Jumat, 29 Oktober 2021

5 Fakta Varian Baru Delta Plus AY.4.2, Waspada saat Natal-Tahun Baru

 5 Fakta Varian Baru Delta Plus AY.4.2, Waspada saat Natal-Tahun BaruIlustrasi. Pemerintah mewaspadai penyebaran varian baru Delta Plus AY.4.2 saat Natal dan Tahun Baru, berikut sejumlah fakta varian baru itu. (Solodovnikov A. & Arkhipova V. via Wikimedia Commons (CC BY 4.0))


Palembang, CNN Indonesia -- Varian baru virus corona Delta Plus AY.4.2 kini tengah diwaspadai pemerintah lantran khawatir merebak saat Natal dan Tahun Baru.

Hal ini diungkap Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (25/10/2021) sore.

"Kami sudah memonitor kemungkinan adanya varian-varian baru. Kami sudah lihat bahwa di Inggris ada satu varian yang berpotensi mengkhawatirkan, yaitu AY.4.2 yang belum masuk di Indonesia, yang sekarang terus kami monitor perkembangannya seperti apa," ujar Menkes, seperti dikutip dari situs Menpan.

Varian ini merupakan turunan dari varian Delta yang telah menyebabkan peningkatan kasus cukup signifikan di Inggris sejak Juli hingga Oktober 2021. Bahkan, kasus yang disebabkan varian virus yang sama juga sudah ditemukan di Amerika Serikat, Israel dan beberapa negara Eropa seperti Denmark.

Kewaspadaan ini dilakukan untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19yang berpotensi terjadi pada libur Natal tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 mendatang.

"Arahan Bapak Presiden agar dipastikan jangan sampai di acara atau di waktu Nataru (Natal dan Tahun Baru) terjadi lonjakan gelombang berikutnya," ujar Menkes.

Berikut sejumlah fakta terkait varian baru Delta Plus AY.4.2
Keturunan dari varian Delta B.1.167.2
Direktur Sistem Komputasi di Institut Genetika UCL sekaligus Profesor Biologi, Francois Balloux mengatakan varian AY.4.2 merupakan garis keturunan SARS-CoV-2. Varian ini disebut sebagai keturunan dari varian Delta B.1.167.2 yang membawa dua mutasi karakteristik pada spike, Y145H dan A222V.

Spike Y145H dan A222V sebelumnya ditemukan dalam garis keturunan varian Delta B.1.177 yang berkembang di Eropa pada musim panas 2020. Namun, dari analisis dan tindak lanjut yang dilakukan menunjukkan bahwa garis keturunan tersebut kemungkinan tidak memiliki keunggulan transmisi yang melekat dan penyebarannya kemungkinan besar disebabkan oleh proses demografis.

Spekulasi 15 persen lebih menular
Para ahli berspekulasi bahwa varian Delta Plus AY.4.2 bisa 10 hingga 15 persen lebih menular dari pada varian Delta asli, yang telah mendominasi di seluruh dunia.

Dr Jeffrey Barrett, Direktur Inisiatif Genomics Covid-19 di Wellcome Sanger Institute, mengatakan keberadaan varian baru itu akan mengganggu, tetapi tidak akan menjadi bencana besar bagi Inggris dalam beberapa bulan mendatang.

Pengujian sedang dilakukan untuk memastikan apakah sub-varian baru ini berpotensi kurang dikenali oleh antibodi tubuh dan bisa menghindari respons imun yang dihasilkan oleh vaksinasi atau infeksi sebelumnya.
5 Fakta Varian Baru Delta Plus AY.4.2, Waspada saat Natal-Tahun Baru
Ilustrasi. Pemerintah mewaspadai penyebaran varian baru Delta Plus AY.4.2 saat Natal dan Tahun Baru, berikut sejumlah fakta varian baru itu. (iStockphoto/BlackJack3D) bento 4d


Disebut tidak lebih menular
Meski demikian, Balloux tak yakin varian ini lebih menular. Sebab, menurutnya berdasarkan analisis dan tindak lanjut yang dilakukan menunjukkan bahwa garis keturunan tersebut kemungkinan tidak memiliki keunggulan transmisi yang melekat dan penyebarannya kemungkinan besar disebabkan oleh proses demografis.
Varian Alpha dan Delta sebagai nenek moyang dari varian baru AY.4.2 disebut jauh lebih menular (sekitar 50 persen atau lebih) daripada strain apa pun yang beredar saat itu.

Melansir Science Media Center, potensi peningkatan kecil dalam penularan disebut tidak akan memiliki dampak yang sebanding pada pandemi secara keseluruhan yang ditimbulkan varian pendahulunya.

Varian Baru AY.4.2 belum ditemukan di Indonesia
Peneliti bidang mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra menyebut varian baru Delta Covid-19 bernama AY.4.2 belum ditemukan di Indonesia.

"Sepertinya kalau AY.4.2 belum ditemukan di Indonesia. Belum ada info sudah masuk atau belum ke Indonesia. Yang sudah ada itu AY.4 alias B.1.617.2.4. Ini jenis varian yang berbeda. Tapi mereka sama-sama dominan di Inggris," kata Sugiyono kepada CNNIndonesia.com, Kamis (21/10).

Ahli Biologi Molekuler, Ahmad Rusdan Utomo menyebut keberadaan varian baru Covid-19, Delta Plus AY.4.2 juga masih bisa dikendalikan. Ia memastikan varian AY.4.2 sama seperti varian Delta lainnya, sehingga bukan sesuatu yang baru dan mengagetkan.

"Dia [varian AY.4.2] sama kaya Delta, jadi bukan sesuatu yang beda banget. Jadi memang itu moyangnya Delta. Jadi ada tambahan mutasi di Delta itu. Sebelumnya AY.3 dan AY.2.4 itu memang sudah ada terdeteksi sudah lama, menurut teman saya seorang surveillance sejak September. Tapi itu tidak mengejutkan selama transmisi belum terkendali, potensi penularan itu tetap akan ada," kata Ahmad kepada CNNIndonesia.com, Kamis (21/10).

Waspada Natal Tahun Baru
Menurut Ahmad Rusdan Utomo, penerapan PPKM [Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat] yang cukup serius dan program vaksinasi yang terus berjalan bisa menjadi langkah preventif untuk mencegah varian baru Delta Plus AY.4.2 itu muncul dan berkembang di Indonesia.

"Untuk itu kita harus hati-hati di Natal dan Tahun Baru nanti. Kita harus prihatin...Di Natal dan Tahun baru ini kan banyak kerumunan. Jadi tidak peduli variannya apa. Kalau kejadian orang massive keluar bareng-bareng pasti akan berpotensi menimbulkan gelombang baru," terang Ahmad melalui sambungan telepon.

Sumber: CNN Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar