1. Perampokan 300 juta Yen
10 Desember 1968, seorang berseragam polisi menggunakan sepeda motornya untuk menepi sebuah mobil Bank Nihon Shintaku Ginko yang berbasis di Tokyo. Mobil tersebut diketahui membawa bonus karyawan Toshiba dengan nilai total uang sebesar 300 juta Yen atau setara dengan Rp67 miliar.
Kabarnya, dalam melakukan aksinya pria berseragam polisi tersebut memperingatkan keempat penumpang bahwa ada bom tanah yang ditempelkan dibawah mobil, dan meminta mereka agar segera mengosongkan kendaraan tersebut.
Tidak banyak bertanya, para penumpang mobil bank tersebut pun langsung menjauh sehingga hanya meninggalkan petugas berseragam itu untuk merangkak di bawah mobil. Beberapa saat kemudian, asap dan api keluar dari bawah, sehingga membuat keempat penumpang tadi berlarian menyelamatkan diri.
Namun nyatanya itu hanyalah trik sang pelaku. Karena ditengah kepulan asap tersebut, pelaku diyakini melompat masuk ke dalam mobil bank dan pergi dengan membawa uang sebesar 300 juta yen.
Investigasi besar-besaran pun dilakukan termasuk penelusuran daftar lengkap bukti dan tersangka, bahkan dikabarkan lebih dari 170.000 detektif polisi aktif dalam kasus tersebut.
Namun hingga pada tahun 1975, undang-undang pembatasan perkara yang menyatakan perkara ini selesai pun berlaku, namun otoritas Tokyo tidak pernah berhasil mengidentifikasi perampok yang menyamar sebagai petugas, dan kasus ini pun ditengarai menjadi perampokan solo paling terkenal dalam sejarah Jepang.
2. Pembajakan oleh D.B. Cooper
Pada Malam Thanksgiving, 1971, seorang pembajak pesawat dengan nama alias "Dan Cooper" naik ke penerbangan Northwest Airlines di Portland, dengan mengenakan jas dan dasi. Begitu pesawat sudah di udara, Cooper dikabarkan memesan minuman dan memberikan catatan kepada pramugari, yang berbunyi :
"Saya memiliki bom di tas saya. Anda sedang dibajak."
Cooper dikabarkan menuntut 200.000 dolar, atau setara dengan Rp2,3 miliar, dua parasut, dan – anehnya – sebuah truk bahan bakar.
Kemudian ketika pesawat mendarat di Seattle, Cooper menukar sandera di pesawat dengan uang dan parasut dan kemudian memerintahkan pesawat untuk lepas landas lagi. Setengah jam setelah penerbangan, Cooper menurunkan tangga belakang pesawat dan melompat keluar.
Anehnya, setelah dilakukan Investigasi menyeluruh tidak ditemukan petunjuk ke mana keberadaan Cooper - yang oleh berita lokal salah diidentifikasi sebagai "D.B. Cooper" - atau keberadaan uang sebesar Rp2,3 miliar tersebut.
Namun bertahun-tahun kemudian setelah kasus ini mati, pihak berwenang mendapatkan kembali sebagian uang di dekat Sungai Columbia. Namun tetap saja keberadaan Cooper tidak diketahui.
3. Terowongan pencuri Bank Central Brasil Terjadi pada tahun 2005, pihak berwenang dikabarkan tengah menyelidiki kasus perampokan bank paling besar di Brasil yang pernah terjadi hingga saat ini.
Kasusnya, sekelompok pencuri Brasil yang menyamar sebagai karyawan perusahaan lanskap menggali terowongan sepanjang sekitar 200 meter tepat di bawah Bank Central Fortelaza. Setelah tiga bulan menggali, geng tersebut dikabarkan merangkak di bawah dua blok kota ke tepi sungai, menerobos masuk dengan melubangi sebuah beton bertulang baja, dan kemudian dengan sukses mengosongkan brankas bank.
Tidak tanggung-tanggung, dalam aksinya, kelompok ini berhasil mencuri hampir 72 juta dolar atau setara dengan Rp1,4 triliun. Menyelidiki kasus ini, pada tahun 2001, pihak berwenang Brasil dilaporkan menangkap lebih dari setengah dari total 35 anggota geng yang terlibat dalam perampokan tersebut, namun hanya menemukan sebagian kecil dari uang yang dicuri.
Guinness Book of World Records pun menyebut perampokan Bank Central Fortelaza ini sebagai "Perampokan bank terbesar" yang pernah terjadi.
4. Perampokan berlian oleh Si Kembar
25 Februari 2009, tiga perampok bertopeng menggunakan tali untuk masuk ke department store terbesar kedua di Eropa, Kaufhaus des Westens dan berhasil menggasak berlian senilai 7 juta dolar atau setara dengan Rp100 miliar.
Karena tergesa-gesa untuk kabur, salah satu pelaku – entah sengaja atau tidak – meninggalkan satu sarung tangannya. Uniknya, analis forensik yang menyelidiki sarung tangan tersebut menyimpulkan bahwa DNA yang ditemukan di sarung tangan itu cocok dengan dua orang.
Para tersangka adalah kembar identik, yang diidentifikasi sebagai Hassan dan Abbas O. Hasil ini pun menimbulkan komplikasi terhadap hukum Jerman yang mewajibkan penuntutan hukuman individu.
Karena DNA si kembar sangat mirip, maka tidak dapat ditentukan siapa yang benar-benar terlibat dalam kejahatan tersebut. Pada akhirnya pihak berwenang tidak mampu menuntut keduanya, dan pelaku ketiga tidak pernah diketahui.
5. Pencurian Museum Isabella Stewart Gardner
merupakan salah satu kasus pencurian barang seni yang paling terkenal dalam sejarah. Terjadi pada Hari St. Patrick di tahun 1990, dua pria berpakaian seperti petugas polisi masuk ke Museum Isabella Stewart Gardner di Boston, melumpuhkan dua penjaga tak bersenjata, dan memotong 13 lukisan terkenal dari bingkainya.
Anehnya pencurian tersebut dilaporkan terjadi dalam waktu cukup lama yaitu, 1,3 jam.
Dalam pencurian tersebut, beberapa lukisan karya pelukis terkenal termasuk Rembrandt, Degas, dan Manet, yang nilainya lebih dari dari 500 juta dolar atau sekitar Rp7,2 triliun raib dibawa pergi.
FBI yang turun menyelidiki kasus ini tidak pernah menemukan lukisan yang dicuri tersebut. Sedihnya bingkai kosong dari lukisan yang dicuri hingga saat ini masih tergantung di museum sebagai pengingat akan apa yang telah terjadi.
Hingga kini, Museum Isabella Stewart Gardner bahkan menawarkan hadiah sebesar 10 juta dolar untuk informasi apa pun tentang kejahatan tersebut.