Namanya alakatak, tapi di desa ane lebih terkenal dengan sebutan salakatak. Dari namanya aja udah kedengaran ajib dan unik, kan gansis?
Begitupun rasa dari panganan berbentuk kotak dengan ukuran 2×2 cm ini. Gurih dari bumbu kunyit dicampur kelapa membuat rasa khas di lidah saat dinikmati. Dan rasa ini gak bakalan deh pernah agan temui di kudapan apapun.
Meski alakatak ini sejenis tempe, tapi tidak berbahan dasar dari kedelai seperti pada umumnya. Tempe alakatak ini terbuat dari kacang koro, sejenis biji-bijian berukuran besar dan berwarna hitam.
foto: google
Biasanya alakatak dibungkus menggunakan daun jati, sehingga akan membuat aroma semakin wangi dan khas. Dalam satu bungkus alakatak tidak sendiri, tapi ditemeni oleh mi mirip spageti.
Mi ini diiris tebal dan panjang. Rasanya yang gurih dengan tekstur kenyal sangat terasa enak saat di lidah. Dijamin agan sista yang mencobai kuliner ini bakalan merem melek deh mulai gigitan pertama.
Namun sayangnya, kudapan ini hanya bisa ditemui di tempat-tempat tertentu saja. Tapi tenang ... kalau agan sista ada yang penasaran ingin mencicipi, masih bisa kok berkunjung ke pasar Weru - Sukoharjo, daerah Klaten Timur: pasar Karang Dawa, Soka, Posis atau Semin-Gunung Kidul.
Satu bungkus biasanya dijual dengan harga yang sangat murah meriah. Hanya berkisar dua ribu sebungkusnya berisi tiga potong alakatak dan mi.
Lebih enak lagi makannya pake cabe. Byuuhh ... bisa dibayangin gansis, saat menggigit alakatak disusul cabenya! Dijamin langsung ilang cenut-cenut di kepala.
Sumber : opini pribadi
referensi di mari gan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar