Jumat, 23 Desember 2022

Nenek-Moyang Nusantara

 "Bangsa Melayu adalah bangsa nenek-moyang bangsa-bangsa di Nusantara?". Salah besar. Kita, orang-orang di Nusantara, memang termasuk rumpun Melayu Kepulauan, tapi bukan berarti Bangsa Melayu adalah yang menjadi nenek-moyang kita. Justru Bangsa Melayu muncul belakangan dibanding mayoritas bangsa-bangsa lainnya di Nusantara. "Bangsa Jawa adalah nenek-moyang bangsa-bangsa di Nusantara", ini juga salah besar. Justru pasca Zaman Es, mayoritas penduduk Austro-Melanesian sudah menghuni "3 Pulau Paparan Sunda" yang tadinya menyatu; yaitu Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Lantas darimana asal bangsa-bangsa di Nusantara?


Sebelum membahasnya, ada baiknya kita menengok sebentar definisi "bangsa". Menurut KBBI, sesuatu yang disebut bangsa yang berkaitan dengan antropologi adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan menempati wilayah tertentu di muka bumi. Berdasarkan istilah ini, maka suatu bangsa tidak harus berbeda darah secara genetis dengan bangsa lainnya. Definisi ini sebenarnya sudah cukup mendamaikan masalah-masalah rasial di seluruh dunia, bahwa sebenarnya antara -misalnya- orang Jawa dan orang Sunda berbeda bangsa, tapi bukan berarti tidak sedarah secara biologis. Bangsa dalam istilah antropologi menekankan hal-hal terkait asimilasi dan akulturasi antar budaya yang satu dengan yang lainnya.

Oleh sebab itulah, baik antara orang Melayu, orang Jawa, dan orang Sunda, tidak satupun leluhur mereka sebagai nenek-moyang seluruh bangsa yang ada di Nusantara, setidaknya berdasarkan penelitian arkeo-antropologi oleh Russell Gray (jurnal ilmiahnya bisa didownload di sini) dan Robert Blust (jurnal ilmiahnya bisa download di sini). Hipotesis keduanya menjadi sintesis kontemporer, lebih kuat daripada pendapat-pendapat penulis pseudosains populer seperti Stephen Oppenheimer salah satunya. Berdasarkan hipotesis ini, persebaran masyarakat di Nusantara dimulai oleh migrasi 2 bangsa yang berbeda periode, yaitu bangsa rumpun Austro-Melanesia dan pelaut-pelaut Formosa (Taiwan), keduanya dapat dikatakan nenek-moyang orang-orang Nusantara.

1. Rumpun Austro-Melanesia periode Zaman Es Akhir (20000–14000 tahun yang lalu)

Zaman Es melewati fase tak terhitung di Bumi. Zaman es terakhir di Bumi terjadi pada masa 20000 hingga 14000 tahun lalu, para mammoth masih berkeliaran di belahan utara Bumi. Pada fase ini, kutub menjadi lebih dingin dan samudera di sekitar kutub membeku. Pembekuan ini berdampak pada lebih banyak lagi air yang tertarik ke arahnya sehingga menghasilkan pembekuan lebih besar lagi.

Karena adanya pembekuan di wilayah kutub-kutub Bumi, volume air di wilayah khatulistiwa berkurang. Akibatnya, dalam masa ini, laut wilayah Indonesia jatuh hingga 135 meter dengan laju penurunan 7-9 milimeter per tahun. Laju penurunan ini masih diluar persepsi manusia namun dalam jangka waktu panjang dapat terlihat jelas. Dalam 150 tahun misalnya, bibir pantai telah tertarik jauh karena penurunan 1 meter permukaan laut.

Di masa inilah, Pulau Sumatra, Pulau Jawa, dan Pulau Kalimantan masih menyatu menjadi satu daratan yang terhubung langsung dengan Benua Asia. Daratan ini oleh geolog disebut sebagai Paparan Sunda (Sunda Shelf). Hal yang sama terjadi di wilayah timur tepatnya di Nusa Tenggara. Laut di wilayah mereka jatuh dan membuat wilayah ini menyatu dengan Benua Australia dan membentuk apa yang oleh geolog disebut sebagai Paparan Sahul (Sahul Shelf).

Paparan Sunda dipagari oleh pegunungan berapi yang ada di pinggiran ujung dekat Samudera Hindia yaitu di Sumatra dan Jawa yang oleh geolog, sepanjang garis itu disebut sebagai Garis Wallace (Wallace Line). Sedangkan Laut Jawa dan Selat Karimata yang mengering berubah menjadi padang rumput terbuka, dataran banjir, dan rawa-rawa. Hutan yang ada tidak terlalu lebat karena iklim cenderung kering akibat penumpukan es yang besar di belahan utara dan selatan Bumi.

Paparan Sunda adalah sebuah daratan yang luas dan hangat. Sungai-sungai begitu panjang. Sungai Kapuas dan sungai Musi misalnya, bermuara di Laut China Selatan, jauh di utara dekat Vietnam sana. Sementara itu, sungai-sungai dari Jawa dan Kalimantan Tengah dan Selatan bermuara di Laut Flores. Di bagian muara ke Laut Flores, sungai muncul berliku-liku karena platform yang penuh rawa. Wilayah ini penuh dengan reptil seperti ular dan buaya sehingga kemungkinan besar dulunya tidak dihuni manusia.

Manusia menghuni wilayah Paparan Sunda yang ada dalam segitiga Sumatra-Jawa-Kalimantan. Masyarakat ini merupakan rumpun Austro-Melanesia yang berasal dari daratan benua Asia, memasuki Paparan Sunda lewat Thailand atau Semenanjung Malaya. Mereka menghuni wilayah khususnya di tepian sungai besar. Di sini mereka berburu mamalia, burung, dan ikan dengan alat-alat sederhana seperti tombak kayu dan sebagainya yang termasuk barang-barang dari kayu atau batu yang tidak terlalu keras. Hal ini disebabkan sumber utama batu yang umum digunakan dalam peradaban zaman batu seperti batu untuk bahan dasar kapak, parang, dan mata panah terdapat hanya di satu titik yaitu di daerah Bangka Belitung.

Masyarakat ini disebut masyarakat Austro-Melanesia karena corak kehidupan mereka sudah menyerupai tipikal masyarakat Selatan yang telah hidup di wilayah ini bahkan sejak Pra-Zaman Es terjadi. Masyarakat Austro-Melanesia ini telah tinggal setidaknya sejak 35000 tahun lalu. Jadi leluhur kita yang pertama dapat dipandang berasal dari masyarakat Austro-Melanesia ini.

Karena udara yang kering dan banyaknya padang rumput, kebakaran hutan kerap terjadi. Wilayah Kalimantan merupakan wilayah yang paling sering mendapat kebakaran hutan dan Masyarakat Austro-Melanesia yang tinggal di Kalimantan Timur terdorong untuk mengungsi menyeberang ke Sulawesi, tepatnya di Tonasa dan Kapposang.

Paparan Sunda dan Paparan Sahul:
Nenek-Moyang Nusantara

2. Pelaut Formosa periode Pasca-Zaman Es (14000–6000 tahun yang lalu)

Pada akhir Zaman Es, kutub kembali mencair dan air kembali memenuhi lautan yang kering. Permukaan air laut pun memasuki Paparan Sunda, memisahkan Pulau Kalimantan dengan Pulau Sumatra dan Pulau Jawa yang masih menyatu dan akhirnya, pada Pasca-Zaman Es hingga sekarang, terpisah oleh Selat Sunda.

Masyarakat Austro-Melanesia yang tinggal di Paparan Sunda ini terpaksa menyebar ke dalam tiga arah secara bertahap. Yang ke Sumatra di Barat, mereka menjadi leluhur Bangsa Batak dan Bangsa Minang. Yang ke Jawa di Selatan, mereka menjadi leluhur Bangsa Sunda dan Bangsa Jawa. Yang ke Kalimantan di timur, mereka menjadi leluhur Bangsa Dayak. Mereka masuk ke pulau-pulau baru ini lewat sungai-sungai besar. Mereka pada umumnya tinggal di gua-gua besar di pegunungan seperti di wilayah Selatan Banyumas dan Yogyakarta di Jawa, Barat Bukit Barisan di Sumatra, dan juga Batukajang di Kalimantan. Ketika jumlah populasi telah besar, gua tidak cukup menampung, dan mereka menyebar ke sekeliling daerah. Tanah Nusantara akhirnya dipenuhi hutan lebat karena masuknya nutrisi dari kutub dan berubahnya iklim menjadi lebih hangat, yang dikenal sebagai Iklim Tropis.

Dalam suatu masa Pasca-Zaman Es ini, sekelompok masyarakat pelaut dari Kepulauan Formosa di Taiwan datang ke wilayah Nusantara. Dikatakan masyarakat pelaut karena mereka datang dengan melintasi perairan selat antara Taiwan, kepulauan Filipina, dan Laut Sulawesi. Mereka datang ke Indonesia dalam tiga gelombang.

Gelombang pertama berpisah di Pulau Palawan, Filipina mengambil jalur ke Sabah di Kalimantan. Mereka berasimilasi dengan masyarakat Austro-Melanesia yang telah ada lebih dahulu sehingga Bangsa Dayak yang ada sekarang dapat dipandang sebagai campuran antara Austro-Melanesia dan pelaut Formosa ini.

Gelombang kedua berpisah dengan gelombang ketiga di wilayah Sangir-Talaud. Dari Mindanao, mereka menyeberang ke Sangir-Talaud lalu mengambil dua arah. Arah pertama menuju ke utara Pulau Sulawesi terus ke selatan memenuhi seluruh Pulau Sulawesi menjadi Bangsa Buton dan Bangsa Bugis. Masyarakat pelaut yang mencapai wilayah Sulawesi Selatan berasimilasi dengan penduduk Austro-Melanesia yang telah lebih dahulu hadir dari Kalimantan. Mereka dapat dipandang sebagai leluhur Bangsa Bugis.

Karena konflik, kompetisi, atau letusan gunung, mereka meneruskan perjalanan dari Sulawesi menuju Takabonerate, menyeberangi Laut Flores, dan tiba di Nusa Tenggara, tepatnya di Pulau Flores. Flores merupakan wilayah yang sering diterjang tsunami dan kemungkinan ini pula yang mendorong mereka untuk menyeberang lebih jauh ke selatan yaitu ke Pulau Sumba dan ke Timor.

Arah kedua menyeberang ke Pulau Halmahera menuju ke Pulau Papua. Mereka pertama mendarat di wilayah Papua Utara. Papua Utara dan Selatan dihalangi oleh Pegunungan Jayawijaya yang tinggi dan tertutup salju. Seiring semakin menghangatnya iklim, salju tertarik menuju puncak dan jalan lembah menuju ke selatan terbuka. Mereka sebagian menyeberang ke selatan dan memenuhi Papua Selatan. Menariknya catatan prasejarah mengenai penemuan cara membuat api ditemukan di Danau Hogayaku, Papua, dan berasal dari 14 ribu tahun yang lalu. Dari mereka inilah dapat dikatakan sebagai leluhur Bangsa Papua.

3. India, Cina, Arab, Persia, dan Eropa periode Kontemporer (6000 tahun lalu–sekarang)

Pada zaman ini, relatif seluruh pulau besar di Indonesia telah berpenghuni. Masyarakat pelaut dan Austro-Melanesia telah berasimilasi sehingga membentuk berbagai kebudayaan unik di seluruh penjuru Nusantara. Penyebaran ini didukung oleh teknologi pelayaran yang baik. Sebagian dari masyarakat pelaut menyebar hingga ke Australia dan berasimilasi dengan penduduk Aborigin yang telah tinggal lama di sana, mungkin juga berasal dari Austro-Melanesia. Mereka juga menyebar ke Selandia Baru dan mungkin menjadi leluhur orang Maori. Ke Barat, mereka menyeberang hingga ke Afrika Timur. Di Madagaskar misalnya, ditemukan bahasa yang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah salah satu etnik Dayak di Kalimantan. Diduga masyarakat Dayak telah menyebar dan mengkoloni Madagaskar sejak abad ketiga SM.

Masyarakat Dayak yang tinggal di pesisir Kalimantan (Barat dan Utara) pada masa 1500 tahun lalu menjadi leluhur Bangsa Melayu di Sumatera dan Semenanjung Malaya. Mereka menyeberang karena didorong oleh perdagangan dan teknologi pelayaran yang cukup maju. Hingga akhirnya budaya asing masuk ke Nusantara, terutama dari India, Cina, Arab, dan Persia, membentuk berbagai identitas negara kerajaan bercorak Hindu-Buddha dan Islam. Kemudian di era kolonialisme, seluruh bangsa di Nusantara sudah bercampur-baur dengan budaya Barat, seperti Italia, Denmark, Portugis, Inggris, Spanyol, dan tentu saja Belanda. Hingga hari ini, persebaran bangsa di Indonesia sendiri, sudah cukup merata. Tidak perlu heran jika anda menemui orang Ambon di Medan, orang Jawa di Balikpapan, orang Bugis di Jawa, orang Eurasia di Lombok, ataupun orang Melayu di Papua. Meskipun demikian, kepadatan populasi lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa sejak era kolonialisme hingga sekarang.

Bagan Persebaran Bangsa-Bangsa di Nusantara

Nenek-Moyang Nusantara

Pada akhirnya kita harus mengakui bahwa kita, orang Indonesia, sebenarnya memang bersaudara.

Quote:


karena leluhur kita tidak meninggalkan catatan berarti tentang perantauan mereka, maka tidak ada jalan ceritanya gan. Blust dan Gray menelisik akar bahasa (lexical) 5000an kata dari sebanyak 400 rumpun bahasa Austronesia disertai 77 prototype bahasa-bahasa Dayak purba (seperti Bahasa Bintulu, Bahasa Baram-bawah, Bahasa Kenyah, dan bahasa-bahasa orang Kelabit) yang diperoleh dari berbagai catatan-catatan kuno temuan Andrew Pawley (1981) dan Hendrik Kern (1889) dengan akun sebanyak 1500an catatan dari berbagai kode (PAN - Proto-Austronesian, F - Formosan, WMP - Western Malayo-Polynesian, CEMP - Seluruh Malayo-Polynesian Modern, dan EMP - Eastern Malayo-Polynesian). adapun kebudayaan paralel non-tulisan yang dijadikan sampel juga hasil sharing budaya seperti keramik, tempayan, dan pernak-pernik lainnya, sudah berteknologi logam, di antaranya perunggu, besi, dan metal.

jadi timelinenya seperti ini:
4500 TL - keturunan pelaut Formosa yang menetap di Kalimantan berasimilasi dengan leluhur Austro-Melanesia di Kalimantan, sekian lamanya berbaur dan akhirnya keturunannya merupakan orang-orang Dayak purba (akun paralel WMP - F).
3000 TL - keturunannya (Dayak purba) sebagian bermukim di Sumatra dan Semenanjung Malaya (menjadi leluhur orang-orang Melayu purba), sebagian sisanya ada menetap di Kalimantan dan menjadi leluhur orang-orang Dayak modern, dan ada yang menjelajah sampai Madagaskar.
kurang dari 3000 TL - sebagian etnis Melayu purba juga migrasi ke utara dan barat, ke Champa dan ke Aceh, kemudian menjadi leluhur orang-orang Chamik (Cham dan Aceh) purba. sisanya yang menetap di Sumatra berbaur juga dengan keturunan Austro-Melanesia purba (yaitu Batak purba dan Minangkabau purba), mereka adalah leluhur Melayu modern.

ini sintesis perpanjangan dari Deutero-Melayu.

Quote:


semua hasil penelitian sains tidak pernah mengklaim benar 100% ("akurat" diganti dengan kata "benar"). faktor pendukung lain tidak terlalu berpengaruh signifikan. misalnya tentang tes DNA yang hanya bisa melacak relasi genetik saja tapi tidak bisa melacak asal-usul ataupun ras seseorang. sisanya biar direkonstruksikan sejarahwan aja.

sedikit tentang bahasa. bahasa sebenarnya pada mulanya adalah sistem simbol untuk berkomunikasi, mulai digunakan sejak 60-100 ribu tahun lalu oleh manusia. yang namanya simbol, maka yang tahu makna simbol adalah penutur simbol itu sendiri. inilah kunci utama mengapa bahasa menjadi tolak ukur menelisik asal-usul suatu bangsa, karena pola serapannya sangat evolusioner (jangan dibayangkan sistem komunikasi zaman itu dengan zaman sekarang). terlebih bahwa bangsa dan bahasa itu sendiri sebenarnya produk budaya juga. keduanya sulit dilepaskan secara mandiri.

kembali ke Blust, salah satu contoh kata yang diambil dari Bahasa Melayu adalah "selatan". "selatan" merujuk "south" dalam Bahasa Melayu modern. tapi di Bahasa Melayu Pertengahan, "selatan" artinya "straits region". untuk merujuk "south" adalah "laut". rupanya "selatan" mengalami evolusi berakar sampai Formosa. ini ane sajikan contoh pola perubahan lingkungan (environmental change):

singkatan:
MC (Gabungan seluruh bahasa Malayo-Chamics).
WMP (Western Malayo-Polynesians), terdiri dari gabungan bahasa-bahasa Melayu purba di Barat (Melayu Kuna dan Kawi masuk ke sini).
PCEMP (Proto-Central Eastern Malayo-Polynesians), terdiri dari bahasa-bahasa Dayak purba.
PMP (Proto Malayo-Polynesians), bahasa tunggal purba di seluruh Paparan Sunda beserta variannya.
F (Formosan), bahasa aborigin Formosa.
PAN (Proto Austronesians), bahasa tunggal purba di seluruh Asia Tenggara.

1. Melayu Modern: selatan (south)
2. Melayu Pertengahan, WMP: selatan (straits region); rumus: selat+an
3. PCEMP, PMP: sWalaT (strait); rumus: se+valat (secara literal diartikan: "sepotong walat"), walaT atau wahaT diartikan "sungai besar", sWalaT merujuk arah menuju laut pemisah antar pulau.
4.a. F: walaQt (strait); rumus: waLoH (island) dan QuTu (separated).
4.b. F: LoH (land); merujuk tanah/daratan/batuan; waLoH (island).

sementara itu, Melayu Kuna memakai kata "laHud" untuk "south" dan "sea", serta "ocean"

1.a. Melayu Pertengahan, Melayu Kuna: laHud (south, sea, ocean)
1.b. Kawi: saUT (south, sea, ocean), duksina (serapan Sansekerta untuk south)
2.a. PMP: laHwUT (south, sea, ocean); rumus: la+HawUT, secara literal artinya: "toward sea" (menghadap ke laut).
2.b. PCEMP: HawAH (downhill), ini akar kata untuk kata-kata Melayu modern "bawah", "laut", "kawah", "bukit", "lembah", dan "terjun". evolusinya gak ane tampilin, kepanjangan.
3. PAN: awiH (water, sea, ocean), qHawa (down, downhill, downstream).

berdasarkan pemetaan filogenetik bahasa asli Austro-Melanesia, secara simbolik "selatan" digambarkan seperti suatu jurang/tebing yang menjorok ke arah laut.

NB: antara "selat" dan "selatan" dalam Bahasa Melayu modern berdiri mandiri, selatan bukan lagi imbuhan selat+an.

Quote:


nah ini yang menarik. aksara yang digunakan Melayu purba dan Jawa purba (termasuk Sunda dan Jawa) adalah tipikal PMP yang terdiri dari kurang lebih 12 aksara paralel dari total 19 aksara antara yang tinggal di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. meskipun miskin aksara, tapi kosakatanya sudah cukup kaya, ditilik dari 2000 tahun yang lalu.

lalu bagaimana kemudian Sansekerta dengan aksara-aksara Brahmi menjadi hegemoni? ini masih diperdebatkan. ada pendapat bahwa Sansekerta adalah bahasa kalangan atas (upper-class) dimana bukan bahasa penutur akar rumput. tapi ada juga pendapat Sansekerta merupakan bahasa kemancanegaraan (internasional) untuk berkomunikasi antar pemukim di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. intinya, ketika Sansekerta berevolusi menjadi Melayu Kuna dan Kawi, unsur aksara PMP juga ada, jadi tidak murni beraksara Brahmi.

lalu PMP ini dari rumpun bahasa purba mana?
rumpun PA. di wiki juga ada ringkasan rekonstruksi fonologi Blust.


Cyclothymia, Gangguan Mood Ekstrem

 Sekilas Tentang Cyclothymia, Gangguan Mood Ekstrem


Ilustrasi Cyclothymia. Sumber: Di sini



Pengertian Cyclothymia

Cyclothymia adalah gangguan mood yang ditandai oleh perubahan cepat dari mood yang cenderung ringan hingga sedang. Orang yang menderita cyclothymia sering mengalami perubahan mood yang ekstrem dan tidak terduga, dari perasaan senang dan optimis ke depresi dan kecewa. Gangguan ini juga dapat disertai dengan gejala fisik, seperti kelelahan, sulit tidur, dan perubahan nafsu makan.

Cyclothymia sering dianggap sebagai versi ringan dari gangguan bipolar, yang ditandai oleh perubahan yang lebih ekstrem dalam mood dan energi. Namun, meskipun gejalanya lebih ringan, cyclothymia dapat menyebabkan masalah yang serius dalam kehidupan sehari-hari seseorang dan membutuhkan perawatan medis.

Pengobatan untuk cyclothymia biasanya meliputi terapi, seperti terapi kognitif-perilaku atau terapi farmakologis dengan obat-obatan antidepresan atau obat stabilisator mood. Dengan pengobatan yang tepat, seseorang dengan cyclothymia dapat mengelola gejala dan menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan stabil.

Sebab terjadinya Cyclothymia

Penyebab pasti dari cyclothymia belum sepenuhnya dipahami. Namun, seperti dengan banyak gangguan mood lainnya, cyclothymia mungkin disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, biologis, dan lingkungan.

1. Faktor genetik dapat memainkan peran dalam cyclothymia, terutama jika seseorang memiliki keluarga dengan riwayat gangguan mood. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki keluarga dengan riwayat gangguan mood berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan mood, termasuk cyclothymia.

2. Faktor biologis juga dapat memainkan peran dalam cyclothymia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cyclothymia mungkin disebabkan oleh masalah dengan kekebalan tubuh dan sistem hormonal. Cyclothymia juga mungkin terkait dengan masalah dengan neurotransmitter, yaitu zat kimia di otak yang membantu mengirim pesan antar sel-sel saraf.

3. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena cyclothymia. Misalnya, orang yang mengalami stres yang berkepanjangan atau trauma dalam kehidupan mereka mungkin lebih berisiko untuk mengembangkan gangguan mood, termasuk cyclothymia.

Gejala Cyclothymia

Gejala cyclothymia bervariasi dari orang ke orang, tetapi umumnya termasuk perubahan mood yang tidak terduga dan ekstrem. 

Orang yang menderita cyclothymia mungkin mengalami periode perasaan senang dan optimis yang disebut hipomania, diikuti oleh periode depresi yang lebih ringan. 

Gejala hipomania di antaranya:

1. Perasaan senang yang tidak realistis atau tidak masuk akal
2. Energi yang berlebihan atau tidak terkendali
3. Konsentrasi yang buruk atau mudah teralihkan
4. Pikiran yang berputar-putar atau tidak terfokus
5. Kecenderungan untuk mengambil risiko yang tidak masuk akal
6. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau tidak masuk akal

Gejala depresi di antaranya:

1. Sedih, murung, atau putus asa
2. Kehilangan minat atau kesenangan dalam kegiatan yang biasa disukai
3. Sulit tidur atau terlalu banyak tidur
4. Kelelahan atau kehilangan energi
5. Sulit berkonsentrasi atau membuat keputusan
6. Merasa tidak berharga atau tidak berarti
7. Penurunan atau peningkatan nafsu makan

Gejala cyclothymia juga dapat mencakup gejala fisik, seperti kelelahan, sakit kepala, dan perubahan nafsu makan. Gejala ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan memerlukan perawatan medis.

Pengobatan Cyclothymia

Pengobatan untuk cyclothymia biasanya meliputi terapi dan obat-obatan. Pilihan pengobatan tergantung pada tingkat keparahan gejala seseorang dan apakah mereka juga mengalami gejala lain, seperti depresi atau hipomania.

Terapi merupakan pilihan pengobatan yang efektif untuk cyclothymia. Terapi dapat membantu seseorang memahami dan mengelola gejala mereka, serta mengembangkan strategi untuk menghadapi masalah kehidupan sehari-hari yang mungkin terkait dengan cyclothymia. Beberapa jenis terapi yang dapat membantu dengan cyclothymia termasuk terapi kognitif-perilaku (CBT) dan terapi interpersonal.

Obat-obatan juga dapat membantu mengelola gejala cyclothymia. Obat-obatan yang umumnya diresepkan untuk cyclothymia termasuk stabilisator mood, seperti lithium atau valproic acid, dan antidepresan. Obat-obatan ini dapat membantu menstabilkan mood dan mengurangi gejala depresi atau hipomania. Namun, obat-obatan ini mungkin memiliki efek samping dan harus dipertimbangkan dengan hati-hati dengan dokter.

Pengobatan untuk cyclothymia mungkin juga mencakup intervensi lain, seperti terapi keluarga atau grup dukungan. Ini dapat membantu seseorang memahami dan mengelola cyclothymia mereka dan mendapatkan dukungan dari orang lain yang juga mengalami gangguan mood.

Pengobatan yang tepat dapat membantu seseorang dengan cyclothymia mengelola gejala dan menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan stabil. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala cyclothymia, sebaiknya temui dokter atau psikolog untuk membahas pilihan pengobatan yang tepat untuk Anda.


Referensi tulisan: verywellmind.com


Selasa, 25 Oktober 2022

Kisah Flying Dutchman, Kapal Hantu Era VOC Berkuasa!

 Kisah  Flying Dutchman, Kapal Hantu Era VOC Berkuasa!


Kamu pernah nonton animasi SpongeBob SquarePants yang diproduksi Nickelodeon, atau film Pirates of the Caribbean oleh Walt Disney Pictures. Tentu sudah akrab dengan nama Flying Dutchman.

Kalau di SpongeBob adalah si hantu tua berwarna hijau dengan kapal usangnya yang melayang, sedangkan di Pirates of the Caribbean tampil sebagai nama kapal dengan kapten bernama Davy Jones. Lantas siapa sih Flying Dutchman, apakah itu kisah nyata atau hanya mitologi? Yuk, kita bahas.

Kisah  Flying Dutchman, Kapal Hantu Era VOC Berkuasa!

Kisah  Flying Dutchman, Kapal Hantu Era VOC Berkuasa!

Dalam kepercayaan eropa, The Flying Dutchman adalah kapal hantu yang dikutuk tidak pernah berlabuh di dermaga manapun juga.

Kisah tersebut diawali dari kapal dagang milik VOC pada abad ke-17 yang dikemudikan oleh seorang kapten bernama Hendrick Van der Decken. Lalu sang kapten yang berlayar dari Hindia Belanda menuju Amsterdam, terjebak badai besar di sekitar Tanjung Harapan, Afrika Selatan.

Kisah  Flying Dutchman, Kapal Hantu Era VOC Berkuasa!

Kisah  Flying Dutchman, Kapal Hantu Era VOC Berkuasa!

Namun Van der Decken bukannya mundur ia tetap menerjang badai sampai bersumpah, ia akan mengeluarkan kapalnya dari pusaran badai walau sampai hari kiamat sekalipun.

Dan sumpahnya pun ternyata membuat petaka dimana kapalnya tak pernah berlabuh di dermaga manapun.

Namun kalau diteliti lagi dalam sejarah nama kapten Van der Decken tidak pernah ada sama sekali catatannya, walau banyak orang melihat penampakan kapal terbang ketika sedang terjadi badai namun pengakuan itu hanya sebatas cerita dan tak ada bukti kuat hingga saat ini.

Kisah  Flying Dutchman, Kapal Hantu Era VOC Berkuasa!

Bahkan kapal-kapal modern sekarang tidak pernah merekam lagi kejadian hantu kapal melayang tersebut, namun mitos ini sebenarnya terbentuk karena ada kisah dari kapten berkebangsaan Belanda bernama Bernard Fokke.

Jafi Fokke ini di abad 17, kapal-kapal VOC menjadikan Banten sebagai tujuan mereka berdagang. Hingga akhirnya perjalanan dirinya dari Amsterdam ke tanah Jawa berlangsung dalam waktu yang sangat cepat dimasa itu.

Kisah  Flying Dutchman, Kapal Hantu Era VOC Berkuasa!

Semua orang heran dengan hal itu, bagaimana mungkin kapal dapat berlayar dengan cepat dari Amsterdam ke pulau Jawa. Bahkan ada yang bilang kalau dirinya bersekutu dengan iblis, tentu secara logika hal itu bisa terjadi.

Namun secara teori kemungkinan kapten kapal, ketika memasuki kondisi perairan Tanjung Harapan yang sangat berbahaya bagi kapal karena sering ada badai, mereka memakai tenaga badai atau angin tersebut untuk berlayar lebih cepat ke arah Australia barulah setelah dekat, tinggal berbelok ke pulau Jawa. Maka bisa dibilang lebih cepat sampai karena ada trik dan resiko yang seorang kapten kapal buat.

Kisah  Flying Dutchman, Kapal Hantu Era VOC Berkuasa!

Sedangkan penampakan kapal laut tua yang ditulis oleh para pelaut sebagai catatan, para ahli berpendapat bahwa terjadi fenomena fatamorgana superior, yang membuat kapal tampak "melayang" di atas cakrawala.

Entah kamu mau percaya atau tidak tentang cerita ini, namun hingga sekarang mitos ini cukup populer di seluruh dunia.

Kisah  Flying Dutchman, Kapal Hantu Era VOC Berkuasa!


Fakta Socrates, Filsuf dalam Dualisme Hipokrisi dan Kebijaksanaan

 Memahami filsafat tidak semudah membalik telapak tangan

5 Fakta Socrates, Filsuf dalam Dualisme Hipokrisi dan Kebijaksanaan patung Socrates dan Plato di Akademi Athena (commons.wikimedia.org/Yair Haklai)

Yunani adalah negara besar dengan sejarah panjang yang membentang sejak zaman purba dan sudah mengajarkan manusia berbagai macam keilmuan. Selain sains, mereka juga tangguh manakala berurusan dengan dunia filsafat yang begitu dalam dan kompleks. Tak mengherankan kita ketika Yunani begitu menonjol di Eropa dan dunia berkat jasa para filsuf mereka.
Nah, salah satu nama besar yang seolah abadi di tanah Yunani adalah Socrates atau Sokrates. Buah pemikirannya yang frontal dan cukup radikal di zaman sofisme membuat dirinya dapat dengan mudah memikat banyak orang. Namun, memang tak mudah menyelami apa yang ada di dalam pikiran Socrates, sebab makin dalam mengetahuinya, makin terjerembap pula kita pada pusaran hipokrisi dan kebijaksanaan.

Lalu, bagaimana dengan Socrates sendiri? Di bawah ini, ada beberapa fakta menarik mengenai kehidupan Socrates dari berbagai literatur dan tulisan sejarah yang pernah dibuat. Namun, kamu juga harus bijak dalam membacanya karena zaman Socrates sudah terjadi lebih 2 ribu tahun lalu. Keakuratan sejarah mungkin tidak bisa dijamin 100 persen.
1. Disiapkan untuk menjadi prajurit tempur Athena
5 Fakta Socrates, Filsuf dalam Dualisme Hipokrisi dan KebijaksanaanKuil Parthenon di Athena (pixabay.com/Dias12)
Socrates dilahirkan pada 469 atau 470 SM di Athena, sebuah kota yang menyimpan sejarah besar di Yunani sejak dulu. Jika kamu mengira bahwa Socrates hanyalah seorang pria tua yang tampak lemah dan diselimuti dengan pikiran bijak, mungkin itu tidak sepenuhnya tepat. Dilansir History, Socrates bahkan sudah disiapkan untuk menjadi prajurit tangguh di tengah keluarganya.
Ayahnya adalah seorang tukang batu yang bekerja di dalam kota bernama Sophroniscus. Ibunya, Phaenarete, adalah seorang bidan yang mengabdikan hidupnya untuk warga Athena. Kendati tampak sederhana, sebetulnya kedua orangtua Socrates menginginkan anaknya tersebut menjadi seorang hoplite alias prajurit kaki (penombak yang biasanya berformasi phalanx).

Hal tersebut menjadi kenyataan, di mana Socrates memang betul-betul menjadi prajurit Athena dan terlibat langsung di Pertempuran Peloponnesia pada 420 SM. Bukan hanya itu, ia juga pernah berjasa dalam menjaga pemimpin Yunani di saat peristiwa Pengepungan Potidaea pada 432 SM. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Socrates pernah menjadi prajurit hebat dan berani dalam mempertahankan Athena.
2. Dialog dan pemikiran Socrates di tengah peradaban sofisme
5 Fakta Socrates, Filsuf dalam Dualisme Hipokrisi dan Kebijaksanaanilustrasi masyarakat di zaman Yunani Kuno (maxpixel.net/public domain)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sofisme merujuk pada paham atau sikap berpendapat yang dimaksudkan untuk memperdaya pihak lain dengan cara yang muluk-muluk dan ucapan manis, tapi hampa alias tidak direalisasikan. Konsep ini sangat lekat dengan peradaban Yunani yang saat itu dijejali dengan berbagai cara pandang hipokrisi di tengah kehidupan para filsuf.
Di satu sisi, kehadiran Socrates menjadi oasis menyegarkan di tengah masyarakat yang saat itu memang membutuhkan kata-kata bijak. Setelah masa tugas sebagai prajurit selesai, ia dapat dengan mudah menarik simpati anak-anak muda karena pandangan filsafat yang ia utarakan bisa dinikmati secara gratis. Ya, bagi Socrates, kebenaran dan ilmu tidak layak untuk diperebutkan dengan uang.
Di sisi lain, sofisme yang berisi kaum sofis justru menjadi titik awal dari terbentuknya sekolah modern. Murid yang akan belajar tentang kehidupan dan sains, wajib membayar dan bagi kalangan sofis, sebuah ilmu berarti setara dengan beberapa keping emas. Sudah paham, kan, kenapa Socrates terjebak di antara pusaran hipokrisi dan kebijaksanaan?

3. Socrates dan Xanthippe
5 Fakta Socrates, Filsuf dalam Dualisme Hipokrisi dan Kebijaksanaanpatung Socrates di Trinity College Library (commons.wikimedia.org/Bar Harel)
Jika ada orang yang begitu setia mendampingi Socrates, orang itu adalah istrinya sendiri yang bernama Xanthippe. Kisah keduanya bahkan dibumbui banyak romansa yang mungkin akan mengaburkan fakta historis sesungguhnya. Dalam artikel Lectures Bureau dicatat bahwa sebetulnya ada narasi pahit dalam kehidupan Xanthippe ketika mendampingi suaminya yang "bijaksana" itu.
Dikisahkan bahwa suatu saat, Socrates mengundang beberapa temannya untuk makan malam di rumah. Alih-alih menemukan meja makan yang penuh makanan, Xanthippe justru menyatakan bahwa di rumah tidak ada makanan karena memang ia lagi tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Ada banyak narasi historis yang menyatakan bahwa Socrates tidak mampu mencukupi keuangan rumah tangganya.
Argumentasi "bijaksana" dan segala macam pemikirannya yang brilian itu ternyata masih belum mampu menghidupi anak dan istrinya dengan layak. Alih-alih meminta bayaran pada murid-muridnya, Socrates tetap menggratiskan segala argumen dan pikiran filosofisnya demi sebuah harga diri yang terlampau tinggi.
4. Bijak sebagai filsuf, tapi tidak sebagai suami
5 Fakta Socrates, Filsuf dalam Dualisme Hipokrisi dan Kebijaksanaanilustrasi Socrates pada saat mengajarkan filsafat (commons.wikimedia.org/Rama)
Konon kisahnya, Socrates menikahi Xanthippe sebagai ajang uji nyali dan uji kesabaran karena ia adalah seorang filsuf yang dinilai bijaksana. Namun, logikanya, istri mana yang tak akan mengomel ketika suaminya hanya berkeliling kota sambil berbicara filosofis terhadap banyak orang, sementara keuangan rumah tangganya berantakan? Sayangnya, omelan dan perkataan judes Xanthippe justru dinilai negatif oleh murid-murid Socrates.
Dikutip dalam laman Classical Wisdom, ada beberapa alasan logis yang melatarbelakangi kejengkelan Xanthippe terhadap suaminya itu. Pertama, Socrates adalah pengangguran dan justru istrinya yang bekerja serabutan untuk menghidupi anak-anak mereka. Kedua, Socrates suka adu argumen alias berdebat filosofis--tentu ini bukan jalan keluar bagi persoalan rumah tangga. Berikutnya, Socrates suka berkumpul dan mabuk bersama teman-temannya.
Penulis tidak akan memaksamu untuk percaya begitu saja dengan narasi historis yang dipaparkan di sini. Namun, kisah mengenai Socrates dan harga dirinya yang sangat tinggi itu juga dicatat dalam The Apology of Socrates atau Apología Sokrátous yang ditulis langsung oleh Plato, salah satu murid terbaik Socrates.
5. Memilih untuk dihukum mati
5 Fakta Socrates, Filsuf dalam Dualisme Hipokrisi dan Kebijaksanaanlukisan tentang hukuman mati Socrates (metmuseum.org)
Diulas dalam Britannica, Socrates dihukum mati di Athena pada 399 SM karena ajaran dan pemikirannya yang dianggap radikal dan memengaruhi banyak kalangan muda. Socrates dibenci karena membuat banyak orang tampak bodoh di hadapan argumentasi filosofisnya yang cukup membingungkan itu. Di sisi lain, ia juga dikenal sebagai kritikus yang sangat frontal terhadap penguasa.
Socrates pun dianggap sebagai sosok yang menentang dewa-dewa Athena kala itu. Karena itu semua, Socrates dihukum mati dengan cara menenggak racun. Sebetulnya, Socrates bisa saja melarikan diri dan bahkan membela dirinya di depan pengadilan karena ada celah hukum di sana. Banyak orang yang mendukung agar Socrates membela dirinya sendiri dan keluar Athena membawa keluarganya untuk memulai hidup baru.
Namun, seperti yang kita tahu, Socrates adalah sosok idealis yang penuh dengan harga diri. Pandangan filosofisnya tak akan luntur hanya dengan segelas racun yang bakal mencabut nyawanya. Akan tetapi, tentu saja, pihak yang paling terpukul dan menderita atas kekerasan hati Socrates adalah Xanthippe dan anak-anaknya.
Well, itu tadi beberapa fakta historis mengenai Socrates, sosok filsuf besar Yunani yang terkenal dengan pemikirannya yang tak mudah diselami. Semoga artikel ini dapat membuka wawasan baru untukmu, ya!

https://www.idntimes.com/science/dis...-c1c2?page=all

Jumat, 21 Oktober 2022

Menkes Sebut Obat yang Diminum Anak Gagal Ginjal Akut Diproduksi di RI

 Jakarta -


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut sejumlah obat yang dikonsumsi pasien anak dengan gagal ginjal akut misterius mengandung etilen glikol hingga dietilen glikol. Zat kimia berbahaya ini disebutnya merusak ginjal.

Kini, Menkes RI tengah melakukan pengawasan ketat dengan pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) untuk memastikan obat-obat mana saja yang mengandung cemaran berbahaya, sehingga bisa segera ditarik dari peredaran. Kemenkes RI sebelumnya disebut Budi mendatangi rumah pasien anak gagal ginjal akut, melakukan surveilans dan menanyakan obat mana saja yang dikonsumsi anak tersebut.

"Kita minta obat-obatan yang dia minum, itu mengandung juga bahan-bahan tersebut. Jadi sekarang kita berkoordinasi dengan BPOM supaya bisa cepat dipertegas itu obat-obatan mana yang harus kita tarik," beber dia kepada wartawan, Kamis (20/10/2022).

"Karena meninggalnya ini sudah sampai puluhan per bulan dan yang terdeteksi kita sekitar 35 sebulan, rumah sakit sekarang sudah mulai agak penuh, kita ambil tindakan preventif, kita tahan dulu sementara, supaya tidak bertambah lagi korbannya balita balita kita," terang dia.
Baca juga: 15 Sirup Obat RI Tercemar Etilen Glikol, Bahan Berbahaya Terkait Gagal Ginjal

Menkes kemudian menyebut obat yang mengandung cemaran zat berbahaya rupanya diproduksi di Indonesia. Karenanya, ia juga mengimbau setiap orangtua waspada dan disarankan untuk menghentikan konsumsi obat sirup sementara waktu.

"Sebenarnya kasus ini terjadi di banyak negara lain, di India, China, segala macam, etilen glikol, itu menyebabkan kematian banyak di negara," kata dia.

"Yang kita lihat obat yang dikonsumsi, yang meninggal itu, diproduksi di sini," pungkas dia.
Baca juga: 15 Obat Sirup Disebut Tercemar Etilen Glikol, BPOM Kapan Nih Buka Data?


Baca artikel detikHealth, "Menkes Sebut Obat yang Diminum Anak Gagal Ginjal Akut Diproduksi di RI" selengkapnya https://health.detik.com/berita-deti...roduksi-di-ri.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

BPOM: 5 Obat Sirup Terkontaminasi EG di Atas Ambang Aman, Ini Daftarnya

 Jakarta -


(EG) dan Dietilen Glikol (DEG).

Ditemukan lima produk dengan EG di atas batas aman.
"Hasil sampling dan pengujian terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Oktober 2022, menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman pada 5 (lima) produk," tulis BPOM dalam keterangan tertulis, Kamis (20/10/2022).

Lebih lanjut, BPOM menjelaskan sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG kemungkinan berasal dari 4 (empat) bahan tambahan yaitu propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol, yang bukan merupakan bahan yang berbahaya atau dilarang digunakan dalam pembuatan sirup obat.

Berikut daftar obat tersebut seperti yang disampaikan BPOM
Termorex Sirup (obat demam)

Produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu)

Produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu)

Produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.
Unibebi Demam Sirup (obat demam)

Produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.
Unibebi Demam Drops (obat demam)

Produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.





Baca artikel detikHealth, "BPOM: 5 Obat Sirup Terkontaminasi EG di Atas Ambang Aman, Ini Daftarnya" selengkapnya https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6359637/bpom-5-obat-sirup-terkontaminasi-eg-di-atas-ambang-aman-ini-daftarnya.