Courly Love adalah budaya yang berlaku di Abad Pertengahan mengarahkan pada hubungan antara ksatria dan wanita bangsawan seperti yang dipublikasikan dalam literatur abad pertengahan. Aturan mengenai bagaimana seorang wanita harus menunjukkan kekagumannya pada seorang ksatria dan bagaimana seorang ksatria harus membalas kasih sayangnya atau menyatakan niat cintanya. Terlepas dari aturan seputar Courly Love, parameter moralnya tidak jelas. Mereka yang terlibat biasanya menjadi sangat asyik dalam suatu hubungan, terlepas dari status mereka.
Kemudian Courtly Love juga mengacu pada genre sastra puisi yang inovatif pada masa High Middle Ages (1000-1300 M) yang mengangkat posisi perempuan dalam masyarakat dan menetapkan motif genre romansa yang dikenal di masa sekarang. Puisi Courly Love menampilkan seorang wanita, biasanya sudah menikah tetapi menjadi objek pengabdian, pelayanan, dan pengorbanan diri seorang ksatria yang mulia. Sebelum genre ini ada, wanita dalam sastra abad pertengahan adalah karakter sekunder dan milik suami atau ayah mereka. Ketika genre Courty Love ini muncul, wanita tampil menonjol dalam karya sastra sebagai tokoh utama yang didefinisikan dalam banyak karya penulis seperti Chretien de Troyes, Marie de France, John Gower, Geoffrey Chaucer, Christine de Pizan, Dante Alighieri, Giovanni Boccaccio, dan Thomas Malory.
Quote:
Sketsa Courty Love pada bingkai cermin, abad ke-14 (Musée du Louvre)public domain Para sejarawan terus memperdebatkan apakah Courtly Love mencerminkan hubungan romantis yang sebenarnya pada saat itu atau hanya karya sastra yang fiktif. Beberapa cendekiawan juga menyatakan bahwa puisi tersebut adalah alegori keagamaan yang berkaitan dengan aliran sesat Katarisme yang dianiaya oleh Gereja. Tidak ada kesepakatan yang dicapai tentang teori mana yang benar, tetapi para sejarawan sepakat bahwa jenis puisi ini belum pernah ada sebelumnya di abad pertengahan Eropa. Puisi itu cukup populer pada masanya, berkontribusi pada pengembangan Legenda Arthurian (Legenda Raja Arthur), dan membakukan konsep cita-cita barat tentang cinta romantis.
Sejarah Courty Love
Puisi Courty Love pertama kali dikenal pada abad ke-12 di Aquitaine, Prancis. Eleanor Of Aquitaine, yang merupakan Ratu Prancis dan kemudian menjadi Ratu Inggris (ane sudah menulis trit kisahnya) dan putrinya Marie Of France dikreditkan untuk pengembangan dan pengaruh gagasan romantis ini.
Eleanor menghabiskan sebagian besar masa kecilnya dengan membaca puisi, mendengarkan musik, dan mengapresiasi seni di istana Aquitaine. Dia kemudian membawa ini ke istana Inggris. Tradisi Courty Love itu mulai dipraktekkan di Inggris dari tahun 1300-an hingga 1500-an. Selama periode waktu ini pernikahan diatur dan tidak ada hubungannya dengan cinta. Sebuah pernikahan dianggap sukses jika itu membawa keuntungan materi bagi pengantin dan keluarganya. Karena cinta tidak terkait dengan pernikahan, mereka yang mencari romansa sejati harus mencari di tempat lain, sering kali di luar ikatan perkimpoian.
Cinta yang dipuji oleh para penyair ini tidak ada hubungannya dengan pernikahan yang diakui dan disucikan oleh Gereja tetapi cinta ini di luar pernikahan, dipilih secara bebas menjadi lawan dari pernikahan yang diatur oleh status sosial seseorang. Pernikahan abad pertengahan kelas atas adalah kontrak sosial di mana seorang wanita diberikan kepada seorang pria untuk melanjutkan beberapa agenda orang tua pasangan. Oleh karena itu, perempuan tidak lebih dari sekadar alat tawar-menawar dalam transaksi keuangan dan politik.Quote:
Courty Love di Provence pada abad ke-14.Pwqn/WikimediaCommons Pada tradisi Courty Love, wanita bebas memilih pasangan mereka sendiri dan menjalankan kendali penuh atas dirinya. Apakah ini mencerminkan realitas sosial pada masa itu atau hanya sebuah konstruksi sastra romantis masih terus diperdebatkan di hari ini dan pusat dari pertanyaan itu adalah sosok Eleanor Of Aquitaine.
Chretien de Troyes & Andreas Capellanus
Istana Eleanor di Poitiers adalah subyek dari beberapa kontroversi di antara para sejarawan modern karena tidak ada kesepakatan yang dicapai mengenai apa yang terjadi di sana. Menurut beberapa sejarawan, Marie de Champagne tinggal di sana, sementara yang lain berpendapat dia di sana.
Apa pun yang terjadi di Poitiers, Eleanor tampaknya telah menetapkan aturan dasar untuk genre sastra dan mungkin merupakan permainan sosial yang kemudian dikembangkan oleh putrinya Chretien de Troyes dan penulis Andreas Capellanus. Andreas adalah penulis De Amore (The Art of Love)yang menggambarkan pengadilan cinta.
Dalam karyanya Andreas Capellanus menulis "Aturan Cinta Abad Pertengahan".
Quote:
Berikut Aturan-aturan dan unsur-unsur Courly Love :
- Pernikahan bukanlah alasan yang nyata untuk tidak mencintai
- Dia yang tidak dapat cemburu, tidak dapat mencintai
- Tidak ada yang bisa diikat oleh cinta
- Baik untuk mengetahui bahwa cinta selalu bertambah atau berkurang
- Pecinta yang menentang kehendak kekasihnya tidak akan bahagia
- Anak laki-laki tidak bolehmencintai sampai mereka mencapai usia dewasa.
- Ketika salah satu kekasih meninggal yang menjadi janda/duda diwajibkan bertahan (menjanda/menduda) selama dua tahun.
- Tidak seorang pun boleh kehilangan cinta tanpa alasan terbaik.
- Tidak ada yang dapat mencintai kecuali dia didorong oleh rayuan cinta.
- Cinta selalu asing di dalam keserakahan.
- Tidak pantas mencintai wanita mana pun yang malu untuk meminta menikah.
- Cinta sejati tidak akan bergairah memeluk cinta manapun kecuali kekasihnya.
- Ketika cinta terpublikasi itu jarang bertahan.
- Pencapaian cinta yang mudah membuatnya bernilai kecil, kesulitan pencapaian membuatnya berharga.
- Setiap pecinta umumnya menjadi pucat di hadapan kekasihnya.
- Ketika pecinta tiba-tiba melihat kekasihnya, hatinya berdebar-debar.
- Cinta baru mengantikan yang lama.
- Orang yang baik membuat setiap pria layak dicintai.
- Jika cinta berkurang, itu akan cepat gagal dan jarang hidup kembali.
- Seorang pria yang jatuh cinta selalu khawatir.
- Kecemburuan sejati selalu meningkatkan perasaan cinta.
- Kecemburuan karena itu cinta meningkat ketika seseorang mencurigai kekasihnya.
- Siapa yang jatuh cinta susah makan dan susah tidur.
- Setiap tindakan seorang pecinta berakhir dengan memikirkan kekasihnya.
- Pecinta sejati tidak memikirkan apa-apa selain apa yang akan menyenangkan kekasihnya.
- Cinta tidak dapat menyangkal.
- Seorang pecinta tidak akan pernah merasa cukup dalam memikirkan kekasihnya.
- Sedikit prasangka menyebabkan seorang kekasih curiga pada kekasihnya.
- Seorang pria yang terganggu oleh banyak gairah biasanya tidak cinta.
- Seorang pecinta sejati terus-menerus dan tanpa jeda memikirkan kekasihnya.
- Tidak ada yang melarang satu wanita dicintai oleh dua pria atau satu pria dicintai oleh dua wanita.
CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI