Nama pak Sakera mungkin belum familiar sebagai pahlawan nasional. Dalam buku-buku sejarah yang dipelajari di sekolah, namanya pun tak pernah disebutkan. Meski demikian, nama Sakera cukup dikenal di kalangan masyarakat Jawa Timur dan Madura.
Kisah Sakera bahkan pernah mengisi layar kaca nasional dalam tayangan ludruk dan juga film di tahun 80-an. Tak heran, kisah hidupnya yang penuh liku memang dramatis jika diangkat menjadi sebuah film.
Nama asli beliau sendiri adalah Sadiman. Beliau lahir di Kelurahan Raci, Kecamatan Bangil. Beliau adalah keturunan ningrat, namun sangat peduli kepada rakyat jelata dan buruh.
Sakera adalah seorang tokoh pejuang legenda kelahiran Pulau Madura. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda sekitar permulaan abad ke-19. Sakera adalah seorang jagoan daerah, yang melawan perintah diktator Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil. Sakera, seperti juga jagoan-jagoan daerah lainnya, ditangkap Belanda setelah dikhianati oleh salah satu temannya sendiri. Ia dimakamkan di wilayah Bekacak, Kelurahan Kolursari. Daerah paling selatan di Kota Bangil.
Sakera dapat dilambangkan seorang laki-laki tangguh memakai kaos lurik merah-putih dan baju luaran hitam dan celana hitam. Selain menjadi ciri khas Jawa Timur, sebagian besar menganggap Sakera identik dengan Madura. Simbol Sakera saat ini menjadi simbol Jawa Timur, lambang pak Sakera juga terdapat pada logo Pariwisata Jawa Timur.
Mengapa Sakera menjadi lambang Provinsi Jawa Timur? Karena Sakera adalah lambang keberagaman suku di Jawa Timur. Masyarakat Jawa Timur tak melihat Pak Sakera sebagai simbol Madura, tapi sebagai simbol seluruh masyarakat Jawa Timur yang utuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar