Jumat, 07 Agustus 2020

Berapa Lama Kepala Manusia Bisa Bertahan Setelah Di Penggal ?

Alat pemenggal sangat populer pada abad ke 18. Alat ini diciptakan oleh Dr. Joseph Ignace Guillotine. Dia menciptakan alat ini untuk menghukum para terpidana mati dengan lebih manusiawi. Karena pada era revolusi perancis para terpidana mati harus di hukum dengan cara di penggal menggunakan pedang atau kapak yang sering gagal. Sehingga alat ini sering di sebut dengan guillotine berdasarkan nama penemunya.

Berapa Lama Kepala Manusia Bisa Bertahan Setelah Di Penggal ?

Pada tahun 1793 seorang wanita bernama Charlotte Corday harus menerima hukuman di penggal karena terbukti membunuh seorang tokoh penting bernama Jean Paul Marrat.


Berapa Lama Kepala Manusia Bisa Bertahan Setelah Di Penggal ?

Proses hukuman mati berjalan dengan lancar dalam satu tebasan kepala corday dapat terpisah dari tubuhnya, Lalu algojo mencoba mengangkat memeriksa corday apakah masih hidup atau tidak. Diangkatlah kepala corday lalu ditamparnya. Ternyata kepala corday masih memberikan reaksi dengan MEMERAHNYA DI BAGIAN PIPI.


Berapa Lama Kepala Manusia Bisa Bertahan Setelah Di Penggal ?

Dikasus lain pada tahun 1794, Antoine Lavoiser harus berhadapan dengan alat pemenggal ini. Sama seperti corday hanya dalam satu tebasan kepalanya dapat terpisah dari tubuhnya. Pada kasus Antoine setelah ditebas kepala Antoine masih bisa memberikan reaksi dengan BERKEDIP SELAMA BEBERAPA DETIK sebelum pada akhirnya mati.


DAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN DENGAN CARA ONLINE KLIK DISINI

Berapa Lama Kepala Manusia Bisa Bertahan Setelah Di Penggal ?

Berapa Lama Kepala Manusia Bisa Bertahan Setelah Di Penggal ?

Terdapat sebuah catatan dari seorang ilmuwan bernama Dr, Beauriex yang menyaksikan secara langsung eksekusi pemenggalan kepala. Dan hasil penelitian nya sebagai berikut.
"Maka inilah yang dapat saya catat setelah pemenggalan kepala; kelopak mata dan bibir korban berkontraksi secara tidak teratur dalam 5–6 detik. Fenomena ini telah diingat oleh mereka yang berada disini untuk mengamati apa yang terjadi setelah pemenggalan."
"Saya menunggu beberapa detik, gerakan spasmodik berhenti, wajahnya rileks, kelopak matanya setengah tertutup hanya menyisakan putihnya. Persis seperti orang sekarat yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Saat itulah saya memanggil dengan suara yang keras "Languille" Saya melihat kelopak mata perlahan-lahan terangkat tanpa kontraksi spasmodik, seperti orang yang baru terbangun dari tidurnya"
"Lalu mata languille dengan jelas menatapku. Saya seperti tidak berhadapan dengan tatapan kusam yang samar-samar tanpa ekspresi apapun. Saya berhdapan dengan mata yang hidup yang menatap saya juga. Setelah beberapa detik kelopak mata menutup lagi secara perlahan. dan kepala itu memiliki penampilan yang sama seperti sebelum saya memanggilnya."
"Lalu saya mencoba memanggilnya lagi, kepala itu beraksi. perlahan-lahan kelopak mata terangkat tetapi dengan penetrasi yang kurang dari sebelumnya. Disana ada kelopak mata tetapi terasa kurang lengkap. Saya mencoba untuk memanggilnya lagi namun tiada reaksi lebih lanjut."
"Saya baru saja menceritakan kepada anda apa yang saya amati semua berlangsung selama 25–30 detik"


Berapa Lama Kepala Manusia Bisa Bertahan Setelah Di Penggal ?

Kata Sejarawan, Wabah Flu Spanyol Diselesaikan oleh Masyarakat Sendiri

Kata Sejarawan, Wabah Flu Spanyol Diselesaikan oleh Masyarakat Sendiri

Kata Sejarawan, Wabah Flu Spanyol Diselesaikan oleh Masyarakat Sendiri

Ternyata belakangan ini baru diketahui kalau masyarakat kala itu bisa berhasil melawan wabah Flu Spanyol karena diselesaikan oleh masyarakat secara mandiri. Salah satu contoh masyarakat yang secara mandiri berhasil memerangi wabah Flu Spanyol adalah masyarakat Hindia Belanda (nama Indonesia sebelum merdeka).

Kenapa masyarakat Hindia Belanda bisa dikatakan mampu menyelesaikan wabah Flu Spanyol secara mandiri?

Jawaban dari pertanyaan itu adalah karena menurut Sejarawan UI, Tri Wahyuning, menyebut kalau pemerintah kolonial kala itu seakan abai dan tidak peduli dengan penyakit yang sedang mewabah di seluruh dunia dalam rentang waktu dari tahun 1918 hingga 1920.

Karena terkesan abai dan penanganan yang kurang baik dari pemerintah, menyebabkan banyak sekali korban jiwa di Hindia Belanda. Kalau melansir dari berbagai sumber penelitian, Peneliti Wabah UI, Syefri Luwis, mengatakan korban jiwa akibat wabah Flu Spanyol di Hindia Belanda mencapai 4,37 juta jiwa. Kalau dibayangkan pasti ngeri banget situasinya kali ya di zaman itu.

DAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN DENGAN CARA ONLINE KLIK DISINI

Kata Sejarawan, Wabah Flu Spanyol Diselesaikan oleh Masyarakat Sendiri

Korban jiwa dengan jumlah yang fantastis itu tentunya didasarkan karena lambannya respon pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam menanggapi kasus-kasus terkait gejala penyakit dari wabah Flu Spanyol yang dirasakan oleh masyarakat.

Mirisnya lagi, pernah ada laporan tentang banyaknya korban melalui telegram yang didapat dari berbagai daerah seperti Bali dan Banyuwangi, namun sayangnya laporan tersebut malah tertahan selama berbulan-bulan oleh lembaga yang kala itu secara administratif setara dengan sekretariat negara.

Kondisi seperti itu pun membuat pemerintah kolonial di daerah jadi panik sendiri. Akhirnya, mereka pun menyerahkan kepada masyarakat untuk bertindak sendiri dalam menghadapi wabah Flu Spanyol.

Mungkin karena terbatasnya riset medis kala itu, akhirnya masyarakat mencari solusi alternatif dengan cara menggunakan pengobatan tradisional. Di dalam Serat Centini disebutkan tuh kalau terdapat berbagai bahan-bahan alami yang digunakan sebagai pengobatan, misalnya seperti jamu.

Kata Sejarawan, Wabah Flu Spanyol Diselesaikan oleh Masyarakat Sendiri

DAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN DENGAN CARA ONLINE KLIK DISINI

Pelajaran yang bisa kita petik dari kejadian di masa lampau tersebut adalah bahwa kita sebagai masyarakat punya peran yang sangat signifikan dalam mengakhiri pandemi yang terjadi. Jadi, meskipun pemerintah berusaha sekeras mungkin untuk menghentikan laju penyebaran virus, tapi kalau masyarakatnya sendiri acuh ya fenomena pandemi sulit untuk berakhir Gan.

Harusnya sih kita bisa selangkah lebih pintar ya dibandingkan masyarakat Hindia Belanda pada tahun 1918 lalu. Secara, kita kan udah punya berbagai riset dari pengalaman pandemi yang pernah terjadi dibandingkan masyarakat kala itu. Jadi ya kalau mereka aja bisa terus waspada selama pandemi belum berakhir, masa kita enggak?

Kata Sejarawan, Wabah Flu Spanyol Diselesaikan oleh Masyarakat Sendiri

DAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN DENGAN CARA ONLINE KLIK DISINI

Di Balik Nama Kampung Arab dan Keresahan Warga Puncak

Nama Kampung Arab menjadi sorotan beberapa hari terakhir, hal tersebut berawal dari Ombudsman Republik Indonesia yang mengungkapkan hasil pemeriksaan terkait tata kelola kawasan Kampung Arab di Cisarua, Kabupaten Bogor. Namun sesungguhnya kampung tersebut bernama Kampung Sampai Jalan Sindang Subur atau Kampung Warung Kaleng.

Menurut pantauan Republika pada Selasa (4/8), Kampung Arab sendiri terlihat sangat sepi. Ruko yang berjajar dijalan utama juga nampak sebagian besar tutup. Bahkan ada beberapa toko yang terlihat tidak terurus.

Ketika memasuki salah satu toko yang berpalang bahasa arab bahkan tulisan di pintu juga berbahasa arab dengan tinta berwarna biru dan dan merah. Ketika memasukinya pegawai maupun pemilik ternyata merupakan orang Indonesia. Sayangnya pemilik enggan untuk diwawancarai.

Ketika pergi ke desa dibelakangnya, hanya terlihat permukiman warga biasa. Tidak terlihat adanya aktivitas orang asing. Ketika Republika juga mendatangi salah satu tempat tinggal imigran Uzbekistan yang berada di belakang kantor Desa Tugu Selatan, juga tidak terlihat aktivitas apapun.

Kelapa Desa Tugu Selatan, Eko Windiana menyebutkan masyarakat keberatan disebut sebagai Kampung Arab. Menurut mereka nama Kampung Sampai merupakan nama yang telah diturunkan oleh leluhur sehingga mereka menolak yang datang entah dari mana.

“Nama kampung itu aslinya Kampung Sampai Jalan Sindang Subur atau disebut Kampung Warung Kaleng karena dulu jual material. Tokoh sama warga sempat datang ke sini karena mereka enggak setuju disebut Kampung Arab, nama kampungnya Sampai kan dari leluhur mereka,” tutur Eko kepada Republika, Selasa (4/8).

Kampung yang terletak di antara Desa Tugu Utara dan Selatan ini memang menggunakan bahasa Arab di plang maupun tulisan di pintu ruko. Namun Eko menyebut, pemilik bangunan merupakan orang Indonesia.

“Kalau tulisan mungkin Arab memang iya tapi pemilik tanah dan bangunan orang kita. Karena sejauh ini saya enggak pernah dengar imigran beli tanah. Kampung Arab dan imigran juga beda ya. Kalau imigran ini banyak ada Pakistan, Uzbekistan, Irak, Afrika dan yang lainnya,” ujar dia.

Hal senada juga disampaikan salah satu staf Desa Tugu Utara, Doni Adi yang menyebut Kampung Arab sendiri terbagi di dua desa. Mengenai imigran ia menyebut mereka tinggal terpencar di beberapa wilayah.

DAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN DENGAN CARA ONLINE KLIK DISINI

Desa sendiri sulit untuk melacak mereka karena tidak ada laporan setiap perpindahan sejauh ini. Doni menyebut para imigran sendiri selalu berpindah tempat tinggal dengan cepat.

“Kita sendiri sulit untuk melacak mereka, karena mereka ngontrak. Setiap berpindah enggak ada yang lapor baik pemilik kontrakan maupun RT setempat. Tapi kalau di Kampung arab sendiri setahu saya cuma satu atau dua yang mukim di sini, di Desa Cibureum dan Batu Layang mungkin lumayan banyak,” ujar dia.

Dari kedua desa tersebut memiliki keluhan yang sama, yakni para imigran yang meresahkan warga sekitar. Di dua desa tersebut juga mengakui sering mendapat laporan dari warga terkait pertikaian antar imigran bahkan pertikaian dengan masyarakat sekitar.

Sikap acuh para imigran juga menjadi masalah di masyarakat, tidak menegur sapa bahkan bersikap tidak peduli dengan masyarakat sekitar juga menjadi masalah. Selain itu para imigran yang beragama muslim menurut masyarakat tidak pernah melaksanakan sholat berjamaah bahkan untuk Sholat Jumat.

Salah satu warga Didi (24 tahun) menyebut Kampung Arab sendiri biasanya hanya berisikan para turis yang makan atau membeli sesuatu. “Kalau Arab mereka biasanya turis, ke sini ramai buat makan atau beli sesuatu. Sekarang lihat saja enggak ada kan? Soalnya mereka biasanya cuma wisata saja jadi pas Corona ya enggak ke sini,” ucap Didi.

Camat Cisarua, Deni Humaedi juga memaparkan hingga kini kecamatan kesulitan untuk melakukan pendataan dan pengawasan terhadap imigran di kawasan Kampung Arab. Hal tersebut karena imigran sering berpindah tempat tanpa melapor bahkan pada RT atau RW setempat.

“Mereka tidak menetap. Kadang ngontrak di sini, bulan depan di situ, berikutnya pindah lagi ke tempat lain jadi sulit untuk kita ngedatanya. Untuk data tahun lalu kita ada 616 imigran yang tersebar di 7 desa,” kata Deni.

Desa tersebut meliputi Desa Cisarua, Tugu Utara, Cibeureum, Tugu Selatan, Batulayang, Citeko, dan kopo. Setiap titik Deni menyebut para imigran akan tinggal berkelompok.

Ia sendiri tidak menapik banyaknya plang Arab, Deni menjelaskan, sebagian merupakan usaha milik Warga Negara Indonesia (WNA) sendiri. Sebab, plang itu sebagai upaya untuk menarik pembeli wisatawan Arab.

Terkait kabar langkah yang diambil Bupati Ade Yasin yang akan memindahkan para imigran, Deni sangat menyetujuinya. Ia menyebut hal tersebut sangat tepat karena akan lebih mudah memantau para imigran di satu lokasi.

https://republika.co.id/berita/qekam...n-warga-puncak

DAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN DENGAN CARA ONLINE KLIK DISINI

Makna lawar(makanan khas bali) dalam kehidupan:

Bali memiliki berbagai macam makanan tradisional, terbuat dari bahan-bahan tradisional, membawa Anda rasa senang sebagai salah satu budaya Indonesia salahsatunya adalah Lawar.
banyak yang bertanya apa makanan khas orang Bali ,dan apa itu lawar ???.
Lawar adalah makanan tradisional favorit Bali, terkenal di seluruh pulau Bali dan tersedia di banyak restoran Bali. Lawar adalah sayur dicampur dengan daging cincang, sayuran, rempah-rempah, dan kelapa yang selera yang diasah dengan rasa alami.

Bahan dasar adalah untuk Lawar adalah: rempah-rempah tradisional Bali seperti kunyit, terasi, garam dan merica, lengkuas dan akar, kelapa parut, kacang hijau, nangka muda rebus dan kadang-kadang, daun Singkong, semua dicincang dan dicampur bersama-sama. Ada berbagai Lawar didasarkan pada bahan-bahan untuk menyusun memasak, seperti Lawar merah yang dibuat dicampur dengan darah atau , Lawar Putih yang sebagian besar terbuat dari daging kelapa, dan lainnya adalah sayuran dan daging. Sayuran yang dapat dimasak menjadi Lawar biasanya adalah kacang buah muda dan nangka. Lawar ayam terbuat dari daging ayam sementara Lawar Nangka terbuat dari nangka. Ada juga Padamare Lawar, terbuat dari berbagai jenis Lawar.
Lawar biasanya disajikan dengan nasi dan hidangan lainnya. Lawar adalah masakan paling favorit selama upacara keagamaan, ritual keluarga atau acara keluarga. Jika ada upacara atau acara tradisi Bali.

Beberapa Orang Bali ingin membuat Lawar untuk merayakan sesuatu di luar upacara keagamaan, seperti sukses di sebuah turnamen olahraga atau acara budaya, atau hanya untuk mendapatkan pasangan mereka dan pesta lainnya

Makna Lawar dalam kehidupan adalah: Jika lawar itu dimakan rasanya enak sekali... tapi kalau ditanya lawar itu yang enak apanya...? Pasti kita susah menjawabnya, karena enaknya lawar akibat campuran beberapa rasa diantaranyaL pedas, manis, asin termasuk terasi yang baunya agak menusuk. Tentu porsinya harus pas agar rasanya enak. Demikian juga kita dalam kehidupan berperanlah kita sesuai dengan jabatan/fungsi kita di masysrakat sehingga kehidupan menjadi aman sejahtera dan tentram. Bila jadi pemimpin lakukan fungsi sebagai pemimpin dengan fungsi yang mengarahkan dan memikirkan organisasi. Bila kita sebagai bawahan lakukan fungsi sebagai bawahan, jangan mengambil sebagai atasan. Dengan demikian kehiduapan akan jadi 'enak' dan nyaman dalam berorganisasi atau masysrakat.

DAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN MINIM RESIKO KLIK DISINI

Kamis, 06 Agustus 2020

SOFTWARE AUTOPILOT TRADING FOREX

Cara Trading Forex Agar Untung (Profit) Terus

*SALAM PROFIT!!!*
Perkenalkan saya wisnu admin terbaik onlined7 saya berada di kantor pusat denpasar bali, ingin menawarkan SOFTWARE AUTOPILOT TRADING yang mungkin bisa menjadi solusi bagi anda yang membutuhkan penghasilan tambahan dangan cara mudah, legal dan minim resiko.

Yang kami jual disini adalah *software autopilot* untuk trading forex nya. Yang biasanya kalau bermain trading forex (jual- beli mata uang asing/ valas) itu secara manual tapi disini yang melakukan adalah software autopilot/ robot nya. Robot yg bermain trading nya. Robot yang analisa pasar, yang menentukan kapan waktu buy dan sell nya, sampai take profit juga robot nya, karena robot yang mengatur dan paham kapan dan bagaimana kondisi pasar jika kondisi pasar sedang naik dan bagus maka robot otomatis masuk pasar dan memperoleh profit, namun ketika kondisi pasar sedang turun maka robot juga otomatis keluar untuk menghindari terjadinya loss.
Jadi anda sebagai User tinggal tau beres tau jadi saja. Anda tinggal pantau profit dan kinerja robot nya melalui platform/ aplikasi yang bisa di download di HP atau komputer juga bisa.

Jadi software robot trading forex autopilot ini membantu anda untuk trading secara otomatis dan memudahkan anda untuk trading karena disini robotlah yang akan melakukan trading secara otomatis jadi anda tinggal duduk manis tau beres tau jadi saja dan anda tinggal menikmati profitnya saja dengan ini anda bisa mendapatkan passive income seumur hidup. 
Software ini juga bergaransi seumur hidup jadi jika ada kerusakan maka akan langsung diganti dengan yg baru dan robot ini akan bekerja selama 24 jam jadi jika anda bekerja, tidur ataupun sedang berlibur pun robot ini tetap menghasilkan profit untuk anda,, jadi robot ini juga meminimalisir terjadinya loss dan memaksimalkan untuk terjadinya profit

Bayangkan ini sebagai sumber penghasilan tambahan yg bisa anda andalkan seumur hidup. Tanpa perlu keluar rumah terlebih disaat pandemi seperti sekarang ini.

Bayangkan ini sebagai sumber penghasilan cadangan dimana anda sebagai pekerja bisa saja tiba-tiba kehilangan pekerjaan tidak peduli setinggi apa jabatan anda. Banyak sekali contohnya disaat pandemi seperti sekarang mereka yang hanya bergantung pada 1 sumber penghasilan kebingungan ketika sumber penghasilan tersebut mati suri.



SEBAGAI PERMULAAN GRATIS UNTUK ANDA!
1. E-Book “5 Langkah Mudah Bangun Peternakan Uang”
2. E-Book “10 Kunci Sukses ala Bill Gates”
3. E-Book “Menghasilkan 40 Juta dalam 5 Jam”
Mau?

hubungi saya secara langsung di WA 089519935847
atau
Silakan download “TELEGRAM” melalui Google Play Store / Apps Store dan klik link ini: https://t.me/joinchat/AAAAAFK3_7CXQ9TUFHy5ZA
Bpk/ibu bisa join ke channel telegram kami hanya dengan klik link yang sudah tertera diatas 

Disana ada banyak informasi yg anda perlukan. Pelajari pelan-pelan, santai saja dan pikirkan baik-baik. 

Bagaimana apakah anda berminat atau ada yang ingin ditanyakan mengenai software robot trading forex autopilot onlined7?
Disini saya dengan senang hati akan memandu dan menjawab semua pertanyaan yg anda ajukan

Sejarah Seni Lukis di Bali

Sebagai daerah tujuan wisata terkenal , di Bali terdapat banyak sekali tempat untuk membeli lukisan-lukisan cantik untuk menghias dinding rumah anda. Di sepanjang jalan di Pantai Kuta, Legian dan Seminyak, di Sanur, di Nusa Dua, di Pasar Seni Sukawati, di Pasar Seni Guwang, di toko oleh-oleh khas Bali seperti Kampung Bali atau Krisna, ataupun di obyek-obyek wisata seperti di Tanah Lot terdapat banyak toko yang menjual lukisan-lukisan khas Bali ataupun lukisan modern.
Sejarah Seni Lukis di Bali


Namun bila anda bukan orang yang hanya sekedar memburu lukisan dengan harga murah, namun ingin mengoleksi lukisan-lukisan yang memiliki nilai artistik yang lebih tinggi dengan kualitas yang bagus, maka anda harus meluangkan waktu berburu lukisan di berbagai galeri-galeri lukisan yang ada di desa Batuan, Lod Tunduh, Pengosekan, Peliatan dan Ubud. Di galeri-galeri lukisan tersebut anda dapat melihat karya-karya pelukis Bali yang paling berbakat dari berbagai aliran seni yang ada di Bali, baik itu Gaya Klasik Kamasan, Gaya Klasik Batuan, Gaya Tradisional Ubud, Gaya Tradisional Pengosekan, Gaya Naive atau Young Artist, Gaya Modern, dan karya-karya pelukis Barat atau pelukis Indonesia lainnya yang banyak mengambil tema dari kehidupan masyarakat Bali.

Mula-mula di Bali tidak dikenal lukisan komersial. Yang ada hanyalah lukisan sebagai kesenian sakral, karena semata-mata dipergunakan sebagai hiasan di tempat-tempat pertunjukan, di istana-sitana bangsawan dan di pura-pura, baik itu sebagai umbul-umbul, kober ataupun sebagai langse dan ider-ider. Para seniman tidak menjual lukisan hasil karyanya kepada masyarakat umum, namun hidupnya dijamin oleh keluarga raja dan para bangsawan yang memberinya pekerjaan tetap untuk menghias berbagai istana dan tempat ibadah yang mereka bangun. Bahkan ada satu desa, misalnya Desa Kamasan di sebelah selatan Kota Semarapura atau Klungkung yang hampir seluruh penduduknya berprofesi sebagai pelukis sejak jaman kerajaan dulu hingga sekarang karena mereka dulu memang pelukis-pelukis yang bekerja pada raja Klungkung sehingga ditempatkan secara bersama-sama di desa Kamasan dan selalu dipekerjakan raja untuk menghias istana (puri) dan tempat ibadah (pura) yang dibangun keluarga raja ataupun para bangsawan lainnya.
Sejarah Seni Lukis di Bali


Sejarah Seni Lukis di Bali
Lukisan Gaya Kamasan

Lukisan gaya Kamasan disebut juga Lukisan Gaya Klasik Kamasan karena lukisan gaya ini berasal dari jaman keemasan kerajaan Bali kuno yang belum mendapat pengaruh Eropa ataupun pengaruh luar lainnya. Temanya biasanya berasal dari dongeng tentang kehidupan para dewa, kehidupan kalangan bangsawan dan dongeng-dongeng binatang atau Tantri. Jarang terdapat lukisan klasik tentang kehidupan masyarakat umum. Warna-warnanya biasanya diambil dari warna alam, misalnya untuk warna putih dipergunakan tulang yang dihancurkan, untuk warna hitam dipergunakan arang, untuk warna biru dipergunakan rumput taum, untuk warna merah digunakan babakan kayu Sunti, sedangkan untuk warna kuning diambil dari minyak Kemiri, yang kemudian dicampur dengan perekat sehingga menempel pada kanvas. Lukisan Gaya Klasik Kamasan hanya memakai dua dimensi saja, panjang dan lebar, tidak ada perspektif sehingga jauh dekat tidak terlihat, sedangkan obyek yang dilukis terlihat seperti wayang, datar tanpa sudut pandang (perspektif) ataupun kedalaman.

Sejarah Seni Lukis di Bali
Lukisan Gaya Batuan

Lukisan yang sangat mirip dengan Gaya Klasik Kamasan adalah Gaya Klasik Batuan, bedanya adalah media dan pewarna lukisannya yaitu Gaya Klasik Batuan biasanya memakai kertas untuk media menggambar, dan sebagai pewarna mereka biasanya memakai tinta cina karena yang sangat ditonjolkan adalah efek berlawanan antara terang-gelap. Sekarang selain tinta cina juga banyak dipakai warna lain selain hitam putih. Ciri lainnya adalah lukisan ini sangat mengutamakan detail-detail sampai yang sekecil-kecilnya sehingga terkesan sangat rumit membuatnya. Lukisan Gaya Klasik Batuan biasanya melukiskan ceritra-ceritra rakyat Bali, dongeng-dongeng rakyat dan semacamnya sehingga membutuhkan pemahaman tentang kepercayaan rakyat Bali untuk memahami tema lukisannya. Walaupun demikian, para pelukis muda seperti I Made Budi, banyak menggambar di luar pakem tradisional, bahkan tema-tema yang sangat up-to date dilukisnya seperti turis main surfing di laut, kedatangan Presiden Ronald Reagan di Bali, dan yang lainnya.

Setelah Bali dikuasai oleh Belanda pada tahun 1908, para ilmuwan dan para seniman Barat berdatangan ke Bali atas undangan Raja Ubud, Cokorda Sukawati, yang sangat menyukai kesenian, di antaranya para pemusik, para perancang tari, para penulis dan para pelukis. Raja Ubud ini mengundang seniman-seniman barat yang dikenalnya untuk datang dan menetap di Ubud. Beberapa di antaranya diberinya hadiah tanah untuk membangun studio dan rumah, misalnya Walter Spies, seniman lukis-musik asal Jerman yang datang pada tahun 1920, membangun rumahnya di Hotel Campuhan saat ini, bertingkat dua dengan kolam renang dengan pemandangan indah ke Sungai Campuhan. Miguel dan Rosa Covarrubias dari Meksiko, datang dan menetap di Bali sejak 1930. Mereka menulis buku The Island of Bali yang hingga kini masih menjadi acuan semua buku tentang Pulau Bali. Rudolf Bonnet dan Adrian Le Mayeur dari Belgia datang bergabung kemudian. Pada tahun 1936 mereka mendirikan organisasi para seniman Pita Maha bersama I Gusti Nyoman Lempad, I Sobrat dan I Tegalan. Tujuan organisasi ini adalah untuk meningkatkan mutu karya para seniman Bali (ada 100 anggota saat itu) dan membantu menjualkan karya-karya mereka kepada pencinta-pencinta seni di barat. Lebih banyak seniman barat datang ke Bali: Theo Meier dari Swiss, anthropolog Jane Belo dari Amerika Serikat, pemusik Colin McPhee yang bekerjasama dengan Anak Agung Gede Mandra dari Peliatan dalam melakukan eksperimen-eksperimen baru dalam musik. Hans Snell meninggalkan ketentaraan Belanda, menikahi Siti, dan menetap di Ubud. Begitu pula Antonio Blanco, pelukis asal Catalunya, Spanyol-lahir di Filipina, yang menikahi modelnya, Ni Ronji, dan kemudian menetap di Ubud.

Kedatangan para seniman Barat tersebut banyak mempengaruhi gaya lukisan yang muncul sejak tahun 1930 di Bali, yang kemudian kita kenal sebagai Gaya Tradisional Ubud dan Gaya Tradisional Pengosekan. Tema yang diusung sudah menyentuh rakyat biasa ataupun peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari, misalnya suasana di sebuah pasar desa, upacara keagamaan di pura, pekerjaan petani di sawah, dan yang semacamnya. Warna-warna yang dipakai adalah warna-warna modern buatan pabrik dengan berbagai macam warna. Lukisan yang dihasilkan merupakan lukisan tiga dimensi yang sudah memperhitungkan perspektif. Para pelukis terkenal Gaya Tradisional Ubud di antaranya adalah Anak Agung Made Sobrat dan I Dewa Nyoman Batuan.

Pada tahun 1950-an, seorang pelukis Belanda, Arie Smith, mulai mengajak anak-anak petani asal Desa Penestanan untuk melukis setelah mereka kembali dari bekerja di sawah. Mereka dibebaskan untuk melukis menurut ide mereka masing-masing memakai warna-warna yang mereka sukai. Hasil karya mereka kemudian dikenal sebagai Gaya Lukisan Young Artists atau Naive, dengan ciri khas imajinasi anak-anak yang masih lugu, memenuhi bidang gambar tanpa banyak mementingkan kedalaman ataupun perspektif, dengan warna-warna yang kontras dan berani. Tokoh-tokohnya di antaranya I Cakra dan I Ketut Soki.

Sekarang ini juga terdapat Institut Seni Indonesia (ISI) di Jogjakarta dan di Denpasar sehingga banyak meluluskan pelukis-pelukis intelek yang banyak menghasilkan gaya-gaya lukisan baru, yaitu Gaya Modern atau Kontemporer, baik itu aliran Realis, Surrealis, Impresionis, dan yang lain-lainnya. Banyak yang tetap mengusung tema tradisional namun dilukis dengan gaya modern, misalnya pelukis I Nyoman Gunarsa dari Klungkung.

Sejarah Seni Lukis di Bali

Misteri hilangnya koloni Roanoke


Seorang penjelajah dari Inggris, Sir Walter Raleigh, mencoba mendirikan koloninya yang bernama Roanoke tahun 1585. Bersama John White, koloni tersebut dibangun di sebuah daerah yang saat ini termasuk dalam Dare County, Carolina Utara, Amerika Serikat.

Koloni yang terdiri dari 112-121 orang itu hidup dengan kekurangan suplai makanan, amunisi, dan pakaian. Mereka juga mempunyai hubungan yang tidak baik dengan suku asli Amerika  di sana. Kepala daerah Roanoke, gubernur Ralph Lane, menunggu kedatangan suplai untuk koloni yang dibawa dari Inggris. Namun karena tidak kunjung tiba, Lane meninggalkan koloni dan kembali ke Inggris tahun 1586. Roanoke pun ditinggalkan tanpa kehadiran pemimpinnya baik Raleigh maupun Lane.

Raleigh kemudian memerintahkan White yang sedang dalam misi kolonisasi berikutnya di AS, untuk membawa lebih banyak suplai ke Roanoke pada tahun 1588 setelah tugasnya selesai. Namun White bersikeras untuk kembali ke Roanoke sebelum waktu yang ditentukan. Ketika tiba di Roanoke tahun 1587, White tidak menemukan siapa-siapa.

Daerah koloni Roanoke dibentengi namun diabaikan begitu saja tanpa ada tanda-tanda perang dengan kelompok lain atau penyerahan diri karena kalah perang. Tidak ada bukti-bukti kepindahan, tidak ada mayat, ataupun makam yang ditemukan. Jadi disimpulkan bahwa orang-orang Roanoke pergi dalam keadaan hidup.

Yang White temukan hanyalah sebuah pahatan di patok kayu yang bertuliskan “Croatoan”. Sebelum pergi, White berpesan pada warga Roanoke agar meninggalkan pesan berupa salib Maltese di sebuah pohon apabila mereka terancam. Akan tetapi karena White tidak menemukan salib tersebut, ia berasumsi bahwa tulisan “Croatoan” pada kayu itu sebagai tanda bahwa koloni pindah ke Pulau Croatoan di sekitar sana.

White berencana mengikuti petunjuk ini namun karena terhalang kecelakaan kapal, misi pencarian tersebut dibatalkan. Sejak saat itu tidak diketahui lagi apa yang terjadi pada koloni Roanoke dan berbagai dugaan menjadi populer di masyarakat.

-Loner The Hunter-