Sumber Gambar
Jika bicara soal film dewasa, tentu merupakan hal yang tabu bagi sebagian orang. Tentu karena isi kontennya. Tapi namanya juga film dewasa, film yang hanya boleh ditonton oleh orang dewasa. Walaupun dalam prakteknya kita tahu tidak selalu sejalan.
Film dewasa sendiri menjadi sebuah industri besar di negara seperti Jepang dan Amerika Serikat. Ada banyak studio-studio yang memproduksi film tersebut dengan berbagai konsep yang disetting sedemikian rupa.
Namun dibalik semua itu, siapakah orang yang pertama kali tercetus dalam pikirannya untuk membuat film dewasa?
Sumber Gambar
Perkenalkan, namanya adalah Louis Eugène Pirou. Seorang fotografer dan pembuat film yang aktif di abad ke-19 sebelum akhirnya wafat di Paris pada 1909. Beliau ini yang digadang-gadang sebagai pencipta film dewasa pertama di dunia.
Pada tahun 1896, Louis membuat sebuah film berjudul Le Coucher de la Mariee (Bedtime for the Bride). Film yang menjadi cikal-bakal film dewasa di dunia. Film ini sendiri merupakan film bisu dengan durasi 7 menit. Bercerita tentang malam pertama sepasang kekasih yang baru saja menikah.
Sumber Gambar
Sejak saat itulah, film ini menjadi terkenal. Banyak pembuat film yang akhirnya terinspirasi dan membuat film yang sama. Dan akhirnya, film jenis ini pun kian berkembang bersamaan dengan perkembangan film lainnya di dunia.
Waktu berlalu begitu panjang hingga sampai pada tahun 1970, muncul film dewasa pertama yang dibuat homemade alias rumahan. Atau bisa kita sebut film dewasa underground.
Setelah kemunculan film dewasa underground itu, industri ini pun menjadi salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Film-film dewasa baik uang underground atau yang tidak pun kian berkembang hingga sekarang. Apalagi di era internet seperti sekarang. Akses pun kian mudah dan para produser film semakin mudah menjangkau pelanggannya.
Di Indonesia sendiri, film dewasa sendiri mungkin lebih mengarah ke film erotis yang hanya sedikit memamerkan keindahan tubuh wanita. Seperti film-film horor era 2010 atau film-film tahun 1990-an yang cukup banyak mengandung erotisme.
Sumber Gambar
Sejauh ini tidak ada film di Indonesia, baik underground atau tidak yang benar-benar menampilkan ketelanjangan. Hal itu bertentangan dengan norma-norma dan moral orang Indonesia yang jelas melarang hal-hal seperti itu untuk dipertontonkan.
Ya, menarik memang jika membahas industri film dewasa. Industri yang bergerak di bawah tanah, tanpa banyak promosi sana-sini, tapi selalu menguntungkan pelaku bisnisnya. Selalu ada orang yang mencari-cari film ini walau susah ditemukan.
Para pembuat film ini cukup mempromosikan sedikit saja, kemudian orang-orang akan datang dengan sendirinya ke website atau situs yang bahkan terkadang sulit untuk diakses. Pertanyaannya, layakkah film ini sebegitu diperjuangkannya untuk didapat?
Bagaimana menurut kalian? Berikan pendapatnya ya!
Sumber:
Link Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar