Selasa, 19 April 2022

Geliat UMKM Sektor Fashion Di Tengah Pandemi

 Geliat UMKM Sektor Fashion Di Tengah Pandemi



Pandemi covid memang belum berlalu, terlebih adanya kenaikan akibat mutasi covid terbaru, yaitu omicron. Meskipun begitu, geliat pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terus menunjukan ke arah yang lebih baik. Bahkan, beberapa diantaranya mampu berkembang pesat di tengah kondisi yang tidak pasti ini. Dan salah satu sektor yang dinilai cukup stabil di tengah pandemi adalah sektor fashion. Sektor fashion dinilai sebagai industri yang sangat menguntungkan, khususnya teruntuk para pelaku UMKM di Indonesia.

Berdasarkan data yang dilansir dari Sindonews, target ekspor produk ekonomi kreatif, yang mana termasuk didalamnya sektor fashion untuk tahun 2022 mencapai USD 16,83 miliar atau setara dengan Rp 240,4 triliun (kurs Rp 14,285/USD). Hal tersebut menunjukkan adanya kenaikan sebesar 4,3% dari tahun sebelumnya untuk kontribusi PDB, berdasarkan laporan dari Tribunnews. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa fashion merupakan salah satu sektor unggulan dalam bidang ekonomi kreatif yang perlu diperhatikan dengan teliti dan jelas.
Dengan menjadi salah satu sektor unggulan, fashion memberikan sumbangan devisa yang cukup besar, seperti pada tahun 2016 berdasarkan data survey dari Badan Pusat Statistika (BPS) dan Badan Kreatif Nasional (Bekraf), bidang ekonomi kreatif berhasil memberikan kontribusi sebesar 7,38% untuk total perekonomian nasional dan sektor fashion berhasil menyumbang 18,15%. Hal tersebut tentunya terus meningkat hingga tahun 2022, meskipun adanya sedikit penurunan saat pandemi mulai merajalela.
Untuk UMKM pada sektor fashion, kian hari semakin menunjukkan eksistensinya. Bahkan setiap provinsi memiliki hingga ribuan UMKM fashion yang tersebar di berbagai daerah. Seperti Provinsi Jawa Barat, yang juga terkenal dengan industri fashion dan tekstil, jumlah UMKM di sektor fashion yang dilansir dari website Open Data Provinsi Jawa Barat mencapai 507.750 di tahun 2021, yang mana meningkat cukup drastis dari tahun 2020 sebesar 478.164 UMKM. Adapun produk-produk UMKM yang sangat laris dijual di pasaran, seperti pakaian anak, pakaian olahraga, pakaian wanita, pakaian santai, batik & kebaya, jaket dan lain-lainnya. Seluruh produk tersebut tentunya menjadi incaran banyak konsumen, karena dinilai murah namun tidak kalah bersaing dengan berbagai produk dari brand-brand ternama. Terlebih ditengah pandemi seperti ini, pastinya banyak pihak menekan berbagai pengeluaran dengan membeli produk-produk terjangkau, namun tetap memiliki kualitas yang tidak kalah jauh dari produk ternama tersebut.
Meskipun saat ini terus mengalami pertumbuhan ke arah yang lebih baik, UMKM, termasuk dari sektor fashion tentunya masih memerlukan pembenahan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dan untuk mengatasi hal tersebut, banyak pihak akhirnya berbondong-bondong untuk membantu meningkatkan perkembangan UMKM di Indonesia. Baik pihak swasta dan pemerintah semakin intens untuk menganggarkan serta merumuskan dana dan program untuk UMKM. Dari pihak pemerintah, dilansir dari website resmi Kementerian Keuangan republik Indonesia, pada tahun 2021 pemerintah mengalokasikan anggaran untuk Klaster Dukungan UMKM sebesar Rp 95,87 triliun. Selain itu juga, pemerintah memberikan bantuan lain, seperti penjaminan kredit modal kerja UMKM, subsidi bunga, bantuan tunai untuk PKL, Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) dan masih banyak hal lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar