Senin, 27 September 2021

Feminisme, Tujuan Dan Kekeliruannya Di Masa Kini

 Feminisme, Tujuan Dan Kekeliruannya Di Masa Kini


Menurut wikipedia, feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, gerakan politik dan ideologi yang memiliki tujuan sama yaitu mendefinisikan, membangun dan mencapai kesetaraan gender di lingkup politik, ekonomi, pribadi dan sosial. Feminisme terlahir karna besarnya perbedaan antara pria dan wanita dalam mendapatkan sesuatu.

Seperti yang kita ketahui, di jaman dahulu pria jauh lebih diutamakan daripada wanita dan sebagian besar pria menganggap bahwa peran wanita itu hanya ada di tiga tempat yakni di dapur, di sumur dan di kasur. Wanita itu tidak perlu pergi ke sekolah dan tidak perlu keluar rumah, cukup menjalankan kewajibannya sebagai istri.

Menanggapi keadaan ini banyak revolusi yang terlahir dan dilakukan oleh para wanita itu sendiri. Di Indonesia kita pasti tidak asing dengan nama Raden Ajeng Kartini yang semasa hidupnya memperjuangkan hak seorang wanita untuk mendapatkan pengetahuan atau bersekolah. Kartini banyak mendapat inspirasi dari kemajuan berpikir para wanita Eropa dan dari situlah timbul keinginan untuk menaikkan derajat wanita pribumi yang status sosialnya rendah. Hal inilah yang akhirnya kita kenal sebagai emansipasi wanita.

Feminisme, Tujuan Dan Kekeliruannya Di Masa Kini

Feminisme adalah sebuah gerakan yang luar biasa dan hasilnya pun bisa kita lihat di masa sekarang. Kendati penuh dengan kontroversi namun feminisme sudah mendorong peradaban manusia menuju arah yang lebih baik dengan beragam ide dan maha karyanya.

Namun dibalik terang pasti ada gelapnya juga. Dewasa ini banyak orang yang salah mengartikan feminisme dan banyak juga orang-orang 'feminist' yang menggunakan feminisme untuk kepentingannya sendiri. Orang-orang seperti ini bisa kita temui dengan mudah di media sosial, terlebih karna sekarang kebebasan berpendapat selalu digaungkan.




Di tangan orang-orang ini feminisme berubah arti dari yang awalnya kesetaraan derajat menjadi perbudakan pria (begitulah saya suka menyebutnya). Dengan menggunakan kesetaraan gender sebagai senjata mereka mencoba untuk mendapatkan segalanya dan saat ada pria yang melawan mereka akan menggunakan istilah 'misogyny' alias kebencian terhadap wanita.

Kondisi ini diperparah dengan bukti sejarah yang mana wanita memang sering kali dinomor duakan entah dalam politik maupun hukum. Meski demikian dengan pikiran yang jernih kita harusnya mampu melihat dari dua sisi dan tidak melibatkan perasaan pribadi.

Feminisme, Tujuan Dan Kekeliruannya Di Masa Kini

Coba kita bayangkan seorang wanita yang menginginkan suami dengan gaji 20 juta perbulan dan sudah memiliki rumah dan juga mobil. Kriteria suaminya haruslah tinggi, ganteng, baik hati dan tidak merokok. Okay, semua orang bebas menentukan kriteria namun pertanyaannya adalah apakah ada laki-laki dengan kriteria seperti itu yang mau dengan cewek yang hanya bisa berkhayal?

Lalu bagaimana jika ada pria yang memenuhi kriteria dan hanya menuntut hal-hal dasar dari calon istrinya seperti masih perawan, pandai masak dan bisa mengurus anak? Itu bisa saja dianggap merendahkan harkat martabat wanita. Kenapa? Jangan tanya saja, tanya saja para SJW di internet.

Feminisme, Tujuan Dan Kekeliruannya Di Masa Kini

Ide dibalik kesetaraan gender memang bagus namun sesungguhnya di dunia ini tak ada manusia yang ingin diperlakukan setara. Setiap orang pasti ingin diperlakukan lebih dari orang lain dan karna itulah kita berusaha untuk meningkatkan nilai kita sendiri dengan belajar, berolahraga, bersikap baik dan juga menambah relasi. Hal-hal yang kita lakukan untuk merusak kesetaraan itu disebut dengan usaha dan jika orang-orang menginginkan kesetaraan maka kita harus berhenti berusaha dan berhenti berusaha sama saja dengan melawan sifat dasar dari manusia itu sendiri.

Dan karna itulah kata 'kesetaraan' tidak ada dalam dasar negara kita, yang ada adalah 'keadilan.' Seorang wanita bisa saja diperlakukan lebih tinggi dari pria bila wanita itu mau berusaha untuk mencapai posisi tertinggi. Dunia menghargai kerja keras dan bukan sekedar cuap-cuap belaka jadi jika ada seorang 'feminist' yang mendesak Anda untuk menerima dirinya apa adanya maka katakan padanya bahwa dunia ini tidak berputar di dalam kepalanya saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar