Rabu, 01 September 2021

Sepeda Modern Lahir di Jerman, Dikembangkan Perancis, Sempurna di Inggris




Sebuah foto sempat beredar di dunia maya. Gambarnya adalah rak kosong tempat tadinya sepeda-sepeda bermerk luar negri berharga selangit dipajang.

Hobi bersepeda memang tetiba seperti mendapat traksi buat mencuatkan kepopulerannya kembali setelah periode kritis pandemi Covid-19 sedikit mereda, dan kita menyambut apa yang disebut sebagai masa ‘New normal’.

Konon mengayuh sepeda merupakan solusi praktis untuk tetap bugar sambil masih menjaga jarak dari orang lain.

Sepeda bagi kebanyakan orang terlihat sebagai sebuah teknologi sederhana, namun sesungguhnya ia memiliki sejarah yang panjang, terbentang lebih dari 200 tahun lamanya, bahkan bila digandengkan dengan sejarah penemuan roda, bisa 3500 tahun.

Pada tahun 1960, diadakan restorasi terhadap artefak warisan dunia berupa koleksi tulisan dan sketsa Leonardo da Vinci yang dikenal sebagai Codex Atlanticus. Dari upaya ini ditemukan sebuah sketsa sepeda yang dirancang oleh murid Da Vinci bernama Gian Giacomo Caprotti bertahun 1493. Tidak ada catatan apakah prototype sepeda tersebut pernah benar-benar dibuat. Sejarawan beranggapan bahwa bepergian menggunakannya dipandang tidak bisa diterima secara sosial pada periode tersebut, masih aneh atau tidak pantas.



Sketsa sepeda yang paling tua dari Codex Atlanticus Leonardo da Vinci
Selanjutnya, lahir sebuah alat transportasi tenaga manusia beroda dua bernama Dandy Horse (kuda pesolek) rancangan penemu Jerman Baron Karl Drais. Piranti ini berfungsi mengkonversi tenaga otot kaki agar mencapai kecepatan secara lebih efisien. Pengendara duduk di sadel dan mendorong sepeda agar melaju ke depan secara manual menggunakan kedua belah kaki nya. Bila sudah mencapai kecepatan yang dikehendaki, pengendara menarik kakinya ke atas, lalu mendorong lagi bila diperlukan. Drais mendapatkan paten temuannya ini di tahun 1818.

Sayang alat ini memiliki kekurangan mendasar, yakni memerlukan rangka yang harus sesuai dengan tinggi pengendaranya yang sangat beragam agar kaki kanan dan kiri bisa menggapai tanah.



Draisine, alat transportasi di atas rel
Alat yang kini hanya bisa ditemui di museum ini membuat nama penemunya abadi sebagai istilah untuk menamai alat transportasi beroda 3 atau 4 yang melaju di atas rel menggunakan tenaga manusia atau mesin diesel, yakni Draisine.

Penyempurnaan pertama dilakukan oleh orang Perancis bernama Nicéphore Niépce yang juga dikenal sebagai bapak fotografi modern, dengan memasangkan sadel yang bisa disesuaikan tinggi-rendahnya agar lebih nyaman. Dia menamakan sepedanya sebagai Velocipede, akar kata bahasa Indonesia untuk sepeda.

Antara tahun 1817 dan 1880 di Eropa muncul beragam jenis sepeda di pasaran. Ada yang beroda satu(monowheel atau unicycle), dua(bicycle), tiga(tricycle), hingga empat(quadracycle).

Orang Jerman bernama Karl Kech mengklaim sebagai yang pertama menggunakan pedal pada kuda di tahun 1862, namun hak paten pedal jatuh pada Pierre Lallement, dari Perancis. Pada 1864 Lallement memamerkan temuannya tersebut kepada masyarakat umum. Dua anak lelaki seorang industrialis Paris bernama Aime dan Rene Oliver mempelajarinya dan lantas menciptakan sepedanya sendiri yang dijuluki sebagai Boneshaker karena sepenuhnya menggunakan rangka yang terbuat dari kayu sehingga pengendara mudah tergoncang bila melewati jalan tidak rata.


Velocipede karya Michaux tahun1868 yang segera saja membunuh Dandy Horse.
Bersama dengan teman sekelas bernama Georges de la Bouglise, mereka memperkerjakan Pierre Michaux, seorang pandai besi dan pembuat alat angkut, agar membuat bagian-bagian sepeda rancangan mereka. Michaux dan Olivier bersaudara mulai memasarkan sepeda berpedal pada 1867 dan seketika menjadi populer.

Namun akibat adanya ketidaksepahaman terhadap rancangan dan masalah keuangan, kerjasama mereka berakhir. Oliver bersaudara masih terus menjalankan bisnisnya.

Tahun 1870 pesepeda banyak mengeluhkan kekurangnyamanan Bone shaker dan pabrikan segera saja merespon dengan keluarnya rancangan terbaru. Teknologi metalurgi juga tengah berkembang pada masa itu sehingga rangka bisa dibuat dari logam yang lebih kuat namun lebih ringan dibandingkan kayu.

Salah satu rancangan yang beredar yang paling disukai adalah sepeda bernama Penny Farthing. Penny adalah koin Inggris, sedangkan farthing adalah seperempat penny. Sepeda ini menggunakan roda depan yang besar, sedangkan roda belakang sangat kecil, seperempatnya. Sepeda ini lebih enak dikayuh karena roda karetnya dan jari-jari roda depan yang panjang. Roda depan makin hari makin besar karena orang tahu bahwa semakin besar maka semakin jauh jarak yang dicapainya. Kelemahan sepeda ini adalah bila berhenti mendadak, maka pengendara bisa terjerembab ke depan dengan kepala mendarat di tanah duluan.



Lembar paten Penny farthing tahun 1881
Sepeda unik ini kehilangan daya tarik ketika penemu Inggris bernama John Kemp Starley meluncurkan sepeda yang diklaim sebagai sepeda ‘aman’ di tahun 1870. Ia memperkenalkan penggunaan peredam kejut pada roda depan sehingga lebih nyaman dan sepeda yang jauh lenih ringan. Pada 1885 Starley memperkenalkan sepeda “Rover” yang kedua rodanya identik, kemudi poros tengah, dan gir yang berbeda-beda. Jumlah sepedapun melonjak dari 200.000 pada 1881 menjadi 1 juta pada 1899.

kesuksesan Starley membuat Inggris tampil sebagai yang terdepan dalam inovasi sepeda untuk beberapa dekade ke depan.

Seperti halnya inovasi-inovasi lain pada masa itu, sepeda memberi efek domino terhadap berbagai bidang lain.

Apa yang tadinya hanya hobi mahal kini menjadi alternatif murah bagi pekerja karena sepeda mulai digunakan pergi pulang kerja.

Wanita juga mengambil peran penting ketika mereka mulai banyak menggunakan sepeda. Terjadi perubahan drastis di dunia mode. Korset dan rok kaku memudar, digantikan dengan rok panjang atau celana yang menutup sepanjang kaki. Semakin banyaknya pesepeda yang menyuarakan perbaikan jalan karena sepeda memerlukan jalan yang lebih bagus dibandingkan dengan jalan kereta kuda. Meningkatnya kualitas jalan raya membuat kereta api terpacu menambah jangkauannya dengan membangun jalur baru, dan seterusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar