Selasa, 09 Februari 2021

Mengungkap Manusia Pembawa Epidemi Penyakit

  Mengungkap Manusia Pembawa Epidemi Penyakit

Source image

Pasien zero adalah istilah yang diberikan kepada pasien pertama suatu wabah penyakit. Pada awalnya istilah ini merupakan panggilan provokatif bagi orang-orang yang dianggap bertanggungjawab terhadap penyebaran penyakit.

Istilah tersebut kini digunakan secara khusus bagi pasien pertama sebuah wabah penyakit yang terdokumentasikan secara resmi

1. Mary Mallon (penderita pertama pada penyakit tifus)
Mary Mallon (1869-1938) dikenal sebagai manusia pertama yang membawa dan menyebarkan penyakit tifus, berasal dari Irlandia pada usia 15 tahu dia pindah ke Amerika dan bekerja sebagai asisten rumah tangga pada tahun 1884 dan tahun 1906 karir nya meningkat dari asisten rumah tangga menjadi juru masak untuk keluarga Charles Henry Werren di Oyster Bay, Long Island.

Sebelum bekerja pada keluarga Werren, Mary telah memasak untuk setidaknyanya 8 keluarga dan 7 diantaranya mengalami apa yang kita kenal sekarang sebagai gejala tifus.

Kemudian pada 1907 New York menjadi pusat epidemi penyebaran penyakit tifus dan Mary dinyatakan sebagai pasien pembawa pertama. Setelah dikarantina secara paksa di North Brother Island, Mary pun akhirnya dilepaskan dan kemudian kembali mencari pekerjaan dan diterima sebagai juru masak di sebuah rumah sakit dengan menggunakan identitas palsu.

Wabah tifus pun kembali dan pada saat itu pemerintah memustuskan untuk mengkarantina Mery selamanya pada sebuah pulau sampai akhirnya dia meninggal pada 1938 dalam pengasingannya.

Dalam berita kematiannya di sebutkan bahwa dia adalah penyebab 51 kasus penyakit tifus yang merenggut 3 korban jiwa

2. Frances Lewis (penderita pertama penyakit kolera)
Pada tahun 1954 hanya dalam waktu 10 hari 500 orang tewas dalam satu wilayah dipusat kota London. Gejala-gejalan seperti munta-muntah, diare, kram perut, dan dehidrasi ekstrim menandai epidemik tersebut. Bahkan seorang pasien yang merasa mual bisa saja meninggal dunia pada saat itu.

Kolera menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat kota London pada zaman Victoria pada saat itu. Setelah penanganan epidemi, 10 ribu orang berada dibawah tanah dan para ilmuan langsung menyelidiki asal epidemi ini dan mereka berhasil menemukan ground zero nya pada kain popok seorang bayi berusia 5 bulan bernama Frances Lewis.

Seorang dokter bernama John Snow menemukannya dengan mengikuti pola tempat kematian korban kolera. Menggunakan metode yang dikenal dengan peta hantu, Snow menemukan fakta bahwa kebanyakan korban yang meninggal tinggal dekat dengan pompa air di Board Street.

Ibu Frances Lewis menyuci popok lewis disekirat tempat tersebut, yang kemudian air cuciannya meresap dan langsung masuk ke sumber air setempat dan memicu keracunan ribuan penduduk didaerah tersebut

3.Gaetan Dugas (penyebab pertama penyebab HIV/AIDS)
Gaetan Dugas adalah seorang pramugara maskapai air canada dan berhasil diidentifikasi oleh para ilmuwan pada akhir 1970an sebagai orang pertama yang membawa epidemi HIV/AIDS keAmerika Serikat.

Nama Dugas disebutkan secara resmi ke publik pertama kali oleh wartawan Randy Shilts pada tahun 1987 dalam bukunya “and the band played on” ketika bukunya dirilis surat kabar new york post meliput berita tersebut sebagai takjub utama yang berjudul “the man who gave us aids” atau orang yang memberi kita aids dan menjadikan nama Gaetan Dugas melekat sebagai orang yang menyebarkan epidemi HIV/AID.

Namun para ilmuwan sekarang baru mengetahui bahwa sangatlah tidak mungkin seorang Gaetan Dugas menjadi pasien zero dalam kasus epidemi HIV/AIDS. Sebuah studi genetika baru-baru ini menggunkan sampel darah yang diambil akhir 1970an sepertinya menunjukan bahwa virus tersebut datang ke New York pada tahun 1970 dan memiliki kaitan dengan virus yang ada di Haiti dan negara-negara Caribia lainnya

4. Mabalo Lokela (penderita petama penyakit ebola)
Ebola membunuh dengan cara membuat penderitanya mengalami pendarahan internal yang sangat parah, penyakit ini adalah penyakit yang sampai sekarang belum memiliki obat, tidak ada vaksin dan tidak ada gagasan nyata mengapa penyakit ini terus terjadi.

Wabah ebola yang menyerang Afrika Barat pada 2014 menyebabkan gelombang kepanikan diseluruh dunia dan tidak heran ebola disebut sebagai penyakit yang paling mengerikan di abad 21. Korban ebola yang pertama di dunia adalah seorang gura yang bernama Mabalo Lokela. Mabalo Lokela tinggal di kota Yambuku, di Demokratik Kongo Utara.

Pada bulan agustus 1976 dia pulang dari sebuah perjalanan dari daerah utara dengan demam tinggi. Awalnya petugas medis mendiaknosis Mabalo Mokela dengan malaria tapi setelah 2 minggu gejala mengerikan seperti muntah tak terkendali, maslah bernafas, pendarahan mata, hidung dan mulut membuat dia meninggal. Sayangnya virus ebola tidak mati bersamanya, banyak orang yang berhubungan dengan Mabalo saat masih sakit-sakitan pada akhirnya terjangit penyakit itu juga, sekitar 90% orang di desa Mabalo meninggal dunia. Para ahli di seluruh dunia terus mencoba mencari cara bagaimana menghentikan penyebaran virus pembunuh ini.

5. Dr. Liu Jianlin (penderita pertama penyakit SARS)
Hanya dalam waktu 9 bulan penyakit SARS berlahan menulari orang-orang diseluruh dunia mengakibatkan total 774 orang yang tinggal di 37 negara meninggal dunia, dan menyebabkan banyak orang mengalami penyakit pernafasan serius.

Pertama kali didiaknosis terjadi di provinsi Guadong China pada bulan november 2002. SARS pada awalnya hanya dianggap sebagai penyakit flu ringan dan tidak mendapat penangannan serius, virus ganas ini segera berkembang menjadi pneumonia penuh dan pada akhirnya mengakibatkan gagal pernafasan. Seperti yang terjadi pada wabah epidemi lainnya kita sering tidak tahu apa yang akan kita hadapi sampai terlambat.

Dan ketika dunia mulai memperhatikan penyakit menular ini, dokterLie Jianlin seorang dokter medis dari provinsi Guadong di China menginap di hotel metropole Hongkong.

Dokter Liu Jianlin diyakini telah menginfeksi sekitar 12 orang dihotel tersebut, sebelum meninggal karena gagal pernafasan.

Pemerintah Selamatkan Ekonomi dan Kesehatan, Warga Diminta Lebih Bijak






Ketua Komisi III DPRD Bali Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana. (Putu Agus Adegrantika/Bali Express)





DENPASAR, BALI EXPRESS –Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 03 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis desa atau kelurahan di Provinsi Bali telah final, Senin (8/2).


Langkah tersebut merupakan salah satu cara menyelamatkan perekonomian dan kesehatan masyarakat. Untuk itu, masyarakat pun diharapkan lebih legowo dan bijak demi keselamatan bersama.


Ketua Komisi III DPRD Bali Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana menjelaskan, PPKM yang berbasis mikro ini memperbaiki PPKM yang sebelumnya. Kini akan lebih mengkhusus kepada pada satu desa maupun kelurahan yang ada sesuai zona. “PPKM Mikro ini tentu pola yang dipergunakan untuk memperbaiki pola PPKM yang sebelumnya bersifat kedaerahan,” jelasnya.


Politisi PDIP ini juga menyampaikan PPKM tidak menutup kegiatan perekonomian. Aktivitas ekonomi tetap jalan, hanya saja terdapat pembatasan waktu. Meski pun peredaran virus Covid-19 tidak berdasarkan waktu. Hanya saja diarahkan dalam posisi kegiatan masyarakat saat berinteraksi dikurangi jumlahnya atau dibatasi.

“PPKM Mikro sekarang jam buka bisa normal sampai jam 9 malam sesuai instruksi. Namun, wilayah khususnya desa atau kelurahan yang menerapkan PPKM Mikro sampai jam 8 malam. Kegiatan keagamaan, di tempat ibadah juga ditekankan tidak berkerumun,” paparnya.

Ia juga menambahkan, batas buka pedagang sampai jam 8 malam agar dikomunikasikan kepada pelanggan, dengan cara jam buka lebih awal dari biasanya.

Diharapkannya, semua itu bisa ditindaklanjuti dengan hati yang dingin dan penuh kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat. "Jangan menumpahkan kesalahan pada pemerintah saja. Pemerintah sama, tujuannya sama ingin pandemi cepat selesai, supaya cepat ada perputaran ekonomi,” imbuhnya.

Langkah lain juga disebutkan, rencananya masing-masing desa adat akan diserahkan bantuan keuangan khusus (BKK) sebesar Rp 100 juta.

“Tentu itu digelontorkan secara khusus untuk mendukung kegiatan PPKM ini. Ini artinya pemerintah tidak melepas begitu saja dengan memberikan edaran, namun ada pertanggungjawaban,” tandasnya.

Di pihak lain, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Bali, I Wayan Rawan Atmaja menyampaikan di masyarakat lebih banyak mempertanyakan terkait jam tutup warung. Sementara pasar tradisional pada pagi hari buka seperti biasa dan beraktivitas layaknya tidak ada penyebaran Covid-19. Sehingga ia berpendapat supaya model seperti ini perlu dikaji lebih mendalam.

Pasalnya aktivitas di pasar jauh lebih riskan dengan kerumunan. " Ini perlu kajian mendalam. Jika diizinkan warung buka sampai jam 11 malam mungkin perekonomian akan ada kehidupan. Masalah PPKM apapun namanya itu, kebanyakan akan menimbulkan pertanyaan di masyarakat,” tegasnya.

Diungkapkanny, warung makan bisa dibatasi dengan meja duduk, dan bisa dibungkus untuk dibawa pulang oleh konsumen. Baik beli sendiri atau menggunakan jasa ojek online. “Ini akan ada penambahan lapangan kerja bagi mereka (ojek online). Sehingga kurang efektif dengan pembatasan yang tidak seimbang,” sambung Rawan Atmaja.

Ditemui terpisah, Ketua Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Provinsi Bali, Umar Ibnu Alkhatab melihat perpanjangan PPKM di Bali sudah tepat, karena angka penambahan terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali kadang naik dan turun.

“ORI Bali memahami keputusan pemerintah untuk bisa menjamin kepada publik agar publik tidak didera kecemasan terus akibat lonjakan tersebut. Jangan sampai publik tidak menerima dengan legowo dengan PPKM, sebab PPKM untuk kebaikan mereka juga,” tegasnya.

Umar juga mengaku pemerintah sudah cukup maksimal bertindak, sekarang bagaimana publik menyikapi. “Kita meminta warga memahami, kalau tidak, mau sampai kapan kita akan berhadapan dengan Covid-19. Begitu juga pemerintah harus konsisten menangani. Agar ada pencegahan rutin dilakukan, supaya publik menyadari,” pungkasnya.



(bx/ade/rin/JPR)

Jalani Karantina di Hotel, OTG Asal Guwang Meninggal






MENDADAK : Petugas PMI Kabupaten Gianyar mengevakuasi jasad OTG, Drs. I Made S, 68, di hotel, Ubud, Senin (8/2). (istimewa)

GIANYAR, BALI EXPRESS - Orang tanpa gejala (OTG), Drs. I Made S, 68, yang tengah menjalani karantina di salah satu hotel di Ubud, Jalan Pengosekan, Ubud, Gianyar, meninggal dunia, Senin (8/2) sekitar pukul 06.45 Wita


Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan, jika Made S terkonfirmasi bersama istrinya Ni Nyoman R, 67, dan seorang anaknya I Made D, 37. Satu keluarga yang dinyatakan positif Covid-19 dengan status OTG ini merupakan warga Banjar Wangbung, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati. Selanjutnya mereka bertiga pun menjalani karantina di hotel di Ubud.

Sebelum ditemukan tak bernyawa, I Made S seperti hari biasanya bangun sekitar pukul 04.00 Wita. Kemudian sang istri membuatkannya sarapan roti dan susu. Made S kemudian menikmati sarapan tersebut di kursi depan kamar nomor 315 tempat mereka di karantina.


Hanya saja karena hari masih subuh, sang istri memutuskan untuk kembali tidur. Sementara korban masih duduk di kursi depan kamar sembari menikmati sarapannya.

Selanjutnya sekitar pukul pukul 06.00 Wita, istri korban kembali terbangun dan bergegas mandi karena akan ada pemeriksaan rutin dari dokter untuk semua OTG yang menjalani karantina.

Hingga selesai mandi, korban nampak masih dalam posisi terduduk di depan kamar hotel. Saat itu sang istri belum menaruh curiga sehingga ia kemudian membangunkan anaknya yang tinggal di kamar nomor 115. Istri korban menyuruh anaknya untuk mandi karena akan ada pemeriksaan kesehatan rutin dari tim kesehatan.

Saat itulah anak korban yang hendak mandi memanggil korban berkali-kali, namun korban tidak menyahut sehingga anak korban mendekati Made S yang ternyata sudah dalam kondisi meninggal dunia.

Anak korban kemudian menghubungi tim medis yang berjaga di hotel. Selanjutnya tubuh korban dipindahkan ke tempat tidur. Selang beberapa menit, tim medis menghubungi Kabid Yanskes Kabupaten Gianyar Putu Awan Saputra yang selanjutnya diteruskan ke dr I Gusti Ngurah Adnyana yang merupakan Kepala Puskesmas Ubud 2.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, dipastikan korban sudah meninggal sekitar pukul 06.00 Wita. Hal itu dibuktikan dengan belum ada lebam mayat. Pada tubuh korban juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan dan pupil mata melebar. "Menurut keluarga korban tidak mempunyai riwayat penyakit bawaan," ungkapnya.

Setelah diperiksa selanjutnya jenazah korban di bawa ke RS Sanjiwani Gianyar menggunakan mobil Ambulans Palang MerahbIndonesia (PMI) Kabupaten Gianyar, sekitar pukul 09.15 Wita.

Sementara itu, Perbekel Guwang, Anak Agung Alit ketika dikonfirmasi membenarkan jika korban merupakan salah satu warganya. Dikatakannya juga, bahwa keluarga korban memiliki tempat tinggal di Denpasar.



(bx/ras/rin/JPR)

https://baliexpress.jawapos.com/read/2021/02/08/240279/jalani-karantina-di-hotel-otg-asal-guwang-meninggal

Menolak Lupa Soal ISIS


Lagi rame kasus anggota ISIS ditangkapin ya? Tentu kita berterima kasih kepada Densus yang menjaga NKRI dengan bertindak tegas pada anggota kelompok teroris.

Namun, kita perlu ingat: sekarang adalah tahun 2021. Padahal, ISIS terang-terangan mendeklarasikan diri pada 16 Maret 2014 di BUNDARAN HI! Bundaran HI itu berada di Jakarta ya, IBU KOTA NEGARA! Kemana publik, media, MUI, pemerintah waktu itu?

Saya copas bagian awal liputan mengenai acara deklarasi tsb. 

***

Pagi itu (16 Maret 2014), Bundaran HI tampak tampak ramai oleh warga Jakarta yang berolah raga. Seperti biasa, di hari Ahad, jalan Sudirman sampai HI memang steril kendaraan terkecuali hanya Busway Trans Jakarta, sehingga masyarakat lebih nyaman berolahraga.

Namun kenyamanan pagi itu juga ‘diramaikan’ oleh acara bertajuk “Tabligh Akbar:Menyongsong Kehadiran Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah;  Support & Solidarity for ISIS.” Sekedar informasi, ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) adalah salah satu dari sekian banyak kelompok militan yang menyerbu dan mengobrak-abrik Suriah dengan alasan jihad. ISIS ingin menggulingkan rezim Assad karena ingin mendirikan khilafah di Suriah dan Irak.

Beberapa laki-laki bercelana cingkrang, berjenggot, dan berpakaian serba hitam terlihat berkumpul di dekat bundaran, membentangkan bendera-bendera al-Qaeda dan berbagai macam atribut dan spanduk dukungan kepada ISIS. Sempat terjadi adu mulut antara mereka dengan seorang polisi yang bertugas menjaga kelancaran lalu lintas, sebab keberadaan pasukan berbaju hitam itu sempat memacetkan jalur Busway dan menyedot perhatian warga yang sedang berolah raga.

...

Tepat 09.30 WIB, orasi pun dimulai. Teriakan takbir bergema bersama kepalan-kepalan tangan yang diacungkan ke udara mengiringi orasi.

Orasi dipimpin oleh Koordinator Gerakan Khilafah Wilayah Jakarta. Orator pertama adalah Ustad Fachri dari Pamulang yang mengajak semua ikhwan untuk merapatkan barisan dalam rangka menyambut berdirinya Khilafah di Bumi Syam (Suriah) dan Irak, dan sebentar lagi akan memasuki Lebanon dan menyeberang ke Asia Tenggara. Ustad Fachri juga menyeru bangsa Indonesia agar kembali pada Hukum Allah. Ustad Fachri juga secara tegas menyampaikan rencana untuk menegakkan Daulah Islamiyah di bumi Indonesia dengan berbagai cara.

... [lanjutannya baca saja di websitenya langsung]

**
Yang bikin ngeri adalah baris akhir dari liputan ini. 

"Siang semakin menjelang. Acara pun usai. Seorang warga yang sedang bersepeda di bundaran HI mengacungkan jempolnya ke bawah, ke arah kerumunan pro-ISIS itu. Seseorang dari mereka membalas, “Mati, lu!" 

Itulah ideologi mereka: bila kita tidak sepakat dengan mereka, kita layak mati. Ideologi takfirisme, yang menyusup ke dalam berbagai nama, berbagai merk.

***
Kini di tahun 2021, kesadaran publik soal bahaya ISIS semakin meluas. Pemerintah juga semakin berani untuk tegas. PR besar kita semua adalah melawannya di tataran ideologi dan narasi. Organisasi dibubarkan, anggota ditangkap, tidak membuat ideologi mati. Karena ideologinya tidak diidentifikasi dengan jelas, banyak yang tidak paham/sadar bahwa mereka sedang dicekoki oleh ideologi yang sama (tapi berbeda merk). Apalagi para ustad-nya sangat lihai bermain narasi dan dengan dukungan dana besar, mampu mengisi ruang-ruang publik dengan ceramah-ceramah yang seolah baik.  

[bersambung]
  

Liputan Deklarasi ISIS di Bundaran HI 16 Maret 2014
https://liputanislam.com/liputan/deklarasi-baiat-organisasi-teroris-transnasional/
.
.
Dina Sulaiman

BPOM Resmi Terbitkan Izin Penggunaan Vaksin untuk Lansia

.
Dalam keterangan pers hari Senin (8/2), juru bicara pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro menjelaskan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 Coronavac dari Sinovac bagi kelompok usia di atas 60 tahun.

Keputusan tersebut ditetapkan setelah melalui pembahasan antara Badan POM bersama KOMNAS (Komite Nasional) Penilai Obat, ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), Dokter Spesialis Alergi dan Imunologi, dan dokter Spesialis Geriatric. 

Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Kesehatan telah memutuskan untuk segera melakukan vaksinasi bagi tenaga kesehatan berusia di atas 60 tahun. “Vaksinasi perdana bagi tenaga kesehatan berusia di atas 60 tahun langsung dilaksanakan hari ini juga, pagi tadi, hari Senin, 8 Februari 2021 pukul 09.00 WIB”, jelas dr. Reisa.

Diperkirakan akan ada lebih dari 11 ribu orang tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun yang akan divaksinasi di seluruh Indonesia dengan tetap menerima vaksinasi dalam dua dosis dengan selang waktu 28 hari. 

“Pemerintah juga akan melakukan vaksinasi kepada lansia kategori non-nakes, diperkirakan sekitar 10% populasi Indonesia adalah kelompok lansia”, sambung dr. Reisa.

Selain itu, dr. Reisa juga menjelaskan bahwa pemberian vaksinasi kepada lansia dapat menekan kematian dan juga mengurangi tekanan terhadap beban rumah sakit, dengan begitu angka rawat inap dan bed occupancy ratio dapat turun, kasus aktif dapat turun dan angka kesembuhan akan naik.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Badan POM, Dr. Dra. L. Rizka Andalusia menjelaskan bahwa pemberian izin penggunaan vaksin Covid-19 Coronavac dari Sinovac bagi kelompok usia di atas 60 tahun didasarkan kepada hasil uji klinik fase 1 dan 2 di China dan fase 3 di Brazil yang melibatkan subjek lansia dengan usia diatas 60 tahun.

“Uji klinik fase 1 dan 2 di China yang melibatkan subjek lansia sebanyak seitar 400 orang, menunjukkan bahwa vaksin Coronavac yang diberikan dengan 2 dosis vaksin dengan jarak 28 hari menunjukkan hasil imunogenisitas yang baik yaitu dengan seroconversion rate setelah 28 hari pemberian dosis kedua adalah 97,96%” jelas Dr. Rizka.

Selain itu, Dr. Rizka juga menjelaskan bahwa hasil uji Klinik fase 3 yang berlangsung di Brazil dengan melibatkan subjek lansia sebanyak 600 orang, diperoleh hasil bahwa pemberian vaksin Coronavac pada kelompok usia 60 tahun ke atas menunjukkan vaksin tersebut aman.

Untuk diketahui, dalam penerbitan izin penggunaan vaksin Covid-19 bagi lansia, pemberian persetujuan penggunaan (EUA) dapat dilakukan oleh Badan POM dengan mengevaluasi hasil uji klinik dari negara lain untuk mendapat data keamanan dan khasiat vaksin, dan data mutu produk dari laporan produksi.

Dr. Dra. L. Rizka Andalusia juga menambahkan bahwa dalam melengkapi pemberian persetujuan untuk lansia, Badan POM mengeluarkan informasi untuk tenaga kesehatan (Fact Sheet) yang dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan vaksinator dalam melakukan skrining sebelum pelaksanaan vaksinasi. “Mengingat populasi Lansia merupakan populasi berisiko tinggi maka pemberian vaksin harus dilakukan secara hati-hati”, sambung Dr. Rizka

Jakarta, 8 Februari 2021

Senin, 08 Februari 2021

Mary Mallon, Inang Dari Wabah Penyakit Demam Tifoid

 Mary Mallon, Inang Dari Wabah Penyakit Demam Tifoid

Demam tifoid adalah infeksi yang sangat buruk yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Infeksi ini menyebabkan cepat lelah, sakit perut, ruam, diare atau sembelit, dan pada kasus yang parah dapat menyebabkan pendarahan dan merusak usus. Gejala demam tifoid yang tidak biasa membuat semua orang yang terinfeksi mengalami gejala yang sama. Orang-orang tertentu yang mengidapnya tetap sama sekali tidak menunjukkan gejala, tetapi meskipun mereka sendiri tidak terpengaruh, mereka masih dapat menularkan penyakit ini kepada orang lain.

Mary Mallon, Inang Dari Wabah Penyakit Demam Tifoid

Tidak ada nama yang lebih identik dengan penyakit ini daripada Mary Mallon, yang lebih dikenal sebagai Mary Typhoid, pembawa tifoid pertama yang diidentifikasi di Amerika Serikat. Mary Mallon bekerja dengan membuat makanan yang sangat lezat. Kemudian secara tidak sengaja membunuh orang dengan tersebut. Dia dikenal sebagai Mary Typhoid. Dia membunuh setidaknya 3 orang dan menginfeksi lebih dari 50 orang sepanjang hidupnya.


Tifoid telah menjangkiti manusia sejak zaman kuno. Pada tahun 1900 dokter akhirnya mulai memahami bagaimana Typhoid menyebar. Itu disebabkan oleh bakteri yang jarang mereka ketahui. Mereka juga memastikan bahwa itu biasanya ditularkan melalui tinja dan kurangnya kebersihan lingkungan.

Mary Mallon, Inang Dari Wabah Penyakit Demam Tifoid

Mary Tifoid adalah pembawa penyakit asimtomatik yang pertama kali didokumentasikan. Dia mampu menjadi inang dan menyebarkan virus tanpa menandakan gejala pada dirinya sendiri. Legenda Mary Typhoid dimulai dari liburan keluarga yang tidak bersalah ke Long Island. Pada tahun 1906 Charles Henry Warren dan sepuluh anggota keluarganya menyewa sebuah rumah. Enam jatuh sakit akibat Tifoid. Di daerah itu tidak ada penderita Tifoid dalam bentuk apa pun sebelumnya.


Warren lalu menyewa seorang insinyur sipil, George Soper untuk mencari tahu apa yang menyebabkan wabah tifoid menyebar baru-baru ini. Rumah tersebut bersih rapi dari atas sampai bawah. Semua sumber infeksi telah diperiksa dan disingkirkan. Satu-satunya elemen yang baru adalah si juru masak. Tapi dia pergi tanpa penjelasan seminggu setelah penyakit itu menyebar. Siapa si juru masak itu? Namanya adalah Mary Mallon.

Mary Mallon, Inang Dari Wabah Penyakit Demam Tifoid

Segera Soper mengetahui bahwa Mallon sering berganti pekerjaan. Dia adalah bom inang Tifoid yang berjalan. Di setiap satu dari tujuh pekerjaan terakhirnya, orang-orang selalu diserang tifoid. Ketika dia menyiapkan makanan, kuman-kumannya merembet dan merembes dari jari-jarinya ke dalam makanan. Tidak ada pembantu yang mengatakan bahwa Mary adalah koki yang sangat bersih.


Lalu Soper tiba di tempat kerja Mallon dengan beberapa petugas polisi untuk menahannya. Kota New York menempatkannya terisolasi di Pulau Utara. Mary tidak pernah percaya bahwa dia bersalah menyebarkan demam tifoid. Dia menggugat Dewan Kesehatan Negara Bagian New York selama bertahun-tahun. Dan berhasil.

Mary Mallon, Inang Dari Wabah Penyakit Demam Tifoid

Pada tahun 1910 dia dibebaskan dengan janji bahwa dia tidak akan pernah memasak lagi. Selama beberapa waktu Mary bekerja di laundri tetapi gajinya rendah. Jadi dia mengubah namanya menjadi Mary Brown dan terus memasak di Rumah Sakit Sloane untuk para wanita. Pada tahun 1915, 22 dokter dan perawat di rumah sakit jatuh karena Tifoid dan dua meninggal. Si juru masak dibuka kedoknya sebagai Mary Mallon, ditangkap dan dikarantina untuk sekali lagi. Dia menghabiskan total hampir tiga dekade dalam tahanan isolasi. Enam tahun sebelum kematiannya, dia lumpuh karena stroke. Pada tanggal 11 November 1938 dia meninggal karena pneumonia pada usia 69 tahun.

UTANG NEGARA


Semoga pak Kwik masih ingat tahun 2000 bapak termasuk team creator mengubah sistem APBN kita dari T accont ke I account. Ini standard Government Finance Statistic. Uang tidak lagi berarti money tapi finance atau dana. Uang bukan lagi politik dalam konsesus bisik bisik seperti era Soeharto. Tetapi ia sudah menjadi standard dunia, yang bisa di ukur dan dianalisa oleh siapapun. Jadi lebih transfarance. Kita sudah say goodbye dengan sistem ekonomi jadul. Kita masuk era demokratisasi ekonomi secara real. Bukankah itu yang selalu bapak dengungkan di era awal reformasi.  Itu buah karya PDIP sebagai partai pemenang pemilu 1999. 

Saya mengulang ingatan tentang mindset uang (money)  era Orba. Money dasarnya adalah kebijakan moneter pemerintah. Bank sentral hanya sebagai kasir.  Karena uang berasal dari kebijakan negara maka cara mensuplai uang pun diatur oleh negara. Gimana caranya ? Lewat project program melalui APBN dan perbankan. Peran pemerintah benar benar sebagai penyedia dana. Gimana kalau bank tidak cukup uang? ya negara pinjam uang ke Negara lain atau lembaga multilateral. Gimana kalau engga cukup juga dan engga ada yang beri utang? Ya pemerintah cetak uang. Jadi dalam pengertian ini, uang dalah juga politik negara. Kontrol pasar tidak ada. Apalagi rakyat tidak punya hak kontrol. Sehingga KKN adalah juga bagian dari politik uang demi melancarkan rezim.

Dengan adanya financial engineering yang berkembang ditahun 90an dan mencapai puncaknya tahun tahun 2000an, khususnya setelah adanya lberalisasi pasar uang dan investasi dalam koridor WTO, maka munculah istilah finance. Apa itu finance? Dana itu bukan hanya uang. Tetapi juga termasuk kemampuan berhutang lewat pasar uang seperti penerbitan SUN atau SBN atau Global bond. Gampang? Ya engga.  Kemampuan berhutang itu diukur dari fundamental ekonomi yang terkait dengan indikator rasio utang terhadap PDB. Tingkat premium CDS, jumlah devisa negara, dll. Artinya bukan lagi politik ukurannya. Tetapi benar-benar pasar.

Artinya, semakin sehat fundamental ekonomi negara semakin besar kemampuan mendapatkan utang dan tentu semakin kuat dia secara financial. Gimana bayar bunga dan cicilan utang. Apakah negara harus jual aset atau mengandalkan pendapatan pajak rakyat. Ya engga perlu. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, pemerintah bisa menerbitkan SUN untuk bayar utang dan bunga. Dan dalam kondisi keuangan negara sehat, negara bisa melakukan refinancing. Jadi itu hanya permainan akuntasi negara. Debit dan kredit saja. Yang penting utang bukan untuk konsumsi tapi investasi dan produksi.

Memang kurangnya literasi keuangan, sekarang banyak orang berpikir uang adalah money bukan dana atau finance. Berhutang berarti memindahkan atau menggadaikan aset negara dengan cash 70% dari harga pasar. Artinya kalau anda pinjam uang ke bank 100 harus punya colateral 130%. Makanya hutang jadi hantu menakutkan. Hutang jadi paranoid. Sarjana takut berhutang. Ya karena mindset tidak berubah. Padahal dunia sudah berubah. Maafkan saya kalau ada kata yang salah. Salam hormat saya untuk bapak. Doa saya selalu untuk bapak.

[Erizeli Jely Bandaro]