Dok. Facebook
Para pemburu kuliner wajib tahu daerah satu ini. Kampung nasi kuning yang terletak di jalan Lambung Mangkurat Samarinda ini jadi salah satu tujuan wisata kuliner.
Di sepanjang jalan berjejer penjual nasi kuning mulai pagi hingga tengah malam. Bahkan salah satu warung nasi kuning paling populer di sana buka jam 5 sore hingga jam 12 siang. Praktis warung yang tak pernah sepi pembeli ini hanya tutup selama 4 jam saja.
Warung nasi kuning ijay, namanya. Berbeda dengan warung nasi kuning pada umumnya yang hanya menawarkan 3 macam lauk, warung ini menyediakan berbagai macam lauk sebagai pelengkap nasi kuningnya.
Selain nasi kuning ijay, ada satu lagi warung nasi kuning yang sedang viral di kalangan netizen samarinda. Warung nasi kuning Acil Kintul namanya.
Yang membedakan nasi kuning khas samarinda dengan nasi kuning di jawa adalah, nasinya yang pulen. Lauknya pun berbeda, di jawa nasi kuning bersanding dengan urap, kering tempe dan ayam. Namun di sini, lauk pelengkapnya lebih variatif. Mulai dari daging, ayam, ikan haruan(ikan gabus), telur semuanya dimasak bumbu merah. Dan yang pasti tanpa urap.
Rasa nasi kuning yang pulen beraroma harum daun pandan, sereh dan daun salam ini sungguh menggugah selera. Rasa gurih karena pemakaian santan yang tidak pelit di nasinya memanjakan lidah.
Amplang
Dok. Facebook
Kerupuk ikan ini adalah salah satu oleh-oleh khas Samarinda yang tidak boleh dilupakan. Ikan yang biasa digunakan sebagai bahan amplang adalah ikan pipih, namun seiring berkembangnya kreativitas masyarakat samarinda, kini beredar amplang dari ikan jenis lain. Di antaranya adalah ikan bandeng, ikan biji nangka dll.
Pusat oleh-oleh ini hampir tersebar di seluruh kota Samarinda. Yang palung mudah ditemui adalah sepanjang jalan tepian mahakam jl Slamet Riyadi, Karang Asam. Ada juga di jl Belibis(jl Am Sangaji), bahkan di ujung kota Samarinda, wilayah kecamatan Palaran pun banyak produsen amplang ini.
Harganya bervariasi, antara Rp 90.000 - Rp 120.000/kg.
Selain nasi kuning dan amplang, masih banyak lagi kuliner khas Samarinda. Ada kerupuk mihun, sop singkong, wadai ilat sapi, wadai cincin, keminting dll.
Manday
Dok. Facebook
Yang tak kalah menarik adalah manday. Mandai adalah olahan dari kulit cempedak. Penduduk Samarinda mengolah kulit cempedak menjadi makanan lezat, bahkan konon kelezatannya setara dengan olahan daging sapi. Kulit buah cempedak yang sudah matang ini dikupas/dibeesihkan dari kulit luarnya yang serupa duri, lalu direndam dengan air garam selama minimal seminggu.
Kulit cempedak yang sudah difermentasikan ini selanjutnya bisa digoreng sebagai pengganti lauk, bersanding dengan sambal terasi atau bisa juga ditumis dengan campuran ebi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar