Leak dipercaya sebagai jelmaan orang yang menguasai ilmu 'hitam'. Leak juga dipercaya dapat membunuh manusia secara singkat, atau secara perlahan dengan penderitaan yang berkepanjangan.
Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.
Jenis ilmu:
1. Pengasren
Pengasren adalah cabang ilmu pangiwa yang mampu membuat pemakainya menjadi lebih cantik / tampan. Dengan ilmu ini, si pemakai bisa membuat si korban tergila2 bahkan lupa dengan segala2nya termasuk keluarga. Adapun kutipan mantranya:
"OM 3x, IH 3x, tumurun Bathari Durga, UM mamurti I Ratna Manggali, mamurti duhuring lela matangkep, Ngsuing 3x, tumurun Ida Bhatari Durga, UM 3x, EH 3x, ma, OM ngaji gunane Bhatari Durga, dan seterusnya.............
Biasanya para dukun melakukan ini yang kemudian disebarluaskan dengan cara dijual kepada para kliennya... cieeehhh klien... Hahahaha.... Berikut rerajahan yang biasanya dipakai untuk mempercantik / mempertampan diri:
2. Pangeger
Sungguh sangat ambigu bagi orang yang mengetahui nama ilmu pangeger. Sebab dalam Lontar Usada Manak, nama ilmu pangeger adalah ilmu untuk memperlancar / mempercepat proses kelahiran. Di samping pangeger tersebut, ada juga ilmu yang disebut dengan panyeseh, dimana fungsi kedua ilmu ini adalah sama.
Di sini yang saya coba jelaskan adalah ilmu pangeger di cabang ilmu pangiwa (ilmu hitam), ilmu ini juga disebut dengan istilah panglenyeh.
Pangeger ini adalah cabang dari ilmu pangiwa yang mampu membuat pemakainya laris, baik dalam kegiatan ekonomi atau terhadap dirinya sendiri.... Kalo orang banyak sih bilang "pengelaris". Orang yang menggunakan pangeger ataupun pangasren terlebih dahulu dimasukkan ajaran ilmu pangiwa. Ibaratkan pangiwa adalah sebuah busur panah dan pangeger & pangasren adalah anak panahnya.
Fungsi ilmu ini adalah untuk membuat si pemakai menjadi laris apalagi jika disertai kata2 yang manis. Tingkah laku si pemakai sangat menawan dengan senyumnya yang manis, bahkan terkadang tawanya pun sangat nyaring dan indah didengar
Adapun cara untuk mendapatkan pangeger ini adalah dengan cara meminta / membeli kepada seorang dukun.
Mohon maaf, terus terang untuk mantra nya saya tidak punya.....
3. Pangasih-asih
Pengasih-asih adalah cabang ilmu pangiwa yang bertujuan membuat orang jatuh cinta kepada orang yang melaksanakan ilmu pangiwa. Hal ini biasanya menggunakan srana berupa guna2 (guna). Orang Bali mengenal beberapa jenis guna, yaitu Guna Lilit, Guna Jaran Nguyang, Guna Tuntung Tangis, I Cekcek Putih, dan lain sebagainya.
Guna tuntung tangis menggunakan srana air mata duyung (bingung yah dimana cari ikan duyung.... hehehehe..... Konon bisa memakai air mata bayi/anak kecil yang menangis ketika sandikala atau maghrib). Ini rerajahannya:
Guna jaran guyang menggunakan rerajahan sbb:
Srananya tangkai sirih, setelah selesai dimantrai kepada orang yang dituju, jangan menoleh.
Mantranya:
Om ingsun angaji ajine I Jaran Guyang, angamuk ka tengahin lalatane Si Anu (nama korban), den suduk lata lan atine Si Anu (nama korban), Si Anu (nama korban) plek mati kapisanan, urung Si Anu (nama korban) mati, sida edan urung Si Anu (nama korban) edan, sida Si Anu (nama korban) maring awakku, poma 3x, dan seterusnya.................
Guna I Cekcek Putih menggunakan rerajahan sbb:
Srananya menggunakan clebingkah (pecahan barang2 tanah liat) yang didapat di kuburan. Kemudian digambar sesuai dengan rerajahan di atas. Lalu ditutupi dengan selembar daun sirih. Setelah dimantrai, ditanam di jalan keluar masuk rumah si korban.
Mantranya:
Hiang sira Sanghiang Cekcek Putih, ingsun msangakena sira ring lawannge Si Anu (nama korban), yan urung lian anglangkahin gunankune, I Cekcek Putih, aja sira culig silih gawe, yan Si Anu (nama korban) anglangkahin gunane, I Cekcek Putih majingakena sira, maring gwagarbane Si Anu (nama korban), cucuken basang wayahe Si Anu (nama korban), dan seterusnya..........
Guna Lilit menggunakan rerajahan:
Sarananya menggunakan gana (air liur) ular tatkala akan mendapatkan mangsanya.
Maaf, saya ga punya mantranya....
Disamping semua guna2 tersebut, ada pula yang disebut pangolesan (minyak colek). Salah satu jenisnya yaitu Pangolesan I Lare Asih. Dengan minyak yang dimantrai ini, dapat membuat wanita tergila2.... Biasanya minyak ini dijual kepada yang membutuhkan.
Mantranya:
Ih cai Sang Lare Asih, ih cai angulati Si Anu (nama korban), aku wus awruha ring kadadeana Si Anu (nama korban), ih Si Anu (nama korban) duk sira lagi ring jero weteng ibunira, Sang Kamareka aranira, Si Anu (nama korban), duk sira lagi ana ring gedong kusuma, wawu sira matuwuh nembulan, dan seterusnya..............
Nah, kira2 begitulah untuk aji Pengasih-asih.
4. Penangkeb
Penangkeb adalah cabang ilmu pangiwa yang bertujuan untuk membuat orang tunduk. Dengan demikian, si pemakai ilmu ini dapat memerintah, menyetir, dan mengendalikan orang yg dikenainya. Sudah tentu ilmu ini juga menggunakan rerajahan. Sayang sekali saya tidak punya rerajahan yang dimaksud. Lagipula ilmu ini sangat mirip dengan ilmu guna2 yang sempat saya bahas pada jenis ilmu yang ketiga (tentang guna2).
Ada satu jenis penangkeb yang terkenal, yaitu Penangkeb Jagat. Ilmu ini mirip sekali dengan Guna Tuntung Tangis karena menggunakan srana yang sama.Adapun contoh cerita untuk ilmu ini:
Seorang istri yang ingin supaya suaminya tidak main serong, setelah dia tanyakan kepada dukunnya, maka ia harus menutupi wajah suaminya dengan salah satu pakaian dalamnya ketika suaminya sedang tertidur pulas. Alhasil suaminya berhenti bermain serong,tetapi lantas suaminya tersebut sakit2an.
Ada juga yang menaruh bebuntilan (barang berupa bungkusan kecil berisi rerajahan, dan bahan2 yang telah dimantrai) di bawah bantal / kasur.
Bahkan yang lebih nekat lagi dengan mencampurkan sedikit darah menstruasinya ke dalam minuman/makanan yang dimakan oleh suami & anak2nya. Sehingga mereka dapat tunduk kepada sang istri. Tentunya juga dibarengi dengan memasukkan unsur bebai (bebai nanti akan saya paparkan lebih lanjut).
5. Pangleakan (aji wegig)
Pangleakan adalah cabang ilmu pangiwa yang sudah memerlukan pengorbanan. Dalam mencari korban biasanya dengan cara mencari2 kesalahan orang lain, untuk dijadikan calon mangsanya.
Ilmu pangleakan di Bali yang paling ngetop dibicarakan adalah bisa berubah wujud menjadi binatang, kendaraan, rangda, celuluk, bahkan sampai menjadi sampian mas (sampian adalah sejenis karya tangan yg biasanya terbuat dari janur yang dipakai untuk keperluan upacara / hari raya). Konon katanya kalo bisa berubah menjadi sampian mas, itu artinya ilmunya sudah paling tinggi.
Sejarah:
Dari mana asal-muasal Leak? Konon, Leak memiliki kisah panjang sejak jaman kerajaan di Indonesia. Dikisahkan pada masa pemerintahan Airlangga (1006 - 1042 M) di Jawa Timur, hidup seorang janda sakti mandraguna bernama Dayu Datu dari Desa Girah. Desa ini terletak di wilayah pesisir Kerajaan Kediri. Dayu Datu inilah yang kemudian dikenal sebagai Calonarang.
Calonarang menuliskan semua ilmu sihirnya kedalam sebuah "Kitab" - yang oleh pengikutnya disebut Kitab Calonarang. Namun kemudian, Mpu Bharadah berhasil mengalahkan Calonarang dan mengamankan kitab tersebut agar ilmunya tidak tersebar luas.
Semestinya masalah selesai di sini bila saja murid-murid Calonarang ikut dibunuh. Sayang, mereka berhasil melarikan diri ke Bali. Ilmu yang pernah mereka pelajari dari sang guru akhirnya dilestarikan hingga kini kita menyebutnya sebagai Leak.
Yang menarik adalah pada masa itu, agama yang populer adalah agama Budha aliran Tantrayana. Tantrayana mengajarkan cara pintas menuju Moksa. Upacara yang dilakukan antara lain menari-nari di atas kuburan dengan iringan musik (instrumen kangsi dan kemanak) sambil minum darah dan makan daging mayat yang dilakukan pada malam hari bertelanjang badan.
Ajaran ini kemudian juga dianut oleh raja Kertanegara (1268-1292 M) dari Singasari. Dengan cara demikian terjadilah pertemuan jiwa antara pelaku upacara dengan dewanya (lihat juga naskah Tantu Panggelaran disertasi dari Th. Pigeud 1924). Meskipun Ajaran Tantra dimasudkan untuk kebaikan bukan kejahatan, tapi diyakini Calon Arang juga melakukan ritual yang serupa yang dia lakukan untuk menyembah/memohon pada Btari Durga, yang notabene adalah salah satu dewi agama hindu. Sinkritisme?
Leak aliran kiri:
Dalam semua kepercayaan, kata "kiri" selalu berkonotasi buruk, atau melawan mainstream. Demikian juga pada masyarakat Bali, kata "kiri" juga termasuk menggolongkan ilmu-ilmu atau ajaran yang bertentangan dengan norma dan agama. Dalam hal ini, Leak atau ilmu Pengeleakan digolongkan ke dalam "Aji Wegig". Aji berarti ilmu, dan wegig yakni sifat yang suka mengganggu orang lain. Karena sifatnya negatif, maka ilmu ini disebut "Ngiwa" ( Ngiwa asal katanya kiwa (Bahasa Bali) artinya kiri. Ngiwa berarti melakukan perbuatan kiwa alias kiri).
beritabali.com
Ilmu leak ini bisa dipelajari pada lontar – lontar yang memuat serangkaian Ilmu Hitam. Lontar –lontar atau buku – buku jaman kuno yang terbuat dari daun pohon lontar yang dibuat sedemikian rupa dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 3 cm, diatas lontar diisi tulisan aksara Bali dengan bahasa yang sangat sakral.
Murid2 Calonarang yang melarikan diri ke bali menuliskan Ilmu Pengleakan pada kitab lontar dan membuatnya dalam empat kitab yaitu :
1. Lontar Cambra Berag,
2. Lontar Sampian Emas,
3. Lontar Tanting Emas,
4. Lontar Jung Biru.
Tingkatan ilmu leak:
Ilmu leak itu sendiri terdiri dari beberapa tingkatan:
1. Ilmu Leak Tingkat Bawah.
Orang yang bisa ngeleak di tingkat ini bisa merubah wujudnya menjadi binatang seperti monyet, anjing, ayam putih, kambing, babi betina (bangkung) dan lain – lain.
2. Ilmu Leak Tingkat Menengah
Orang yang bisa ngeleak pada tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Burung Garuda bisa terbang tinggi, paruh dan cakarnya berbisa, matanya bisa keluar api, juga bisa berubah wujud menjadi Jaka Tungul atau pohon enau tanpa daun yang batangnya bisa mengeluarkan api dan bau busuk yang beracun.
3. Ilmu Leak Tingkat Tinggi
Orang yang bisa ngeleak tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Bade yaitu berupa menara pengusungan jenasah bertingkat dua puluh satu atau tumpang selikur dalam bahasa Bali dan seluruh tubuh menara tersebut berisi api yang menjalar – jalar sehingga apa saja yang kena sasarannya bisa hangus menjadi abu.
Masih untung, ilmu-ilmu tadi hanya sebagian dari apa yang diingat oleh murid-murid Calonarang dulu. Sementara kabarnya, isi kitab Calonarang itu sendiri jauh lebih mengerikan. Jadi bisa dibayangkan bila kitab itu ditemukan...
Penampakan Lontar pengliakan:
Yang terdapat dalam lontar Aji Pengeliyakan milik Griya Sangket Karangasem salinan dan terjemahan I Nyoman Neraka. Lontar tersebut scara garis besarnya, menguraikan tentang:
1. Pasuryan Pangiwa, segala ilmu (pengeliyakan) dapat dicapai dengan terlebih dahulu memusatkan pikiran, beryoga.
2. Gni Sambawana, atau disebut juga pangwa sari. Ini (pengeleyakan) yang paling utama.
3. Cambra Berag, ini sangat sakti, karena bersumber dari sebagain kecil Hyang Aji sarswati sebagai batasannya.
4. Rabut Sapetik, ini dapat digunakan membuat orang menjadi gagu semua yang bersuara.
5.Maduri Reges, ini merupakan leyak campuran dari beberapa agama; guna Makasar, guna Jawa, guna Bali, guna leyak putih dari Mekah.
6. Pangiwa Utamaning Dadi, supaya menjadi Butha Dengen (yang membuat bulu kuduk merinding).
7. Rerajahan ring Papetek (sabuk), untuk membersihkan diri, artinya tidak semua pangiwa itu negatif .
8. Panugrahan pangiwa, memohon panugrahan kepada Yang Nini Bhatari 9. Gangga, untuk menghidupkan pngiwa yang ada ditengah mata.
9.Tata cara pengiwa untuk orang perempuan, untuk menggabungkan agar Bhtara Brahma, Wisnu dan Iswara berkumpul menjadi Bhatara Kala, agar kesaktiannya tidak terkalahkan.
10. Pengeliyakan Uwig, agar menjadi Bhuta Baliga.
11. Pangiwa Swanda, ini adalah ratunya pangiwa.
12. Brahma Maya Murti, agar nampak seperti Hyang Brahma Murti, bertangan delapan ribu berbadan sembilan ribu, berkaki 1000 (alaksa), tangangan memamajang, dan memakai anting-anting bintang di langit.
13. Ni Calon Narang, dapat berubah wujud sampai seribu kali.
14. Rata Gni Sudha Mala, (tanpa penjelasan).
http://nakbalibelog.wordpress.com/20...bisa-nge-leak/
[YOUTUBE]https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBoQtwIwAA&url=http%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3DN2dSdxjqPBE&ei=wGf4U8_JJIajugSCyoGQBw&usg=AFQjCNHOLs4nRFa80BjivdNI5HAhIWCx1Q&bvm=bv.73612305,d.c2E[/YOUTUBE]
Gambar:
Buat yang mau belajar:
Untuk mendapatkan ilmu tersebut, harus mengadakan upacara yang disebut madewasraya. Apabila ingin menggunakan pangiwa, supaya dapat sakti dan manjur, mujarab dan digjaya, terlebih dahulu harus menyucikan diri. Setelah itu tatkala malam diadakannya madewasraya dahulu di kayangan pangulun setra (pura yang ada di dekat kuburan), memohon Paduka Betari Durga, memohon berkah.
http://nanoxx.files.wordpress.com/20...-bali-full.jpg
Adapun sarananya:
1. Daksina 1 buah
2. Uang kepeng sebanyak 17.000
3. Ketupat 2 kelan (1 kelan = 6 biji)
4. Arak & brem
5. Ketan hitam
6. Canang 11 biji
7. Canang tubungan, burat wangi lenga wangi, nyanyah (sangrai) gagringsingan, getih-getih (darah), dan biu mas (pisang kecil yang biasanya dipakai untuk membuat canang)
http://1.bp.blogspot.com/-OKkU4z2Gnc...0/Daksina3.jpg
Daksina
http://i127.photobucket.com/albums/p...njpn/burat.jpg
Canang Burat Wangi
Kemudian sarana ini dipersembahkan secara niskala. Setelah itu bersila di depan paryangan, bersemadi dan tidak lupa dengan dupa menyan astanggi, heningkan batin. Kemudian ucapkan mantra:
"Om Ra Nini Batari Bagawati, turun ka Bali; ana wang mangkana; aminta kasih ring Paduka Batari, sira nunas turun ka mrecapada. Ana wang mangkana anunas kasaktian, manusa kabeh ring Bagawati, Sang Hyang Guru turun ka mrecapada. Ana wang manusa angawe Batara kabeh, turun ka Bali Sang Hyang Bagawati. Ana buta wilis, buta abang, ana buta jenar, ana buta ireng, ana buta amanca warna, mawak I Kalika, ya kautus antuk Batari Bagawati, teka welas asih ring awak sarinankune, pakulun Paduka Bagawati. Om Mam Am Om Mam, ana Paduka Batara Guru, teka welas asih, Bagawati manggih ring gedong kunci manik, teka welas asih ring awak sarinanku".
Apabila sudah berhasil mendapatkan ilmu tersebut, maka ada aturan yang harus dipatuhi. Orang yang memiliki ilmu tersebut akan digjaya tidak terkalahkan, tidak bisa diungguli, dan semua akan tunduk kepadanya. Apabila mampu merahasiakannya, maka dalam 100 kali kelahiran akan menemui kebahagiaan dan kebebasan tertinggi. Dan bila meninggal dapat kembali ke sorga Brahmaloka, Wisnuloka, dan Iswaraloka. Tetapi bila ketahuan, apalagi sampai suka membicarakan, menyebarluaskan, dan tidak mampu merahasiakannya, maka dalam 1000 kali kelahiran akan menemui hina, neraka, disoroti oleh masyarakat, dan sudah pasti terbenam dalam kawah neraka Si Tambra Goh Muka.
Pengusir:
m swaha
Mantra untuk dupa:
Om Ang brahma dupa dipa astra ya namah swaha
Mantra untuk bunga:
Om puspadanta ya namah swaha
Kemudian lakukan panca sembah seperti biasa untuk meminta restu dan keselamatan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa & para leluhur.
3. Setelah persembahyangan selesai, ambil dupa (ucapkan kembali mantra untuk dupa) dan bunga (ucapkan mantra untuk bunga). Dupa di tangan kiri dan bunga di tangan kanan. Diposisikan tepat di depan dada.
Ucapkan mantra:
"Ong amunerat Sang Hyang Akasa, apan aku Sang Hyang Jagatnata, mamentang rua pustaka, sakti mawisesa, ningambara ring sor sapta petala, memanah wateke betara putusi leyak, sakti mawisesa, dan panahku, pejah geseng gempung telas, dadi awu, guna leyake badane, sakti mawisesa, sakuhing agunging tumpang, mewasta tumpang satak seket patpat, muang padmasana, sakti mawisesa, angadeg mamurti sawi den panahku pejah geseng rimpung asat, telas dadi awu, yeke guna pengaliante, guna gempilan sesapehan tani pejah, guna temon pengawakan, den panahku, pejah geseng dadi awu lah poma-poma-poma, serana sakewenang, sama kapuji-sakti".
4. Letakkan dupa (ucapkan mantra dupa) & letakkan bunga di hadapan anda (jangan sekali2 membuang bunga dengan cara melentikkan bunga. Sebab hanya orang yg sudah medwijati / sulinggih lah yg berhak melakukan hal tersebut)
5. Bermeditasi dengan khusuk sembari menunggu leak yang akan menyerang anda. Sebab pertarungan ini bukan pertarungan fisik melainkan pertarungan batin dimana atma / roh terlepas dari badan kasar untuk bertarung dengan desti (leak).
Adapun cara lainnya:
Laku & tata caranya sama seperti di atas, tetapi yang ini memakai sarana berupa benda. Benda apapun boleh asal tidak kotor, misalnya pakaian dalam, ataupun barang2 porno lainnya...hehehehehhe.....
Nah... misalnya memakai sapu lidi. Sapu lidi ini diberi mantra (pada saat memberi mantra sama seperti di atas yaitu, menggunakan dupa & bunga):
Angkara Mangkara, Ong (3x)
Kemudian pada malam hari, letakkan sapu lidi tersebut di jalan yang sering dilalui oleh orang yg anda duga memiliki ilmu pangleakan.
Jika behasil, maka di pagi harinya akan ada orang yg akan terkagum2 sendirinya diam memandangi sapu lidi tersebut. Dapat dipastikan dia lah yg memiliki ilmu pangleakan!!
PS: Saya tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada anda pada saat menangkap leak ataupun sesudahnya. Apalagi sampai menangkap basah leak dengan cara menggunakan sapu lidi tersebut. Orang tersebut bisa sakit hati karena merasa telah dipermalukan. Biasanya orang tersebut mengadukan hal ini kepada teman2nya. Tidak menutup kemungkinan anda bisa dikeroyok leak di kemudian hari. Jadi harap bijaksanalah dalam menggunakan mantra2 ini!
Demikian kira2 sekilas penjelasan dari saya untuk orang yang akan mulai belajar pengleakan. Maaf ada beberapa kata yang tidak mampu saya terjemahkan. Karena memang tidak ada dalam kosakata bahasa Indonesia. Tapi bila ada orang yang memang berasal dari Bali, pasti mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar