Selasa, 15 Maret 2022

Menelusuri Jejak MiG-29 Fulcrum Milik Amerika Serikat

 Menelusuri Jejak MiG-29 Fulcrum Milik Amerika Serikat



Beberapa MiG-29 milik Moldova yang hendak dikirim ke Amerika. Foto: Departemen Pertahanan AS

Runtuhnya Uni Soviet membawa berkah untuk rivalnya, yakni Amerika Serikat. Bagaikan ketiban durian runtuh, Paman Sam berhasil mendapatkan jet tempur MiG-29 yang canggih pada masanya dari Moldova. Negara yang sempat jadi bagian Uni Soviet.

Beberapa minggu terakhir ini media Barat dihebohkan dengan rencana transfer MiG-29 Fulcrum dari negara-negara anggota NATO kepada Ukraina, namun beberapa negara NATO telah menolak usulan transfer pesawat itu. Tercatat hanya Polandia yang bersedia mentransfer MiG-29, dengan syarat Amerika yang akan mengirimkannya ke Ukraina. Sementara itu para pejabat AS sendiri tidak menyetujui usulan Polandia tersebut, dan kini mereka mewanti-wanti aliansinya untuk tidak mengirim pesawat tempur ke Ukraina.

Di tengah ketidakpastian transfer MiG-29 ke Ukraina, kali ini TS akan membahas sisi lain MiG-29 yang jarang diketahui. Selain dioperasikan oleh bekas negara yang dulu jadi bagian Soviet, MiG-29 ternyata juga dimiliki Amerika Serikat. Lalu, bagaimana caranya mereka memperoleh MiG-29 ?


Mendapat MiG-29 dari Moldova

Setelah runtuhnya Soviet, Amerika tercatat berhasil mendapatkan setidaknya 21 unit MiG-29; petarung blok Timur yang paling cakap di akhir periode Perang Dingin. Kisah tentang bagaimana Amerika Serikat berakhir dengan tidak kurang dari 21 Fulcrum pada pertengahan 1990-an tetap luar biasa, tetapi bagaimana cara membuat pesawat ini benar-benar bekerja secara maksimal masih diselimuti kerahasiaan.

Kilas balik ke tahun 1991, setelah Uni Soviet bubar; lebih dari seribu pesawat tempur MiG-29 telah dibangun. Di mana tingkat produksi puncak tahunan mencapai 228 pesawat satu kursi dan lebih dari 50 dua kursi dicapai pada tahun 1988. Dengan Uni Soviet tidak ada lagi, sejumlah besar pesawat militer dari semua jenis ditinggalkan di luar Rusia; mayoritas di Ukraina, Belarus, dan Kazakstan. Selain jet tempur, ketiga negara ini juga memiliki pembom jarak jauh yang tersisa di perbatasan mereka.

Sementara itu di Moldova, sebuah negara yang baru merdeka kira-kira setengah ukuran West Virginia; MiG-29 dari bekas angkatan udara Armada Laut Hitam Angkatan Laut Soviet adalah pesawat tempur paling kuat yang tersedia. Dari 33 jet yang diwarisi negara kecil ini, 29 adalah contoh dari versi 9.13 terbaru saat itu; juga dikenal sebagai Fulcrum-C, yang belum tersedia untuk ekspor oleh Moskow dan menampilkan jammer radar aktif di bagian belakangnya.

Sementara enam lainnya adalah versi 9.12 sebelumnya atau disebut Fulcrum-A, dan enam yang terakhir adalah MiG-29UB dua kursi versi pesawat latih. Semua berbasis di Mărculești di ujung utara negara itu. Berbeda dengan yang lain, Fulcrum-C memiliki perlengkapan untuk pengangkutan dan penggunaan senjata nuklir, biasanya membawa satu bom RN-40.

BACA JUGA : Cara mudah Mendapatkan penghasilan Alternatif yang bisa anda andalkan


Quote:



Sayangnya, Moldova adalah salah satu negara termiskin di Eropa pada saat itu, tidak dalam posisi finansial yang baik untuk memelihara dan menerbangkan armada MiG-29-nya. Moldova kemudian menjual satu MiG-29 ke Romania pada tahun 1992, negara itu membeli MiG-29 untuk menggantikan MiG-29 milik mereka yang hilang. Pada tahun yang sama, satu MiG-29 Moldova tampaknya ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara selama konflik di wilayah Transnistria yang memisahkan diri, yang secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan dari Moldova pada tahun 1990.

Pada tahun 1994, Yaman juga mengalami perang saudara; yang terjadi antara negara bagian utara yang pro-serikat dan negara sosialis separatis di selatan. Pemerintah di sini juga sedang mencari jet tempur baru dan mangalihkan pandangan ke Moldova, yang kemudian meminjamkan mereka 12 unit. Empat dari jet itu akhirnya dijual ke Yaman, sementara yang lain dikembalikan ke Moldova.

Pada tahun 1996, Moldova telah menjual apa yang tersisa dari armada MiG-29, total 27 jet. Pada waktu itu, pemerintah Amerika Serikat mulai memantau proses penjualan itu. Washington khawatir bahwa jet itu akhirnya bisa dijual ke Iran, di mana Iran telah mengirim tim inspeksi untuk menilai kelayakan MiG-29 Moldova. Amerika Serikat lantas membeli 21 MiG-29 Moldova yang masih bisa dioperasionalkan dengan perjanjian yang ditandatangani pada Juni 1997.

“Pesawat itu (MiG-29) ada dalam daftar belanja Iran,” kata Menteri Pertahanan AS William S. Cohen tentang armada MiG-29 Moldova. “Dan kami sangat senang memilikinya di tangan kami.” Meski biaya pembelian tidak diungkapkan, tetapi Cohen menggambarkannya sebagai "cukup masuk akal." Pada saat itu, Reuters melaporkan bahwa nilai paket itu sekitar US$40 juta.


Quote:



Dana untuk pembelian MiG-29 tersebut disediakan oleh program Cooperative Threat Reduction (CTR) Pentagon, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mengamankan dan membongkar senjata pemusnah massal dan infrastruktur terkait di negara-negara bekas Uni Soviet. Program tersebut relevan dalam kasus ini karena 14 Fulcrum-C yang termasuk dalam batch pengiriman bisa membawa senjata nuklir, meskipun tidak satupun dari senjata tersebut ditinggalkan di wilayah Moldova. Sementara enam Fulcrum-A dan satu MiG-29UB, hanya dapat menggunakan senjata konvensional.

Sebuah platform pengiriman nuklir udara yang mengambil platform pesawat tempur generasi akhir adalah resiko besar jika jatuh ke tangan Iran atau negara lain, meskipun Menteri Pertahanan Rusia Igor Sergeyev mengklaim bahwa MiG-29 Moldova tidak lagi berkemampuan nuklir; karena militer Soviet telah menghapus perangkat keras pesawat yang kompatibel dengan senjata nuklir pada tahun 1989. 

Namun, mengembalikan kemampuan ini mungkin tidak terlalu sulit bahkan jika sudah dihapus, meskipun jauh dari pasti bahwa Iran akan mencoba membeli pesawat tersebut saat itu. Bagaimanapun, Teheran memiliki pesawat F-4 Phantom II dan Su-24 Fencer yang akan jauh lebih cocok sebagai platform pengiriman nuklir, serta beberapa platform rudal. Terlepas dari itu, Iran telah mengoperasikan armada MiG-29 dan MiG Moldova akan menjadi cara yang murah dan cepat untuk secara signifikan meningkatkan kekuatan tempur udara mereka, terlepas dari kemampuan nuklirnya. 

Antara Oktober dan November 1997, MiG-29 disiapkan untuk diangkut oleh C-17A Globemaster III ke Pangkalan Angkatan Udara Wright-Patterson di Ohio. Bersamaan suku cadang jet datang dan rudal udara ke udara yang signifikan, rudal itu terdiri dari: 344 R-60 berpemandu inframerah (AA-8 Aphid), 112 R-73 berpemandu inframerah (AA-11 Archer), dan 51 rudal berpemandu radar R-27R (AA-10 Alamo).


Quote:



Berbicara pada saat itu, Kapten Angkatan Udara Michael Davison, bagian dari tim beranggotakan 40 orang yang memulihkan MiG-29 menjelaskan: “Moldova bukan hanya tidak mampu membayar tagihan bahan bakar, mereka juga tidak dapat mengimbangi biaya perawatan. Awak pesawat dan teknisi mereka belum dibayar selama hampir enam bulan.”

"Orang-orang Moldova terkejut bahwa kami mengizinkan teknisi tamtama, terutama wanita, untuk ikut terlibat dalam pengecekan di pesawat," tambah Davison. “Mereka tidak melakukan itu di sana.”

BACA JUGA : Cara mudah Mendapatkan penghasilan Alternatif yang bisa anda andalkan

Quote:



Sejak awal, Amerika Serikat tertarik dengan kemampuan MiG-29, serta untuk menjaganya dari Iran. Anggota Badan Intelijen Udara Angkatan Udara AS adalah bagian dari tim yang dikirim untuk memulihkan MiG-29. Setelah pesawat itu diangkut ke Amerika Serikat, mereka diperiksa dengan cermat oleh personel dari Pusat Intelijen Udara Nasional (NAIC/National Air Intelligence Center) di Wright-Patterson.

Satu item yang tampaknya diambil untuk kepentingan tertentu adalah sistem identifikasi teman atau musuh (IFF/Identification Friend or Foe) standar Soviet MiG-29, kemungkinan sistem itu diberi nama kode Slap Shot oleh NATO. Dengan Slap Shot memungkinkan pilot MiG-29 untuk mengidentifikasi pesawat atau pasukan lain sebagai pihak yang bersahabat atau tidak dan kemungkinan akan mengungkapkan rincian yang berguna tentang jaringan komando dan kontrol Soviet.

Kondisi jet itu sendiri meninggalkan banyak hal yang diinginkan, dengan setidaknya beberapa telah disemprot secara kasar dengan cat hijau saat disimpan di Moldova. Pada pertengahan 1998, setidaknya delapan dari MiG-29 ini di grounded dan sebagian dibongkar di Wright-Patterson, tetapi keberadaan pesawat lain pada saat ini masih tidak jelas.



Quote:




Setidaknya beberapa dari MiG bekas Moldova dikembalikan ke kelaikan udara dan kemungkinan akan menjalani misi baru mereka, termasuk dalam pelatihan tempur udara yang berbeda (DACT/Dissimilar Air Combat Training) melawan jet buatan AS. Ini tentu saja akan memberikan wawasan berharga tentang pesawat tempur buatan Soviet, dan terutama versi Fulcrum-C; melebihi apa yang akan ditemukan oleh para insinyur NAIC dalam penyelidikan berbasis darat.

Bahkan mungkin satu atau dua MiG-29 telah terbang secara sembunyi-sembunyi untuk Departemen Pertahanan pada saat itu, tetapi keseluruh armada akan memberikan peluang untuk operasi yang lebih luas dan lebih kuat. Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal Michael E. Ryan telah mengkonfirmasi bahwa layanan tersebut akan menerbangkan “beberapa” jet bekas Moldova pada tahun 1998. Namun, dia menyangkal bahwa ada rencana untuk membentuk semacam unit aggressor, karena beberapa laporan pada saat itu mengisyaratkan hal itu mungkin terjadi.

BACA JUGA : Cara mudah Mendapatkan penghasilan Alternatif yang bisa anda andalkan

Dikabarkan Pernah Terbang di Area 51

Area 51 merupakan salah satu tempat rahasia di planet ini, wilayah ini merupakan tempat pengujian senjata rahasia milik Paman Sam. Dan terkait MiG-29, bertahun-tahun kemudian setelah Fulcrum tiba di tanah Amerika; sebuah video dari tahun 2003 menunjukkan contoh MiG-29 dan Su-27 di atas Danau Groom, Nevada, yang lebih dikenal sebagai Area 51.

Klip di bawah ini menunjukkan MiG-29 terbang dengan Airborne Seeker Test Bed (ASTB), sebuah peswaat jet GII Gulfstream yang dimodifikasi dan digunakan untuk penelitian tentang frekuensi radio dan sensor inframerah. Tidak jelas apakah salah satu dari mantan MiG Moldova terlibat, tetapi tampaknya hampir pasti bahwa Fulcrum digunakan untuk menguji dan mengevaluasi kinerja berbagai sensor terhadapnya.


Quote:



Sejak video di atas muncul, ada laporan saksi mata lebih lanjut tentang MiG-29 yang terbang dari Groom, dengan setidaknya satu pengamat mencatat bahwa pesawat yang terlibat berasal dari MiG-29 Moldova. 

“Saya melihat dua MiG-29 pada dua hari berturut-turut di bulan November 2009,” sebuah akun di blog area51trips menjelaskan. “Yang pertama adalah kembali ke Groom Lake melalui Queen City Summit, NV. Yang kedua terlihat berlatih mencegat dengan F-16 di atas Powerlines Overlook, sebelum sepasang jet itu itu terbang langsung di atas saya kembali ke Pangkalan Udara Groom Lake. Tentu saja ada kemungkinan saya melihat pesawat yang sama terbang setiap hari."


Quote:



Sementara majalah Smithsonian melaporkan bahwa "beberapa Fulcrum yang dapat diterbangkan mungkin pergi ke Pangkalan Angkatan Udara Edwards di California untuk pengujian," meskipun ini tidak dapat dikonfirmasi. Pada tahun 2009 muncul laporan jika Fulcrum dari sumber lain telah diterbangkan di Amerika Serikat juga, termasuk Fulcrum dari Kirgistan dan Ukraina yang juga dieksploitasi AS untuk intelijen dan kemungkinan nilai pelatihan.

Namun, uji coba menerbangkan MiG dari berbagai jenis melawan pesawat tempur AS sudah dilakukan pada akhir 1970-an dan 1980-an, meskipun dilakukan di bawah kerahasiaan yang ekstrem. Yang paling terkenal, Skuadron Uji dan Evaluasi ke-4477 "Read Eagles" melakukan misi yang sangat rahasia ini dari lapangan terbang Tonopah Test Range (TTR) yang terpencil, terletak di sudut Nevada Test and Training Range (NTTR). Kegiatan ini memungkinkan pilot pesawat tempur AS yang bertugas di garis depan untuk mendapatkan informasi dan pengalaman ke "aset" yang berharga ini.

Sampai kira-kira satu dekade yang lalu, program-program ini tetap sangat rahasia dan pasti berlanjut hingga hari ini di bawah naungan program baru. Dan MiG-29 dan Su-27 Flanker telah dioperasikan dalam peran yang sama baru-baru ini. Secara khusus, silabus Sekolah Senjata bergengsi USAF dikabarkan masih melibatkan pertempuran udara dengan pesawat tempur Rusia generasi ke-4 yang terbang keluar dari Groom Lake.

Sementara setidaknya delapan dari MiG Moldova diketahui telah berakhir di museum dan di berbagai pangkalan udara di seluruh Amerika Serikat, termasuk di Threat Training Facility di Nellis Air Force Base di Nevada. Dilaporkan bahwa satu atau lebih dari yang lain masih aktif dalam peran pesawat aggressor (pesawat musuh) saat latihan.


Quote:



Menurut artikel Air Force Magazine baru-baru ini, beberapa dari armada bekas Moldova terus diterbangkan hingga hari ini untuk DACT (Dissimilar Air Combat Training) bersama dengan pesawat tempur buatan Rusia lainnya. Suku cadang dari MiG Moldova yang dulu diimpor juga kemungkinan mendukung operasional Fulcrum tambahan dari sumber lain, yang digunakan untuk pengujian dan evaluasi rahasia atas nama Departemen Pertahanan.

Dengan MiG-29 yang masih diterbangkan oleh Rusia, Iran, Korea Utara, Suriah, dan negara-negara lain yang berpotensi bermusuhan memberikan pilot kesempatan untuk terbang melawan mereka. Dan menguji sensor baru terhadap mereka tetap relevan. Tidak mengherankan, jika tidak ada konfirmasi resmi dari kegiatan ini; dan bahwa penampakan langka MiG-29 terbang di wilayah udara militer di Amerika Serikat dapat berasal dari sumber selain Moldova atau setidaknya dari pesawat milik bekas negara bagian Soviet yang berhasil diperoleh.

Selain berada di tangan militer AS, ada juga segelintir kecil pesawat Fulcrum di tangan swasta, tetapi penggunaannya oleh militer AS sangat terbatas. Jadi jet Moldova pasti terus berperan dalam membantu mempersiapkan Departemen Pertahanan untuk konfrontasi potensial dengan MiG-29 Fulcrum musuh. Dengan demikian, mahar US$40 juta yang dilaporkan dihabiskan oleh Amerika Serikat pada tahun 1997 terlihat seperti nilai yang sangat bagus.







Kini Banyak Disorot, Berapa Sebenarnya Biaya Urus Label Halal MUI?

 Kini Banyak Disorot, Berapa Sebenarnya Biaya Urus Label Halal MUI? Ternyata Segini loh! Lumayan?Kini Banyak Disorot, Berapa Sebenarnya Biaya Urus Label Halal MUI?


Terkini.id, Jakarta – Belakangan, publik sedang diramaikan dengan diterbitkannya logo halal baru oleh Kementerian Agama alias Kemenag.

Terlebih, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas sebelumnya mengatakan bahwa ke depannya, label Majelis Ulama Indonesia (MUI) tak lagi berlaku.

Hal itu tentu saja menjadi sorotan luas masyarakat hingga cukup banyak yang penasaran kira-kira berapa sebenarnya biaya untuk mengurus label halal MUI?

Seperti diketahui, para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terkait produk kuliner atau pangan, sebaiknya memiliki sertifikat atau label halal, selain izin edar dari lembaga BPOM RI atau Dinas Kesehatan setempat (SPP-IRT).

Apabila label halal sudah didapatkan, maka pelaku UKM bisa tnang dalam menjalankan usaha dan masyarakat pun merasa aman jika menggunakan produk yang dijual.

Kemudian muncul pertanyaan, berapa biaya untuk urus label halal MUI?

Berikut rincian lengkapnya, sebagaimana dilansir terkini.id dari Indonesia.go.id via Pikiranrakyat pada Minggu, 13 Maret 2022:

Berdasarkan Undang-undang nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, maka setiap produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat atau memiliki label halal.

Perusahaan yang ingin memperoleh sertifikat halal LPPOM MUI, baik industri pengolahan (pangan, obat, kosmetika), rumah potong hewan (RPH), dan restoran/katering/dapur, harus melakukan pendaftaran sertifikasi halal dan memenuhi persyaratan sertifikasi halal.

Adapun sebagai bentuk transparansi layanan sertifikasi atau label halal, Kementerian Agama terhitung 1 Desember 2021 mulai memberlakukan tarif layanan Badan Layanan Umum (BLU) Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Di dalam Peraturan BPJPH tentang Tata Cara Pembayaran Tarif Layanan BLU BPJPH tersebut merupakan tindak lanjut dari terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 57/PMK.05/2021 tentang Tarif Layanan BLU BPJPH yang telah diundangkan pada 4 Juni 2021, tercantum layanan BLU BPJPH terdiri dari dua jenis tarif, yaitu:

1. Tarif Layanan Utama yang Meliputi:
– sertifikasi halal barang dan jasa

– akreditasi Lembaga Pemeriksa Halal (LPH)

– registrasi auditor halal

– layanan pelatihan auditor dan penyelia halal

– sertifikasi kompetensi auditor dan penyelia halal.

2. Tarif Layanan Penunjang yang Meliputi:

– penggunaan lahan ruangan, gedung, dan bangunan

– penggunaan peralatan dan mesin

– penggunaan laboratorium

– penggunaan kendaraan bermotor

Biaya Pernyataan Pelaku Usaha
Ketentuan tarif layanan permohonan sertifikasi halal dengan pernyataan pelaku usaha (self declare) dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah) atau tidak dikenai biaya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara.

Pembebanan biaya layanan permohonan sertifikasi halal dengan pernyataan pelaku usaha berasal dari APBN, APBD, pembiayaan alternatif untuk usaha menengah kecil (UMK), pembiayaan dari dana kemitraan, bantuan hibah pemerintah atau lembaga lain, dana bergulir, atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat.



Kemudian untuk besaran pembayaran komponen biaya layanan permohonan sertifikasi halal dengan pernyataan pelaku usaha yang disetorkan oleh pemberi fasilitasi biaya layanan untuk tahun anggaran 2021, yaitu:

– Rp300.000,00 dengan rincian Rp25.000,00 untuk komponen pendaftaran, pemeriksaan kelengkapan dokumen dan penerbitan sertifikat halal.

– Rp25.000,00 untuk komponen supervisi dan monitoring oleh lembaga pendampingan PPH.

– Rp150.000,00 untuk komponen insentif pendamping PPH.

– Rp.100.000,00 untuk komponen sidang fatwa halal MUI.

Sementara itu, besaran pembayaran komponen biaya layanan permohonan sertifikasi halal dengan pernyataan pelaku usaha yang dibebankan kepada pemberi fasilitasi pada tahun anggaran 2022 akan disesuaikan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara.

Berikut Rincian Tarif Layanan Utama BLU BPJPH:
Sertifikat Halal untuk Barang dan Jasa (per Sertifikat)
1. Permohonan Sertifikat Halal dengan Pernyataan Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) atau Self Declare: Rp0,00

2. Permohonan Sertifikat Halal:

– Usaha Mikro dan Kecil Rp300.000

– Usaha Menengah Rp5 juta

– Usaha Besar dan/atau berasal dari luar negeri Rp12,5 juta

3. Permohonan Perpanjangan Sertifikat Halal

– Usaha Mikro dan Kecil Rp200.000

– Usaha Menengah Rp2,4 juta

– Usaha Besar dan/atau berasal dari luar negeri Rp5 juta

4. Registrasi Sertifikasi Halal Luar Negeri Rp800.000

Akreditas Lembaga Pemeriksa Halal (Per Lembaga)
1. Akreditasi Lembaga Pemeriksa Halal

– Golongan I Rp4,2 juta

– Golongan II: Rp13,3 juta

– Golongan III Rp17,5 juta

2. Perpanjangan Akreditasi Lembaga Pemeriksa Halal

– Golongan I Rp3,4 juta

– Golongan II Rp8,2 juta

– Golongan III.Rp9,1 juta

3. Reakreditasi Level Lembaga Pemeriksa Halal sebesar Rp8,7 juta

4. Akreditasi Lembaga Halal Luar Negeri sebesar Rp17,5 juta

5. Witness (Penyaksian Proses Pemeriksaan Kehalalan Produk) (sekali dalam masa akreditasi)

– Lembaga Pemeriksa Halal Pratama sebesar Rp3,5 juta

– Lembaga Pemeriksa Halal Utama sebesar Rp10 juta

– Lembaga Pemeriksa Halal Luar Negeri sebesar Rp17,5 juta

Pelatihan Auditor Halal dan Penyelia Halal
1. Pelatihan Auditor Halal

– Golongan I Rp3 juta

– Golongan II Rp3,5 juta

– Golongan III Rp3,7 juta

2. Registrasi Auditor Halal sebesar Rp300.000

3. Pelatihan Penyelia Halal

– Golongan I Rp1,6 juta

– Golongan II Rp2,7 juta

– Golongan III Rp3,8 juta

4. Sertifikat Kompetensi Auditor Halal dan Penyelia Halal

– Sertifikasi Kompetensi Auditor Halal sebesar Rp3,5 juta

– Sertifikat Kompetensi Penyelia Halal sebesar Rp1,8 juta.


https://makassar.terkini.id/kini-ban...i-loh-lumayan/


Sabtu, 05 Maret 2022

Alamat Dan Nomor Telepon DAKOTA CARGO Di Denpasar



Dakota Buana Semesta. PT
Alamat : Jl. Pulau Roti No.1a, Pedungan, Kec. Denpasar Sel., Kota Denpasar, Bali 80223
No. Telpon : (0361) 710103

Dakota Cargo Counter Denpasar
Alamat : toko Aneka Warna, Jl. Pulau Saelus No.43 (samping, Pedungan, Kec. Denpasar Sel., Kota Denpasar, Bali 80223
No. Telpon : 0819-1613-0067

Dakota Jaya Raya. PT
Alamat : Jl. By Pass Ngurah Rai No.17, Sidakarya, Kec. Denpasar Sel., Kota Denpasar, Bali
No. Telpon : (0361) 728306

PT. Dakota Cargo
Alamat : Jl. Cargo Permai No.139, Ubung Kaja, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali 80116
No. Telpon : (0361) 8443124


Senin, 28 Februari 2022

Jarang Terlihat, Ternyata Pelangi Juga Muncul Di Malam Hari

 Jarang Terlihat, Ternyata Pelangi Juga Muncul Di Malam Hari


Pelangi sering kali muncul setelah hujan dan biasanya di siang hari, karena adanya sinar matahari yang menabrak tetesan air.
Tapi ternyata pelangi juga muncul di malam hari. Pelangi malam ini disebut dengan moonbow. 

Moonbow biasanya terjadi saat bulan berada pada posisi terendah (sekitar kurang dari 42 derajat). Bulan berada pada posisi terendah pada saat purnama atau saat memasuki fase purnama. 

Hujan juga harus berlawanan dengan bulan, atau sumber tetesan air lain seperti air terjun, dan langit harus gelap. 

Moonbow tercipta dengan cara yang sama dengan pelangi, karena cahaya bulan sebenarnya adalah cahaya matahari yang dipantulkan bulan. Pelajari juga tentang bentuk pelangi, kenapa pelangi berbentuk setengah lingkaran?

Tetapi, dikarenakan sinar bulan tidak sekuat sinar matahari, sehingga tidak bisa mengaktifkan reseptor warna yang ada di mata kita, dengan begitu moonbow akan terlihat samar, dan hanya berwarna putih jika dilihat dengan mata telanjang.

Jarang Terlihat, Ternyata Pelangi Juga Muncul Di Malam Hari


Selain sulit dilihat, moonbow juga termasuk fenomena yang jarang terjadi.

Moonbow dapat terbentuk di beberapa tempat seperti di atas aliran lava di Hawaii, di dasar air terjun Yosemite di California ketika salju mencair di musim semi, dan di hutan Kostarika ketika angin meniup gumpalan awan embun di akhir Desember sampai awal Februari.

 

Mereka juga kadang-kadang terlihat di beberapa tempat di seluruh dunia di langit malam ketika hujan turun di sekitar waktu bulan purnama. Pelajari juga hal lainnya tentang pelangi, apakah pelangi hanya muncul setelah hujan?


Mengenal Teknologi "ARTEMIS" Yang Berfungsi Mendeteksi Korban Hilang

 Mengenal Teknologi "ARTEMIS" Yang Berfungsi Mendeteksi Korban Hilang

Foto ilustrasi drone UAV Teledyne FLIR R80D SkyRaider dan SkyRanger R70 yang sudah dilengkapi teknologi Artemis | verticalmag.com via Teledyne FLIR


Sebuah perusahaan raksasa Robotika di Kanada, telah berhasil mengembangkan sebuah teknologi deteksi melalui smartphone korban hilang, baik itu tersesat di hutan belantara dan tertimbun tanah longsor akibat bencana alam.

Perusahaan teknologi ini memang mengkhususkan diri dalam pengembangan drone berkualitas tinggi, dan saat ini perusahaan telah mengembangkan sebuah teknik pencarian canggih yang di pasang di drone. Alat ini dilengkapi sebuah sensor yang dapat mendeteksi ponsel korban dari atas udara, canggihnya alat ini tidak perlu membutuhkan konektivitas antara gadget korban dan teknologi ini karena sistem akan mendeteksi dengan menggunakan sensor.

Perusahaan teknologi ini telah mengintegrasikan drone tersebut ke dalam platform Echo teknologi ARTEMIS, perusahaan ini bekerja sama langsung dengan perusahaan Inggris Smith Myers communications ltd.

Mengenal Teknologi "ARTEMIS" Yang Berfungsi Mendeteksi Korban Hilang
Foto ilustrasi drone UAV Teledyne FLIR R80D SkyRaider dan SkyRanger R70 yang sudah dilengkapi teknologi Artemis | prnewswire.com


Teknologi ARTEMIS ini dapat secara akurat menemukan ponsel korban baik yang tertimbun tanah longsor yang tebal dan yang terjatuh ke laut maupun di jurang dalam. Menurut laporan jika teknologi ARTEMIS ini memang khusus dirancang untuk membantu tim SAR (search and rescue) dalam melakukan pencarian dan penyelamatan korban saat terjadi bencana alam.

Menurut penjelasan perusahaan jika teknologi ARTEMIS ini akan mengubah ponsel korban hilang menjadi sebuah suar penyelamat dan ARTEMIS ini juga akan menangkap sinyal radio dari ponsel. Dr Eric Karmosh yang merupakan Chief Technology Officer di Robotics Centre, menjelaskan bahwa kemampuan ARTEMIS ini sebelumnya hanya tersedia pada pesawat berawak rotary dan fixed wing. Namun, teknologi canggih tersebut sudah dapat perkembangan teknologi sehingga bisa diterapkan di pesawat tanpa awak seperti drone.

Mengenal Teknologi "ARTEMIS" Yang Berfungsi Mendeteksi Korban Hilang
Foto ilustrasi tim Basarnas (SAR)


Perusahaan asal Kanada ini mengungkapkan bahwa mereka telah merancang platform sensor udara terbaru yang dipasang pada drone R80D SkyRaider dan SkyRanger R70, yang dikembangkan oleh perusahaan elektronik American Teledyne FLIR.

Pesawat ini kemungkinan tidak akan diperjualbelikan secara umum karena teknologi ini dikhususkan untuk digunakan, tim SAR, militer, kepolisian dan lembaga penegak hukum publik di seluruh dunia.