Minggu, 26 September 2021

Israel Epstein (1915-2005) : Yahudi di balik Partai Komunis Tiongkok

 Israel Epstein (1915-2005) : Warga Istimewa Yang Memperkenalkan Tiongkok Ke Dunia


 Israel Epstein (1915-2005) : Yahudi di balik Partai Komunis Tiongkok



Budaya-Tionghoa.Net | Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan orang yang telah berjasa dan mengabdi . Siapapun itu , ideologi apapun itu, umat agama apapun itu ! Demikianlah sebenarnya rahasia Tiongkok membangun satu peradaban selama lima ribu tahun secara berkesinambungan sementara Mesir dan Mesopotamia tidak bertahan lama. Dahulu pangeran Pirooz II dari Persia - Sassanid yang mengungsi ke Tiongkok dimasa dinasti Tang karena negri kelahirannya hancur begitu dihargai oleh kaisar Tang sehingga wajar Pirooz muda pun mencintai tanah air barunya dan mengabdi sepenuh hati.  Di masa modern , Tiongkok dan para pemimpin besarnya menghormati seorang Israel Epstein terlepas dari dia non-Chinese ataupun tidak. Walaupun sempat terkena masalah dalam Revolusi Kebudayaan , secara keseluruhan Epstein dihormati oleh para pemimpin besar dari generasi Mao Zedong dan Zhou Enlai , Deng Xiaoping sampai dengan pemimpin generasi baru seperti Hu Jintao dan Wen Jiabao. 
 
 Israel Epstein adalah  seorang jurnalis , penulis dan propagandis bagi .Epstein berkecimpung di China Today , sebuah majalah Tiongkok berbahasa Inggris , menerjemahkan perkataan dan tulisan Mao Zedong dan Deng Xiaoping dan menasehati pemerintah Tiongkok untuk bagaimana memoles imaji Tiongkok di mata dunia.

Epstein menjadi warganegara Tiongkok dan bergabung dengan PKT serta mengabdi pada pemerintahan. Di tahun 1996 , media Observer dari Inggris mengatakan bahwa komunis yang masih loyal adalah justru orang asing. Epstein menggantung potret Mao di dinding kamar tidurnya dan merupakan protégé dari janda Sun Yat-sen . Epstein memang sempat dipenjara selama lima tahun di masa Revolusi Kebudayaan, tetapi berbeda nasib dengan Sidney Ritenberg yang mengalami penderitaan parah. Epstein berkata pada Observer bahwa ide dasarnya tidak berubah dan tidak ada alasan untuk merubahnya. Bahkan masa penjara cukup membantunya untuk menurunkan egonya.
Epstein dilahirkan di Warsawa pada 20 April 1915 ketika tanah kelahirannya berada dalam kontrol Tsardom Rusia . Ayahnya dipenjarakan pihak Tsaris atas kiprahnya dalam gerakah buruh sementara ibunya dibuang ke Siberia. Menurut China Daily ,  melalui orang tuanya pengaruh awal sosialisme datang kepadanya . Setelah meletusnya  Perang Dunia I , ayahnya dikirim perusahaannya ke Jepang untuk mengembangkan bisnis di kawasan Pasifik. Ketika tentara Jerman mendekat , ibunya melarikan diri bersamanya untuk menyusul ayahnya ke Asia Timur.

Epstein kecil akhirnya menetap di Tianjin dan memulai karir sebagai jurnalis di Beijing - Tianjin Times yang berbahasa Inggris. Epstein bersimpati terhadap penderitaan rakyat Tiongkok selama hampir satu abad sejak dimulainya perang Candu (1839-1942)  sampai meletusnya Sino-Japanese War II (1937-1945) . Karena itu Epstein turut mendukung perjuangan Tiongkok menghadapi agresi.

Epstein pergi ke basis revolusioner garis depan dan menulis laporan tentang keberanian rakyat Tiongkok dalam berjuang mengatasi ancaman asing,. Pada tahun 1938 , Epstein bergabung dengan China Defense League yang didirikan oleh Soong Ching Ling untuk publikasi dan menggalang dukungan internasional untuk Tiongkok yang sedang menghadapi agresi Jepang.

Di tahun 1941 , Epstein dikabarkan oleh New York Times telah tewas , tetapi sebenarnya di kemudian hari Epstein mengungkapkan bahwa kematian palsunya adalah untuk mengecoh pihak Jepang yang sedang memburunya. Dia sempat berada di kamp internir selama beberapa saat dan identitasnya tidak dikenali.

Epstein menjadi dekat dengan Edgar Snow setelah editornya menugaskan dirinya untuk mereview salah satu dari buku Snow.  Snow kemudian menunjukkan karya klasiknya , “Red Star Over China” sebelum dipublikasi dan sebaliknya Snow pun membaca karya Epstein yang belum dipublikasi.
 Di Hong Kong , Epstein berkerja dengan Soong Ching Ling , janda Sun Yat-sen , yang telah berjumpa dengan dirinya disalah satu kegiatan politik sayap kiri di tahun 1930. Soong mengatur pertemuan Epstein dengan Mao Zedong, Zhou Enlai dan kamerad revolusioner lainnya di tahun 1944 di Yan’an . Percakapan Epstein dengan Mao Zedong disebuah goa merubah jalan hidupnya.

Di tahun 1944 , Epstein berkunjung ke Inggris dan menghabiskan lima tahun berikutnya di Amerika Serikat ketika dia mempublikasi “The Unfinished Revolution in China” . Buku lainnya yang sempat dipublikasi adalah “From Opium War to Liberation” (1954) ,
CHINA TODAY 
Di tahun 1951 , atas undangan pribadi Soong Ching Ling , Epstein kembali ke Tiongkok bersama istrinya , Elsie Fairfax-Cholmeley , untuk membantu  menangangi media   “China Reconstructs” yang kelak berubah nama menjadi China Today tempat dia berkarya sampai pensiun di tahun 1985. Pada masa itu hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat sedang buruk sehingga perjalanan untuk sampai ke Tiongkok bukan perkara mudah bagi Epstein.

Israel Epstein sendiri pada masa itu sudah bertekad tidak akan meninggalkan Tiongkok , negara dimana dia punya ikatan khusus sejak dia masih balita dan untuk setengah abad kedepan dia akan menjadi warga negara istimewa Tiongkok yang turut memperkenalkan Tiongkok ke dunia internasional.

China Reconstruct adalah majalah yang sedang merintis dan baru tahap persiapan. Mereka hanya punya tiga sampai empat staff dan tidak ada kantor sama sekali. Akhirnya Epstein menjadi editor eksekutif . Untuk menjamin kualitas cetakan , Epstein pergi ke Shanghai sebulan sekali , dan perjalanan berlangsung selama empat hari empat malam untuk melihat hasil akhir dan mengawasi proses percetakan.

Epstein kemudian diangkat menjadi kepala editor China Reconstructs , sebuah posisi yang mana Epstein terus mengabdi untuk beberapa dekade. Epstein menghadapi masalah untuk membentuk karakter majalah dan juga kebutuhan sumber daya manusia yang memadai untuk komunikasi internasional.

Epstein selalu menekankan bahwa prioritas tertinggi majalah adalah untuk memenuhi kebutuhan pembaca. Pembaca China Reconstructs adalah orang asing dan punya latar belakang sosial , sejarah , tradisi dan pengalaman yang berbeda. Selama kepemimpinannya , Epstein memakai pendekatan realistis dalam memperkenalkan Tiongkok ke dunia luar. Ini didukung oleh pengetahuan Epstein yang dalam akan sejarah Tiongkok dan negara lainnya.
 
Epstein menetap di Beijing dan akhirnya menjadi warga negara Tiongkok pada tahun 1957. Berbicara tentang Tiongkok , Epstein mencintai negara baru dan rakyatnya dan  memandang negri barunya sebagai negri yang indah dimana Epstein telah tinggal sejak usia dua tahun.  Epstein juga mengerjakan beberapa karya penting seperti Karya Pilihan Mao Zedong dan Karya Pilihan Deng Xiaoping.   
 
Untuk menulis “Tibet Transformed” (1983) , Epstein mengunjungi kawasan Tibet selama empat kali dalam rentang 30 tahun , mewawancara penduduk setempat dan mengumpulkan informasi dengan penuh rintangan dan hambatan.

EPSTEIN DAN SOONG CHING LING

Epstein menghidupkan kembali figure Soong Ching Ling dan prestasi besar Soong dalam “Woman in World History : Soong Ching Ling” (1993).  Buku tentang Soong Ching Ling ini mendapat penghargaan National Book Award oleh Press and Publication Administration of PRC . Rasa cintanya (hormat) terhadap Soong Ching Ling mendorong Epstein mengunjungi hampir seluruh penjuru Tiongkok. Otentisitas menjadi prioritas utama , semua fakta dalam bukunya sudah terverifikasi.  Epstein menjamin bahwa tidak ada satupun kutipan disetiap halaman yang bukan perkataan Soong Ching Ling sesungguhnya.

 Jika ada satu hal yang sulit dikonfirmasi kebenarannya , Epstein lebih memilih untuk menghilangkan bagian tersebut daripada harus memfabrikasi dengan dugaan. Seperti saat Epstein kekurangan bahan mengenai kehidupan Soong  selama pengasingan di Jerman dan perannya dalam Insiden Xian. Daripada melakukan fabrikasi kisah , Epstein memilih menghilangkan , dengan tambahan penjelasan , sehingga seluruh karyanya menjadi lebih meyakinkan dan punya kredibilitas.

Epstein menggambarkan Soong sebagai wanita cantik , elegan , khusus , sampai setiap detail dalam kehidupannya. Misalkan saat Soong mengundang George Hatem , teman baiknya ke rumah Soong untuk acara perjamuan. Ketika melihat dasi merah yang dikenakan tamunya , Soong berkata pada Hatem “Kelihatannya saya seharusnya memberikan anda yang baru” .  Hatem menjawab ,” Saya mengenakannya karena hadiah dari anda” . Soong dengan tersenyum berkata ,” Kemudian saya akan benar-benar menghadiahi anda sesuatu yang baru”. Tujuan Epstein dalam menulis biografi Soong adalah agar pembaca merasa seperti berhadapan langsung dengan Soong secara face to face.
 
DIHORMATI PARA PEMIMPIN BESAR TIONGKOK

Dalam kekacauan di masa  Revolusi Kebudayaan , Epstein  dituduh berkomplot menentang Zhou Enlai dan akhirnya dipenjarakan . Masa pahit bagi berakhir di tahun 1973 ketika permintaan maaf dari Zhou Enlai secara pribadi kepada Epstein.  Enstein memang dikenal luas dan dihormati oleh para pemimpin besar Tiongkok dari masa revolusi  hingga ke masa modern. Pengaruh Epstein di Tiongkok bisa dilihat dengan pembicaraan tahunan dengan Mao Zedong. Sedangkan Deng Xiaoping menghadiri penerimaan pensiun di tahun 1985. 

Setelah Soong meninggal , Epstein mempublikasikan karya terakhirnya adalah “A Memoir of More than 80 Years in China” yang berisikan hampir seluruh pengalaman hidupnya di Tiongkok dengan sudut pandang yang unik.
 
“In the place and time in which history placed me, I can think of nothing better and more meaningful than to have witnessed and linked myself with the revolution of the Chinese people, one-fifth of all humanity, with their weight in the fortunes of the entire world.” [Israel Epstein]

Di tahun 2005 , presiden Hu Jintao mengunjungi Epstein secara khusus dan memuji kontribusinya terhadap Tiongkok. Hu juga memuji tulisan Epstein yang berlimpah dan turut memperkenalkan Tiongkok kepada dunia luar. Epstein adalah salah satu “orang asing” yang memilih kewarganegaraan Tiongkok yang berkontribusi besar dan juga melambangkan semangat internasionalisme . Hu Jintao mengatakan bahwa rakyat Tiongkok tidak akan melupakan kontribusi mereka. Epstein mengucapkan terimakasih terhadap Hu Jintao atas perhatian terhadap veteran asing yang telah lama berkerja dan hidup di Tiongkok. Epstein menghadiahkan buku otobiografinya kepada Hu Jintao.
Istri pertama Epstein , Elsie Fairfax-Cholmeley meninggal pada tahun 1984 dan dia hidup dengan istrinya yang kedua , Wan Bi . Pasangan ini dikaruniai dua anak dan dua anak angkat. Epstein dimakamkan di Pemakaman Babaoshan untuk para Revolusioner.

China Today yang dibinanya sekian lama memberikan selamat yang hangat untuk ulang tahunnya yang ke 90 yang dihadiri oleh para petinggi negara dan sahabat dari negara lain. Huang Hua dalam artikel China Today menulis bahwa orang Tionghoa punya tradisi yang dalam pada saat menghormati yang lebih tua. Tiongkok telah merayakan Rewi Alley , George Hatem , Hans Mueller dan banyak pakar asing yang telah berkontribusi besar bagi Tiongkok . Orang Tiongkok juga menghargai persahabatan sekalipun dari jauh yang membuat kontribusi besar terhadap revolusi Tiongkok  dan tidak akan dilupakan begitu dengan Epstein yang sedang menghadapi kanker.

 Kantor Berita Xinhua yang juga dikutip oleh People Daily , menyebut Epstein sebagai sahabat lama sejati rakyat Tiongkok dalam satu artikel obituary ketika Epstein meninggal tak lama setelah ulang tahunnya ke 90 pada 26 Mei 2005. Sejumlah pejabat penting seperti Hu Jintao , Wen Jiaobao , Jia Qinglin , Li Changchun dan yang lainnya turut melayat dan mengantarkan kepergian Israel Epstein.

http://web.budaya-tionghoa.net/index...ngkok-ke-dunia

https://id.wikipedia.org/wiki/Israel_Epstein

Tidak ada komentar:

Posting Komentar