Apa jadinya jika mamut alias gajah purba hidup kembali di zaman kiwari? Inilah rencana Colossal Biosciences Inc, startup bioteknologi dan rekayasa genetika. Perusahaan rintisan yang baru didirikan 13 September 2021 ini mengklaim bisa menghidupkan kembali mamut yang punah sejak zaman Holosen.
Dilansir dari prestonhollow.advocatemag.com, CEO Colossal Biosciences Inc, Ben Lamm mengatakan belum pernah sebelumnya umat manusia memanfaatkan kekuatan teknologi ini untuk membangun kembali ekosistem, menyembuhkan bumi kita, dan melestarikan masa depannya melalui populasi hewan yang punah.
Lamm menggandeng George Church, ahli genetika Harvard untuk menjalankan proyek ini. George Church dikenal banyak ilmuwan karena teknologi penyuntingan gen, CRISPR. Lalu, bagaimana proyek pembangkitan mamut ini dijalankan? Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mengekstrak dan mengurutkan DNA dari bangkai mamut yang diawetkan di es Arktik.
Urutan DNA ini nantinya dimasukkan ke genom gajah Asia Betina yang dijadikan inang. Gajah Asia dipilih karena berbagi 99,6 persen DNA dengan mamut berbulu. Rekayasa genom ini akan memberi gajah Asia sifat rekayasa yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di kutub utara. Dalam kurun 6 tahun, para peneliti mencanangkan proyek "gajah-mamut hibrid" tercipta.
Apa dampak baik dan buruk dari proyek ini? Colossal menyebut kebangkitan mamut bisa merevitalisasi padang rumput Kutub Utara. Padang rumput ini mempunyai fungsi menekan metana dan menyerap karbon, sehingga bisa memperlambat atau meminimalisir perubahan iklim.
Meskipun demikian, proyek ini bukan berarti bebas dari ancaman. Membangkitkan hewan yang sudah penuh. Membangkitkan hewan yang sudah punah dikhawatirkan turut serta membawa patogen baru, yang mungkin bisa membahayakan keselamatan manusia.
Sumber Referensi:
https://prestonhollow.advocatemag.co...olly-mammoths/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar