Sekarang ini banyak mitos yang beredar di masyarakat Indonesia tentang vaksin Covid-19. Supaya kalian tidak terjebak dengan berita hoaks sebaiknya mencari tahu terlebih dahulu tentang kebenarannya. Inilah mitos-mitos yang muncul di Indonesia tentang vaksin Covid-19 :
1. Menimbulkan Kemandulan
Masyarakat yang telah menerima vaksin Covid-19 akan mendapatkan efek risiko infertilitas atau kesuburan yang gangguan tersebut berupa kemandulan bagi wanita.
Mengenai hal ini, ahli vaksin yang berspesialisasi dalam bidang epidemiologi pneumokokus, Dr. Katherine O'Brien menjelaskan bahwa vaksin yang diberikan tidak dapat menyebabkan kemandulan.
“Ini adalah rumor yang telah beredar tentang banyak vaksin yang berbeda dan rumor tersebut tidak benar. Tidak ada vaksin yang menyebabkan kemandulan,” kata Kate dalam sesi wawancara Episode 24 tentang Vaccine myths vs science bersama World Health Organization (WHO).
2. Vaksin Dapat Mengubah DNA
Pada penerima vaksin Covid-19 dimana Deoxyribonucleic Acid (DNA) yang merupakan materi genetik yang menentukan sifat dan karakteristik fisik seseorang dapat berubah setelah vaksin Covid-19.
Menanggapi hal ini, Kate yang juga ahli epidemiologi dan dokter penyakit menular mengatakan tidak mungkin vaksin dapat mengubah DNA seseorang.
“Kami sudah sering mendengar rumor ini. Kami memiliki dua vaksin sekarang yang disebut sebagai vaksin mRNA, dan tidak mungkin mRNA dapat berubah menjadi DNA sel manusia kita,” kata Kate.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa mRNA, itu instruksi tubuh untuk membuat protein. Kebanyakan vaksin dikembangkan dengan benar-benar memberikan protein atau memberikan komponen kecil dari kuman yang dicoba untuk divaksinasi.
“Dan ini adalah pendekatan baru di mana alih-alih memberikan bagian kecil itu, kami hanya memberikan instruksi kepada tubuh kita sendiri untuk membuat bagian kecil itu dan kemudian sistem kekebalan alami kita meresponsnya,” jelas Kate.
3. Adanya bahan kimia yang berbahaya
Mitos yang satu ini sangat membuat gempar masyarakat sehingga sebagian kalangan tidak mau melakukan vaksinasi karena pada komposisi vaksin yang terdapat bahan kimia yang membahayakan orang.
Kate menegaskan, hal ini adalah tidak benar. Vaksin yang disuntikkan ke penerimanya sudah dipastikan aman. Semua komponen yang masuk ke dalam vaksin diuji secara berat untuk memastikan bahwa semua yang ada di sana, termasuk dosis aman untuk manusia.
“Vaksin memang mengandung sejumlah elemen yang berbeda dan masing-masing telah diuji. Sebelum diberikan kepada manusia, mereka diuji pada hewan dan diuji untuk masalah apapun pada hewan. Dan baru kemudian mereka masuk ke manusia di mana kami menguji dalam uji klinis dengan puluhan ribu orang akhirnya menerima vaksin sebelum mereka diizinkan untuk digunakan di masyarakat umum,” papar Kate.
Menyoal keamanan, sambung Kate, adalah bagian terpenting dari uji klinis tersebut. Setiap vaksin melewati evaluasi keamanan untuk memastikan bahwa itu aman sebelum digunakan di masyarakat umum.
“Selain itu, pembuatan vaksin memiliki pengawasan kualitas yang konstan sehingga setiap bahan yang masuk ke dalam vaksin dipastikan memiliki kualitas terbaik dan aman untuk digunakan pada manusia,” ucapnya.
Sumber : https://covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/mitos-mitos-tentang-vaksin-covid-19?utm_source=Kaskus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar