Oleh *GRUP WA*: http://bit.ly/GrupWATipsBisnisPB
Tahukah Anda bagaimana algoritma media sosial bekerja? Terutama Facebook, IG, bahkan twitter…
*Tidak semua postingan Anda akan dimunculkan di “friendlist” Anda*. Hanya postingan-postingan yang mengundang engagement banyak, yang justru akan dimunculkan…
Celakanya… *Postingan-postingan yang seperti itu adalah postingan-postingan yang “emosional”*, bukan “rasional”.
Coba Anda posting tulisan bisnis, quote tokoh terkenal, sebuah ilmu, dll. Paling banter orang nge-like. Ada-lah yang komen 1-2 orang.
Kalau tulisannya sangat bagus, mungkin akan di share orang. Tapi itu pun biasanya tulisan yang mengandung *unsur emosional seperti mengharukan, menyedihkan, lucu atau mengundang amarah*.
Tulisan bagus tapi “datar-datar” saja mungkin tidak akan kuat engagementnya…
Nah… pasalnya…
Kalau Anda pasang status mengeluh, apa saja. Mulai dari kehidupan Anda, klien, pasangan, teman, rezeki hari ini, kesialan, dll. Itu *sangat mengundang engagement*.
Entah kenapa, dari karakter kebanyakan orang, memang *suka dengan yang negatif-negatif*.
*Lalu algoritma media sosial bekerja. Postingan “keluhan” itu, karena engagementnya tinggi, makin diperlihatkan ke banyak orang oleh media sosial tersebut*.
Akibatnya, timeline, friendlist Anda dipenuhi status keluhan Anda. Satu teman bisa melihatnya 3-7 kali bahkan lebih.
Walaupun Anda buat 10-15 status positif, itu akan *tenggelam* dengan satu saja status negatif.
Status positif Anda tak dilihat banyak orang (karena Facebook, IG, twitter juga tidak memperlihatkan ke banyak orang), padahal status positif Anda banyak.
*Yang terlihat oleh audience hanya status negatif tersebut*. Akibatnya, Anda dikenal sebagai “orang yang suka mengeluh”. Sampai ada yang komen “ngeluh melulu!”.
Padahal secara matematis, status positif Anda bisa 5 bahkan 10x lipat status negatif itu.
Jika di friendlist Anda ada *potensi market, tentu mereka jadi “malas bertransaksi” dengan Anda*. Mana mau orang berhubungan dengan mereka yang negatif.
Maka lebih aman, jika Anda punya sesuatu yang negatif *sharing saja secara offline ke orang terdekat*, jangan mengumbar di media sosial.
Tahukah Anda bagaimana algoritma media sosial bekerja? Terutama Facebook, IG, bahkan twitter…
*Tidak semua postingan Anda akan dimunculkan di “friendlist” Anda*. Hanya postingan-postingan yang mengundang engagement banyak, yang justru akan dimunculkan…
Celakanya… *Postingan-postingan yang seperti itu adalah postingan-postingan yang “emosional”*, bukan “rasional”.
Coba Anda posting tulisan bisnis, quote tokoh terkenal, sebuah ilmu, dll. Paling banter orang nge-like. Ada-lah yang komen 1-2 orang.
Kalau tulisannya sangat bagus, mungkin akan di share orang. Tapi itu pun biasanya tulisan yang mengandung *unsur emosional seperti mengharukan, menyedihkan, lucu atau mengundang amarah*.
Tulisan bagus tapi “datar-datar” saja mungkin tidak akan kuat engagementnya…
Nah… pasalnya…
Kalau Anda pasang status mengeluh, apa saja. Mulai dari kehidupan Anda, klien, pasangan, teman, rezeki hari ini, kesialan, dll. Itu *sangat mengundang engagement*.
Entah kenapa, dari karakter kebanyakan orang, memang *suka dengan yang negatif-negatif*.
*Lalu algoritma media sosial bekerja. Postingan “keluhan” itu, karena engagementnya tinggi, makin diperlihatkan ke banyak orang oleh media sosial tersebut*.
Akibatnya, timeline, friendlist Anda dipenuhi status keluhan Anda. Satu teman bisa melihatnya 3-7 kali bahkan lebih.
Walaupun Anda buat 10-15 status positif, itu akan *tenggelam* dengan satu saja status negatif.
Status positif Anda tak dilihat banyak orang (karena Facebook, IG, twitter juga tidak memperlihatkan ke banyak orang), padahal status positif Anda banyak.
*Yang terlihat oleh audience hanya status negatif tersebut*. Akibatnya, Anda dikenal sebagai “orang yang suka mengeluh”. Sampai ada yang komen “ngeluh melulu!”.
Padahal secara matematis, status positif Anda bisa 5 bahkan 10x lipat status negatif itu.
Jika di friendlist Anda ada *potensi market, tentu mereka jadi “malas bertransaksi” dengan Anda*. Mana mau orang berhubungan dengan mereka yang negatif.
Maka lebih aman, jika Anda punya sesuatu yang negatif *sharing saja secara offline ke orang terdekat*, jangan mengumbar di media sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar