Alat pemenggal sangat populer pada abad ke 18. Alat ini diciptakan oleh Dr. Joseph Ignace Guillotine. Dia menciptakan alat ini untuk menghukum para terpidana mati dengan lebih manusiawi. Karena pada era revolusi perancis para terpidana mati harus di hukum dengan cara di penggal menggunakan pedang atau kapak yang sering gagal. Sehingga alat ini sering di sebut dengan guillotine berdasarkan nama penemunya.
Pada tahun 1793 seorang wanita bernama Charlotte Corday harus menerima hukuman di penggal karena terbukti membunuh seorang tokoh penting bernama Jean Paul Marrat.
Proses hukuman mati berjalan dengan lancar dalam satu tebasan kepala corday dapat terpisah dari tubuhnya, Lalu algojo mencoba mengangkat memeriksa corday apakah masih hidup atau tidak. Diangkatlah kepala corday lalu ditamparnya. Ternyata kepala corday masih memberikan reaksi dengan MEMERAHNYA DI BAGIAN PIPI.
Dikasus lain pada tahun 1794, Antoine Lavoiser harus berhadapan dengan alat pemenggal ini. Sama seperti corday hanya dalam satu tebasan kepalanya dapat terpisah dari tubuhnya. Pada kasus Antoine setelah ditebas kepala Antoine masih bisa memberikan reaksi dengan BERKEDIP SELAMA BEBERAPA DETIK sebelum pada akhirnya mati.
DAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN DENGAN CARA ONLINE KLIK DISINI
Terdapat sebuah catatan dari seorang ilmuwan bernama Dr, Beauriex yang menyaksikan secara langsung eksekusi pemenggalan kepala. Dan hasil penelitian nya sebagai berikut.
"Maka inilah yang dapat saya catat setelah pemenggalan kepala; kelopak mata dan bibir korban berkontraksi secara tidak teratur dalam 5–6 detik. Fenomena ini telah diingat oleh mereka yang berada disini untuk mengamati apa yang terjadi setelah pemenggalan."
"Saya menunggu beberapa detik, gerakan spasmodik berhenti, wajahnya rileks, kelopak matanya setengah tertutup hanya menyisakan putihnya. Persis seperti orang sekarat yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Saat itulah saya memanggil dengan suara yang keras "Languille" Saya melihat kelopak mata perlahan-lahan terangkat tanpa kontraksi spasmodik, seperti orang yang baru terbangun dari tidurnya"
"Lalu mata languille dengan jelas menatapku. Saya seperti tidak berhadapan dengan tatapan kusam yang samar-samar tanpa ekspresi apapun. Saya berhdapan dengan mata yang hidup yang menatap saya juga. Setelah beberapa detik kelopak mata menutup lagi secara perlahan. dan kepala itu memiliki penampilan yang sama seperti sebelum saya memanggilnya."
"Lalu saya mencoba memanggilnya lagi, kepala itu beraksi. perlahan-lahan kelopak mata terangkat tetapi dengan penetrasi yang kurang dari sebelumnya. Disana ada kelopak mata tetapi terasa kurang lengkap. Saya mencoba untuk memanggilnya lagi namun tiada reaksi lebih lanjut."
"Saya baru saja menceritakan kepada anda apa yang saya amati semua berlangsung selama 25–30 detik"
Pada tahun 1793 seorang wanita bernama Charlotte Corday harus menerima hukuman di penggal karena terbukti membunuh seorang tokoh penting bernama Jean Paul Marrat.
Proses hukuman mati berjalan dengan lancar dalam satu tebasan kepala corday dapat terpisah dari tubuhnya, Lalu algojo mencoba mengangkat memeriksa corday apakah masih hidup atau tidak. Diangkatlah kepala corday lalu ditamparnya. Ternyata kepala corday masih memberikan reaksi dengan MEMERAHNYA DI BAGIAN PIPI.
Dikasus lain pada tahun 1794, Antoine Lavoiser harus berhadapan dengan alat pemenggal ini. Sama seperti corday hanya dalam satu tebasan kepalanya dapat terpisah dari tubuhnya. Pada kasus Antoine setelah ditebas kepala Antoine masih bisa memberikan reaksi dengan BERKEDIP SELAMA BEBERAPA DETIK sebelum pada akhirnya mati.
DAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN DENGAN CARA ONLINE KLIK DISINI
Terdapat sebuah catatan dari seorang ilmuwan bernama Dr, Beauriex yang menyaksikan secara langsung eksekusi pemenggalan kepala. Dan hasil penelitian nya sebagai berikut.
"Maka inilah yang dapat saya catat setelah pemenggalan kepala; kelopak mata dan bibir korban berkontraksi secara tidak teratur dalam 5–6 detik. Fenomena ini telah diingat oleh mereka yang berada disini untuk mengamati apa yang terjadi setelah pemenggalan."
"Saya menunggu beberapa detik, gerakan spasmodik berhenti, wajahnya rileks, kelopak matanya setengah tertutup hanya menyisakan putihnya. Persis seperti orang sekarat yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Saat itulah saya memanggil dengan suara yang keras "Languille" Saya melihat kelopak mata perlahan-lahan terangkat tanpa kontraksi spasmodik, seperti orang yang baru terbangun dari tidurnya"
"Lalu mata languille dengan jelas menatapku. Saya seperti tidak berhadapan dengan tatapan kusam yang samar-samar tanpa ekspresi apapun. Saya berhdapan dengan mata yang hidup yang menatap saya juga. Setelah beberapa detik kelopak mata menutup lagi secara perlahan. dan kepala itu memiliki penampilan yang sama seperti sebelum saya memanggilnya."
"Lalu saya mencoba memanggilnya lagi, kepala itu beraksi. perlahan-lahan kelopak mata terangkat tetapi dengan penetrasi yang kurang dari sebelumnya. Disana ada kelopak mata tetapi terasa kurang lengkap. Saya mencoba untuk memanggilnya lagi namun tiada reaksi lebih lanjut."
"Saya baru saja menceritakan kepada anda apa yang saya amati semua berlangsung selama 25–30 detik"