Rabu, 25 Agustus 2021

Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”

 Tepat pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 serangan bom atom oleh Amerika Serikat mendarat dan membumi hanguskan kota Hiroshima dan Nagasaki. Dan sejarah mencatat inilah serangan nuklir pertama di dunia.


Perang Asia Pasifik sebagaimana diketahui melibatkan negara besar yaitu Jepang dan Amerika Serikat. Awal mula perseteruan dua negara tersebut saat Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember 1941 sehingga kemudian pecahlah pertempuran antara Amerika Serikat dan Sekutunya dengan Jepang. 


[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Pesawat B-29 milik Amerika Serikat / Sumber

Sampai akhirnya Amerika Serikat mempunyai rencana untuk menjatuhkan bom atom di wilayah Jepang. Pada tanggal 6 Agustus 1945 melalui pesawat B-29 bom atom pertama “Little Boy” dijatuhkan di kota Hiroshima. Sedangkan bom atom kedua “Fat Man” dijatuhkan pada tanggal 9 Agustus 1945 di kota Nagasaki. Korban jiwa sangat banyak terjadi di dua kota tersebut, sebanyak 146 ribu orang tewas di Hiroshima dan 80 ribu orang tewas di Nagasaki. Belum lagi korban yang dinyatakan hilang dan korban luka.


[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Little Boy dan Fat Man / Sumber

Disamping merenggut nyawa, dampak dari bom atom ini juga mengakibatkan kerusakan bangunan yang ada di Hiroshima dan Nagasaki. Hampir kawasan yang dulunya banyak didirikan rumah dan bangunan lainnya hancur berkeping-keping dan rata menjadi tanah. Sungguh betapa dahsyatnya satu bom atom bisa menghancurkan sebuah kota. 

Pada kesempatan kali ini ane akan menampilkan foto-foto yang terjadi sebelum, sesaat dan setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

Di bawah ini adalah foto-foto kota Hiroshima sebelum terjadinya serangan bom atom.

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber


Di bawah ini foto saat bom atom sudah sampai di tanah dan meledak. Tampak awan putih yang membumbung ke langit.

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber


Di bawah ini adalah foto-foto kota Hiroshima setelah dijatuhi bom atom “Little Boy”.

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Versi foto berwarna / Sumber


***

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber


***

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber


***

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Foto 14 Oktober 1945 / Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Foto 28 Februari 1946 / Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Foto setelah satu tahun peristiwa bom atom. Tampak beberapa rumah semi permanen / Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Foto proses belajar di kelas. Setelah satu tahun peristiwa bom atom / Sumber

Di bawah ini adalah foto-foto kota Nagasaki sebelum terjadinya serangan bom atom.

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber



Di bawah ini foto saat bom atom sudah sampai di tanah dan meledak. Tampak beberapa orang yang masih berdiri belum menyadari bom atom sudah meledak. Ada juga bom atom yang sudah meledak menjadikan awan putih tinggi ke arah langit.

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber


Di bawah ini adalah foto-foto kota Nagasaki setelah dijatuhi bom atom “Fat Man”.

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber


***

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber


***

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber


***

Foto di bawah ini kondisi Nagasaki setelah beberapa bulan sejak dijatuhi bom atom.

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Sumber

Dua bom atom yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki ini menjadikan sejarah pilu bagi masyarakat Jepang. Untuk mengenang dan sebagai saksi bisu akan terjadinya peristiwa bom atom maka dibangunlah monumen di dua kota tersebut.

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Monumen Perdamaian Hiroshima / Sumber

[Full Pic] Melihat Lebih Dekat, Dampak Jatuhnya “Little Boy” & “Fat Man”
Monumen Perdamaian Nagasaki / Sumber

Minggu, 22 Agustus 2021

Masih Tinggal dengan Mertua? Awas, Ini Bahayanya!

 Masih Tinggal dengan Mertua? Awas, Ini Bahayanya!


Menikah memanglah tujuan akhir dari sebuah hubungan. Membangun rumah tangga dengan orang yang dicintai adalah impian setiap orang. Banyak orang yang menikah tanpa memikirkan kondisi ekonomi dan bagaimana kedepannya dengan sang calon istri, seperti tempat tinggal dan sebagainya, khususnya di Indonesia.

Masih Tinggal dengan Mertua? Awas, Ini Bahayanya!


Banyak pasangan di Indonesia yang tinggal dengan mertua setelah menikah dengan berbagai alasan, seperti faktor ekonomi, dan sebagainya. Akan tetapi, ada juga budaya di Indonesia yang memang mengharuskan pasangan yang sudah menikah tinggal dengan mertua. Tinggal bersama mertua sebenarnya memiliki banyak manfaat, seperti mempererat hubungan, meringankan pekerjaan rumah tangga, dan juga membantu mengasuh anak. Akan tetapi, tidak selamanya tinggal dengan mertua itu menguntungkan. Terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan oleh tinggal bersama mertua. Apa saja dampak tersebut?

1.Membuatmu tidak nyaman dan selalu merasa diawasi

Masih Tinggal dengan Mertua? Awas, Ini Bahayanya!


Terkadang, kamu pasti ingin melakukan hal-hal yang memuaskan batin, seperti melakukan me time di rumah. Akan tetapi, tidak akan nyaman rasanya untuk melakukan hal-hal tersebut jika tinggal dengan mertua. Kamu juga akan merasa diawasi terus. Misalnya, ketika kamu menelpon teman atau keluarga cukup lama, pasti mertua akan banyak bertanya, dan ujung-ujungnya kepo.

2.Kurangnya privasi

Masih Tinggal dengan Mertua? Awas, Ini Bahayanya!


Terkadang, kamu pasti ingin membicarakan beberapa hal yang serius dengan pasangan. Akan tetapi, karena tinggal bersama mertua, kamu akan merasa tidak bebas untuk membicarakan hal-hal yang berbau privasi rumah tangga.
Tidak hanya itu, mertua juga biasanya akan ikut campur tentang berbagai hal, seperti cara mengasuh anak. Alasannya tidak lain karena mereka merasa bahwa pengalamannya lebih banyak kettimbang kamu dan pasangan yang masih sering dianggap sebagai ‘anak kemarin sore’.

3.Menjadikanmu kurang inisiatif

Masih Tinggal dengan Mertua? Awas, Ini Bahayanya!


Punya mimpi tersendiri dalam membangun rumah tangga? Nah, jika kamu dan pasangan masih tinggal dengan mertua, maka mimpi ini akan susah untuk terwujud karena tinggal dengan mertua berarti dengan kewajiban untuk turut dan manut pada aturan yang ditetapkan oleh mertua.
Jika hal ini masih terus berlanjut, laki-laki yang seharusnya menjadi kepala keluarga menjadi tidak bisa menyampaikan aspirasi dan inisiatifnya. Hasilnya, baik kamu maupun pasangan akan perlahan menjadi individu yang pasif.

4.Menghilangkan kreatifitas

Masih Tinggal dengan Mertua? Awas, Ini Bahayanya!


Tinggal dengan mertua harus siap mendengar segala kritikan yang bertujuan untuk mengubah kamu dan pasangan menjadi sosok yang diingankan oleh mertua. Hasilnya, lambat laun kamu akan merasa bahwa kreatifitasmu dibatasi. Bener, nggak?

5.Gampang tersinggung

Masih Tinggal dengan Mertua? Awas, Ini Bahayanya!


Terkadang mertua sering membandingkan kamu dengan menantu lainnya; atau sanak keluarga lainnya. Hal tersebut pastinya akan membuatmu lebih mudah tersinggung. Jangan terbawa emosi, dan berpikir positiflah! Kalau memang sudah sampai pada titik batasnya, segeralah diskusikan semua keluh kesahmu dengan pasangan.


Jadi, masih enggan untuk mulai membangun rumah tanggamu sendiri, walau cuman tinggal di rumah dengan luas tidak lebih dari sepetak? Pikir ulang lagi, deh!

Manfaat Air Kelapa di Pagi Hari


Manfaat Air Kelapa di Pagi Hari


MENURUT Badan Kesehatan Dunia (WHO), orang dewasa membutuhkan 3510 miligram potasium perhari. Secangkir air kelapa mengandung 600 miligram potasium yang sangat cukup bagi manusia untuk mengonsumsinya dalam sehari. Tentunya kebutuhan potasium lainnya didapat dari sumber makanan.

Potasium sebagai elektrolit pada tubuh membantu jantung berdegub, membuang kotoran di tubuh yang diproduksi sel dan membantu tubuh berfungsi secara normal. Air kelapa sebagai elektrolit dapat membantu tubuh memenuhi kebutuhan cairan.

Karena sifat elektrolitnya, tak mengherankan bila seseorang pada malam hari mengonsumsi alkohol berlebihan dapat langsung segar dengan hanya meminum air kelapa. Cairan tubuh yang hilang akibat sifat alkohol yang dehidrasi, tergantikan oleh air kelapa yang berkarakter hidrasi, demikian yang dituliskan dalam laman Health.

Di samping bersifat hidrasi dan elektrolit, air kelapa dapat membantu fokus mental, menyeimbangkan tingkat pH, menstabilkan suhu badan dan mengantarkan kebutuhan gizi ke seluruh tubuh.

Menggabungkan antara minum kopi dan air kelapa tidak menimbulkan konflik di perut. Justru air kelapa mampu menutupi kekurangan dari kopi. Lagipula air kelapa tidak memiliki sifat asam dalam kandungannya yang membuat perut sakit. (psr)

Sabtu, 21 Agustus 2021

Partai Komunis Israel Terus Membela Hak Rakyat Palestina

 Partai Komunis Israel Terus Membela Hak Rakyat Palestina

tirto.id - Yerusalem terlalu sensitif untuk diklaim secara sepihak. Usai Trump mengumumkan secara resmi rencana pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem sekaligus pengakuan kota suci tiga agama itu sebagai ibu kota Israel, banyak petinggi negara dunia mengecamnya. Faksi komunis Israel juga bersikap serupa, meski suara mereka barangkali kurang bergaung di panggung internasional.

Partai Komunis Israel atau yang dikenal dengan nama Maki mengutuk Trump karena pengakuan status Yerusalem berarti melancarkan serangan terhadap hak-hak rakyat Palestina serta mengacaukan proses perdamaian antara Israel-Palestina yang sudah berlangsung puluhan tahun. “Sebuah perdamaian yang adil berdasarkan resolusi PBB yang diadopsi sebagian besar negara dan mayoritas masyarakat di seluruh dunia,” cantum Maki di laman resminya, Jumat (15/12/2017).
Partai Komunis Israel Terus Membela Hak Rakyat Palestina
Trump, Maki mengingatkan, telah melanggar hukum internasional, resolusi Dewan Keamanan PBB, dan kebulatan suara komunitas-komunitas internasional bahwa Yerusalem kondisinya sedang diokupasi. Maki menyerukan komunitas internasional untuk menghadapi kebijakan Trump hingga benar-benar dicabut. Maki telah menggandeng Partai Komunis Palestina, dan berharap agar komunitas internasional juga turut memberikan tekanan yang sama.

“Pengumuman kebijakan baru Amerika terkait Yerusalem menjadikan AS terus menjadi bagian dari masalah alih-alih menjadi faktor positif untuk mencapai solusi. Tidak ada solusi untuk konflik selain mengakhiri pendudukan Israel dan memenuhi hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan sebuah negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya serta menyelesaikan masalah pengungsi sesuai dengan resolusi Majelis Umum PBB nomor 194.” Dalam buku Communism in Israel karya Fayez A. Sayegh, Maki yang orisinal terbentuk pada tahun 1948 yang menjadi pecahan dari Partai Komunis Palestina. Dua tokoh utama yang berperan dalam pendirian Maki adalah Shmuel Mikunis dan Moshe Sneh. Partai punya sikap paradoks: anti-Zionis tapi mengakui Israel.

Namun sikap mereka terhadap Palestina jelas, yakni mendukung hak untuk mendirikan negara sendiri sesuai resolusi yang dikeluarkan PBB. Sikap tersebut melahirkan pertentangan internal di tahun 1960-an. Ada faksi yang sepakat perihal eksistensi Israel, dan faksi yang lebih pro-Arab dan anti-Zionis keluar untuk membentuk Partai Rakah. Maki yang asli benar-benar kolaps pada tahun 1973, sehingga Rakah bisa memakai “Maki” sebagai nama resminya.

Nama itu terus melekat hingga kini. Maki pun menjelma menjadi faksi politik sayap kiri radikal dengan pendukung yang cukup signifikan. Kawan-kawannya adalah partai-partai kiri bercirikan sosialis dan varian kiri lain yang tak memiliki sikap setegas Maki untuk isu Palestina. Atau kata lainnya, lebih moderat.

Palestina Akibat menyadari bahwa kekuatan mereka akan punya pengaruh jelas di parlemen Israel, meski pun kecil, Maki membentuk koalisi kelompok-kelompok sayap kiri radikal bernama Hadash pada tahun 1977. Hadash adalah akronim yang dalam bahasa Indonesia berarti Front Demokrasi untuk Perdamaian dan Kesetaraan. Dalam catatan Hareetz, Hadash mendukung kebijakan ekonomi bercirikan komunisme dan gigih memperjuangkan hak-hak pekerja. Khusus soal Palestina, akibat punya hubungan yang erat dengan politisi dunia Arab, jajaran elit Hadash tergolong sebagai yang pertama mendorong solusi dua negara yang independen, saling menghormati satu sama lain, dan menjalin hubungan yang damai dan setara.

Sejak mendeklarasikan diri sebagai negara berdaulat, Israel meluaskan teritorinya dengan berbagai cara. Salah satu yang paling efektif adalah membangun perumahan untuk warga Israel secara ilegal di sejumlah wilayah Palestina. Hal ini dipandang Hadash sebagai masalah krusial, sehingga mereka mendorong agar Israel angkat kaki dari wilayah pemukiman ilegalnya.

Perang Enam Hari pada tahun 1976 tergolong penting dalam sejarah wilayah yang kini disengketakan karena menjadi pondasi aneksasi Israel atas Palestina—dan yang berlangsung hingga hari ini. Dunia Arab kala itu terkejut dengan serangan tak terduga Israel sampai bisa menyelesaikan proses pendudukan atas wilayah Palestina yang tersisa. Kemenangan militer Israel dari pihak Arab membuat Zionis juga mampu menduduki teritori Mesir di Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai, teritori Suriah di Dataran Tinggi Golan, dan teritori Yordania yang meliputi Tepi Barat. Sementara itu warga Palestina yang sudah tinggal bertahun-tahun di dalamnya diusir hingga menimbulkan gelombang migrasi yang masif ke negara-negara tetangga.

Hadash mendukung penarikan Israel dari semua teritori negara lain yang dicaplok pasca Perang Enam Hari. Hadash sekaligus mendorong pendirian negara Palestina di teritori yang dianeksasi itu. Dengan demikian hak-hak pengungsi Palestina juga peru dipenuhi untuk bisa kembali ke tanah kelahirannya dengan selamat. Agar punya efek di ranah ekonomi, pada tahun 2015 mereka menyerukan Boikot, Divestasi dan Sanksi Internasional (BDS) melawan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Palestina yang dianeksasi. Merujuk laporan Hareetz, Hadash kala itu juga didukung oleh United Arab List sebagai partai yang mewakili komunitas Arab di Israel dan Taal selaku partai Israel yang berkiblat pada nasionalisme Arab, sekuler, dan anti-Zionis.

Komunis di Israel punya cerita menarik mengapa memilih jalan yang tak dilampaui warga Israel kebanyakan. Baru-baru ini Hareetz menyajikan testimoni tersebut dengan mewawancarai aktivis komunis senior yang pernah menjadi saksi pergolakan politik sejak Israel merdeka. Hareetz juga bertemu dengan aktivis muda Israel yang meyakini komunisme bisa menjadi jalan untuk membebaskan Palestina sekaligus jalan menuju kesetaraan yang hakiki di berbagai ranah kehidupan.

Tamar Peleg-Sryck salah satunya. Perempuan berusia 91 tahun ini lahir pada saat Revolusi Oktober sedang menorehkan sejarahnya di Rusia. Ia selamat dari tragedi Holocaust karena dibawa dalam operasi penyelamatan ke Teheran, Iran, pada tahun 1943. Setelah tinggal beberapa lama di Kazakhtan ia pindah ke wilayah Palestina yang kemudian diduduki Israel. Kini ia tinggal di Tel Aviv, dan selama hidupnya ia aktif di organisasi berbasis komunis dan masih percaya ke depan komunisme akan tetap mendapat jalannya.

Lebih jauh lagi, Peleg-Sryck menemukan kaitan antara aktivismenya dengan perjuangan menegakkan kemanusiaan bagi rakyat Palestina. Prinsip-prinsip komunis dan gerakan hak-hak sipil, katanya, saling berkaitan. Ia mencontohkan terbentuknya Asosiasi untuk Hak Sipil di Israel tak akan terbentuk tanpa memasukkan hak-hak ekonomi para pekerja—sesuatu yang menjadi basis perjuangan golongan komunis di seluruh negara. “Dan orang yang tumbuh dalam naungan komunisme tak mungkin jadi seorang rasis.”
Partai Komunis Israel Terus Membela Hak Rakyat Palestina
Pendapat serupa dinyatakan oleh Fathia Sageer, usia 62 tahun, mantan pengajar dari Galilee, kota Israel dekat perbatasan Lebanon. Sageer adalah seorang feminis dari Gerakan Perempuan Demokratik sejak usia 19 tahun. Komunisme dan feminisme menurutnya berjalan beriringan, sebab teori komunisme tak mendiskriminasikan laki-laki maupun perempuan. Perjuangannya anti-penindasan, oleh sebab itu peduli dengan isu Palestina. “Usai menamatkan sekolah menengah saya mencari studi lanjutan sekaligus pendanaannya. Saya terpikat dengan pertemuan komunis veteran. Saya senang mendengar mereka membicarakan hak-hak rakyat Palestina dan perjuangan untuk perdamaian." "Komunisme sulit dicapai dalam situasi politik Israel, tapi saya mencoba menerapkan asas-asasnya dalam kehidupan sehari-hari, juga saya ajak untuk kelompok perempuan di mana saya bekerja dan di pendidikan anak saya,” pungkasnya.

https://tirto.id/partai-komunis-isra...palestina-cBXV

Sejarah Perang Puputan Badung 1906: Ketidakadilan Belanda





Bencana itu bermula dari sebuah kapal/wangkang berbobot 90,27 Ton bernama 'Sri Kumala' yang mengangkat sauh dari Banjarmasin. Tanggal 27 Mei 1904, kapal karam ini di pesisir pantai Sanur,Wilayah selatan kerajaan Badung.

Menurut laporan sang pemilik yang bernama Kwee Tiktjiang, kapalnya tengah memuat gula pasir, minyak tanah, dan terasi yang akan dibawakan di Bali. Terdapat juga puluhan ribu uang kepeng dan uang perak senilai 3000 Ringgit atau setara dengan 7.500 Gulden.

Setelah gelombang laut reda, dengan didampingi syahbandar Tionghoa Sanur bernama Sik Bo, pemilik kapal dan nahkoda melaporkan kejadian ini pada punggawa sanur Ida Bagus Ngurah.

Ada kesepakatan antara kerajaan-kerajaan Bali dengan Belanda yang menyatakan bahwa raja harus melindungi dan menyelamatkan isi kapal yang karam. Kesepakatan ini diteken pada 1849.

Sebelum tahun itu, yang berlaku adalah hukum Tawan Karang/Taban Karang, dimana sebaliknya raja justru berhak atas kapal yang terdampar di wilayah beserta seluruh muatannya.


Salah satu sudut Denpasar yang ramai sebelum terjadinya peristiwa puputan padatahun 1906
Punggawa Sanur lantas memerintahkan bawahannya untuk menjaga bangkai kapal 'Sri Kumala' beserta isinya. Sayang setelah beberapa hari, bangkai kapal tidak bisa terancam dan terancam tenggelam. Punggawa memerintahkan rakyat sekitar untuk membongkar dan mengumpulkan muatannya di desa Beaung.

Beberapa pekan setelah peristiwa pembongkaran ini, pemilik kapal mengadu pada Residen Bali dan Lombok bernama J. Eschbach yang berkedudukan di Singaraja.

Dia memohon karena menganggap bahwa kapal beserta hartanya telah dirampas penduduk Sanur. Ia juga mengatakan bahwa ia telah kehilangan uang peraknya yang berharga 7500 Gulden.

Aneh karena para nahkoda dan penduduk berhasil menyelamatkan barang-barang dagangannya. Logikanya, jika benar ada uang di kapal tentulah para penduduk akan menyelamatkan tempat uang terlebih dahulu dibandingkan dengan barang dagangan yang nilainya jauh di bawahnya. Pengaduan tersebut tentu saja menyebabkan munculnya antara pemilik kapal dengan kerajaan Badung.



Potret penduduk Sanur di masa Belanda memulai ekspedisi militernya ke Badung 1906
Residen J. Escbach menugaskan bawahannya, yakni seorang kontrolir pada Kantor Urusan Masalah Bumi Putera bernama HJE F. Schwartz agar melakukan pemeriksaan secara teliti di Badung. Schwartz tiba di Badung pada 16 Juli 1904 dan langsung menemukan keterangan dari punggawa Sanur serta menyimpan catatan penyimpanan kapal. Ia tidak mampir ke puri Badung sehingga tidak bertemu dengan raja I Gusti Made Agung yang baru saja dinobatkan 2 tahun sebelumnya.

Dari hasil penyelidikan Schwartz, residen J. Esbach mengirim laporan kepada gubernur Jendral Van Heutsz di Batavia melalui surat Nomor 55/18 Agustus 1904/Rahasia yang isinya sebagai berikut.
menyimpulkan benar telah terjadi pencurian dan penjarahan oleh penduduk Sanur terhadap kapal 'Sri Kumala.


kerajaan Badung tidak melanggar pasal 11 perjanjian 13 Juli 1849 mengenai penghapusan Tawan Karang, namun raja dianggap lalai karena tidak menjaga kapal 'Sri Kumala' sehingga penjarahan tidak dapat dihindarkan.


mengusulkan agar permasalahan dibawa ke Majelis Kerta (Badan Peradilan Kerajaan Badung)


menetapkan agar raja Badung membayar kerugian yang dialami pemilik kapal senilai 7500 Gulden

Sebagai Gubernur Jendral, van Heutsz wajib menyertakan Dewan Hindia Belanda sebelum mengambil kebijakan. Ia menugaskan residen agar memantaunya ke Dewan Hindia Belanda.

Tanggal 28 Oktober 1904, J Eschbachpun memberikan laporan pada sidang Dewan Hindia Belanda di ibu kota Batavia. Pada 4 November 1904 Dewan Hindia Belanda mengeluarkan nasehat pada pemerintah agar.

mengambil tindakan yang sangat berhati-hati dalam menyelesaikan masalah 'Sri Kumala'


menganggap berlebihan bila raja dibebankan biaya ganti rugi 7500 Gulden karena terdapat indikasi ketidakjujuran pemilik kapal Kwee Tjiang dan Residen J. Eschbach yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari musibah 'Sri Kumala.


menyarankan gubernur jendral untuk menunggu keputusan Majelis Kerta untuk memutuskan perkara sesuai dengan hukum adat yang berlaku di Badung

Van Heutsz tidak menerima saran dari Dewan Hindia tersebut. Ia ternyata melihat sebuah peluang. Kini terbuka jalan bagi sang gubernur jenderal untuk menjalankan misinya di atas kerajaan Badung. Misi menjalankan prinsip Pax Neerlandica.

PAX NEERLANDICA

Johannes Benedictus Van Heutsz adalah pahlawan perang Belanda. Meskipun kontroversial, hingga kini namanya tetap dikenang dalam memori kolektif warga Belanda.

Ia pernah diabadikan sebagai nama kapal pada tahun 1926, sebagai nama monumen di Aceh dan Batavia tahun 1932, sebagai nama resimen infanteri kerajaan Belanda, nama jalan yang kini berganti menjadi jalan Teuku Umar di wilayah elit Jakarta, hingga judul lagu mars. Sungguh bukan pahlawan kelas kaleng-kaleng.

Perjalanan Luar Biasa. membayangkan, ia menginjakkan kaki pertama kali di tanah Aceh sebagai seorang prajurit letnan dua, namun saat keluar dari bumi serambi Mekah tersebut pangkatnya adalah yang paling tinggi; gubernur militer aceh. Semua itu berasal dari kegemilangannya menjinakkan Aceh.

Tak dinyana perang berlangsung berdarah-darah dan berlarut-larut. Belanda sudah hampir hilang akal akibat besarnya kerugian material dan prajurit yang diderita, sedangkan tanda-tanda kemenangan masih belum terlihat.


Gubernur Jendral Hindia Belanda 1904-1909 Johannes Benedictus van Heutzs, salah satu pahlawan besar Belanda
Van Heutsz dengan bantuan penasehatnya, Snouck Hurgronje mengatasi masalah, mempelajari adat setempat sehingga mampu menemukan strategi yang tepat guna melihat heroiknya perlawanan orang Aceh.

Iapun mampu merumuskan strategi brilian yang berhasil mengubah perang. Prestasi yang membawanya duduk di kursi empuk jabatan gubernur jendral Hindia Belanda untuk masa 5 tahun.

Ia terkenal sebagai perwira yang pro akan terwujudnya Pax Neerlandica, yakni penguasaan seluruh nusantara dibawah satu kesatuan pemerintahan mutlak di bawah pimpinan pemerintah pusat kolonial di Batavia.

Idealisme ini membuat Van Heutsz menutup mata pada realitas di lapangan. Kenyataan yang berlaku di masa itu tidak sesuai karena beberapa wilayah di Hindia Belanda termasuk di Bali memerlukan pendekatan yang berbeda.

Sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat sebelumnya, peraturan-undangan pemerintah kolonial tidak berlaku bagi kerajaan-kerajaan di Bali. Bagi Van Heutsz hal semacam ini sangat tidak sesuai dengan prinsip kolonialisme dan mengganggu kewibawaan kerajaan Belanda.

Di bawah sebagai orang jajahan nomor satu di tanah jajahan, ia sangat terdorong untuk menguasai Bali dan menempatkan raja-raja Bali langsung di pemerintahan pusat Batavia. Tentu saja niat Van Heutsz itu tidak mudah diwujudkan karena perjanjian 13 Juli 1849 secara hukum menjamin berlangsungnya pemerintahan dalam negri kerajaan-kerajaan Bali tanpa campur tangan Belanda.

Memulai perang penaklukan di Bali tanpa sebab tentu akan membuat gaduh suasana politik Batavia dan berimbas pada terganggunya hubungan dengan Dewan Hindia maupun dengan parlemen kerajaan Belanda. Peristiwa 'Sri Kumala' adalah peluang tidak terduga yang telah dinantikannya selama ini.

BLOKADE PERAIRAN BADUNG OLEH ANGKATAN LAUT HINDIA BELANDA

Pada 19 Desember 1904 Residen J Eschbach berkunjung ke ibu kota kerajaan Badung Denpasar untuk berbicara dengan raja I Gusti Ngurah Made Agung yang didampingi para pembesar dan punggawa kerajaan.

Residensi pemerintah Hindia Belanda atas ganti rugi'Sri Kumala' yang dibebankan pada raja. Tuntutan ditolak dengan tegas karena raja tersebut dan pemerintah menyatakan Badung merasa tidak bersalah.

Raja telah bertindak sesuai prosedur yakni memerintahkan agar dilakukan penjagaan atas bangkai kapal. Meskipun belum berhasil, beliau juga sudah berusaha mencari pencuri yang dikatakan telah menjarah kapal.

Punggawa Sanur, 11 orang yang menurunkan muatan 'Sri Kumala', serta jumlah penduduk yang bersumpah di pura bahwa mereka tidak mengambil isi kapal.

Sebaliknya, dalam pembelaannya, raja menjelaskan bahwa hanya berkat bantuan 11 orang itulah yang dapat membantu tepat pada waktunya. Ke sebelas orang itu melaksanakan dengan jujur ​​dan tidak mencuri.

Selanjutnya raja berujar bila Kwee Tektjiang merasa dirugikan, sebaiknya dia datang ke Denpasar dan permasalahannya di sidang Majelis Kerta di Denpasar. Jika hal itu disetujui, maka raja juga akan tunduk pada segala putusan Majelis Kerta.



Asisten Residen Schwartz bersama rombongan hendak menemui raja Badung I Gusti Ngurah Made Agung di Denpasar 1906
Demi mendapatkan tegas tanpa tedeng aling-aling ini, Residen J Escbach meninggalkan Denpasar pada 23 Desember 1904 sambil meninggalkan surat ultimatum disertai ancaman agar raja I Gusti Ngurah Made Agung membayar ganti rugi Selambat-lambatnya pada 5 Januari 1905.

Residen J Eschbach melaporkan semuanya pada Gubernur van Heutsz di Batavia melalui kawat 25 Desember 1904 bernomor 621/ Rahasia. Ia meminta agar segera dikirimkan kapal perang dan pengangkut yang akan digunakan memblokade perairan Badung.

Pendaftarannya disetujui. Dikirimlah kapal 'Zwalu' dan 'Spits milik Angkatan laut Belanda. Waktu berlalu dan seperti yang telah dilupakan sebelumnya, hingga tanggal 5 januari 1905, ganti rugi benar-benar tidak dipilih oleh raja Badung.



Kapal perang pemerintah Hindia Belanda menurunkan kuda dan logistik di perairan Sanur 1906



Pendaratan pasukan ekspedisi militer Belanda di pantai Sanur badung 1906
keesokan harinya Belanda mulai melarang penangkapan ikan yang buruk. Keluar barang dagangan juga tidak boleh. Pada 14 Januari 1905 Residen J Escbach mengadakan kunjungan ke perairan Badung untuk memeriksa pelaksanaan blokade. Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengadakan pertemuan dengan raja-raja Bali yang lain.

PARA PENGUASA BALI

Residen melakukan pendekatan pada para penguasa Bali agar mendukung blokade terhadap Badung. Berturut-turut ia menemui raja Klungkung, Karangasem, Bangli, dan Tabanan. Raja Bangli Dewa Gede Rai dan raja Gianyar Dewa Manggis VIII memberikan bantuan kepada pemerintah.

Karangasem mendukung Belanda karena telah ditaklukan pada tahun 1894. Raja Karangasem Gusti Gede Jelantik menunjukkan bahwa sudah seharusnya penguasa Badung bertanggungjawab atas insiden “Sri Kumala' dengan membayar ganti rugi.


Kapten Schutstal van Woundenberg bersama raja Gianyar Dewa Manggis VIII di Puri Agung Gianyar 1906
Raja Klungkung Dewa Agung Jambe II lebih netral. Ia mendesak agar diselesaikan dengan cara damai. beliau mengirimkan utusannya ke Denpasar namun upayanya tidak berhasil.

Sikap Klungkung ini bisa dijangkau karena Klungkung banyak mengadopsi beras dari Badung. Bila terjadi blokade dikhawatirkan akan mengganggu pasokan sehingga penduduk terancam menderita.


Raja Klungkung Dewa Agung Jambe II saat tiba di Gianyar untuk bertemu dengan utusan Belanda 1906 kekunoan.com Membagikan



Raja Klungkung Dewa Agung Jambe II saat tiba di Gianyar untuk bertemu dengan utusan Belanda 1906



Para putri dan permaisuri puri Agung Denpasar tahun 1900-an
Pada dasarnya semua kerajaan yang telah ditaklukan Belanda membantu pemerintah kolonial walaupun masing-masing sulit memutuskan hubungan dengan Badung karena juga memiliki kepentingan masing-masing. Saat itu Klungkung dan Bangli belum ditaklukan.

Raja Tabanan Gusti Ngurah Agung memilih berpihak pada raja Badung I Gusti Ngurah Made Agung karena hubungan dua kerajaan ini sangat dekat. Mereka bahkan memiliki perjanjian pertahanan Bersama. Menurutnya, blokade Badung tidak hanya akan merugikan Badung saja melainkan seluruh Bali pada umumnya.

Blokade menjadi tidak efektif karena Tabanan tidak efektif karena Badung tidak membatasi perbatasannya.

KETEGUHAN DAN HARGA DIRI I GUSTI NGURAH MADE AGUNG

I Gusti Ngurah Made Agung, raja yang keras kepala dan anti diplomasi. Pada 10 Februari 1905 beliau sekali lagi mengirimkan surat pada residen dan menegaskan kembali bahwa badung tidak menodai kesepakatan yang pernah dibuat dan benar-benar tidak bersalah.

Blokade membuat rakyat sengsara karena tidak boleh melaut dan bea cukai dari kerajaan tersendat. Sebagai itikad baik, raja menghadirkan seorang anggota Dewan Kerta untuk bertindak sebagai pembela Kwee Tektjiang. Pemerintah Belanda juga harus membayar ganti kerugian akibat dampak blokade nomor 1500 ringgit atau 3.750 Gulden.

Permohonan ini tidak digubris pemerintah dan blokade jalan terus. Kondisi Badung mencekam sekaligus muram akibat politik ini. sejumlah peristiwa aneh dan fenomena alam ditandai sebagai pertanda akan terjadinya bencana di kalangan rakyat Bali yang masih berlangsung dihinggapi takhayul dan mistis.

Salah satunya adalah peristiwa runtuhnya sebagian bangunan pura Luhur Uluwatu, yang terletak di atas tebing karang tinggi, yang menjorok ke laut di desa Pecatu akhir tahun 1905. Kekhawatiran masyarakat Badung memuncak.



Potret Pura Luhur Uluwatu 1930
Rakyat dan jumlah pemuka Badung menghadap raja dan menambahkan bahwa mereka sanggup bergotong-royong menghimpun dana ganti rugi sebesar 75.000 Gulden agar hubungan dengan Belanda kembali seperti sedia kala.

Para pedagang Bugis dan Tionghoa yang bermukim di Kuta dan pulau Serangan berduyun-duyun datang menghadap hal serupa. Dapat dimaklumi oleh merekalah pihak yang paling dirugikan karena adanya blokade. Mereka tidak bisa berdagang lagi. Ekspor impor Badung berhenti total. Semua permintaan tersebut dengan tegas ditolak oleh raja I Gusti Ngurah Made Agung.

Konon muncul cerita bahwa pada suatu malam, datang seorang utusan berkebangsaan Belanda ke Puri Satria di dalam Puri Agung Denpasar. Utusan tersebut menanyakan apakah raja tidak memiliki uang untuk mengganti kerugian yang diminta.

Raja menjawab bahwa ia memiliki lebih dari cukup harta untuk membayar ganti rugi. Raja tidak menghargai bukan karena masalah uang, karena masalah harga diri.

Untuk menjaga martabat dan kewibawaan kerajaan Badung di mata rakyat dan sekaligus membela diri dari ketidak adilan yang dilakukan pemerintah Belanda atas kasus 'Sri Kumala' yang menimpanya.

PERUNDINGAN TERAKHIR

Bulan demi bulan berlalu dengan tidak adanya perkembangan berarti penyelesaian masalah. Iklim politik di kalangan pemerintah eksekutif Hindia Belanda di Buitenzorg ( Bogor) dan kalangan legislatif di Batavia tengah meninggi akibat semakin populernya Pax Neerlandica. Makin banyak pihak yang keranjingan pada pandangan ini.

Meskipun angin segar bertiup, Van Heutzs yang sejatinya sudah sangat menginginkan perang masih berhati-hati dengan meminta Dewan Hindia Belanda memberikan pendapatnya sehubungan dengan perkembangan yang terjadi.

Dalam rapat pada 31 Maret 1905, Dewan Hindia menginginkan agar Van Heutz berhati-hati dalam masalah pengiriman ekspedisi militer ke Badung.

Dewan Militer tidak setuju dengan Analisis Van Heutzs bahwa raja Badung tidak setuju membayar ganti rugi karena keras dan angkuh. Dewan memberi bukti bahwa raja Badung sebenarnya sangat kooperatif dan memiliki kemauan baik bekerja sama dengan pemerintah.

Pada tanggal 22 Desember 1904 raja I gusti Made Ngurah Agung pernah membuat keputusan tangani kesepakatan yang mengatur penghentian adat 'sati' atau 'mesatiye' (adat kerelaan membakar diri istri-istri bila raja meninggal) di kerajaannya, yang menurut pemerintah sangat tidakb.

Dewan ingin mendekatinya lagi dengan pejabat pejabat tinggi yang berpengalaman.
Gubernur jendral Van Heutzs menindak lanjuti rekomendasi tersebut dengan mengirimkan seorang anggota Dewan Hindia bernama FA Liefrinck pada 7 April 1905 untuk berunding dengan Residen Bali dan raja Badung.

Liefrick berangkat ke Bali pada 12 April tahun yang sama dan 3 hari kemudian mendarat di Singaraja, ibu kota Buleleng yang sekaligus merupakan ibu kota karesidenan Bali. Selanjutnya ia bertolak ke Bali selatan menggunakan kapal “Kwartel.

Lienfrick menjelaskan di hadapan raja Badung bahwa Kwee Tjiang adalah kawula Hindia Belanda yang berlayar dengan kapal berbendera Belanda sehingga pemerintah memiliki wewenang dan menyelesaikan masalahnya. Pemerintah Belanda juga menawarkan dukungan biaya blokade, raja Badung cukup membayar ganti rugi 7.500 Gulden saja.

Sikap raja diberitahukan oleh Van Kol dalam bukunya yang berjudul “Drie Maal Dwars Door Sumatra En Zwerfthochten Bali (Tiga kali melintas Sumatra dan Pelancongan di Bali) Sebagai berikut:

“Oleh karena gangguan-gangguan baru pihak Belanda dan menderita oleh tekanan-tekanan baru pula, maka membacalah raja Badung dengan penuh kebangaan: Lebih baik mati saja dari pada bertahta sebagai raja diperlakukan dengan cara seperti ini.

Pembicaraan Lienfrick dengan I gusti Ngurah Made Agung tidak menghasilkan kesepakatan yang memuaskan. Lienfrick Kembali ke Singaraja pada 5 Mei 1905.


PERJANJIAN PERTAHANAN BERSAMA BADUNG DAN TABANAN

Setelah gagalnya perundingan, raja Badung menghidupkan kembali perjanjian pertahanan dengan raja Tabanan. I Gusti Ngurah Made Agung mengunjungi puri Taban pada 14-19 Mei 1905. Kedua raja melakukan sumpah di pura pamerajan puri agung Tabanan untuk saling membantu satu sama lain dalam peperangan.

Kunjungan tersebut berbalas dengan kunjungan raja Tabanan ke puri agung Denpasar pada 23-30 Juni 1905. Pada 28 Juni 1905 kedua raja mengadakan sumpah setia di pura Tambang Ayung. Raja Puri Agung Pamecutan juga hadir.

Perlu diketahui bahwa secara tradisional, kerajaan Badung diperintah oleh 3 raja, yakni raja Puri Agung Pamecutan, raja Puri Agung Pamecutan, dan raja Puri Agung Kesiman dengan raja Badung bertindak sebagai raja utama berkedudukan di Badung).

Waktu dan permasalahan menjadi semakin membengkak dan seolah-olah berubah menjadi berbeda antara kerajaan Badung dan Taban melawan pemerintah pusat di Batavia.

Pada 17 Juli 1906, Van Heutzs yang telah sampai pada 'point of no return' memberi laporan pada Menteri jajahan Belanda di Den Haag dan menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Jendral no. 1 yang berisi ultimatum pemerintah pada Badung dan Tabanan.

Di kantor karesidenan di Singaraja sendiri sejak April 1906 telah ditempatkan seorang perwira Staf Umum Angkatan Darat Hindia Belanda, yakni kapten SH Schutstal van Woudenberg yang menyimpan peta penempatan secara besar-besaran di Badung dan Tabanan. Semua sudah yakin bahwa Badung dan Tabanan tidak akan menggubris ultimatum Belanda.

Raja Badung dan Taban menyadari bahwa mereka tidak akan memenang kan peperangan, namun mereka yakin dengan segala konsekuensinya demi mempertahankan kehormatan dan keadilan. Mayjend. MB Rost van Tonningen ditunjuk sebagai pemimpin ekspedisi militer.

Sebagai upaya terakhir, Lienfrick mengirimkan ultimatum pada raja Badung yang harus dijawab dalam 1×24 jam, dan pada raja Tabanan dalam 3×24 jam. Kedua raja menolak ultimatum untuk segera dilaksanakan.

JALANNYA PERANG YANG BERAT SEBELAH

Tanggal 12 September 1906 semua kapal perang dan kapal pengangkut telah merapat di Sanur dan menempati pos masing-masing. Kekuatan Belanda terdiri atas 2.312 pasukan, 140 marinir, 741 tenaga non militer, 10 meriam yang 4 diantaranya adalah meriam Houwitzer, 20 ekor kuda untuk perwira, dan 45 kuda untuk mengangkut logistik.

Pada 14 September malam hari , pantai Sanur diterangi lampu senter dari kapal-kapal besar Angkatan perang Hindia Belanda karena intelejen mendapat informasi akan adanya serangan pasukan Badung.

Serangan itu tidak terbukti dan bahkan punggawa Sanur menghadap Belanda dan menyatakan bahwa ia dan berharap rakyat Sanur tidak akan melawan.

:

Gerakan maju pasukan Belanda menuju Denpasar 1906



Kepala desa dan penduduk utara Denpasar mengambil sikap tidak memusuhi pasukan Belanda 1906



Patroli Belanda di Sanur 1906
pertempuran yang sebenarnya pecah pada 15 September saat dari pasukan Badung dari Denpasar dan Kuta menyerang bivak-bivak Belanda di Pabean Sanur. Pengepungan berlangsung hingga tengah hari dan mengakibatkan gugurnya 33 jiwa dan 12 orang luka dari pihak Badung.

Kapal-kapal perangpun mulai menembakkan Meriam ke arah Denpasar dan desa-desa sekitarnya selama 2 hari. Puri Agung Denpasar dan Puri Agung Pamecutan menjadi target utama.

Untuk menghambat serangan kavelari berkuda Belanda, Badung memasang ranjau bambu runcing di Renon. Pertahanan di desa-desa sekeliling 3 puri agung antara lain Sesetan, Lantang Bejuh, Kelandis, Tanjung Bungkak, bengkel.

Batalyon ke 18 dan ke 20 yang tiba di desa Panjer disambut serangan gencar dari sekira 2.000 pasukan Badung. Karena hari sudah sore, batalyon mundur ke bentengnya di sanur.

Di banteng serangan muncul serangan oleh 30-an pasukan Badung dari Kesiman. Tembakan perlindungan yang dilancarkan dari kapal perang berhasil melindungi batalyon ini.

Perang pada 16 September ini sangat menguras tenaga sehingga Belanda memutuskan untuk tidak menyerang pada tanggal 17. Meriam kapal dan Meriam banteng tetap ditembakkan ke arah puri.

kabar mengejutkan dari Puri kesiman pada 18 September. Punggawa Kesiman Gusti gede Ngurah Kesiman dibunuh oleh pembangkangan oknum dari suatu kelompok rakyat yang menolak perang terhadap pemerintah.



Potret sejumlah Belanda dari Batalyon ke20 yang terlibat dalam ekspedisi militer ke Badung pada1906
Tanggal 19 September pagi, dengan kekuatan pasukan Belanda meninggalkan banteng Sanur untuk menyerang Denpasar. Tujuan pertama adalah desa Kesiman dimana diperkirakan pasukan Badung akan mempertahankan puri Agung Kesiman. Saat tiba di desa Tukad Ayung, belanda disambut oleh tembakan dari kebun kelapa penduduk.

Terjadi pertempuran sengit antara tentara modern yang terstruktur melawan kekuatan rakyat yang bercorak tradisional. Strategi tempur berhadap-hadapan dengan jiwa kewiraan satria. Jumlah korban yang jatuh tidak berimbang.

Dalam bukunya yang berjudul 'Indische Reisherinneringgen' (Kenang-kenangan Perjalanan ke Hindia), Jhr .Dr. HM van Weede yang menyertai pasukan ekspedisi militer ini menggambarkan kekagumannya pada pertempuran berani yang belum pernah dilihatnya sebelumnya:

“dalam ingatan saya masih jelas tergambar seorang Bali berbadan tegap yang berdiri di suatu tempat yang agak tinggi, kira-kira 200 meter jaraknya dari pasukan infanteri kita.

Dia berdiri untuk memegangmbaknya yang Panjang yang ditancapkan di tanah. Dengan gerak dan suara ia mendorong dan merangsek yang menggambarkan sikapnya yang tidak gentar menghadapi maut sehingga menjadi teladan bagi yang lain.”

Setelah menghadapi beberapa pertempuran, pada pukul 14.30 Belanda berhasil menguasai Puri Kesiman yang telah dikosongkan. Panglima Van Toninggen segera menetapkan puri sebagai bivak pasukan Belanda.


Artileri meriam Belanda menyalak menghujami Puri AGung Denpasar dan puri Agung Pamecutan hingga terbakar 1906
Tanggal 20 September 1906 pasukan dari batalyon ke 11 dan 18 bergerak menuju Denpasar melewati desa Semerta. Serangan terlebih dahulu dengan tembakan 60 peluru meriam ke arah puri Denpasar sehingga menimbulkan kerusakan besar.

Perlawanan Badung di desa Semerta sangat hebat sehingga jatuh korban dari pasukan Belanda yang cukup signifikan. Setelah berhasil menguasai keadaan, pasukan Belanda bersitirahat selama 1 jam untuk selanjutnya bergerak kembali. Pukul 9 pagi pasukan Belanda mulai memasuki Denpasar.

Pada waktu itu, raja I Gusti Ngurah Made Agung beserta sekira 250 orang anggota keluarga dan pengikut setia tengah berkumpul di puri.

Mereka memegang teguh memegang ajaran, mereka menjunjung jiwa ksatria dan bersumpah setia hingga akhir untuk membantu raja meskipun meskipun konsekuensinya adalah kematian.

Raja lalu memerintahkan untuk membakar puri.

Pada pukul 11 ​​di jalan Denpasar – Tangguntiti pasukan Belanda melihat sejumlah besar rombongan orang Bali yang bergerak kea rah timur. Pasukan artileri menembaki kelompok tersebut, namun mereka tetap merangsek maju.

Sesampainya di perempatan jalan Jero Belaluan pasukan diserang oleh beberapa orang dari rombongan tersebut. mengetahui rombongan tersebut adalah raja I Gusti Ngurah Made Agung beserta kerabatnya yang setia, termasuk wanita dan anak-anak, yang sudah siap mati.

Berulang kali diberi peringatan agar berhenti, tetapi rombongan tetap bergerak maju mendekat hingga 100 meter, 80, lalu 70 meter. Pada jarak itu tiba-tiba raja I Gusti Ngurah Made Agung dan para pengikutnya yang setia berlari kencang sambal menghunus keris dan tombak menerjang pasukan Belanda.

Pada saat itulah tembakan salvo diikuti dengan tersungkurnya sejumlah orang. Raja Badung I Gusti Made Ngurah Agung gugur.



Tanah lapang di utara Denpasar tempat gugurnya raja Badung I Gusti Ngurah Made Agung pada 1906



Saudari tiri raja Badung I gusti Ngurah Made Agung ditemukan bunuh diri bernama di bagian puri Agung Denpasar Kaniyamata 1906

Sekali lagi Jhr .Dr. HM van Weede membuktikannya sebagai berikut:

“Raja dan para pengikutnya pengikutnya mengenakan pakaian yang serba indah bersenjatakan keris yang hulunya terbuat dari emas berhiaskan permata yang berkilauan. Semuanya berpakaian dalam warna merah atau hitam.

Rambut mereka diatur dengan rapi dan ditaburi minyak wangi. Para wanita berdandan dengan pakaian yang paling indah dan semuanya mengenalan selendang putih

Kami mengira kekuatan induk musuh berada dalam puri, kami mengira mereka dalah penduduk yang diutus raja untuk menghadang kami.

Setelah terdengan letusan, perlahan-lahan kami bergerak maju di suatu lapangan kecil. Sungguh pemandangan yang kami lihat di sana. Tumpukan mayat seperti gunung. Pria dan wanita menikam dirinya dan anak-anaknya. Jerit nyawa mereka yang tengah meregang terdengan dimana-mana”

Dari posisi gugurnya raja, pasukan Belanda bergerak maju menuju puri agung Denpasar. pasukan disergap oleh pasukan Badung di kampung-kampung yang dilewati, namun semua perlawanan bias diatasi tanpa kesulitan.

Sesampainya di Puri Agung Denpasar, panglima Van Toninggen memerintahkan untuk melakukan pemeriksaan dan pencarian alutsista Badung yang tersisa.

Pada salah satu bangunan di dalam puri yang bernama Kaniyamata, Belanda menemukan jenazah saudari tiri serba raja yang berbusana putih dan mengenakan perhiasan serba indah, yang berbaring di atas sebuah balai. Diduga sang putri telah membunuh diri atau menyuruh abdinya menikamkan keris ke tubuhnya setelah mendengar kabar kematian raja.

Pukul 15.00 pemeriksaan atas Puri Agung Denpasar telah selesai. Pasukan lalu bergerak menuju sasaran terakhir, yakni Puri Agung Pamecutan. Berita meninggalnya I Gusti Made Ngurah Agung telah terdengar oleh I Gusti Gede Ngurah Pamecutan, satu-satunya raja Badung yang tersisa. Ia memerintahkan agar puri dibakar sebelum melakukan pertempuran dengan Belanda.



Puri Agung Pamecutan yang hancur saat Puputan 1906



Dalam gerak maju menuju Pamecutan, pasukan menghadapi perlawanan yang hebat, diantaranya dari seorang pangeran berusia 12 tahun. Kesaksian-kesaksian Jhr .Dr. HM van Weede di Pamecutan adalah sebagai berikut:

“semua orang berhati-hati karena rombongan warga Bali yang kedua tiba, yang dipimpin oleh adik raja lain ibu yang masih berusia 12 tahun. Ia tidak menanggung biaya yang besar dan panjang. Kapten Van Woudenberg memerintahkannya untuk berhenti.

Mula-mula menuntut anak itu ingin menuruti perintah tesebut sampai tampak salah satu pengikutnya mendesaknya untuk terus bergerak maju. Serangan hebat terjadi dan pada waktu pengambilan foto, anak muda itu beserta sejumlah pengikutnya tumbang disapu oleh peluru. Rombongan pahlawan ini menemui ajal yang mereka cari sendiri”

“semua orang telah dicoba haus untuk mati. Beberapa wanita melemparkan uang emas pada prajurit kita sambal menuding jantung mereka sebagai media agar mereka ditembak mati. Bila tidak tertembak, mereka akan menikam diri sendiri.

Orang yang bergerak bergerak diantara mayat-mayat yang bergelimpangan sambal menikam mereka yang terluka namun masih hidup di kanan dan kiri. Ia sendiri akhirnya juga tertembak mati. Senantiasa muncul lagi orang berikutnya yang disimpan untuk disimpan “

“Setelah meriam mereka dihentikan oleh meriam pasukan kita yang berkaliber 3,7 Cm, raja dan para pengiringnya, baik wanita dan anak-anak yang jumlahnya tidak kurang dari 100 orang maju menghadang dan semua membunuh diri.

Kami menemukan mereka bertumpuk. Badan raja terpendam oleh badan-badan para pengikutnya seolah-olah mereka berharap kesetiaan mereka melindungi raja sampai mati.

“Wanita-wanita muda yang paling jelita terlihat tidak bergerak lagi disamping anak-anak mereka. Tandu keemas an raja dan barang-barang lain berhamburan di tegah-tengah mayat. Dengan demikian berakhirlah secara suka rela dua keturunan raja, wakil dari keluarga yang paling di Badung”



Tumpukan jasad para patriot Puri Agung Pamecutan termasuk jasad raja I Gusti Gede Ngurah Pamecutan dekat tandunya. Beliau memang sudah berada pada saat terjadinya puputan dan lanjut di atas tandu.

DALAM TEKANAN, TABANAN TERPAKSA MENYERAH TANPA SYARAT

Setelah menyelesaikan urusan Badung, Van Toninn untuk menggerakkan pasukan ke Tabanan yang juga ikut membangkang ultimatum 16 September 1906. berita bahwa raja Tabanan Gusti Ngurah Agung dan putra mahkota Pangeran Gusti Ngurah Anom beserta pembesar kerajaan, punggawa dan pedanda ingin bertemu dengan Van Toninngen.



Raja Tabanan Gusti Ngurah Agung duduk di atas tandu saat menemui panglima ekspedisi militer Belanda setelah kekalahan sekutunya, yakni kerajaan Badung.
Tanggal 28 September 1906 pukul 08.00, raja Gusti Ngurah beserta rombongannya tiba di Baringkit dari desa Abean Tuwung dan mengadakan pertemuan dengan panglima Van Toninngen yang didampingi Asisten Residen Schwartz.

Belanda meminta penyerahan tanpa syarat apapun atau Tabanan akan menerima konsekuensi pembangkangannya. Tabanan tidak memiliki pilihan lain terlebih setelah mengetahui bahwa sekutunya, yakni raja Badung telah gugur dalam puputan.

Atas dasar penyerahan itu, raja beserta putranya akan mengasingkan diri ke Lombok. Sembari menunggu keberangkatan ke Lombok, raja dan rombongan ditempatkan di Puri Agung Denpasar.

Keesokan harinya tanggal 29 September 1906, terjadi peristiwa mengejutkan. Raja Tabanan Gusti Ngurah Agung Bersama dengan putra mahkota Pangeran Gusti Ngurah Anom ditemukan sudah tidak bernyawa.

Raja memutuskan bunuh diri dengan memotong urat nadinya menggunakan pisau kecil. Putra mahkotanya tewas meminum racun. Kejadian tersebut dilaporkan Liefrinck kepada Menteri Jajahan Belanda di Den Haag.

KERAJAAN BADUNG SELANJUTNYA

Meski telah direstorasi pada 1926, rakyat Badung masih tetap tidak bisa melupakan kekejaman kolonialis Belanda yang telah secara tidak adil memporak-porandakan negrinya.

Atas desakan tokoh-tokoh masyarakat di Lombok dan Bali, salah satu putra raja I Gusti Ngurah Made Agung yang saat berperang di Lombok, yakni Pangeran I Gusti Alit Ngurah diangkat oleh Belanda untuk kedudukan ayah sebagai raja Badung dengan sebutan “regent” (Kerajaan). Badung saat itu resmi menjadi salah satu wilayah swapraja atau daerah istimewa setingkat kabupaten dalam wilayah Karesidenan Bali dan Lombok).

Puri ketiga di Badung dihidupkan kembali.

Raja Badung I Gusti Ngurah Made Agung yang mendapat gelar anumerta “Cokorda Mantuk Ring Rana (raja yang gugur di medan laga) ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 4 November 2015 berdasarkan Keputusan Presiden No.116/TK/2015.

Kamis, 19 Agustus 2021

One Night with CLARA, Game yang Perlahan Membentuk Sebuah Hubungan Termanis

  One Night with CLARA, Game yang Perlahan Membentuk Sebuah Hubungan Termanis

sumber: One Night with CLARA

Dari informasi yang ane baca di websitenya, game ini akan bercerita tentang pertemuan pemain dengan gadis yang ditemui di aplikasi kencan. Nama gadisnya adalah Clara. Pemain harus mengajaknya berkencan di tempat-tempat romantis dan menarik seperti restoran, pantai, atau bahkan makan malam di rumahnya. Jika pemain bersikap baik padanya maka pemain akan mendapatkan apa yang pemain harapkan. Jadi, sebisa mungkin buat Clara tertarik padamu.



sumber: One Night with CLARA

Cara bermainnya sendiri bisa dibilang sangat mudah. Soalnya ini adalah game ini novel visual sederhana yang telah di-rendering secara real-time 3D penuh, ditambah dengan klimaks animasi penuh. Ceritanya pendek, sederhana dan mudah dipahami.


One Night with CLARA, Game yang Perlahan Membentuk Sebuah Hubungan Termanis
sumber: One Night with CLARA

Komponen Utama di Dalam Game:
+ Game novel visual sederhana, sepadan dengan uang yang dikeluarkan.
+ Jalan cerita yang menarik dan membuat orang yang bermain serasa menikmati tiap alurnya.
+ Grafis real-time 3D dan animasi penuh. Untuk persoalan grafis tidak usah diragukan lagi, dengan membawa versi animasi secara penuh makin membuat game ini hidup. Siapapun yang memainkannya akan merasakan momen-momen indah ditiap adegan permainan.
+ Tidak susah, cukup duduk dan nikmati setiap cerita yang disajikan di depan layar.
+ Banyak adegan tambahan yang makin membuat betah main berlama-lama.
+ Pengembang selalu melakukan pembaruan secara rutin tanpa tambahan biaya.


One Night with CLARA, Game yang Perlahan Membentuk Sebuah Hubungan Termanis
sumber: One Night with CLARA

Siapapun yan tertarik untuk membelinya, langsung aja menuju ke situs pembelian game favoritmu. Tetapi ane ingatkan yaa, game ini ditandai sebagai game '18+'. Walaupun tidak terlalu 'Dewasa' banget adegannya, namun ane tetap sarankan untuk gunakan kebijakan kalian ketika ingin membeli dan memainkan game ini.


One Night with CLARA, Game yang Perlahan Membentuk Sebuah Hubungan Termanis



Selasa, 17 Agustus 2021

Sejarah Dibalik Tradisi Pengibaran Bendera Jolly Roger Oleh Kru Kapal Selam Inggris



Jolly Roger bisa dibilang sebagai simbol atau bendera milik bajak laut, biasanya identik dengan gambar tengkorak dan tulang menyilang ditambah background hitam. Lambang tengkorak ini bukan hanya dijadikan identitas bajak laut dalam film, tapi juga oleh bajak laut pada masanya.
Ternyata bendera legendaris ini tak hanya digunakan oleh bajak laut, tapi juga oleh Angkatan Laut Inggris, khususnya oleh kru kapal selam. Sampai sekarang tradisi mengibarkan "Jolly Roger" masih diteruskan oleh awak kapal selam Inggris, bendera tersebut dikibarkan saat kapal selam muncul ke permukaan dan hendak sandar menuju pelabuhan. Lalu bagaiamana ceritanya para awak kapal selam Inggris bisa mengibarkan bendera tersebut ?


Dikibarkan Untuk Membalas Sebuah Sindiran

Saat ini kapal selam adalah salah satu alutsista strategis, beraksi dalam senyap dan tidak mudah dideteksi merupakan ciri khas kapal selam. Kelebihan tersebut membuat kapal selam banyak digunakan untuk misi infiltrasi maupun mata-mata. Akan tetapi, sebelum menjadi alutsista yang handal dan ditakuti, dulu kapal selam sempat dihina dan dinilai tidak dapat diandalkan.

Salah seorang yang menghina dan tidak menyukai kapal selam adalah Laksamana Sir Arthur Wilson, pemimpin pertama British Royal Navy pada awal 1900-an. Sang Laksamana menyatakan bahwa "Kapal selam itu menjijikan, curang, tidak adil, dan tidak bisa berbahasa Inggris !" Dia juga mengatakan bahwa, kru kapal selam layak untuk digantung seperti bajak laut.

Hampir satu setengah dekade kemudian, selama Perang Dunia I pecah pada tahun 1914, kapal selam Inggris HMS E9 justru berhasil menenggelamkan sebuah kapal penjelajah Jerman yang bernama SMS Hela saat berpatroli. Kapal Jerman tersebut tenggelam setelah dihajar torpedo. Komandan "Max Horton" dari HMS E9 kemudain teringat komentar negatif yang menganggap kru kapal selam yang dianggap sebagai bajak laut. Ia lantas memerintahkan krunya untuk menyiapkan Jolly Roger yang besar dan mengibarkannya dengan rasa bangga saat kapal selam itu muncul kembali ke permukaan dan hendak sandar ke pelabuhan.




Pejabat Eksekutif HMAS Dechaineux Letnan Komandan Darren White mengangkat 'Jolly Roger' di kapal selam kelas Collins HMAS Dechaineux di Fleet Base West.

Foto: Chief Petty Officer Damian Pawlenko




Setelah E9 mengibarkan Jolly Roger sesudah pulang dari misinya, maka awak kapal selam Inggris yang lainnya mulai mengikuti hal tersebut. Tradisi HMS E9 yang tampak aneh namun menarik juga cepat dipahami oleh awak kapal selam lainnya. Ketika setiap misi berhasil para kru mengibarkan bendera Jolly Roger tambahan di menara pengawas, hal itu menyebabkan jumlahnya menjadi semakin banyak.

Pada perkembangannya, kemudian hanya diputuskan akan ada satu bendera Jolly Roger yang dikibarkan di menara kapal selam. Untuk menandai misi yang berhasil dilaksanakan, kru kapal selam Inggris mulai menambahkan jahitan pada bendera mereka. Jahitan itu menggambarkan misi yang sudah mereka jalani.

Misalnya ada jahitan simbol kapal selam, itu artinya mereka berhasil menenggelamkan kapal selam musuh. Jika ada gambar ranjau, maka kapal selam berhasil menjinakkan ranjau. Sementara jika ada siluet gambar pesawat, maka kapal selam itu sukses menghancurkan pesawat milik musuh. Berikut ini simbol-simbol yang terdapat pada Jolly Roger kapal selam:






Arti simbol yang terdapat pada bendera Jolly Roger.




Jolly Roger milik HMS Safari selama Perang Dunia II.





HMS E9, kapal selam yang mengibarkan Jolly Roger untuk pertama kali.

Ilustrasi: TheDrive.com




Personil kapal selam Inggris HMS Utmost memamerkan Jolly Roger mereka pada Februari 1942. Tanda pada bendera menunjukkan pencapaian kapal: sembilan kapal ditorpedo (termasuk satu kapal perang), delapan operasi "Cloak and Dagger" (operasi rahasia), satu target dihancurkan oleh tembakan, dan satu penyelamatan di laut.

Foto: wikipedia.org



Meski bendera itu tidak diakui oleh pejabat Angkatan Laut Kerajaan Inggris, namun Jolly Roger menjadi simbol semangat dan kemampuan awak kapal selam yang lebih mandiri dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang bertugas di permukaan. Praktek pengibaran bendera ini menjadi tersebar luas selama Perang Dunia II setelah HMS Osiris menjelajah jauh ke perairan Adriatik yang dijaga ketat dan berhasil menenggelamkan kapal perusak Italia, Palestro. Saat akan muncul ke permukaan dan menuju "home base", HMS Osiris juga mengibarkan Jolly Roger miliknya.

Tradisi pengibaran bendera kapal selam terus berlanjut mulai dari abad ke-20 sampai ke-21. Misalnya saat HMS Conqueror mengibarkan bendera yang dihiasi dengan siluet kapal penjelajah untuk mengakui keberhasilan serangannya terhadap kapal penjelajah Argentina ARA General Belgrano selama Perang Falklands. Beberapa kapal selam Inggris yang kembali dari misi menembakkan rudal jelajah Tomahawk juga mengibarkan Jolly Roger dengan siluet berbentuk kapak, siluet yang kemudian disejajarkan menunjukkan jumlah tembakan dari rudal tersebut.





Komandan Angkatan Laut Kerajaan Inggris Rob Dunn memegang bendera Jolly Roger di HMS Triumph saat dia berlayar kembali ke Davenport, Plymouth, Devon, Inggris, Sabtu, 2 April 2011 setelah mengambil bagian dalam operasi di Libya di mana dia menembakkan rudal jelajah Tomahawk ke darat .

Foto: TheDrive.com





Diikuti Oleh Banyak Negara, Termasuk Amerika

Selama Perang Dunia II bukan hanya kapal selam Inggris yang mengibarkan bendera Jolly Roger, hal tersebut juga dilakukan oleh beberapa negara di Eropa yang menjadi sekutu Inggris termasuk Amerika Serikat dan Australia. Saat beroperasi di Mediterania, kapal selam Polandia ORP Sokół dan ORP Dzik teerlihat mengibarkan Jolly Roger, hal tersebut diprakarsai oleh Jenderal Władysław Sikorski.

Angkatan Laut Australia juga pernah mengibarkan Jolly Roger dari kapal selamnya. Hal itu diakukan setelah mereka sukses melakukan penembakan langsung torpedo Mark 48 pada tahun 1987, kru HMAS Ovens menggunakan bendera tersebut untuk menunjukkan keberhasilan menenggelamkan kapal target yang bernama Colac.

HMAS Onslow mengibarkan Jolly Roger pada tahun 1980, setelah partisipasinya yang sukses dalam latihan yang bernama "Kangaroo 3". Di mana kapal selam tersebut bertindak sebagai lawan. Waktu itu bendera yang dikibarkan memuat siluet tujuh kapal permukaan yang dijadikan target dalam latihan, selama latihan Onslow berhasil 'menenggelamkan' ketujuh kapal tersebut.

Pada tahun 2017, USS Jimmy Carter tercatat dua kali mengibarkan Jolly Roger, yakni pada bulan April dan September. USS Jimmy Carter adalah kapal selam serang Angkatan Laut AS yang telah dimodifikasi untuk mendukung operasi pasukan khusus. Saat kembali ke pelabuhan asalnya para kru mengibarkan bendera Jolly Roger. Entah misi apa yang berhasil dilaksanakan waktu itu ?

Tercatat hanya Inggris dan Amerika yang terlihat aktif mengibarkan bendera Jolly Roger ini, sementara Angkatan Laut negara lain biasanya mengibarkan bendera negara saat akan sandar. Sampai saat ini tradisi pengibaran bendera Jolly Roger masih dilakukan, selain meneruskan tradisi, para kru kapal selam Angkatan Laut Inggris mengibarkan bendera tersebut untuk mengenang jasa Max Horton. Komandan kapal selam pertama Inggris yang berhasil membungkam orang-orang yang mengkritik kapal selam.

Meski sempat dihinakan, akan tetapi selama periode Perang Dunia, kapal selam berhasil membuktikan diri sebagai senjata yang mematikan sekaligus mengerikan. Dan sampai saat ini masih menjadi aset yang sangat penting bagi Angkatan Laut di penjuru dunia.




ORP Sokół milik Polandia juga mengibarkan Jolly Roger.




Awak kapal selam dari HMS Taku membuat simbol tambahan pada Jolly Roger.

Foto: wikipedia.org



USS Jimmy Charter milik Amerika juga mengibarkan Jolly Roger pada tahun 2017.

Foto: IanJKeddie via Twitter