan kependetaan dan penyembahan semua dewa kecuali Aten, menyatakan diri sebagai perantara Aten, membongkar kuil-kuil dewa lain, menghapus tulisan "dewa-dewa". Yang dia lakukan, menetapkan bahwa tiada ilah selain Aten. Selain itu dia juga melarang penggambaran ataupun pembuatan patung Aten, selain Matahari bersinar sebagai lambang Aten, namun Aten bukan hanya Matahari: Aten adalah pencipta, tempat segalanya bergantung. Sebagai Matahari, Aten menopang segala kehidupan di dunia. Sebenarnya pemahaman ini agak mirip dengan pengetahuan kita sekarang bahwa semua kehidupan di Bumi mendapat energi dari Matahari.
GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI
Lambang Aten
Dalam agama Aten, ada puisi panjang memuja Aten yang mungkin dibuat Akhenaten atau bawahannya: Himne Agung Kepada Aten. Di dalamnya ada pernyataan-pernyataan seperti "Aten tak terjangkau manusia"; "Aten menciptakan dunia, manusia, binatang"; "Aten menetapkan rezeki dan panjang umur manusia"; "Aten membeda-bedakan warna kulit berbagai bangsa".
Akhenaten mendirikan ibukota baru, Akhetaten (sekarang Amarna), untuk menjauh dari pengaruh agama tradisional Mesir kuno di ibukota lama Waset (Thebes/Thibah, sekarang Luxor/al-Uqshur). Masa pemerintahannya sendiri relatif tenang, hampir tidak ada pemberontakan di dalam negeri maupun perang di luar negeri. Selain itu, masa pemerintahan Akhenaten bisa dianggap salah satu masa termakmur dalam sejarah Mesir.
Sketsa Athetaten/Amarna
Meski begitu, agama resmi monoteisme Akhenaten tidak sampai dianut seluruh rakyat Mesir pada masa kekuasaannya. Masih ditemukan benda-benda kecil yang menunjukkan penyembahan dewa-dewa lain di antara peninggalan zaman itu; tapi umumnya berskala kecil dan pribadi. Agama politeis lama masih dipraktikkan di antara rakyat, tapi mungkin tidak besar-besaran.
Lambang Aten
Dalam agama Aten, ada puisi panjang memuja Aten yang mungkin dibuat Akhenaten atau bawahannya: Himne Agung Kepada Aten. Di dalamnya ada pernyataan-pernyataan seperti "Aten tak terjangkau manusia"; "Aten menciptakan dunia, manusia, binatang"; "Aten menetapkan rezeki dan panjang umur manusia"; "Aten membeda-bedakan warna kulit berbagai bangsa".
Akhenaten mendirikan ibukota baru, Akhetaten (sekarang Amarna), untuk menjauh dari pengaruh agama tradisional Mesir kuno di ibukota lama Waset (Thebes/Thibah, sekarang Luxor/al-Uqshur). Masa pemerintahannya sendiri relatif tenang, hampir tidak ada pemberontakan di dalam negeri maupun perang di luar negeri. Selain itu, masa pemerintahan Akhenaten bisa dianggap salah satu masa termakmur dalam sejarah Mesir.
Sketsa Athetaten/Amarna
Meski begitu, agama resmi monoteisme Akhenaten tidak sampai dianut seluruh rakyat Mesir pada masa kekuasaannya. Masih ditemukan benda-benda kecil yang menunjukkan penyembahan dewa-dewa lain di antara peninggalan zaman itu; tapi umumnya berskala kecil dan pribadi. Agama politeis lama masih dipraktikkan di antara rakyat, tapi mungkin tidak besar-besaran.
GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI
Sisa kuil Aten sekarang di Amarna
Akhenaten terkait dengan dua nama terkenal lain di sejarah Mesir Kuno: permaisurinya, Ratu Nefertiti yang terkenal cantik, dan anaknya, Firaun Tutankhaten (dari istri lain Akhenaten). Diduga pada tahun-tahun akhir hidupnya, Akhenaten memerintah bersama Nefertiti, kemudian digantikan Tutankhaten. Namun Tutankhaten tidak meneruskan agama monoteis ayahnya; dia mengembalikan politeisme, meninggalkan ibukota baru, dan mengganti namanya sendiri menjadi Tutankhamun agar tidak dikaitkan dengan Aten. Tutankhamun sendiri terkenal karena penemuan peninggalannya sangat banyak, di antaranya topeng emas yang merupakan salah satu artefak Mesir Kuno paling terkenal, dan konon makamnya "terkutuk" karena para penemunya mengalami kemalangan.
Patung Nefertiti
Topeng emas Tutankhamun
Dan Akhenaten juga mengguncang agama Mesir kuno dengan cara lain: sebelum dia, para firaun dianggap dewa hidup yang disembah, atau wakil dewa di dunia. Dia sendiri mengaku entah sebagai anak Aten, atau perantara Aten, bukan dewa seperti Aten sendiri. Sesudah dia, firaun bukan lagi dewa; masyarakat menyembah para dewa secara langsung, melalui perantara para imam.
Sisa kuil Aten sekarang di Amarna
Akhenaten terkait dengan dua nama terkenal lain di sejarah Mesir Kuno: permaisurinya, Ratu Nefertiti yang terkenal cantik, dan anaknya, Firaun Tutankhaten (dari istri lain Akhenaten). Diduga pada tahun-tahun akhir hidupnya, Akhenaten memerintah bersama Nefertiti, kemudian digantikan Tutankhaten. Namun Tutankhaten tidak meneruskan agama monoteis ayahnya; dia mengembalikan politeisme, meninggalkan ibukota baru, dan mengganti namanya sendiri menjadi Tutankhamun agar tidak dikaitkan dengan Aten. Tutankhamun sendiri terkenal karena penemuan peninggalannya sangat banyak, di antaranya topeng emas yang merupakan salah satu artefak Mesir Kuno paling terkenal, dan konon makamnya "terkutuk" karena para penemunya mengalami kemalangan.
Patung Nefertiti
Topeng emas Tutankhamun
Dan Akhenaten juga mengguncang agama Mesir kuno dengan cara lain: sebelum dia, para firaun dianggap dewa hidup yang disembah, atau wakil dewa di dunia. Dia sendiri mengaku entah sebagai anak Aten, atau perantara Aten, bukan dewa seperti Aten sendiri. Sesudah dia, firaun bukan lagi dewa; masyarakat menyembah para dewa secara langsung, melalui perantara para imam.
GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI
Akhenaten tokoh besar dalam sejarah, mungkin perintis salah satu gagasan besar yang sampai sekarang penting di dunia (monoteisme). Selain itu, dia juga mengubah cara beragama, sehingga para raja tidak lagi dianggap dewa. Berbagai perubahan yang dia gagas masih diterapkan banyak orang di dunia sekarang.
Kalau soal wajah patungnya mirip dengan Presiden Joko Widodo, itu sih kebetulan saja.
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Akhenaten
https://en.wikipedia.org/wiki/Aten
https://en.wikipedia.org/wiki/Great_...mn_to_the_Aten
Akhenaten tokoh besar dalam sejarah, mungkin perintis salah satu gagasan besar yang sampai sekarang penting di dunia (monoteisme). Selain itu, dia juga mengubah cara beragama, sehingga para raja tidak lagi dianggap dewa. Berbagai perubahan yang dia gagas masih diterapkan banyak orang di dunia sekarang.
Kalau soal wajah patungnya mirip dengan Presiden Joko Widodo, itu sih kebetulan saja.
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Akhenaten
https://en.wikipedia.org/wiki/Aten
https://en.wikipedia.org/wiki/Great_...mn_to_the_Aten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar