Selasa, 01 Februari 2022

Myanmar dan Malaysia Pernah Pindah Ibu Kota, Kisahnya Bagai Bumi dan Langit

 Myanmar dan Malaysia Pernah Pindah Ibu Kota, Kisahnya Bagai Bumi dan Langit  Foto: Dok. detikcom

Jakarta -
Ibu kota negara (IKN) Indonesia akan berpindah ke Kalimantan Timur dengan nama Nusantara. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Sebelumnya ada beberapa negara yang memindahkan ibu kotanya, seperti Inggris dari Winchester ke London tahun 1066. Sedangkan, di Asia Tenggara Malaysia dan Myanmar juga telah memindahkan ibu kota negaranya.
Myanmar memindahkan ibu kotanya dari Yangon ke Naypyidaw pada tahun 2005. Sementara itu Malaysia memindahkan kantor-kantor pemerintahannya ke Putrajaya yang berjarak 25 kilometer dari Kuala Lumpur.

Pemindahan ibu kota negara Malaysia dan Myanmar memiliki kisah unik. Simak kisahnya berikut ini yang dikutip dari CNBC Indonesia dan laman ITS.

1. Ibu Kota Negara Baru Myanmar seperti Kota Hantu
Pemindahan ibu kota negara baru Myanmar dilakukan hanya karena memenuhi ambisi pimpinan militer sekaligus pimpinan negara Myanmar pada saat itu, Than Shwe.
Ia mengatakan iklim Naypyidaw lebih aman daripada Yangon yang dilalui oleh badai siklon. Selain itu posisinya juga strategis.



Naypyidaw diharapkan dapat setara dengan Canberra di Australia dan Brasilia di Brasil. Kedua negara tersebut berhasil menjadi ibu kota dan pusat ekonomi masyarakat yang bersih dari polusi.
Karena perencanaan yang kurang baik, nasib ibu kota negara baru Myanmar malah menjadi seperti kota hantu karena sepinya kegiatan masyarakat di sana. Hal itu disebabkan oleh fasilitas umum yang tidak memadai.
Pemerintah Myanmar terlalu fokus untuk membangun perkantoran dan fasilitas militer, namun melupakan pembangunan fasilitas umum dan perumahan.

2. Ibu Kota Negara Baru di Malaysia Punya Tata Kota yang Cantik
Tidak seperti Naypyidaw yang seperti kota hantu, kisah Putrajaya jauh lebih indah. Putrajaya dulunya adalah lahan perkebunan karet dan kelapa sawit yang bernama Prang Besar. Kemudian pada tahun 1990-an, Perdana Menteri Malaysia saat itu, Tun Dr Mahathir Mohamad, memulai pembangunan daerah tersebut menjadi sebuah kota.
Alasan pemindahan ke Putra Jaya dilakukan karena Kuala Lumpur sudah terlalu padat sehingga pusat pemerintahannya dipindah. Sejak tahun 1999 hingga saat ini, Putrajaya berhasil menjadi pusat pemerintahan yang sangat dinamis.
Putrajaya memiliki bangunan-bangunan yang apik dengan tata kota yang cantik. Pemerintah Malaysia memperhatikan segala aspek kehidupan di ibu kota negara itu dan juga menggunakan bangunan hemat energi air dan listrik.

https://www.detik.com/edu/detikpedia...umi-dan-langit


Tidak ada komentar:

Posting Komentar